BAB I PENDAHULUAN. padalaki-laki dibandingkan perempuan. Sebagai contoh penelitian dari. dan perempuan 35,90% dengan rerata umur 49,13 tahun.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan

BAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Sering juga penyaki-penyakit ini disebut dengan Cronic Obstruktive Lung

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. banyak timbul penyakit yang ditimbulkan salah satu hernia, penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi menyebabkan kebutuhan hidup manusia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. penuaan (Madjid dan Suharyanto, 2009). tindakan untuk mengatasi BPH yang paling sering yaitu Transurethral

BAB I PENDAHULUAN. dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar kapiler. (Heardman,2012). Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau

BAB I PENDAHULUAN. hati. Deskripsi sirosis hati berkonotasi baik dengan status pato-fisiologis

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang lebih dari 25% populasi dewasa. (Smeltzer & Bare, 2001)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Cronic Obstruktive

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penurunan angka kematian ibu per kelahiran hidup masih

BAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah

BAB I PENDAHULUAN. darah tersebut melintas kelipatan paha (Oswari, 2000). penurunan fungsi organ (Oswari, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Penyakit Paru Obstruktif Kronik selanjutnya disebut PPOK atau

BAB I PENDAHULUAN. kedua pleura pada waktu pernafasan. Penyakit-penyakit yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada

BAB I PENDAHULUAN. melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Demam Typhoid (typhoid fever) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB I PENDAHULUAN. rectal yang terkadang disertai pendarahan. mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cidera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung

mengalami gangguan jiwa ditemukan di negara-negara berpenghasilan rumah tangga menderita gangguan kesehatan jiwa (Yosep, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah

BAB I PENDAHULUAN. tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi-decelerasi) yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Penderita Diabetes Mellitus diperkirakan akan terus

BAB I PENDAHULUAN. Asia Timur seperti Jepang dan China memiliki kejadian terendah PPOK, dengan

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. pada beberapa Negara industri maju dan Negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menyerang seperti typhoid fever. Typhoid fever ( typhus abdominalis, enteric fever ) adalah infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan curah jantung merupakan suatu keadaan di mana pompa darah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan batu ini disebut urolitiasis, dan dapat terbentuk pada ginjal. dan uretra (urethrolithiasis) (Basuki, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang

BAB I PENDAHULUAN. Hiperplasia (BPH) dilaporkan terus meningkat yang banyak dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen

BAB I PENDAHULUAN. tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, ketidakpuasan bagi ibu dan bayinya (Saifuddin. 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. paling sering mengalami cedera dan pada kecelakaan lalu lintas yang fatal, hasil

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemukan didunia. Tumor ini sangat prevalen didaerah tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi, mencapai 12,31/ (Japaries, 2013). dari pasien terdiagnosis pada late stage, sehingga penanganan sulit dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa secara individual (Ralph. C Benson, 2009). Adapun Komplikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar. R, 2002). dengan jalan pembedahan atau sectio caesarea meskipun bisa melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. komunitas miskin dan berpendidikan rendah. Meningkatnya kesehatan ibu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

BAB I PENDAHULUAN. Morbiditas dan mortalitas DHF bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN kelahiran, angka ini sangat tinggi apabila dibandingkan angka-angka di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat pada tahun terdapat

Belakangan banyak berita di media massa tentang wabah diare. Yang paling

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat. mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan menuju Indonesia sehat 2015 yang diadopsi dari

BAB I PENDAHULUAN. penyakit semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu diantaranya adalah apa yang

BAB I PENDAHULUAN. baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Masalah gangguan kesehatan jiwa menurut data World Health

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama individu untuk berekreasi dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern

BAB I PENDAHULUAN. wabah berkala termasuk Vietnam, Cambodia, Myanmar, Nepal, dan. Anopheles sp. Reservoir utama dari virusnya adalah babi.

BAB I PENDAHULUAN. kecil) atau appendiktomi. Appendiktomi adalah pembedahan untuk mengangkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dunia ini setiap menit seorang perempuan meninggal karena

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penumothorax merupakan kasus kegawatan paru. di Inggris laki-laki 24 per 100.000 penduduk dan perempuan 9,8 per 100.00 penduduk per tahun. Beberapa penelitian mengatakan bahawa penumothorax terjadi lebih banyak padalaki-laki dibandingkan perempuan. Sebagai contoh penelitian dari Khanmengatakan bahwa di Pakistan angka kejadian penumothorax pada lakilaki64,10% dan perempuan 35,90% dengan rerata umur 49,13 tahun. Risiko kambuhnya tergantung pada penyakit paru-paru yang mendasarinya. Setelah episode kedua terjadi, ada kemungkinan lebih tinggi episode berikutnya. Peroko memiliki kemungkinan terkena pneumothorak spontan pertama sekitar Sembilan kali lipat antara perempuan dan 22 kali lipat antara laki-laki dibandingkan non-perokok, (Khan, 2009). Sebuah survey yang telah dilakukan menunjukkan bahwa di Menostaangka kejadian pneumothorax tidak terlalu tinggi. Jumlah kasus ini pada pria lebih tinggi dibandingkan pada wanita pada pria kejadian kasus pneumothorax sekitar 7/100000 sedangkan pada penduduk wanita diperkirakan sekitar 1/100000. Hasil dari beberapa penelitian maka menunujukkan bahwa jumlah pneumothorax pada laik-laki lebih banyak, (Lim,2012). Mayoritas penderita pneumothoraks spontan tipe primer berada pada golongan usia 21-30 tahun, sedangkan penderita pneumothoraks spontan tipe

sekunder banyak terlihat pada rentang usia 31 40 tahun. Fahad Alhameed menyebutkan bahwa pneumothoraks spontan tipe sekunder banyak terjadi pada penderita di atas 60 tahun karena usia di atas 60 tahun adalah puncak insiden terjadinya penyakit paru yang merupakan pencetus pneumothoraks spontan tipe sekunder, namun sebenarnya penyakit paru bisa terjadi pada golongan usia manapun, baik muda maupun tua, (Lim,2012). Dalam penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di semarang ditemukan 138 kasus pneumothoraks spontan yang dirawat inap di RS Panti Wiloso Citarum, RS Panti Wiloso dr. Cipto, RSUP dr. Kariadi, dan RS Telogorejo selama periode 1 Januari 2000 31 Desember 2006, dengan pembagian sebagai berikut : pada tahun 2000 terdapat 13 kasus, tahun 2001 terdapat 19 kasus, tahun 2002 terdapat 21 kasus, tahun 2003 terdapat 25 kasus, tahun 2004 terdapat 25 kasus, tahun 2005 terdapat 19 kasus, sedangkan pada tahun 2006 terdapat 16 kasus, (Kemenkes RI. 2007). Berdasarkan data rekamedik di RSUD Banyumas selama tiga bulan terakhir di peroleh data penderita Pneumothorak sebanyak 2 pasien, (Rekamedik RSUD Banyumas 2015) Penumothorax jika tidak segera mendapatkan maka akan menyebabkankeadaan yang mengancam manusia dengan cara pembuluh darah kolaps sehingga pengisian jantung menurun yang menyebabkan tekanan darah menurun. Selainitu pneumothoraks juga dapat menyebabkan hipoksia dan dispnea berat dan dapatmenyebabkan kematian. Melihat bahaya dan angka kejadian dari penunmtothoraks yang cukup besar maka kelompok kami

bermaksud menyusunsebuah refrat dengan masalah yang diangkat yaitu penumothorax(corwin,2009). Berdasarkan uraian tersebut diatas mendorong penulis untuk mengangkat permasalahan yang ada pada gangguan sistem pernafasan yaitu penyakit Pneumothorak. Maka penulis ingin memaparkan asuhan keperawatan pada pasien penderita Pneumothorak dengan judul Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Pneumothorak di ruang dahlia RSUD Banyumas. B. Tujuan penulisan 1. Tujuan Umum Melakukan Asuhan keperawatan pada klien dengan Pneumothorak. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dan penulisan laporan kasus ini adalah untuk memaparkan : a. Pengkajian pada Tn. A dengan Pneumothorak. b. Menentukan diagnosa keperawatan pada Tn. A dengan Pneumothorak. c. Penetapan rencana tindakan keperawatan pada Tn. A dengan Pneumothorak. d. Implementasi keperawatan pada Tn. A dengan Pneumothorak. e. Evaluasi terhadap pelaksanaan Asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Tn. A dengan Pneumothorak.

C. Pengumpulan data Pengumpulan data untuk penyusunan laporan kasus ini menggunakan tekhnik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut : 1. Observasi dan Partisipasi Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung pada pasien mengenai keadaan fisik dan respon pasien terhadap masalah kesehatan, serta keluhan yang dialami pasien. 2. Wawancara Berlangsungnya proses keperawatan tidak lepas dari komunikasi perawat-klien, perawat-keluarga. Penulis menggunakan tekhnik wawancara dengan pasien dan keluarga pasien, yang meliputi : Keluhan-keluhan yang dirasakan, pengobatan sebelumnya, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, pemahaman dan pengetahuan pasien tentang penyakitnya. 3. Studi Literatur Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggali sumber-sumber pengetahuan melalui buku-buku atau jurnal terkini yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada klien. 4. Catatan Rekam Medik Pengumpulan data dilakukan dengan cara menelaah catatan-catatan tentang kasus klien yang terdapat pada format-format dokumentasi maupun yang terdapat pada rekam medik.

D. Tempat dan waktu Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Pneumothorak di Ruang Bougenvile RSUD Banyumas selama 2 hari terhitung dari tanggal 24-25 Juni 2014. E. Manfaat Penulisan Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam keperawatan yaitu sebagai panduan perawat dalam pengelolaan kasus pada pasien dengan Pneumothorak, juga diharapkan menjadi informasi bagi tenaga kesehatan lain terutama dalam pengelolaan kasus yang bersangkutan.

F. Sistematika Penulisan Sedangkan uraian sistem penulisan laporan kasus sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan. Membahas tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan, dan tempat serta waktu termasuk sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka. Menguraikan tentang penelitian, klasifikasi, etiologi, anatomi dan fisiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, pathway, dan uraian masalah prioritas. BAB II/I BAB IV : Laporan Kusus. Membahas Tentang tinjauan kasus. : Pembahasan. Menguraikan tentang pembahasan kasus yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, rencana intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan. BAB V : Simpulan dan Saran. Berisi tentang kesimpulan dan saran yang diberikan terkait denagn kasus.