BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang No. 32

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) adalah forum. Desa/Kelurahan (Musrenbang Desa/Kelurahan).

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. berwenang menetapkan dokumen perencanaan. Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN 2004) yang kemudian

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

RANCANGAN AKHIR RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG TATACARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 1/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SINJAI TAHUN

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 1.1 LATAR BELAKANG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. pemberlakuan otonomi daerah telah berlangsung. dasawarsa sejak pemberlakuan otonomi daerah di tahun 1999.

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA, MEKANISME DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VIII PENUTUP BAB VIII PENUTUP

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 5 TAHUN 2006 SERI : E.4

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2011 NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 8 T AHUN 2008 T E N T A N G TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka pelaksanaan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah diwajibkan untuk munyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP/D), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM/D) dan Recana Kerja Pemerintah (RKP/D) sebagai rencana tahunan. Setiap proses penyusunan dokumen rencana pembangunan tersebut memerlukan koordinasi antar instansi pemerintah dan partisipasi seluruh pelaku pembangunan, melalui forum yang disebut dengan nama Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) adalah forum antar pelaku dalam rangka menyusun rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah. Musrenbang dilaksanakan dimulai dari tingkat Desa/kelurahan yang disebut Musyawarah Perencanaan Pembangunan Tingkat Desa/Kelurahan (Musrenbang Desa/Kelurahan). Dalam Musrenbang Desa/Kelurahan diawali melalui penggalian gagasan ditingkat dusun yang bersifat partisipatif dan melibatkan segenap elemen masyarakat Desa/Kelurahan. Hasil Musrenbang desa/kelurahan ini menjadi masukan dalam Musrenabang tingkat kecamatan. 1

2 Musyawarah Perencanaan Pembangunan Tingkat Kecamatan (Musrenbang Kecamatan) adalah forum musyawarah tahunan para pemangku kepentingan ditingkat kecamatan untuk mendapatkan masukan kegiatan prioritas dari desa/kelurahan serta menyepakati rencana kegiatan lintas desa/kelurahan di kecamatan yang bersangkutan sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Kecamatan dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah kabupaten/kota pada tahun berikutnya. Musrenbang Kecamatan dilaksanakan bertujuan untuk membahas dan menyepakati hasil-hasil Musrenbang dari tingkat Desa/Kelurahan yang akan menjadi kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan yang bersangkutan, membahas dan menetapkan kegiatan prioritas pembangunan di tingkat kecamatan yang belum tercakup dalam prioritas kegiatan pembangunan desa/kelurahan, melakukan klasifikasi atas kegiatan prioritas pembangunan kecamatan sesuai dengan fungsi-fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota. Hasil Musrenbang Tingkat Kecamatan akan menjadi masukan dalam Musrenbang pada tingkat yang lebih tinggi, yakni Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten/Kota (Musrenbangda Kabupaten/Kota), Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi sebagai daerah otonom (Musrenbang Provinsi), Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi (Musrenbang Provinsi), dan Musyawarah Perencanaan Nasional (Musrenbangnas).

3 Dalam mengatur pelaksanaan Musrenbang ini, maka pemerintah telah mengeluarkan berbagai macam peraturan antara lain yaitu dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 ini perencanaan pembangunan bersifat bottom-up yang menekankan partisipasi dari banyak pihak dalam pelaksanaan pembangunan tersebut. Keterlibatan dari banyak pihak dalam perencanaan pembangunan di daerah dapat di wujudkan melalui suatu Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Musrenbang itu sendiri adalah forum antar pelaku dalam rangka menyusun rencana pembangunan Nasional dan rencana pembangunan Daerah. Musrenbang juga menjadi wadah penyusunan dokumen rencana pembangunan dan koordinasi antar instansi pemerintah dan partisipasi seluruh pelaku pembangunan. Dalam Undang-undang No 25 Tahun 2004 pasal 1 ayat 3 di jelaskan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ( SPPN) adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggaraan negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah. adalah: Kemudian dalam pasal 2 ayat 4 dinyatakan pula bahwa tujuan SPPN 1. Mendukung kondisi antar pelaku pembangunan.

4 2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu antar fungsi pemerintah maupun antar pusat dan daerah. 3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antar perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. 4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan 5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. Undang-undang tersebut juga menjelaskan empat (4) tahap proses perencanaan pembangunan, yakni: 1. Penyusunan Rencana Tahap penyusunan rencana dilaksanakan untuk menghasilkan rancangan lengkap suatu rencana yang siap untuk ditetapkan yang terdiri dari empat langkah. (1) Penyiapan rancangan rencana pembangunan yang bersifat teknokratif, menyeluruh, dan terukur. (2) Masing -masing instansi pemerintah menyiapkan rancangan rencana kerja dengan berpedoman pada rancangan rencana pembangunan yang telah disiapkan. (3) Melibatkan masyarakat (stakeholders) dan menyelaraskan rencana pembangunan yang dihasilkan masing-masing jenjang pemerintahan melalui musyawarah perencanaan pembangunan. Diawali dengan penyelenggaraan musrenbang tingkat desa, musrenbang tingkat

5 kecamatan, musrenbang tingkat kabupaten. (4) Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan, langkah ini berdasarkan hasil musrenbang kabupaten. 2. Penetapan Rencana Penetapan rencana menjadi produk hukum sehingga mengikat semua pihak untuk melaksanakannya. Menurut UU ini, rencana pembangunan jangka panjang nasional/daerah ditetapkan sebagai PERDA, rencana pembangunan jangka menengah daerah ditetapkan sebagai kepala daerah. 3. Pengendalian Pelaksanaan rencana Pembangunan Dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam rencana melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut oleh pimpinan lembaga/satuan kerja perangkat daerah. Selanjutnya kepala Bappeda menghimpun dan menganalisis hasil pamantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masingmasing pimpinan lembaga/satuan kerja perangkat daerah sesuai denagn tugas dan kewenangannya. 4. Evaluasi Pelaksanaan rencana Adalah bagian dari kegiatan perencanaan pembangunan secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi

6 untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam dokumen rencana pembangunan. Kemudian dalam pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara penyusunan, Pengendaliana dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah juga disebutkan bahwa Perencanaan pembangunan daerah dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan dan berkelanjutan. Dalam beberapa peraturan tersebut telah disinggung mengenai harus adanya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan. Sehubungan dengan tahapan di atas, penulis memfokuskan penelitian ini pada musyawarah perencanaan pembangunan kecamatan (Musrenbang Kecamatan) di Kecamatan Salo Kabupaten Kampar. Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kecamatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan Salo merupakan forum konsultasi dengan para pemangku kepentingan pembangunan untuk menyepakati prioritas usulan-usulan masalah yang berasal dari masyarakat tingkat kelurahan dan juga merumuskan kegiatan-kegiatan yang akan dimusyawarahkan dalam forum-forum SKPD dan Musrenbang kota di bawah koordinasi Bappeda. Hasil musyawarah perencanaan pembangunan kecamatan tersebut adalah berupa materi kesepakatan dan komitmen sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan rancangan pembangunan daerah baik untuk jangka panjang maupun jangka menengah. (UU. No. 25 tahun 2004).

7 Dalam pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan kecamatan (Musrenbangcam) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kecamatan Salo beserta seluruh komponen dan Instansi yang terkait, tentunya diharapkan kesepahaman dan persatuan seluruh komponen dan instansi terkait untuk meneyelenggarakan Musrenbang ini dengan baik dan sesuai dengan harapan masyarakat. Sehingga hasil dari musrenbang tingkat Desa yang kemudian di usulkan ke Kecamatan Salo ini bisa terealisasikan oleh pihak kabupaten pada Musrenbang Tingkat Kabupaten Kampar. Kecamatan Salo Merupakan Salah Satu Kecamatan Di kabupaten Kampar yang terdiri dari 6 (enam) Desa yaitu Desa Salo, Desa Salo Timur, Desa Gating, Desa Ganting Damai, Desa Sipungguk dan Desa Siabu, yang sedang giatgiatnya dalam menyelenggarakan pembangunan, baik pembangunan infrastruktur, tatanan pemerintah dan perekonomian masyarakat. Sehingga demikian pasrtisipasi masyarakat dalam hal ini harus berperan aktif. Musrenbang Kecamatan tahun 2014 di Kecamatan Salo Kabupaten Kampar dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2014. Berdasarkan penomena di atas bahwa pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan tingkat kecamatan di kecamatan Salo terdapat beberapa masalah yaitu: Pertama, kurangnya tingkat partisipasi dari pemangku kepentingan (Stake holder) pada pelaksanaan Musrenbang Kecamatan Salo ini, sehingga usulan-usulan dari masyarakat sering tidak terealisasikan. Salah satu contohnya pengaspalan jalan di desa ganting, padahal jalan tersebut salah satu jalan alternatif bagi masyarakat setempat. Jalan tersebut sebenarnya telah di usulkan setiap

8 tahunnya, tapi tetap juga tidak terealisasikan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) melalui dana APBD Kabupaten Kampar. Kemudian conto h lain adalah pembangunan gedung MTs Ganting Damai, juga tidak terealisasikan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Kedua, keterbatasan pengetahuan teknis para pihak pengambilan keputusan dalam menentukan daftar skala priotitas pembangunan, hal itu sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh sekretaris desa Ganting Damai pada tanggal 4 Maret 2015 bahwa apa yang paling dibutuhkan masyarakat tidak terealisasikan sedangkan yang tidak sangat di butuhkan masyarakat terealisasikan. Salah satu contohnya usulan pengaspalan jalan di Desa Ganting Damai, Tapi yang terealisasikan adalah irigasi, padahal irigasi tersebut tidak ada dalam usulan. Selanjutnya untuk melihat jumlah Kegiatan-kegiatan yang di prioritaskan di Musrenbang Kecamatan Salo tahun 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel I.1 Daftar Urutan Kegiatan Prioritas Menurut SKPD Kecamatan Salo No Desa Kegiatan Priorotas Volume 1. Salo Lanjutan Lapen Dusun Sialang Semenisasi RT. 002, RW. 003 Dusun Terang Bulan Drainase jalan Dt. Harusyah Simpang Siabu dusun Koto Bangun 1000 M 250 M 500 M SKPD Penanggungjawab Cipta Karya dan Tata Ruang Cipta Karya dan Tata Ruang

9 2. Salo Timur Pembangunan Gedung serba guna Kantor Desa Salo Timur Hot Mix jalan Berdikari Parit Beton Jalan Samping Kantor Desa 3. Ganting LPB Kelas C jalan ke kuburan Dusun Koto Semiri Hot Mix Jalan Simpang Batu Pembangunan WC & Tambahan Lokal SD 013 Ganting Jaringan Listrik Semenisasi dari jembatan gantung P. Tengah Ke G. Damai 4. Ganting Damai Turab Tebing MDA Darul Ulum Dusun Sukun Box Culvert Jembatan Silam Dusun Suka Maju Pengaspalan Jl. Sei. Manggis 5. Sipungguk Pengaspalan jalan Lingkungan Dusun Teratak Pelebaran jalan lingkungan sipungguk Turab sungai Sipungguk Sungai Kampar dan 6. Siabu Pengerasan Jalan Sungai Pinaso Pengaspalan Jalan Kantor Desa Siabu Turab Depan Kantor Desa Siabu Sumber: Kantor Camat Salo 2014 1 Unit 700 M 80 x 100 x 500 M 1 KM 800 M 2 Unit 1 Paket 4 M x 2 Km 200 M 4 x 7 M 1.5 Km 900 M 2 KM 2 KM 1.5 KM 1 KM 3 x 4 M Cipta Karya dan Tata Ruang Pendidikan Kebudayaan dan Pertambangan Cipta Karya dan Tata Ruang

10 Kemudian untuk melihat jumlah kegiatan-kegiatan yang terealisasikan di Musrenbang Kecamatan Salo tahun 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: No Desa Tabel I.2 Daftar Urutan Kegiatan terealisasi Kecamatan Salo Kegiatan Terealisasi Volume 1. Salo Semenisasi RT. 250 M 002, RW. 003 Dusun Terang Bulan Drainase jalan 500 M Dt. Harusyah Simpang Siabu dusun Koto Bangun 2. Salo Hot Mix jalan 700 M Timur Berdikari 3. Ganting Hot Mix Jalan 800 M Simpang Batu Semenisasi dari 4 M x 2 jembatan gantung Km P. Tengah Ke G. Damai 4. Ganting Pengaspalan Jl. 1.5 Km Damai Sei. Manggis 5. Sipungguk Pengaspalan jalan 900 M Lingkungan Dusun Teratak Pelebaran jalan 2 KM lingkungan sipungguk 6. Siabu Pengerasan Jalan 1.5 KM Sungai Pinaso Pengaspalan 1 KM Jalan Kantor Desa Siabu Sumber: Data Olahan Kantor Camat Salo 2015 Pagu 150.000.000,- 75.000.000,- 175.000.000,- SKPD Penanggungja wab Cipta Karya dan Tata Ruang Cipta dan Ruang Cipta dan Ruang Karya Tata Karya Tata 180.000.000,- 200.000.000,- 750.000.000,- 350.000.000,- 950.000.000,- 500.000,000,- 400.000.000,-

11 Dari tabel di atas dapat peneliti melihat bahwa dari sekian banyak program usulan yang telah diajukan dalam menunjang proses pembangunan suatu daerah khususnya yang berada di kecamatan Salo, hanya beberapa program usulan yang diprioritaskan. Dalam hal ini, setiap desa rata-rata mendapatkan prioritas tiga program usulan. Kemudian dari tabel juga dapat dilihat bahwa hanya sebagian kecil program usulan yang terealisasikan. Hal ini tentu sangat tidak relevan mengingat banyaknya kebutuhan masyarakat itu sendiri yang seringkali hanya sebatas usulan tanpa adanya tindak lanjut dalam merealisasikan program usulan tersebut.kebijaksanaan dan pertimbangan yang matang dituntut dalam menentukan skala prioritas agar kebijakan yang diambil nantinya tepat sasaran dan sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul: Analisis Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang ) Kecamatan di Kecamatan Salo Kabupaten Kampar tahun 2014. 1.2 Perumusan Masalah Untuk mempermudah peneliti nantinya dan agar peneliti memiliki arahan yang jelas dalam menginterprestasikan hasil penelitian, maka terlebih dahulu dirumuskan masalahnya.

12 Adapun yang menjadi rumusan masalahnya adalah: a. Bagaimana Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan di Kecamatan Salo Kabupaten Kampar? b. Apa hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Musrenbang Kecamatan di Kecamatan Salo? 1.3 Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan tentunya mempunyai sasaran yang hendak di capai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui sebelumnya. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Kecamatan Salo Kabupaten Kampar. b. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Kecamatan Salo Kabupaten Kampar. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: a. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan karya ilmiah di bidang administrasi Negara.

13 b. Secara praktis Secara praktis penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah ataupun lembaga-lembaga lain yang membutuhkan serta menjadi acuan dan pedoman dalam bekerja. 1.5 Sistimatika penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan malsalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistimatika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang kerangka teori, penelitian terdahulu, pandangan islam, kerangka pemikiran serta konsep operasinal. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan beberapa di antaranya : lokasi dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel dan metode analisis. BAB IV : GAMBARAN UMUM Dalam bab ini berisi gambaran umumtentang Kabupaten Kampar, kecamatan Salo serta Kantor Camat Salo. BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Didalam Bab ini berisikan analisa dari pelaksanaan Musrenbang dan hambatan-hambatan dari pelaksanaan tersebut.

14 BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang sifatnya dapat membangun bagi objek penelitian.