3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam petelur adalah ayam yang dibudidayakan untuk menghasilkan telur secara komersil atau dapat dikatakan jenis ayam yang memiliki produksi telur tinggi. Ayam petelur memiliki klasifikasi berdasarkan tipe yaitu, tipe petelur dan medium (dwiguna). Tipe petelur memiliki ciri-ciri tubuh ramping, cuping telinga berwarna putih dan kerabang telur berwarna putih. Sedangkan, tipe medium (dwiguna) memiliki ciri-ciri bentuk tubuh sedang, produksi telur tinggi, pertumbuhan sedang dan kulit telur berwarna coklat (Suprijatna dkk., 2008). 2.1.1. Bibit ayam petelur Bibit ayam petelur atau day old chick (DOC) dapat diperoleh dengan cara membeli atau dengan cara menetaskan sendiri. Bibit ayam yang ada saat ini merupakan hasil persilang yang terjadi selama bertahun-tahun. Pemilihan bibit dapat dilakukan dengan cara mempertimbangkan strain ayam yang akan dipilih, bentuk fisik, harga day old chick (DOC), berat badan dan umur ayam (Setyono dkk., 2013). 2.1.2. Pakan ayam petelur Ayam mengkonsumsi pakan untuk memenuhi kebutuhan energi bagi berlangsungnya proses biologis dalam tubuh. Pemberian pakan untuk ayam
4 dimulai dari DOC hingga fase layer yang mengalami peningkatan pada setiap fasenya (Rasyaf, 2009). Bentuk pakan yang diberikan pada ayam yaitu pellet, mash dan crumble. Pakan sebagian dicerna oleh tubuh dan sebagian lagi dieskskresikan dalam feses, zat yang dicerna digunakan untuk metabolisme tubuh (Suprijatna dkk., 2008). 2.1.3. Perkandangan Perkandangan yang digunakan untuk ayam petelur pada umumnya adalah kandang battery. Tipe kandang ini baik digunakan untuk ayam tipe petelur karena akan memudahkan proses pengambilan telur dan mengefisiensikan penggunaan pakan, memudahkan pengontrolan dan pencegahan penyakit dan memudahkan untuk membersihkan kotoran ayam (Suprijatna dkk., 2008). Namun, kandang tipe battery memiliki beberapa kekurangan seperti biaya yang dibutuhkan untuk membuat kandang tinggi dan membutuhkan penanganan dan perhatian yang serius (Setyono dkk., 2013). 2.1.4. Vaksin Penyakit pada ayam petelur dapat berasal dari parasit, virus dan bateri. Umumnya terdapat beberapa jenis penyakit yang menyerang ayam petelur seperti Newcastle Disease (ND), Afian Influenza (AI), Eeg Drop Syndrome (EDS 76), Coryza, Chronic Respiratory Diseases (CRD) (Rasyaf, 2009). Penyakit tersebut dapat dicegah dengan menerapkan biosecurity yang maksimal, selain itu dapat pula menerapkan program vaksin secara berkala. Vaksin yang digunakan pada
5 umumnya seperti vaksin ND, vaksin AI, vaksin ND IB dan vaksin Triple (ND, IB, EDS) (Setyono dkk., 2013). 2.1.5. Panen Ayam petelur memulai produksi pada umur 16 minggu atau 4 bulan. Selain itu, ayam mengalami perubahan bentuk tubuh yang menandakan ayam tersebut siap untuk berproduksi seperti meluruh (molting) atau rontoknya bulu, hilangnya pigmen warna kuning pada tubuh ayam dan adanya perubahan bentuk tubuh seperti vent membesar, tulang pinggul menipis (Suprijatna dkk., 2008). Proses panen pada umumnya dapat dilakukan 2 kali dalam sehari, pada pagi maupun sore hari (Setyono dkk., 2013). 2.2. Telur Telur merupakan salah satu produk unggas yang mempunyai nilai gizi tinggi dan lengkap, harga relatif murah serta merupakan bahan pangan yang tidak ditolak hamper semua orang (Yuwanta, 2010). Selain itu, ketersedian telur tidak tergantung musim, sehingga mudah untuk ditemui dipasar. Walaupun ketersediaannya tidak tergantung musim, telur memiliki beberapa kelemahan antara lain, kulit telur mudah pecah atau retak dan tidak dapat menahan tekanan mekanis yang besar, sehingga telur tidak dapat diperlakukan secara kasar dalam suatu wadah telur pada umumnya berwarna putih dan coklat. Telur memiliki ketidaksempurnaan bentuk seperti adanya benjolan pada permukaan telur, ceper dan bulat pada ujungnya (Suprijatna dkk., 2008).
6 Telur dengan berat 60 gram memiliki kandungan protein 6,7-7 %, lemak 6,1-6,9 %, air 39,5-41,5%, kolestrol 0,24-0,27%, bahan kering 13-14,5%, glukosa 0,15-0,20% dan energi 88 89 kalori (Yuwanta, 2010). Telur juga mengandung 10 macam asam amino esensial dari 18 macam asam amino esensial yang ada (Kusnadi, 2007). Telur yang baik dapat dilihat dari karakteristik baik secara interior maupun eksterior. 2.3. Uji Kualitas Telur Kualitas telur dapat diketahui dengan melakukan pengamatan karakteristik telur secara interior maupun eksterior. Pengamatan eksterior telur dapat dilakukan dengan mengamati bentuk telur, kebersihan cangkang telur dan warna kerabang telur (Yuwanta, 2010). Pengamatan interior telur dapat dilakukan dengan cara melihat rongga udara pada telur, melihat kekentalan putih dan kuning telur. Telur yang baik memiliki bentuk lonjong tumpul pada bagian atas dan lonjong runcing pada bagian bawah (Hajrawati dkk., 2012). Telur yang baik memiliki tekstur halus pada permukaan (Jazil dkk., 2012). Selain itu, telur yang baik berwarna kecoklatan, telur utuh tidak retak dan cangkang bersih. Telur ayam segar memiliki berat sebesar 65,15 gram, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bobot telur seperti nutrisi dalam ransum, bobot tubuh ayam, genetika, umur ayam, penyakit, lingkungan dan musim (Melviyanti dkk., 2013).
7 2.4. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran atau yang disebut dengan marketing mix adalah bagian dari strategi pemasaran yang terdiri dari 4P yaitu product, price, place dan promotion (Kusuma dkk., 2012). Bauran pemasaran dapat digunakan sebagai cara untuk mempengaruhi konsumen agar tertarik untuk membeli suatu produk atau menggunakan suatu jasa melalui strategi bauran pemasaran product, price, place dan promotion. Menggunakan strategi 4P perusahaan mampu mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi daya beli konsumen maupun daya guna konsumen terhadap suatu jasa (Amirullah, 2002). Faktor tersebut seperti : kebutuhan dan keperluan konsumen, produk yang ditawarkan serta harga yang terdapat dipasar. 2.4.1. Product (Produk) Produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan kepada seseorang untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan (Kotler, 1994). Selain itu kebijakan produk yang perlu diperhatikan adalah mengenai model, merk, label dan kemasan. Untuk itu ada beberapa kemungkinan misalnya membuat model tertentu sebagai ciri sebagian atau seluruh produk yang dipasarkan perusahaan. Strategi kemasan hendaknya diarahkan untuk terciptanya manfaat tambahan, misalnya menambah ketahanan perlindungan kualitas, mempunyai efek promosi dan lain-lain. Sedangkan keputusan mengenai label hendaknya memperjelas informasi kepada konsumen, mempunyai efek promosi dan lain-lain (Rachmawati, 2011).
8 2.4.2. Price (Harga) Harga merupakan nilai barang yang ditentukan atau dirupakan dengan uang. Penetuan harga harus memperhatikan cost to the customer atau biaya yang ditanggung oleh konsumen. Perhitungan cost to the customer merupakan batas pada titik berapa kita harus menjual produk yang kita tawarkan (Rangkuti, 2002). Selain itu, dalam menentukan harga terdapat beberapa hal yang perlu diperhitungkan seperti biaya, keuntungan, volume penjualan dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah masalah dalam menentukan harga (Swastha, 1979). Harga mempunyai beberapa fungsi yaitu, sebagai pembayaran kepada lembaga saluran atas jasa-jasa yang ditawarkan, sebagai senjata dalam persaingan, sebagai alat untuk mengadakan komunikasi dan sebagai alat pengawasan saluran. Penutuan harga suatu barang juga mengalami perubahan atau tidak tetap, hal ini disebut dengan margin pemasaran (Putri dkk., 2014). Marjin pemasaran adalah perbedaan antara harga beli dengan harga jual (Swastha, 1979). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi margin pemasaran antara lain, hubungan antara permintaan dan penawaran, loyalitas konsumen, sales mix, harga dalam pasar, biaya overhead, kebutuhan untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Penentuan harga dapat dilakukan dengan cara membandingkan harga jual pesaing sejenis dengan kualitas produk yang sama (Rachmawati, 2011). Tujuan dalam penentuan harga adalah untuk memperoleh laba dan harga yang bersaing.
9 2.4.3. Place (Tempat) Tempat merupakan nilai investasi yang paling berpengaruh, hal ini dikarenakan lokasi menentukan ramai atau tidaknya pengunjung pada suatu usaha. Pemilihan lokasi menjadi faktor yang penting dalam mencapai keberhasilan usaha, yang menyangkut tentang good visibility, mudah dijangkau, dan memiliki tempat parkir (Rachmawati, 2011). Keputusan saluran akan mempengaruhi dua hal, yaitu jangkauan penjualan dan biaya. Setiap alternatif saluran yang dipilih jelas dipengaruhi unsur-unsur lain yang terdapat dalam bauran pemasaran perusahaan. Misalnya tujuan yang ingin dicapai, ciri-ciri pasar yang dijadikan sasaran dan karakteristik produk yang ditawarkan. Penilaian terhadap alternatif saluran didasarkan kriteria ekonomis, efektfitas dan pengendalian. Terdapat 2 saluran yang dapat digunakan untuk memasarkan suatu barang atau jasa yaitu langsung dan tidak langsung (Swastha, 1979). Produsen konsumen Produsen pengecer konsumen (Saluran langsung) Produsen pedagang besar pengecer konsumen Produsen agen pengecer konsumen Produsen agen pedagang besar pengecer konsumen (Saluran tidak langsung)
10 2.4.4. Promotion (Promosi) Promosi merupakan kegiatan komunikasi untuk meningkatkan volume penjualan dengan pameran, periklanan, demonstrasi dan usaha lain yang bersifat persuasif, yang dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian berulang (pelanggan) (Rachmawati, 2011). Kegiatan-kegiatan yang ada dalam promosi meliputi personal selling, periklanan, promosi penjualan dan publisitas (Swastha, 1979). Kegiatan promosi tidak boleh dilakukan secara sembarangan karena akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang, kegiatan ini sering memerlukan adanya kerjasama diantara lambagalembaga saluran, dan sering pula dilakukan dalam bentuk kombinasi. Pada umumnya kegiatan promosi diarahkan untuk meningkatkan penjualan, sedangkan penjualan itu sendiri dapat memberikan akibat pada kegiatan saluran. Oleh karena itu, promosi memerlukan suatu perencanaan yang matang. Tujuan dilakukannya kegiatan promosi adalah untuk meningkatkan kesadaran, meningkatkan persepsi konsumen, menarik pembeli, mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian berulang, menciptakan loyalitas merek, meningkatkan penjualan pada makanan tertentu atau waktu-waktu khusus. Promosi dapat dilakukan dengan cara mouth by mouth, pameran, memberikan diskon khusus, memberikan member card pada pelanggan, selain itu dapat juga menggunakan reklame, iklan pada media cetak maupun elektronik dan menggunakan spanduk (Kotler dan Armstrong, 1997).