BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penumothorax merupakan kasus kegawatan paru. di Inggris laki-laki 24 per 100.000 penduduk dan perempuan 9,8 per 100.00 penduduk per tahun. Beberapa penelitian mengatakan bahawa penumothorax terjadi lebih banyak padalaki-laki dibandingkan perempuan. Sebagai contoh penelitian dari Khanmengatakan bahwa di Pakistan angka kejadian penumothorax pada lakilaki64,10% dan perempuan 35,90% dengan rerata umur 49,13 tahun. Risiko kambuhnya tergantung pada penyakit paru-paru yang mendasarinya. Setelah episode kedua terjadi, ada kemungkinan lebih tinggi episode berikutnya. Peroko memiliki kemungkinan terkena pneumothorak spontan pertama sekitar Sembilan kali lipat antara perempuan dan 22 kali lipat antara laki-laki dibandingkan non-perokok, (Khan, 2009). Sebuah survey yang telah dilakukan menunjukkan bahwa di Menostaangka kejadian pneumothorax tidak terlalu tinggi. Jumlah kasus ini pada pria lebih tinggi dibandingkan pada wanita pada pria kejadian kasus pneumothorax sekitar 7/100000 sedangkan pada penduduk wanita diperkirakan sekitar 1/100000. Hasil dari beberapa penelitian maka menunujukkan bahwa jumlah pneumothorax pada laik-laki lebih banyak, (Lim,2012). Mayoritas penderita pneumothoraks spontan tipe primer berada pada golongan usia 21-30 tahun, sedangkan penderita pneumothoraks spontan tipe
sekunder banyak terlihat pada rentang usia 31 40 tahun. Fahad Alhameed menyebutkan bahwa pneumothoraks spontan tipe sekunder banyak terjadi pada penderita di atas 60 tahun karena usia di atas 60 tahun adalah puncak insiden terjadinya penyakit paru yang merupakan pencetus pneumothoraks spontan tipe sekunder, namun sebenarnya penyakit paru bisa terjadi pada golongan usia manapun, baik muda maupun tua, (Lim,2012). Dalam penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di semarang ditemukan 138 kasus pneumothoraks spontan yang dirawat inap di RS Panti Wiloso Citarum, RS Panti Wiloso dr. Cipto, RSUP dr. Kariadi, dan RS Telogorejo selama periode 1 Januari 2000 31 Desember 2006, dengan pembagian sebagai berikut : pada tahun 2000 terdapat 13 kasus, tahun 2001 terdapat 19 kasus, tahun 2002 terdapat 21 kasus, tahun 2003 terdapat 25 kasus, tahun 2004 terdapat 25 kasus, tahun 2005 terdapat 19 kasus, sedangkan pada tahun 2006 terdapat 16 kasus, (Kemenkes RI. 2007). Berdasarkan data rekamedik di RSUD Banyumas selama tiga bulan terakhir di peroleh data penderita Pneumothorak sebanyak 2 pasien, (Rekamedik RSUD Banyumas 2015) Penumothorax jika tidak segera mendapatkan maka akan menyebabkankeadaan yang mengancam manusia dengan cara pembuluh darah kolaps sehingga pengisian jantung menurun yang menyebabkan tekanan darah menurun. Selainitu pneumothoraks juga dapat menyebabkan hipoksia dan dispnea berat dan dapatmenyebabkan kematian. Melihat bahaya dan angka kejadian dari penunmtothoraks yang cukup besar maka kelompok kami
bermaksud menyusunsebuah refrat dengan masalah yang diangkat yaitu penumothorax(corwin,2009). Berdasarkan uraian tersebut diatas mendorong penulis untuk mengangkat permasalahan yang ada pada gangguan sistem pernafasan yaitu penyakit Pneumothorak. Maka penulis ingin memaparkan asuhan keperawatan pada pasien penderita Pneumothorak dengan judul Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Pneumothorak di ruang dahlia RSUD Banyumas. B. Tujuan penulisan 1. Tujuan Umum Melakukan Asuhan keperawatan pada klien dengan Pneumothorak. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dan penulisan laporan kasus ini adalah untuk memaparkan : a. Pengkajian pada Tn. A dengan Pneumothorak. b. Menentukan diagnosa keperawatan pada Tn. A dengan Pneumothorak. c. Penetapan rencana tindakan keperawatan pada Tn. A dengan Pneumothorak. d. Implementasi keperawatan pada Tn. A dengan Pneumothorak. e. Evaluasi terhadap pelaksanaan Asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Tn. A dengan Pneumothorak.
C. Pengumpulan data Pengumpulan data untuk penyusunan laporan kasus ini menggunakan tekhnik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut : 1. Observasi dan Partisipasi Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung pada pasien mengenai keadaan fisik dan respon pasien terhadap masalah kesehatan, serta keluhan yang dialami pasien. 2. Wawancara Berlangsungnya proses keperawatan tidak lepas dari komunikasi perawat-klien, perawat-keluarga. Penulis menggunakan tekhnik wawancara dengan pasien dan keluarga pasien, yang meliputi : Keluhan-keluhan yang dirasakan, pengobatan sebelumnya, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, pemahaman dan pengetahuan pasien tentang penyakitnya. 3. Studi Literatur Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggali sumber-sumber pengetahuan melalui buku-buku atau jurnal terkini yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada klien. 4. Catatan Rekam Medik Pengumpulan data dilakukan dengan cara menelaah catatan-catatan tentang kasus klien yang terdapat pada format-format dokumentasi maupun yang terdapat pada rekam medik.
D. Tempat dan waktu Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Pneumothorak di Ruang Bougenvile RSUD Banyumas selama 2 hari terhitung dari tanggal 24-25 Juni 2014. E. Manfaat Penulisan Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam keperawatan yaitu sebagai panduan perawat dalam pengelolaan kasus pada pasien dengan Pneumothorak, juga diharapkan menjadi informasi bagi tenaga kesehatan lain terutama dalam pengelolaan kasus yang bersangkutan.
F. Sistematika Penulisan Sedangkan uraian sistem penulisan laporan kasus sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan. Membahas tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan, dan tempat serta waktu termasuk sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka. Menguraikan tentang penelitian, klasifikasi, etiologi, anatomi dan fisiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, pathway, dan uraian masalah prioritas. BAB II/I BAB IV : Laporan Kusus. Membahas Tentang tinjauan kasus. : Pembahasan. Menguraikan tentang pembahasan kasus yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, rencana intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan. BAB V : Simpulan dan Saran. Berisi tentang kesimpulan dan saran yang diberikan terkait denagn kasus.