BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI 101 JAKARTA 2.1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 101 Jakarta SMA Negeri 101 Jakarta berdiri sejak tahun 1990, sesuai SK Mendikbud Nomor D 389/1990 tertanggal 11 Juni 1990. Bangunan SMA 101 pada awalnya merupakan sumbangan dari Pemerintah Jepang. Luas sekolah ini dibangun di atas tanah seluas 7500 meter persegi, dengan luas bangunan 1600 meter persegi. Terletak di perbatasan wilayah Jakarta Barat dan Tangerang tepatnya di lingkungan Komplek Joglo Baru Jakarta Barat. Dengan lokasi yang agak masuk ke dalam kira-kira 150 m dari jalan raya dan jauh dari kebisingan kendaraan bermotor membuat ketenangan dan kenyamanan bagi siswa. Pimpinan yang pertama kali menduduki jabatan sebagai kepala sekolah adalah Bapak Drs. Sumarsono (Alm), beliau bertugas sejak tahun 1990 sampai dengan tahun 1993. Pada tahun 1993 sampai dengan tahun 1996 SMAN 101 Jakarta dipimpin oleh Bapak Syamsudin, BA. Pada tahun ajaran baru inilah yaitu tahun 1993, SMAN 101 mulai menerima siswa baru sebanyak tujuh kelas. Kemudian pada tahun 1996 sampai dengan tahun 1999 pimpinan diserahkan kepada Bapak Drs.H. Isna Pandija. Waktupun berlalu dan pada tahun 1999, Bapak Drs. H. Isna Pandija digantikan oleh Ibu Dra.Husnidar Husin sebagai pimpinan keempat. Dimasa dua pimpinan 10
ini SMA Negeri 101 mendapat bantuan dari Pemerintah DKI, yaitu pemagaran permanen. Setelah memimpin selama 4 tahun Ibu Dra Husnidar Husin ditugaskan sebagai pengawas, maka terjadilah pergantian pimpinan yang baru pada tahun 2003. Pada tahun ajaran ini, sekolah dipimpin oleh Ibu Dra. Hj. Nur Hidayati. Satu tahun setelah kepemimpinan beliau terjadi pergantian kurikulum yang diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan pemberian nama untuk kelas I, II, III SMA menjadi kelas X, XI dan XII dengan jurusan kelas XI maupun XII adalah program IPA dan IPS. Walaupun SMA Negeri 101 Jakarta sudah memiliki laboratorium bahasa namun jurusan sekolah yang dibuka hanya ada 2 jurusan, yaitu program IPA (Ilmu-ilmu Alam) dan program IPS ( Ilmu-ilmu Sosial). Setelah Ibu Dra. Hj. Nur Hidayati tidak menjabat lagi sebagai pimpinan, tahun 2005 pimpinan SMA Negeri 101 Jakarta dipercayakan kepada pimpinan yang baru yaitu Bapak Drs. H. Al Bazar, sebagai pimpinan ke enam. Pada tanggal 31 Juli tahun 2008 kepemimpinan berganti lagi kepada Bapak Drs. H. Mardan, H.Usman, MM. Dikarenakan pada tanggal 31 Nopember 2009, beliau memasuki masa purnabakti, maka sejak tanggal 8 Desember 2009 pimpinan di SMA Negeri 101 Jakarta, dipimpin oleh Bapak Drs Endang Hidayat, SE, sebagai pelaksana harian sampai tanggal 25 Januari 2010. Dan sejak tanggal 26 Januari 2010 dipimpin oleh Bapak Drs. 11
Ahmad Salim. Selama kepemimpinan beliau ada beberapa perubahan yang dilakukan di bidang sarana dan prasarana seperti pengaspalan lapangan, perbaikan sarana parkir, pembuatan kolam ikan, pembuatan dapur, ruang makan dan pemindahan lokasi kantin dengan harapan hal ini akan mendukung mutu pelayanan terutama bagi siswa dan menambah sempurna proses belajar mengajar di SMA Negeri 101 Jakarta yang terdiri dari 21 kelas sejak tahun 1996. Terakhir mulai dari tanggal 9 November 2011 sampai sekarang SMAN 101 Jakarta dipimpin oleh Ibu Dra. Hj. Hernita HB Murap. Di bawah kepemimpinannya, beliau mengajak semua warga sekolah untuk meningkatkan kinerja, kedisiplinan dan ketertiban baik guru, karyawan maupun siswa. Hal ini membuahkan hasil bahwa pada tahun pelajaran 2011/2012 dari hasil Ujian Nasional mencapai tingkat kelulusan siswa sebesar 100% sama seperti pada tahun sebelumnya namun peringkat sekolah naik dari peringkat 13 pada tahun sebelumnya menjadi peringkat 7 pada tahun 2012 dari 19 sekolah negeri yang ada di Jakarta Barat. Setelah 6 bulan kepemimpinan beliau, memasuki tahun pelajaran 20012/ 2013 menerima siswa baru sebanyak 8 kelas sehingga jumlah siswa secara keseluruhan berjumlah 22 kelas. Selama kurang lebih 22 tahun berdiri, SMAN 101 telah banyak mengukir prestasi, baik prestasi dalam bidang akademik maupun nonakademik. Prestasi yang pernah diraih SMAN 101 dibidang akademik yaitu menjadi juara III tingkat Kota Madya Jakarta Barat Lomba Karya Ilmiah 12
Remaja tahun 2007, sedangkan prestasi non akademik diantaranya adalah juara I lomba tari kreasi Papua tingkat DKI tahun 2007, juara II lomba tari kreasi Betawi tingkat DKI tahun 2008, Juara III lomba tari kreasi nuansa daerah setingkat SMA tingkat DKI tahun 2009, juara I lomba fashion show anak muslim tingkat Jakarta Bogor Tangerang Bekasi (JABOTABEK), juara II Jujitsu tingkat DKI tahun 2009, juara II kejuaraan Tae Kwondo Universitas Budi Luhur tingkat SMA se-dki tahun 2010 dan juara III kejuaraan Pencak Silat se-jabotabek tahun 2010. 2.2. Kondisi Saat ini Kajian kondisi saat ini, akan melihat bagaimana kondisi sarana dan prasarana yang akan dilanjutkan dengan komposisi sumber daya manusia (SDM) di SMA Negeri 101 Jakarta yang dilihat dari sisi jenis kelamin, tingkat pendidikan, golongan kepangkatannya, jabatan fungsional, dan lama bekerja. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya SMA Negeri 101 Jakarta didukung dengan berbagai jenis sarana dan prasarana. Sejak awal penerimaan siswa yakni sejak tahun 1990 sarana dan prasarana dalam berbagai bentuk terus diadakan dan dikembangkan agar mutu lulusannya meningkat. Luas keseluruhan area 7500 m 2. Sedangkan prasarana gedung sekolah terdiri dari gedung berlantai dua yang dilengkapi laboratorium (laboratorium komputer, laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biologi, laboratorium bahasa, perpustakaan), dan juga dilengkapi ruang audiovisual. Di samping 13
itu juga tersedia sarana pendukung yang lain seperti kantin, dapur serta ruang makan guru dan karyawan, sarana parkir serta lapangan yang pengadaannya dilakukan pada awal tahun 2011 di bawah Pimpinan Bapak Drs. Ahmad Salim. Untuk komposisi sumber daya manusia (SDM) di SMA Negeri 101 Jakarta yang dilihat dari sisi jenis kelamin, tingkat pendidikan, golongan kepangkatannya, jabatan fungsional, dan lama bekerja dapat dilihat pada Tabel 2.1 dibawah ini : Tabel 2.1 Komposisi SDM Guru SMA Negeri 101 Jakarta No Komposisi Sumber Daya Manusia (SDM) F % 1 Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total 2 Tingkat Kependidikan S-1 S-2 Total 3 Pangkat/Golongan IV b IV a III d III c III b III a Honorer Total 4 Jabatan Fungsional Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Guru Bimbingan Konseling (BK) Wali Kelas Pembina Ekstrakulikuler Total 5 Lama Kerja 1-10 Tahun 11-20 Ahun 20 tahun Total 19 39 58 49 9 58 3 37 6 1 1 3 7 58 1 3 18 5 21 10 58 42,1 57,9 100 84,5 15,5 100 5,2 64 10,3 1,7 1,7 5,2 12 100 1,7 5,2 3,1 8,6 36,2 17,3 100 12 21 20 34 26 45 58 100 Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 101 Jakarta, 2011 14
Pada Tabel 2.1 di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar guru di SMAN 101 Jakarta merupakan perempuan. Hal ini dilihat dari jumlah dan presentase yang menunjukan bahwa dari 58 jumlah guru yang ada di SMAN 101 Jakarta, 39 orang (84,5%) diantaranya merupakan perempuan, sedangkan 19 orang lainnya (15,5%), merupakan laki-laki. Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar guru menyandangi gelar S-1. Hal ini dilihat dari jumlah dan presentase yang menunjukkan bahwa 49 orang guru (84,5%) menyandang gelar S-1, sedangkan guru yang bergelar S-2 hanya 9 orang saja (15,5%), jumlah ini akan terus bertambah karena di samping ada kesadaran dan biaya sendiri dari sebagian guru untuk meningkatkan aktualisasi diri dengan melanjutkan pendidikan S2, ada juga yang melanjutkan pendidikan S2 melalui bea siswa untuk satu guru setiap tahun. Berdasarkan pangkat/golongan, dapat dilihat bahwa jumlah dan presentase terbesar dimiliki oleh guru dengan pangkat/golongan IV/a yaitu dengan jumlah 37 orang (64%). Diurutan kedua, adalah guru dengan pangkat/golongan honorer dengan jumlah dan presentase sebanyak 7 orang (12%). Lalu diurutan ketiga merupakan guru dengan pangkat/golongan III/d yang mempunyai jumlah dan presentase sebanyak 6 orang (10,3%). Selanjutnya adalah guru dengan pangkat/golongan IV/b dan golongan III/a memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 3 orang (5,2%), dan selebihnya yaitu guru yang berpangkat/golongan III/c dan III/b juga 15
memiliki jumlah dan presentase yang sama yaitu masing-masing sebanyak 1 orang (1,7%). Selanjutnya, berdasarkan jabatan fungsional, jumlah dan presentase terbesar dimiliki oleh wali kelas yaitu dengan jumlah 21 orang (36,2%). Diurutan kedua, adalah guru yang memiliki jabatan sebagai guru mata pelajaran dengan jumlah dan presentase sebanyak 18 orang (31%). Lalu diurutan ketiga merupakan guru dengan jabatan fungsional sebagai pembina ekstrakulikuler yang mempunyai jumlah dan presentase sebanyak 10 orang (17,3%). Selanjutnya adalah guru BK sebanyak 5 orang (8,6%), wakil kepala sekolah 3 orang (5,2%) dan selebihnya yaitu kepala sekolah dengan jumlah dan presentase sebanyak 1 orang (1,7%). Dan yang terakhir, berdasarkan lama bekerjanya, sebagian besar guru sudah bekerja selama lebih dari 20 tahun yaitu sebanyak 26 orang (45%), sedangkan diurutan kedua adalah guru dengan lama bekerja selama 11-20 tahun sebanyak 20 orang (34%), selebihnya dengan 12 orang (21%) ditempati oleh guru dengan lama bekerja 1-10 tahun. 2.3. Struktur Organisasi SMAN 101 dipimpin oleh seorang kepala sekolah bernama Dra. Hj. Hernita HB Murap. Kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya, dibantu oleh tata usaha dan tiga orang wakil kepala sekolah dengan tiga bidang yaitu bidang kesiswaan, kurikulum, sarana dan prasarana serta humas.gambaran 16
tugas dan tanggungjawab dapat dilihat pada struktur organisasi dibawah ini (Gambar 2.1). Pada struktur organisasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi di SMAN 101 Jakarta ini memiliki struktur organisasi yang tergolong line and staff. Hal ini dilihat dari adanya posisi garis perintah dan garis konsultasi, seperti antara kepala sekolah dengan komite terdapat garis konsultasi atau kerjasama dimana dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan kegiatan yang berkaitan dengan siswa, kepala sekolah harus mengadakan musyawarah terlebih dahulu dengan komite yang merupakan perwakilan dari orangtua siswa. Demikian juga antara wakil kepala sekolah terdapat garis kerjasama menunjukan bahwa dalam pengambilan kebijakan sekolah oleh kepala sekolah dimana wakil kepala sekolah diminta pendapat maka antar wakil saling bermusyawarah untuk mencapai kesepakatan. 17
Gambar 2.1 Struktur Organisasi SMAN 101 Jakarta KETUA KOMITE Drs. H. Djoko Susilo, SE KEPALA SEKOLAH (Dra.H. Hernita HB Murap) KEPALA TATA USAHA (Sardi, SE) WAKIL KESISWAAN (Arnah Ajimarwati, Spd) WAKIL KURIKULUM (Dra. Sri Sugiharti, Mpd) WAKIL SARANA PRASARANA & HUMAS (Hj. Lindawati, SE) KOORDINATOR BK GURU MATA PELAJARAN O S I S / M P K S I S W A Keterangan : 1. Garis Konsultasi / Pembinaan / Kerjasama. 2. Garis Perintah. Berdasarkan struktur organisasi di atas dapat di simpulkan bahwa SMAN 101 Jakarta mempunyai struktur organisasi yang tergolong Line and staff, hal ini dapat dilihat dari adanya posisi garis perintah dan garis konsultasi, seperti antara kepala sekolah dengan komite terdapat garis konsultasi atau kerja sama dimana dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan kegiatan yang berkaitan dengan siswa, kepala sekolah harus mengadakan musyawarah terlebih dahulu dengan komite yang merupakan perwakilan dari orang tua siswa. Demikian juga antara wakil kepala sekolah terdapat garis kerja sama menunjukkan bahwa dalam pengambilan kebijakan sekolah oleh 18
kepala sekolah dimana wakil kepala sekolah diminta pendapat maka antar wakil saling musyawarah untuk mencapai kesepakatan. Dapat dijelaskan pula dalam menjalankan tugasnya kepala sekolah di bantu oleh kepala Tata Usaha dan 3 orang wakil kepala sekolah dengan 3 bidang yaitu bidang kesiswaan, kurikulum serta Sarpras dan Humas. 2.4. Visi Dan Misi 2.4.1 Visi Berakhlak mulia serta unggul dalam ilmu dan terampil berkarya. 2.4.2 Misi (1) Menghidupkan semangat beribadah untuk terbentuknya insan paripurna. (2) Menyemarakkan suasana silaturahmi, (3) Optimalisasi proses belajar mengajar, bimbingan dan pelayanan secara efektif guna pengembangan IPTEK berkelanjutan, (4) Efektifitas dan optimalisasi daya cipta, kreasi akademik dan kreativitas siswa untuk menghadapi era globalisasi, (5) Mewujudkan lingkungan sekolah yang mendukung terciptanya, keindahan; kebersihan; kerindangan; kekeluargaan; keamanan; ketertiban; kesehatan; keteladanan; keterbukaan. 19
2.5. Tujuan (1) Melaksanakan pembinaan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; (2) Melaksanakan kegitan pembelajaran yang efektif; (3) Mengembangkan kompetensi peserta didik dalam bidang IPTEK; (4) Menghasilkan lulusan yang mampu berkompetensi secara nasional maupun global; (5) Memberi bekal pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai bidang yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar; (6) Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang professional dan kompeten. 2.6 Strategi Pelaksanaan (1) Menyelenggarakan workshop, dalam membangun karakter dan komitmen, serta mengembangkan perangkat pembelajaran dan inovasi pembelajaran; (2) Mengirimkan guru untuk mengikuti pelatihan dan seminar baik yang disenggarakan oleh Dinas Pendidikan, Universitas atau lembaga lainnya; (3) Secara berkelanjutan mengembangkan pembinaan mental spiritual dan emosional; (4) Memfasilitasi guru untuk meningkatkan kompetensinya; (5) Mengirimkan guru dalam kegiatan seminar-seminar pendidikan; (6) Pelatihan manajemen dan pengembangan organisasi; (7) Menyelenggarakan studi banding dan rekreasi bersama. 20
2.7 Budaya di SMA Negeri 101 Jakarta Masyarakat yang berada didalam SMAN 101 Jakarta diantaranya adalah guru, karyawan, siswa, orang tua, dan masyarakat sekitar. Mereka tentu akan bangga apabila sekolah mereka dapat membentuk siswa yang berprestasi dan cerdas yang ditandai dengan semua siswa dapat lulus ujian dengan nilai baik dan dapat diterima di perguruan tinggi negeri sekurang-kurangnya 30 %. Untuk mewujudkan harapan tersebut, tentunya diperlukan dukungan yang kuat dari stackholder terutama komitmen guru dan karyawan SMAN 101 Jakarta. Komitmen guru dan karyawan ini diawali dengan mewujudkan delapan standar nasional pendidikan yang meliputi: standart isi, proses, kelulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian. Kedelapan standar ini harus terus menerus dimantapkan dan menjadi budaya di lingkungan sekolah sepanjang waktu. Untuk mewujudkan harapan ini maka SMA 101 menetapkan standar kelulusan, kompentensi kelulusan minimal dan standar kenaikan kelas lebih tinggi atau di atas standar nasional. Untuk itu kompetensi guru, motivasi guru serta dedikasi guru perlu terus menerus ditingkatkan dan tidak kalah pentingnya untuk terus menerus meningkatkan disiplin siswa dan tenaga non kependidikan lainnya. Sebagai sekolah yang berusia 22 tahun, SMAN 101 telah mampu memperoleh hasil UN tahun 2007 dengan peringkat 22 (IPA) dari 116 SMA Negeri dan peringkat 54 (IPS) dari 116 SMA Negeri. Prestasi 21
akademik sekolah meningkat berdasarkan perolehan hasil UN tahun 2008, yaitu untuk program IPA peringkat ke 19 dari 116 SMA Negeri atau peringkat ke 49 dari 403 SMA Negeri dan Swasta DKI Jakarta. Bahkan prestasi mata pelajaran kimia sangat membanggakan, mengungguli sekolah unggulan di Jakarta selatan. Disamping itu budaya yang terus dipertahankan berkaitan dengan pendidikan karakter bangsa yang sering didengungkan akhir-akhir ini yaitu budaya salaman dimana setiap pagi secara bergantian minimal 3 orang guru berdiri di depan pintu gerbang untuk bersalaman dengan setiap siswa yang datang sekaligus memeriksa keseragaman dan kerapian baju yang dipakai siswa setiap hari. Dan budaya yang melekat dengan warga SMA N 101 dalam rangka mempertahankan nilai-nilai religius seperti kegiatan tadarusan bagi yang muslim yang dilaksanakan setiap pagi lebih kurang selama sepuluh menit sebelum pelajaran jam pertama sedangkan bagi yang non muslim diisi dengan kegiatan renungan pagi. 22