BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Pembuatan Obat 2.1.1 Proses Produksi Obat Dalam dunia industri obat, secara garis besar jenis obat dapat dibedakan menjadi 4, yaitu : solid, semisolid, cair dan serbuk. Dari ke empat jenis tersebut, proses produksi dan kemasan obat memiliki perbedaan dari masing-masing jenis. Masing-masing jenis obat meiliki karakteristik yang berbeda, sehingga proses produksi dan perlakuan terhadap obat juga berbeda. Obat dengan jenis solid dibuat dari bahan zat aktif dan bahan dasar yang berbentuk granul yang dikeringkan dengan kadar tertentu, kemudian bahan dasar dan zat aktif dicampur secara bersamaan untuk selanjutnya dicetak sesuai dengan ukuran yang telah diperhitungkan. Obat dengan jenis semisolid tidak memerlukan pengeringan dalam pengerjaan proses produksi. Bahan dasar dan zat aktif diolah melalui proses pemanasan untuk kemudian diaduk. Setelah proses pengadukan selesai, obat dikemas dalam suhu tertentu sesuai dengan karakteristik dan viskositas obat. Obat dengan jenis cair sama pengolahan produksinya 9
10 dengan obat jenis semisolid, hanya viskositas yang membedakan keduanya. Untuk obat jenis serbuk, proses produksinya hampir sama dengan obat jenis solid, namun tidak melalui proses pencetakan, karena setelah bahan dasar dan zat aktif dicampur obat jenis serbuk langsung melalui proses pengemasan. (Lucky S. Slamet, 2012) 2.1.2 Proses Pengemasan Pengemasan obat dilakukan dengan dua tahap, yaitu kemasan primer dan kemasan sekunder. Pada kemasan primer, obat bersentuhan langsung dengan bahan pengemas atau biasa disebut kemasan awal. Untuk kemasan sekunder, obat yang telah dikemas dengan kemasan primer kemudian dikemas kembali dengan bahan yang biasanya terbuat dari kardus. Setiap jenis obat diperlakukan secara berbeda saat proses pengemasan primer, baik bahan pengemas maupun proses pengemasan itu sendiri. Hal ini dilakukan karena perbedaan struktur jenis obat. Untuk pengemasan obat solid dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu : blistering, striping dan botol. Untuk pengemasan obat semisolid dan obat cair adalah dengan menggunakan botol, tube, dan sachet. Sedangkan obat serbuk biasanya dikemas dengan sachet dan botol. (Lucky S. Slamet, 2012)
11 2.2 Penjelasan Mesin Wolkogon 2.2.1 Prinsip Kerja Mesin Wolkogon Mesin Wolkogon berfungsi untuk mengemas obat pada tahap pertama atau yang disebut kemasan primer. Jenis obat yang dikemas adalah obat solid. Komponen utama mesin Wolkogon dapat dikelompokan menjadi 6 bagian, yaitu : komponen penggerak, komponen elektrikal, disk hopper, chanel, sealing roll dan cutting. Komponen penggerak berfungsi untuk menggerakan komponen mesin lainnya, sehingga mesin dapat beroperasi untuk mengemas obat. Komponen elekrtikal memiliki peranan untuk menyalurkan listrik dan mengatur gerakan mesin. Disk hopper adalah tempat untuk menampung dan mengatur posisi obat sebelum turun ke chanel. Chanel sendiri berfungsi untuk mengatur posisi obat dan menjatuhkannya ke dalam poket sealing roll. Setelah obat jatuh dari chanel, obat berada diantara poket sealing roll yang telah dilapisi oleh alumunium foil, sehingga obat akan terbungkus oleh alumunium foil. Cutting berfungsi untuk memotong alumunium foil yang di dalamnya telah berisi obat. Pada proses pengemasan primer, obat yang diletakan pada disk hopper akan turun kelubang chanel sesuai dengan baris yang terdapat pada disk hopper dan chanel. Di dalam chanel, untuk sementara waktu obat ditahan oleh guide plat. Guide plat ini digerakan oleh cam, pada posisi titik terendah cam akan menahan obat. Pada posisi puncak, cam akan melepaskan obat sehingga obat akan turun ke sealing roll. Sealing roll berjumlah dua, masing-masing di kiri dan kanan. Sealing roll berputar dan
12 menarik alumunium foil, sehingga alumunium foil akan menyelimuti permukaan sealing roll. Obat yang turun tersebut, secara otomatis akan terbungkus alumunium foil yang menyelimuti sealing roll. Kemudian obat yang telah terbungkus turun menuju cutting. (Anonymous, 1990) 2.2.2 Cara Kerja Cutting Horizontal Mesin wolkogon memiliki 2 cutting yang memiliki fungsi berbeda, yaitu cutting vertikal dan horizontal. Sesuai dengan penamaannya, cutting vertikal berfungsi untuk memotong alumunium foil yang berisi obat secara vertikal. Sedangkan cutting horizontal akan memotong alumunium foil secara horizontal. Cutting horizontal pada mesin wolkogon terdiri dari beberapa bagian utama, antara lain : roda gigi, cam, bearing penggerak, batang penggerak, mata pisau, rumah pisau, serta penyangga utama. Masing-masing bagian memiliki fungsi yang penting. Jika salah satu bagian mengalami kerusakan, maka cutting horizontal tidak akan berfungsi dengan baik. Roda gigi berfungsi untuk meneruskan gaya yang bersumber dari gerakan putar motor. Gaya putar motor ini yang akan menggerakan roda gigi yang terhubung dengan cam. Gaya putar cam diteruskan oleh bearing dan bearing ini yang akan mengubah gaya putar menjadi gaya dorong. Sebab, bearing ini berada pada batang penggerak yang akan bergerak secara horizontal untuk menggerakan mata pisau. Gerakan mata pisau secara horizontal ditumpu oleh rumah pisau, sehingga mata pisau dapat bergerak pada jalur yang sama setiap gerakan maju mundur mata pisau. Rumah pisau
tersebut ditumpu oleh penyangga utama yang menempel pada bodi mesin. (Anonymous, 1990) 13 2.3 Dasar-dasar Pneumatik Pneumatik merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang udara yang bergerak, keadaan-keadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat keseimbangan udara. Kata pneumatik berasal bahasa Yunani pneuma yang berarti nafas atau udara. Jadi pneumatik berarti terisi oleh udara atau digerakkan oleh udara yang dimampatkan. Pneumatik merupakan cabang dari teori aliran atau mekanika fluida, tidak hanya meliputi penelitian aliran-aliran udara melalui suatu sistem saluran, yang terdiri atas pipa-pipa, selang-selang dan sebagainya, tetapi juga aksi dan penggunaan udara mampat. Pneumatik menggunakan hukum-hukum aeromekanika, yang ditentukan berdasarkan keseimbangan gas dan uap (khususnya udara atmosfir) dengan adanya gaya-gaya luar (aerostatika) dan teori aliran (aerodinamika). Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara mampat dalam industri merupakan ilmu pengetahuan dari semua proses mekanik dimana udara memindahkan suatu gaya atau gerakan. Dalam bidang teknik, pneumatik dalam pengertian yang lebih sempit lagi yaitu teknik udara mampat (udara bertekanan). (Nunung Gunung R., 2008)
14 2.4 Komponen-komponen Pneumatik Komponen pneumatik beroperasi pada tekanan 6 sampai dengan 10 bar dalam praktik yang dianjurkan untuk penggunaan yang ekonomis, hal tersebut juga mengacu kepada kebutuhan konstruksi dan mesin. Beberapa bidang aplikasi di industri yang menggunakan media pneumatik dalam hal penangan material adalah sebagai berikut : a. Pencekaman benda kerja b. Penggeseran benda kerja c. Pemotongan benda kerja d. Pengaturan posisi benda kerja e. Pengaturan arah benda kerja Penerapan pneumatik secara umum : a. Pengemasan b. Pemakanan / pengurangan material c. Pengukuran d. Pemotongan material e. Pengaturan buka dan tutup f. Pemindahan material g. Pemutaran dan pembalikan benda kerja h. Pemilahan bahan i. Penyusunan benda kerja j. Pencetakan benda kerja
15 Susunan sistem pneumatik adalah sebagai berikut : a. Sumber daya (energi supply) b. Elemen masukan (sensors) c. Elemen pengolah (processors) d. Elemen kerja (actuators) (Nunung Gunung R., 2008)