PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. National Basket League (NBL) terjadi peningkatan jumlah penonton sebanyak 30% pada tahun

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PROFIL KONDISI FISIK ATLET BOLA BASKET PUTRI TINGKAT SMA SE-JAWA BARAT

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak zaman dulu, olahraga telah dikenal sebagai aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. (DBL) Indonesia, setelah berakhirnya babak Championship Series di Jogjakarta.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. permainan bola basket three on three, dan slam dunk kontes.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebelumnya. Data itu disampaikan pengelola liga, PT Deteksi Basket Lintas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Medan adalah kota yang memiliki pemerintahan sendiri di bawah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bola basket merupakan cabang olahraga yang mulai dikenal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia kapan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan futsal ditandai dengan banyak didirikannya lapangan. futsal di Indonesia khususnya wilayah Jakarta sejak tahun 2000.

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT KEJUARAAN PEKAN OLAHRAGA PELAJAR WILAYAH (POPWIL) III DI KABUPATEN BANTEN TAHUN 2012.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. Tenis adalah salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sejak tahun 1920an, dan menjadi dikenal luas usai proklamasi sehingga basket menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. abad ke-19. Dr james Nismith, seorang guru pendidikan olahraga di YMCA

dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua. Di yang cukup menggembirakan, namun dalam kancah sepak bola internasional

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performa atlet baik saat latihan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan olahraga beregu yang terdiri atas satu tim yang beranggotakan lima

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dea Gardea, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dan memiliki pulau yang

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bola basket telah dipertandingkan pada PON I di kota Solo.

BAB I PENDAHULUAN. atlet dari tingkat pelajar sampai mahasiswa. Turnamen-turnamen dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragan Nasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakaria Nur Firdaus, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat.

HUBUNGAN KECEMASAN TERHADAP HASIL TES KETEPATAN JUMP SERVE BOLAVOLI. (Studi Pada Tim Bolavoli Putra SMK PGRI 3 Kediri Tahun Ajaran )

Bab 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas.

2015 PERSEPSI ATLET WANITA JAWA BARAT TERHAD AP WASIT WANITA D ALAM CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dengan antara lain banyaknya klub-klub dari kota besar sampai

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

baik dan benar. Para pemain sebaiknya berlatih dengan rutin dan penuh

ANALISIS INTERAKSI SOSIAL ATLET BOLA VOLI KLUB ANANTA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Wawan Candy, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah olahraga yang paling terpopuler di dunia dan permainan

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Olahraga di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agung Dwi Juniarsyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bola dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Uji keberbakatan atlet panahan usia tahun melalui sport search

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

PUSAT PELATIHAN BASKET KLUB SAHABAT SEMARANG BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. istilah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk. meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan seluruh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bagi kesehatan dilihat dari banyaknya masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah sebuah aktivitas olah tubuh yang memiliki banyak sisi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan sebuah aktivitas fisik yang memiliki aspek yang

2016 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN REAKSI DENGAN HASIL SERANGAN LANGSUNG PADA OLAHRAGA ANGGAR JENIS SENJATA FIORET

BAB I PENDAHULUAN. maanfaat yang diperoleh langsung dari aktivitas olahraga tersebut baik untuk

PENGGUNAAN STRATEGI POWER PLAY DALAM PERTANDINGAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. berubah mengikuti perkembangan jaman. Naluri manusia yang selalu ingin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DRS. HERWIN, M.PD.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola basket adalah salah satu olahraga permainan yang mulai

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kejuaraan cabang olahraga basket baik untuk kalangan pelajar ataupun club-club

beberapa peraturan yang pada intinya penyelenggaraan pertandingan olahraga

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang berkualitas. Tingkat pencapaian prestasi olahraga bola basket dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. muda. Berdasarkan laporan yang dirilis NBL Indonesia, untuk tahun ini NBL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbunyi mens sana en corpore sano yang artinya dalam tubuh yang sehat

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat penampilan atlet dapat dilihat dari beberapa faktor seperti

Kompetisi antar-klub amatir di Kabupaten Purworejo PENDAHULUAN. Ada banyak klub sepak bola amatir di Kabupaten Purworejo, baik yang sudah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam permainan sepakbola banyak faktor-faktor yang dibutuhkan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, mudah memperoleh teman, sukses dalam pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ashari Nopdiana, 2015 Profil fisik dan teknik klub basket garuda kelompok putra usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga bola basket ialah olahraga yang memiliki cukup banyak peminat di dunia termasuk di Indonesia. Berdasarkan perhitungan PT DBL Indonesia selaku penyelenggara National Basket League (NBL) terjadi peningkatan jumlah penonton sebanyak 30% pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.pada zaman sekarang basket tetap menjadi olahraga yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat dari minat para siswa Sekolah Menengah Pertama hingga Sekolah Menengah Atas untuk mengikuti ekstrakulikuler basket di sekolahnya. Disamping itu orang dewasa juga semakin banyak membentuk klub-klub amatir. Hal tersebut menyebabkan kompetisi di kalangan pelajar, mahasiswa, klub amatir hingga klub profesional sedikit demi sedikit mulai bermunculan. Kompetisi yang diikuti oleh para pelajar, mahasiswa, tim dan klub-klub tersebut antara lain POPDA (Pekan Olahraga Pelajar Daerah), POPNAS (Pekan Olahraga Pelajar Nasional), POMDA (Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah), LIMA (Liga Mahasiswa), AUG (ASEAN University Games), NBL (National Basketball League) dan WNBL (Women National Basketball League), dan SEA GAMES (South East Asean Games) (http://nblindonesia.com). Bola basket sebagai jenis olahraga permainan dan kompetisi pasti menghasilkan kemanangan untuk salah satu pihak. Akan tetapi tidak mudah untuk memperoleh sebuah kemenangan karena selain memiliki teknik bermain yang baik diperlukan juga mental yang baik (Winahyu, 2016). Pada beberapa gelaran SEA GAMES terakhir ditemukan fakta bahwa Indonesia tidak bisa menjadi juara untuk cabang olahraga bola basket. Indonesia selalu kalah oleh Filipina di partai semi final atau final. Padahal para pemain Filipina yang berlaga di SEA GAMES masih mahasiswa sedangkan pemain Indonesia ialah pemain profesional. Pada SEA GAMES 2015, Indonesia yang diperkuat para pemain profesional seperti Ronaldo Sitepu,

Sandy Febriansyah, Mario Wuysang dan lain-lain masih kalah dari Filipina dengan skor 64-72. Filipina bisa menjadi juara melawan pemain profesional meskipun hanya menggunakan pemain mahasiswa dikarenakan pembinaan yang baik yang dilakukan di Filipina. Pembinaan tersebut dilakukan mulai dari usia dini dengan perhatian yang baik dari pemerintah (http://sport.sindonews.com/read/1012949/51/basket-putra-indonesia-dipaksa-pungut-perak). Apabila dibandingkan dengan Filipina dan negara-negara lain yang unggul dalam olahraga basket maupun olahraga lainnya, pembinaan usia muda menjadi salah satu hal yang vital. Pembinaan usia muda di Indonesia dirasa masih minim. Di cabang olahraga basket misalnya, persebaran klub pembina usia muda di Indonesia yang profesional dan masih belum merata. Kalau di Jakarta dan Surabaya memiliki Indonesia Muda dan Detection Basketball League (DBL) Academy serta beberapa klub lainnya, lain halnya dengan Semarang dan Yogyakarta yang memiliki klub pembina usia tidak sebanyak dan tidak sebagus di dua kota besar tersebut. (http://nblindonesia.com) Menurut Cook & Woollacott (1995), dalam olahraga basket dan olahraga lainnya, selain pembinaan fisik, pembinaan mental juga menjadi hal krusial. Latihan mental pada atlet sebaiknya juga dilakukan sejak usia dini. Pelatih juga secara rutin harus memantau perkembangan mental atlet karena peran pemantauan mental juga penting bagi pelatih. Martens (2004) menyatakan bahwa atlet yang berhasil tidak hanya kuat fisik dan tekniknya saja, tetapi harus memiliki mental yang kuat juga. Apabila atlet memiliki mental yang kuat atlet akan mudah berkonsentrasi, percaya diri dan memiliki motivasi lebih. Terlebih lagi atlet akan lebih mudah menghilangkan kecemasan yang dialami sebelum pertandingan. Menurut Lazarus (1991) kecemasan ialah suatu wujud emosi negatif yang muncul sebagai ketidakpastian terhadap situasi yang akan terjadi. Kecemasan akan mengalami peningkatan apabila keadaan fisiologis seorang individu terganggu atau mendapatkan bahaya atau mengalami suatu ancaman terhadap suatu peristiwa tertentu. Jika ancaman tersebut

dianggap sebagai sesuatu yang tidak aman bagi seorang individu maka kecemasan akan menjadi sebuah hal yang menakutkan. Berdasarkan diskusi yang dilakukan peneliti dengan seorang pemain basket putri Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada berinisial AE menjelaskan bahwa kecemasan sebelum pertandingan hampir selalu menghinggapinya. Kecemasan paling tinggi terjadi ketika partai-partai krusial seperti semi final atau final. Di partai-partai tersebut biasanya para pemain akan mengalami kecemasan sehingga tidak bisa menampilkan performa secara maksimal. Kemudian diskusi peneliti dengan atlet basket putra Universitas Gadjah Mada, RA juga mengemukakan bahwa kecemasan sebelum bertanding akan dialaminya. Apabila kecemasan ini tidak dapat diatasi maka akan berpengaruh terhadap penampilannya di lapangan. Kecemasan sebelum bertanding setiap pemain akan dapat diatasi salah satunya dengan banyaknya pengalaman bertanding. Namun tidak jarang juga pemain dengan banyak pengalaman bertanding tetap mengalami kecemasan sebelum bertanding, terutama di pertandingan-pertandingan penting. Menurut RA orang yang memiliki peran penting sebelum dia bertanding yaitu pelatih karena bisa memberikan dukungan ataupun penguatan positif. Sebuah klub pasti memiliki seorang pelatih yang mengelola tim. Selama ini, keberadaan pelatih masih belum bisa bekerja secara fungsional. Pelatih yang ada di sekolahsekolah dalam hal ini guru olahraga hanya menjalankan kurikulum pendidikan jasmani di sekolah sedangkan pelatih yang berasal dari beberapa cabang olahraga kebanyakan hanya berasal dari pengalaman mereka selama menjadi atlet. Para pelatih-pelatih muda diharapkan bisa diberikan pendidikan formal kepelatihan sehingga kualitas pra pelatih Indonesia meningkat sehingga pada akhirnya pembinaan usia muda bisa lebih baik. (Buckham, 2013). Pada sebuah artikel, pelatih Timnas Basket Indonesia, Fictor Gideon Roring mengungkapkan bahwa faktor mental masih menjadi kendala para atlet Indonesia yang berlaga di kejuaraan internasional. Pada laga final kompetisi SEABA (South East Asean Basketball

Association) 2011, Fictor Roring menjelaskan bahwa sebelum pertandingan menghadapi Filipina, secara mental para pemain Indonesia sudah kalah sebelum bertanding. Pemain mengalami kecemasan dan sulit berkonsentrasi sebelum pertandingan (m.news.viva.co.id/news/read/ 229382-mental-masalah-utama-tim-basket-indonesia). Salah satu faktor yang paling mempengaruhi dalam olahraga pada anak-anak ataupun dewasa adalah pelatih (Jarvis 2005). Terry (dalam Jarvis 2005) menekankan bahwa dalam pelatihan lebih diutamakan hubungan personal daripada pelatihan. Berdasarkan perspektif social learning, pelatih harus bisa memberikan teladan kepada pemainnya dan bisa memberikan penguatan positif untuk perilaku terpuji pemainnya dan penguatan negatif untuk perilaku pemainnya yang kurang terpuji (Jarvis, 2005). Fungsi dan peran pelatih dalam dunia olahraga sangat erat hubungannya dengan capaian prestasi atlet. Fungsi pelatih ada dua yaitu sebagai pelengkap atau pendukung dalam tim sebagai sumber kompetensi dan seseorang yang mentransfer kompetensi tersebut kepada atlet. Kemudian pelatih juga memiliki fungsi untuk mengorganisir dinamika mental atlet terutama dalam situasi perlombaan atau kompetisi. Sebagai contoh ketika situasi sebelum pertandingan, para atlet pada umumnya mengalami kecemasan. Disamping memikirkan strategi yang akan digunakan, dalam kondisi tersebut pelatih berfungsi untuk mengurangi ataupun menghilangkan kecemasan yang dialami para pemain (Buckham, 2013). Berdasarkan diskusi yang dilakukan oleh peneliti dengan seorang pelatih basket, WA mengatakan bahwa kecemasan sebelum bertanding dialami oleh semua anak asuhnya. Akan tetapi dia sadar bahwa sudah menjadi tugasnya untuk mendukung anak asuhnya supaya kecemasan tersebut hilang dari benak anak asuhnya. Dia mengatakan bahwa apabila kecemasan tersebut tidak hilang maka akan mengganggu performa pemainnya di lapangan sehingga dukungan yang dia berikan agar kecemasan itu hilang dirasa sangat penting.

Berdasarkan fenomena yang ditemukan tersebut dapat dirumuskan pertanyaan dalam penelitian ini yaitu, Apakah terdapat hubungan antara dukungan pelatih dengan kecemasan sebelum bertanding pada atlet bola basket?. Supaya pertanyaan tersebut dapat terjawab, maka dilakukanlah penelitian dengan judul Hubungan antara Dukungan Pelatih dengan Kecemasan Sebelum Bertanding pada Atlet Bola Basket. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan dukungan sosial pelatih dengan kecemasan sebelum bertanding atlet bola basket mahasiswa Universitas Gadjah Mada. C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian diharapkan bisa memberikan sumbangan yang berarti untuk perkembangan Psikologi Olahraga, Psikologi Klinis, Psikologi Sosial dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan penelitian di masa yang akan datang 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan gambaran tentang hubungan dukungan pelatih dengan kecemasan sebelum bertanding pada atlet bola basket yang berfungsi untuk meningkatkan performa dan prestasi olahraga terutama bola basket di Indonesia.