BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. A. Data Survei. 1. Kelengkapan Infrastruktur Perlintasan Sebidang

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR 1 INSPEKSI KESELAMATAN PADA PERLINTASAN SEBIDANG

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Perlintasan Sebidang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Perlintasan Sebidang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN F PERHITUNGAN KERUSAKAN STRUKTUR JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX A. Hasil Perhitungan Pada Formulir Survei

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

INSPEKSI KESELAMATAN DI PERLINTASAN SEBIDANG PADA JPL 734 KM JALAN TATA BUMI SELATAN, YOGYAKARTA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan analisis data dijelaskan dalam bagan alir seperti Gambar 4.1. Start.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Geometrik. Tabel 5.1 Spesifikasi data jalan berdasarkan TCPGJAK.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Perlintasan Sebidang

Kata kunci : Jalan Sorowajan Baru, Inspeksi Keselamatan, Perlintasan Sebidang, Geometrik jalan, dan Metode Pavement Condition Index

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi pustaka. Metode penelitian. Orientasi lapangan.

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dijelaskan dalam bagan alir pada Gambar 4.1. Mulai. Studi Pustaka.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Survei Kondisi Jalan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Bagan Alir

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Metode Penelitian. Persiapan. Pengambilan Data

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

NASKAH SEMINAR 1 INSPEKSI KESELAMATAN JALAN YOGYAKARTA WONOSARI KM 18 SAMPAI DENGAN KM 22

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Survai Pendahuluan (Observasi) Pengumpulan Data

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tahap-tahap penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 4.1.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. UMUM

BAB III METODELOGI PENELITIAN

DENY MIFTAKUL A. J NIM. I

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. kerusakan ruas Jalan Pulau Indah, Kupang dari STA 0+00 STA 0+800, maka

ANALISIS KERUSAKAN KONSTRUKSI JALAN ASPAL DI KOTA MAKASSAR DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (STUDI KASUS : JALAN LETJEND HERTASNING)

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Perlintasan Sebidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Jalan Raya

Tabel Tingkat Kerusakan Struktur Perkerasan Lentur

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement Condition Index

BAB III LANDASAN TEORI. A. Perlintasan Sebidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN RAYA PADA LAPISAN PERMUKAAN

BAB III LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement

TEKNIKA VOL.3 NO.2 OKTOBER_2016

Kata Kunci : Jalan Raya, Kerusakan Jalan, Metode Pavement Condition Index (PCI).

Perbandingan Nilai Kondisi Permukaan Perkerasan Jalan Lentur Dengan Menggunakan Metode Asphalt Institute Dan Metode PCI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan analisis data dan pembahasa, maka dapat diambil kesimpulan sebagi berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. Tabel 3.1 Jenis Kerusakan pada Perkerasan Jalan

Gambar 3.1. Diagram Nilai PCI

PENILAIAN KONDISI PERKERASAN PADA JALAN S.M. AMIN KOTA PEKANBARU DENGAN PERBANDINGAN METODE BINA MARGA DAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI)

Kata Kunci : Perkerasan Jalan, Kerusakan Jalan, Pavement Condition Index (PCI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci : Analisa, Kerusakan Jalan, Metode PCI

DAFTAR ISI JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB III METODOLOGI PEMBAHASAN

INSPEKSI KESELAMATAN JALAN

EVALUASI KERUSAKAN RUAS JALAN PULAU INDAH, KELAPA LIMA, KUPANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX

BAB III LANDASAN TEORI. A. Inspeksi Keselamatan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan pada Perlintasan Sebidang

INSPEKSI KESELAMATAN JALAN YOGYAKARTA WONOSARI KM 18 SAMPAI DENGAN KM 22

ABSTRAK. Kata kunci : Analisa, Kerusakan Jalan, Metode Pavement Condition Index

Evaluasi Kualitas Proyek Jalan Lingkar Selatan Sukabumi Pada Titik Pelabuhan II Jalan Baros (Sta ) ABSTRAK

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPIS PERMUKAAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PCI (Studi Kasus : Ruas Jalan Blora Cepu ) 1 ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement


ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPISAN PERMUKAAN (STUDI KASUS : JALAN ADI SUCIPTO SUNGAI RAYA KUBU RAYA)

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bagan Alir Penelitian. Secara umum tahapan-tahapan dalam penelitian ini dijelaskan dengan bagan alir sebagai berikut:

Identifikasi Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Lentur (Studi Kasus Jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung)

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI JENIS DAN TINGKAT KERUSAKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) (STUDI KASUS: JALAN ARIFIN AHMAD, DUMAI )

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN FOLLOW YOUR HEART AKU PERNAH BERCERITA TENTANG RAGU, DIAM-DIAM RAGU, LALU RAGU, DEKAT SEKALI DENGAN RAGU

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian Ruas Jalan Piyungan-Prambanan Sumber : Google Maps

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan volume lalu lintas jalan khususnya di Kota Yogyakarta terus

BAB III METODE PENELITIAN

1. Dapat dijadikan bahan rujukan dalam menentukan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (Studi Kasus : Jalan Purwokerto Ajibarang Kabupaten Banyumas)

Margareth Evelyn Bolla *)

EVALUASI KERUSAKAN JALAN STUDI KASUS (JALAN DR WAHIDIN KEBON AGUNG) SLEMAN, DIY

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 10 No.3

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 53 TAHUN 2000 TENTANG PERPOTONGAN DAN/ATAU PERSINGGUNGAN ANTARA JALUR KERETA API DENGAN BANGUNAN LAIN

ANALISIS KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPIS PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX

IDENTIFIKASI KERUSAKAN PERKERASAN LENTUR DI JALUR EVAKUASI BENCANA MERAPI

ANALISIS KERUSAKAN JALAN BETON DI KAWASAN INDUSTRI KIMA MAKASSAR DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

HALAMAN MOTTO dan PERSEMBAHAN. PERSEMBAHAN : Penulis mempersembahkan Tugas Akhir ini untuk :

Kata Kunci : Jenis Jenis Kerusakan, Kerusakan Jalan, Metode PCI

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 62 TAHUN 1993 T E N T A N G ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TUGAS AKHIR INSPEKSI KESELAMATAN DI PERLINTASAN SEBIDANG PADA JPL 734 KM , JALAN TATA BUMI SELATAN, YOGYAKARTA

Penempatan marka jalan

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Data Survei 1. Kelengkapan Infrastruktur Perlintasan Sebidang Perlengkapan jalan sepanjang ruas Jalan Pirak-Pathukan, Sleman, Yogyakarta JPL 727 KM 537+453 berupa rambu, marka, serta lampu isyarat lalu lintas yang ada pada perlintasan sebidang dengan palang pintu dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut ini. Tabel 5.1 Rambu-rambu pada perlintasan sebidang dengan palang pintu No. Perlengkapan Jalan Keterangan 1. Rambu Peringatan a. Nomor 22a adalah rambu peringatan persilangan datar dengan lintasan kereta api berpintu. b. Nomor 23 adalah rambu peringatan hati-hati. c. Nomor 24 adalah rambu peringatan jarak. d. Nomor 25 adalah rambu peringatan berupa katakata. Tidak ada Tidak ada 36

37 No. Perlengkapan Jalan Keterangan 2. Rambu Larangan a. Nomor 1a adalah rambu larangan berjalan terus. b. Nomor 1c adalah rambu larangan berjalan terus pada persilangan sebidang jalur kereta api ganda. c. Nomor 5c adalah rambu larangan berbalik arah bagi kendaran bermotor maupun tidak bermotor. d. Nomor 12 adalah rambu larangan berupa kata-kata. Tidak ada 3. Marka a. Marka membujur berupa garis utuh sebagai larangan kendaraan untuk melintasi garis tersebut.

38 No. Perlengkapan Jalan Keterangan b. Marka melintang berupa tanda garis melintang, batas wajib berhenti kendaraan Tidak ada sebelum melintasi jalur kereta api. c. Marka lambang berupa Tidak ada tanda lambang yang dilengkapi dengan tulisan KA sebagai tanda peringatan ada perlintasan dengan jalur kereta api. d. Pita penggaduh Tidak ada e. Median Tidak ada 4. Lampu Isyarat Lalu Lintas 2. Data Geometrik Perlintasan sebidang ini berada di Jalan Pirak-Pathukan, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta JPL 727 KM 537+453 yang dijaga resmi oleh PT. KAI. Jalan ini mempunyai tipe jalan 2 lajur 2 arah dengan lebar jalan 5 meter yang berpotongan dengan rel kereta api ganda (double track). Berdasarkan fungsi jalannya, jalan ini termasuk jalan lokal dengan kelas jalan III. Jenis konstruksi yang digunakan pada perlintasan sebidang ini adalah aspal pada jalan raya dan baja pada jalan rel.

39 Alat yang digunakan untuk mendapatkan data sudut perpotongan antara jalan raya dan jalan rel GPS Garmin 76csx. Hasil data yang didapatkan dari alat GPS Garmin 76csx di export ke program Mapsource/Arcgis, setelah data dimasukkan ke program mapsource, data di save dalam format DXF berupa koordinat X dan Y jalan raya dan jalan rel yang dapat dilihat pada lampian 4, lalu diinput ke dalam program Autocad 2010, maka didapatkan sudut perpotongan sebesar 33 derajat. Jalan Raya Jalan Rel Gambar 5.1 Geometrik Perlintasan Sebidang di Jalan Pirak-Pathukan, Sleman, Yogyakarta

40 B. Analisis Data 1. Analisis Kondisi Teknis Perlintasan Sebidang Perbandingan dengan menggunakan parameter yang ada pada peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor 770 tahun 2005 tentang Pedoman Teknis Perlintasan Sebidang antara Jalan dengan Jalur Kereta Api dengan kondisi teknis perlintasan sebidang pada Jalan Pirak-Pathukan, Sleman, Yogyakarta JPL 727 KM 537+453 dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut ini. Tabel 5.2 Hasil analisis kondisi teknis perlintasan sebidang Standar Teknis SK Parameter Dirjen Nomor 770 Hasil di Lapangan Keterangan Tahun 2005 Perjalanan KA Harus sesuai gapeka Sering terlambat Tidak memenuhi Selang waktu antar KA saat Minimal 6 menit Kurang dari 6 menit Tidak memenuhi jam puncak Jumlah kereta yang melintas 25 50 kereta/hari 89 kereta/hari Tidak memenuhi Lokasi Tidak terletak pada Tidak terletak pada Memenuhi perlintasan sebidang lengkungan track KA dan tikungan jalan lengkungan track KA dan tikungan jalan Kelas jalan Kelas III Kelas III Memenuhi Elevasi track KA Sama tinggi antara kepala rel dengan Tidak sama tinggi Tidak Memenuhi permukaan jalan Lebar Satu jalur 7 m Satu jalur 5 m Memenuhi perlintasan Sudut perpotongan antara track dengan jalan 90 0 33 0 Tidak memenuhi

41 Parameter Standar Teknis SK Dirjen Nomor 770 Hasil di Lapangan Keterangan Tahun 2005 Jarak antar perlintasan > 800 meter 500 meter Tidak memenuhi sebidang LHR luar kota 300-500 kendaraan 1932 kendaraan Tidak memenuhi Rambu-rambu Wajib dilengkapi rambu lalu lintas Tidak ada rambu peringatan nomor 23 Tidak memenuhi peringatan maupun larangan dan 24 serta rambu larangan nomor 5c Marka Wajib dilengkapi dengan perlengkapan Tidak ada marka melintang, marka Tidak memenuhi jalan berupa marka jalan lambang, pita penggaduh, serta median Isyarat Dua lampu merah Dua lampu merah Memenuhi berkedip dan suara berkedip dan suara Sarana fisik dan non fisik di perlintasan Pos jaga, petugas JPL, daftar semboyan, daftar gapeka. Semua ada Memenuhi 2. Analisis Pengaruh Penutupan Pintu Perlintasan Sebidang Langkah-langkah analisis yang diperlukan untuk mendapatkan nilai tundaan dan panjang antrian kendaraan akibat penutupan pintu perlintasan sebidang adalah sebagai berikut: 1. Analisis Durasi Penutupan Survei durasi penutupan pintu perlintasan kereta api dilakukan untuk mencari variasi dari durasi penutupan pintu perlintasan kereta api yang

42 diakibatkan karena melintasnya kereta api. Informasi tentang durasi penutupan pintu perlintasan diperoleh dari survei durasi penutupan yang dikumpulkan selama pengamatan dilapangan. Data durasi penutupan pintu perlintasan kereta api tersebut ditampilkan pada tabel berikut ini. Tabel 5.3 Data durasi penutupan perlintasan (Minggu, 19 Maret 2017) No Jam Waktu Penutupan Lama Penutupan Waktu Pembukaan Durasi Penutupan detik detik detik detik 1 12:52 8 80 8 96 2 13:38 15 95 10 120 3 14:00 8 104 8 120 4 14:17 16 84 7 107 5 14:32 8 80 8 96 6 14:34 8 110 8 126 7 14:40 8 90 8 106 8 14:50 6 161 8 175 9 15:05 6 347 7 360 10 15:27 8 99 8 115 11 15:40 8 100 8 116 12 15:50 6 100 8 114 13 16:25 7 96 6 109 14 16:35 7 93 6 106 15 16:58 6 89 6 101 16 17:19 10 87 6 103

43 Tabel 5.4 Tabel data durasi penutupan perlintasan (Senin, 20 Maret 2017) Waktu Lama Waktu Durasi No Jam Penutupan Penutupan Pembukaan Penutupan detik detik detik detik 1 12:50 15 80 8 103 2 13:40 10 90 8 108 3 14:00 10 106 8 124 4 14:09 10 101 8 119 5 14:30 8 118 8 134 6 14:42 10 101 8 119 7 14:49 8 120 8 136 8 15:00 12 225 8 245 9 15:14 6 127 8 141 10 15:35 6 131 6 143 11 15:40 8 90 8 106 12 15:45 8 95 6 109 13 16:30 10 111 6 127 14 16:33 11 89 6 106 15 16:58 8 98 7 113 16 17:00 15 147 6 168 17 17:22 14 88 6 108 Nilai durasi penutupan didapat dari penjumlahan waktu penutupan, lama penutupan, dan waktu pembukaan. Dari tabel diatas diperoleh informasi bahwa durasi penutupan pintu lintasan kereta api yang terlama terjadi pada jam 15:05 dengan waktu penutupan selama 360 detik dan yang tecepat terjadi pada jam 12:52 dengan durasi penutupan selama 96 detik pada hari pertama di hari Minggu, 19 Maret 2017., sedangkan pada hari kedua di hari Senin, 20 Maret 2017 durasi penutupan pintu lintasan kereta api yang

44 terlama terjadi pada jam 15:00 dengan durasi penutupan selama 245 detik dan yang tercepat terjadi pada jam 12:50 dengan durasi penutupan 103 detik. 2. Analisis Arus Lalu Lintas Menurut Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) tahun 2014 memuat bahwa jenis kendaraan yang diamati pada penelitian ini dibedakan atas 3 jenis kendaraan, yaitu: sepeda motor dengan nilai ekr 0,4, kendaraan ringan dengan nilai ekr 1,0 dan kendaraan berat dengan nilai ekr 1,3. Tabel 5.5 Data arus lalu lintas dari arah Utara (Minggu, 19 Maret 2017) No Jam Durasi Penutupan Kendaraan Ringan Kendaraan Berat Sepeda Motor Jumlah detik (kend) (skr) (kend) (skr) (kend) (skr) (kend) (skr) 1 12:52 96 3 3 0 0 15 6 18 9 2 13:38 120 2 2 0 0 16 6,4 18 8,4 3 14:00 120 9 9 1 1,3 13 5,2 23 15,5 4 14:17 107 5 5 0 0 16 6,4 21 11,4 5 14:32 96 2 2 0 0 21 8,4 23 10,4 6 14:34 126 8 8 0 0 28 11,2 36 19,2 7 14:40 106 5 5 0 0 21 8,4 26 13,4 8 14:50 175 10 10 0 0 33 13,2 43 23,2 9 15:05 360 8 8 0 0 69 27,6 77 35,6 10 15:27 115 2 2 0 0 18 7,2 20 9,2 11 15:40 116 6 6 0 0 16 6,4 22 12,4 12 15:50 114 1 1 0 0 27 10,8 28 11,8 13 16:25 109 7 7 0 0 27 10,8 34 17,8 14 16:35 106 2 2 0 0 32 12,8 34 14,8 15 16:58 101 7 7 0 0 28 11,2 35 18,2 16 17:19 103 3 3 0 0 22 8,8 25 11,8 Jumlah 80 80 1 1,3 402 160,8 483 242,1 1932 968,4

45 Tabel 5.6 Data arus lalu lintas dari arah Selatan (Minggu, 19 Maret 2017) No Jam Durasi Penutupan Kendaraan Ringan Kendaraan Berat Sepeda Motor Jumlah detik (kend) (skr) (kend) (skr) (kend) (skr) (kend) (skr) 1 12:52 96 4 4 0 0 12 4,8 16 8,8 2 13:38 120 8 8 0 0 13 5,2 21 13,2 3 14:00 120 3 3 0 0 20 8 23 11 4 14:17 107 8 8 0 0 17 6,8 25 14,8 5 14:32 96 5 5 0 0 20 8 25 13 6 14:34 126 5 5 0 0 23 9,2 28 14,2 7 14:40 106 3 3 0 0 15 6 18 9 8 14:50 175 6 6 0 0 30 12 36 18 9 15:05 360 10 10 0 0 53 21,2 63 31,2 10 15:27 115 4 4 0 0 15 6 19 10 11 15:40 116 3 3 0 0 16 6,4 19 9,4 12 15:50 114 4 4 0 0 20 8 24 12 13 16:25 109 2 2 0 0 25 10 27 12 14 16:35 106 3 3 0 0 20 8 23 11 15 16:58 101 4 4 0 0 18 7,2 22 11,2 16 17:19 103 3 3 0 0 15 6 18 9 Jumlah 75 75 0 0 332 132,8 407 207,8 1628 831,2

46 Tabel 5.7 Data arus lalu lintas dari arah Utara (Senin, 20 Maret 2017) No Jam Durasi Penutupan Kendaraan Ringan Kendaraan Berat Sepeda Motor Jumlah detik (kend) (skr) (kend) (skr) (kend) (skr) (kend) (skr) 1 12:50 103 3 3 0 0 20 8 23 11 2 13:40 108 4 4 0 0 23 9,2 27 13,2 3 14:00 124 5 5 1 1.3 28 11,2 34 17,5 4 14:09 119 5 5 0 0 16 6,4 21 11,4 5 14:30 134 9 9 0 0 26 10,4 35 19,4 6 14:42 119 5 5 0 0 15 6 20 11 7 14:49 136 7 7 0 0 17 6,8 24 13,8 8 15:00 245 8 8 0 0 38 15,2 46 23,2 9 15:14 141 6 6 1 1.3 21 8,4 28 15,7 10 15:35 143 7 7 1 1.3 31 12,4 39 20,7 11 15:40 106 4 4 0 0 25 10 29 14 12 15:45 109 3 3 0 0 23 9,2 26 12,2 13 16:30 127 3 3 0 0 27 10,8 30 13,8 14 16:33 106 3 3 1 1.3 24 9,6 28 13,9 15 16:58 113 4 4 1 1.3 23 9,2 28 14,5 16 17:00 168 4 4 0 0 35 14 39 18 17 17:22 108 1 1 0 0 11 4,4 12 5,4 Jumlah 81 81 5 6,5 403 161,2 489 248,7 1956 994,8

47 Tabel 5.8 Data arus lalu lintas dari arah Selatan (Senin, 20 Maret 2017) No Jam Durasi Penutupan Kendaraan Ringan Kendaraan Berat Sepeda Motor Jumlah detik (kend) (skr) (kend) (skr) (kend) (skr) (kend) (skr) 1 12:50 103 2 2 1 1.3 18 7,2 21 10,5 2 13:40 108 8 8 1 1.3 32 12,8 41 22,1 3 14:00 124 5 5 0 0 38 15,2 43 20,2 4 14:09 119 6 6 0 0 15 6 21 12 5 14:30 134 2 2 0 0 23 9,2 25 11,2 6 14:42 119 1 1 1 1.3 33 13,2 35 15,5 7 14:49 136 6 6 0 0 26 10,4 32 16,4 8 15:00 245 8 8 1 1.3 47 18,8 56 28,1 9 15:14 141 7 7 1 1.3 36 14,4 44 22,7 10 15:35 143 4 4 0 0 45 18 49 22 11 15:40 106 4 4 0 0 26 10,4 30 14,4 12 15:45 109 8 8 0 0 31 12,4 39 20,4 13 16:30 127 5 5 0 0 44 17,6 49 22,6 14 16:33 106 5 5 0 0 46 18,4 51 23,4 15 16:58 113 5 5 0 0 59 23,6 64 28,6 16 17:00 168 19 19 0 0 68 27,2 87 46,2 17 17:22 108 6 6 0 0 46 18,4 52 24,4 Jumlah 101 101 5 6,5 633 253,2 739 360,7 2956 1442,8

48 Arus lalu lintas didapat dari perhitungan yang ada pada rumus (3.1) sebagai contoh pada Tabel 5.8 penjumlahan kendaraan ringan sebanyak 101 kendaraan yang dikalikan dengan nilai ekr sebesar 1,0, kendaraan berat sebanyak 5 kendaraan yang dikalikan dengan ekr sebesar 1,3, dan sepeda motor sebanyak 633 kendaraan yang dikalikan ekr sebesar 0,4 maka didapat nilai arus lalu lintas selama enam jam yang dikalikan dengan 4 maka didapat arus lalu lintas selama satu hari sebesar 1442,8 skr/hari. Dari hasil survei arus lalu lintas yang dilakukan selama 6 jam dari jam 12:00 sampai dengan 18:00 hari Minggu, 19 Maret 2017 diperoleh informasi bahwa arus lalu lintas total yang terbesar berasal dari arah Utara yaitu sebesar 1932 kend/hari atau sama dengan 968,4 skr/hari sedangkan pada hari Senin, 20 Maret 2017 diperoleh informasi bahwa arus lalu lintas total yang terbesar berasal dari arah Selatan yaitu sebesar 2956 kend/hari atau sama dengan 1442,8 skr/hari. 3. Analisis Tundaan (delay) dan Panjang Antrian Kendaraan Survei tundaan dilakukan untuk mencari berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan untuk melewati perlintasan kereta api. Dalam arti kendaraan tersebut mengalami gangguan akibat melintasnya kereta api. Jenis tundaan yang diambil datanya adalah tundaan berhenti (stopped delay) dan tundaan kemacetan (congestion delay). Sedangkan survei panjang antrian dilakukan untuk mencari variasi panjang antrian yang terbentuk di jalan Pirak-Pathukan, Sleman, Yogyakarta akibat aktivitas di perlintasan kereta api. Panjang antrian akan bervariasi pada tiap lajur pendekat lintasan untuk masing-masing waktu penutupan pintu perlintasan kereta api. Data tundaan dan panjang antrian untuk masing-masing lajur dapat dilihat pada Tabel 5.9 dan Tabel 5.10 berikut ini.

49 Tabel 5.9 Data tundaan dan panjang antrian (Minggu, 19 Maret 2017) Tundaan Tundaan Panjang Antrian Tundaan No Jam Berhenti Kemacetan Utara Selatan (detik) (detik) (detik) (meter) (meter) 1 12:52 96 59 155 35 20 2 13:38 120 71 191 40 45 3 14:00 120 63 183 50 30 4 14:17 107 73 180 43 50 5 14:32 96 29 125 15 15 6 14:34 126 91 217 60 37 7 14:40 106 60 166 40 20 8 14:50 175 118 293 70 60 9 15:05 360 138 498 65 87 10 15:27 115 61 176 20 35 11 15:40 116 74 190 42 25 12 15:50 114 65 179 45 30 13 16:25 109 80 189 50 25 14 16:35 106 67 173 15 28 15 16:58 101 69 170 45 30 16 17:19 103 77 180 50 25

50 Tabel 5.10 Data tundaan dan panjang antrian (Senin, 20 Maret 2017) Tundaan Tundaan Panjang Antrian Tundaan No Jam Berhenti Kemacetan Utara Selatan (detik) (detik) (detik) (meter) (meter) 1 12:50 103 52 155 10 23 2 13:40 108 98 206 55 38 3 14:00 124 101 225 60 43 4 14:09 119 58 177 33 35 5 14:30 134 89 223 60 28 6 14:42 119 54 173 35 20 7 14:49 136 91 227 70 40 8 15:00 245 123 368 65 78 9 15:14 141 81 222 45 45 10 15:35 143 87 230 45 50 11 15:40 106 56 162 40 35 12 15:45 109 96 205 50 60 13 16:30 127 68 195 25 55 14 16:33 106 87 193 45 45 15 16:58 113 84 197 35 50 16 17:00 168 225 393 31 125 17 17:22 108 61 169 10 50

51 Nilai tundaan didapat dari penjumlahan dari tundaan berhenti (stopped delay) dan tundaan kemacetan (congestion delay), sedangkan untuk panjang antrian didapat dengan mengukur langsung panjang kendaraan yang mengantri di lokasi penelitian. Dari hasil survei tundaan dan panjang antrian kendaraan yang dilakukan selama 6 jam dari jam 12:00 sampai dengan 18:00 hari Minggu, 19 Maret 2017 diperoleh informasi bahwa tundaan terbesar pada jam 15.05 selama 498 detik, tundaan tersebut dipengaruhi oleh lamanya durasi penutupan pintu perlintasan yang dilalui oleh dua kereta api yang menyebab panjangnya antrian kendaraan yaitu sebesar 65 meter pada arah utara dan 87 meter pada arah selatan, sedangkan dari hasil survei tundaan dan panjang antrian kendaraan yang dilakukan selama 6 jam dari jam 12:00 sampai dengan 18:00 hari Senin, 20 Maret 2017 diperoleh informasi bahwa tundaan tertinggi tampak pada jam 17.00 yaitu sebesar 393 detik yang disebabkan oleh panjangnya antrian kendaraan pada jam tersebut yaitu sebesar 31 meter pada arah utara dan 125 meter pada arah selatan. 3. Analisis Kondisi Perkerasan Jalan Dari survei yang dilakukan sepanjang 200 meter ke arah Utara dan 200 meter ke arah Selatan dari perlintasan sebidang di Jalan Pirak-Pathukan, Gamping, Sleman, Yogyakarta pada JPL 727 Sta. 537+453 ini didapatkan kerusakan jalan di beberapa tempat, kerusakan ini dianalisis dengan metode PCI (Pavement Condotion Index). Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.11 berikut ini.

52 Tabel 5.11 Formulir survei PCI AIRFIELD ASPHALT PAVEMENT SKETCH: CONDITION SURVEY DATA SHEET FOR SAMPLE UNIT SKETCH: 1. retak buaya (m 2 ) 7. pelepasan butiran (m 2 ) 14. (m 2 ) perpotongan rel 2. retak kotakkotak (m 2 ) 8. pengausan agregat (m) 15. alur (m 2 ) 3. retak pinggir (m) 9. lubang (m) 16. keriting (m 2 ) 10. tambalan (m 2 ) 4. retak sambung (m) 11. kegemukan (m 2 ) 17. sungkur (m 2 ) 5. retak slip (m 2 ) 12. cekungan (m) 18. amblas (m 2 ) 6. retak memanjang/ melintang (m 2 ) 13. pinggir jalan turun vertikal (m) 19. jembul (m 2 ) STA Distress Density Deduct Total Quantity Total Severity (%) Value (DV) 0+125 10 (L) 35 35 9,33 17 s/d 11 (M) 0,36 0,48 0,84 0,22 2 0+200 12 (L) 3 3 0,8 8 35 14 (L) 9 9 18 4,8 8 a. Menghitung Density (Kadar Kerusakan) Nilai density suatu jenis kerusakan dibedakan juga berdasarkan tingkat kerusakannya. Jumlah tipe kerusakan pada setiap tingkat keparahan kerusakan yang terlihat, dan catat kerusakan pada kolom total, maka: 1) Tambalan (L) = 35 m 2) Kegemukan (M) = 0,22 m 2 3) Cekungan (L) = 3 m

53 4) Perpotongan rel (L) = 18 m 2 Setelah kita mengetahui total kerusakan yang terjadi pada perkerasan, langkah selanjutnya adalah mencari nilai density dengan menggunakan rumus (3.3) atau (3.4) maka: 1) Tambalan (L) = 35 100 % = 9,33 % 75 5 2) Kegemukan (M) = 0,84 100 % = 0,22 % 75 5 3) Cekungan (L) = 3 75 5 100 % = 0,8 % 4) Perpotongan rel (L) = 18 100 % = 4,8 % 75 5 b. Mencari Deduct Value (Nilai Pengurangan) Mencari deduct value yang berupa grafik jenis-jenis kerusakan, adapun cara untuk menentukan DV yaitu dengan memasukkan persentase densitas pada grafik masing-masing jenis kerusakan kemudian menarik garis vertikal sampai memotong tingkat kerusakan (low, medium, high). Selanjutnya pada titik potong tersebut ditarik garis horizontal untuk mengetahui nilai DV. Nilai deduct value berdasarkan nilai density (kadar kerusakan) dari masing-masing jenis kerusakan serta tingkat kerusakannya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

54 1) Tambalan (L) 17 9,33 Gambar 5.2 Grafik deduct value tambalan 2) Kegemukan (M) 2 0,22 Gambar 5.3 Grafik deduct value kegemukan

55 3) Cekungan (L) 8 0,8 Gambar 5.4 Grafik deduct value cekungan 4) Perpotongan rel (L) 8 4,8 Gambar 5.4 Grafik deduct value rusak perpotongan rel c. Mencari Corrected Deduct Value (CDV) Hitung terlebih dahulu total deduct value (TDV), selanjutnya untuk mendapatkan nilai CDV dengan cara menarik garis vertikal pada nilai TDV

56 sampai memotong garis q yang ditentukan, kemudian ditarik garis horizontal. Nilai total deduct value (TDV) dapat dilihat pada Tabel 5.12 berikut ini. Tabel 5.12 Corrected Deduct Value (CDV) STA Deduct value (DV) Total Q CDV 0+125 s.d 0+200 17 2 8 8 35 3 18 Untuk segmen 0+125 s.d. 0+200 didapat nilai TDV sebesar 35 yang berasal dari penjumlahan nilai deduct value, nilai Q sebanyak 3 karena nilai yang diambil adalah nilai yang lebih dari dua, maka nilai CDV dapat dilihat pada Gambar 5.5 berikut ini. 18 35 Gambar 5.5 Grafik Corrected Deduct Value (CDV) d. Menghitung Nilai Kondisi Perkerasan Nilai kondisi perkerasan didapat dengan mengurangi seratus dengan nilai CDV yang telah diperoleh. Jika nilai CDV telah diketahui, maka nilai PCI untuk tiap unit dapat dihitung dengan rumus (3.6). PCI (S) = 100 CDV = 100 18 = 82

57 Dari nilai PCI untuk masing-masing unit penelitian dapat diketahui kualitas lapis perkerasan unit segmen berdasarkan kondisi tertentu yaitu sempurna (excellent), sangat baik (very good), baik (good), sedang (fair), buruk (poor), sangat buruk (very poor), dan gagal (failed). Adapun besaran nilai PCI dapat dilihat pada Gambar 5.6 berikut ini. PCI (S) = 82 Sangat baik (very good) Gambar 5.6 Diagram nilai PCI