fading konstan untuk setiap user dengan asumsi perpindahan mobile station relatif

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan metode akses kanal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PERANCANGAN MODEL KANAL DAN SIMULASI POWER CONTROL DENGAN MENGGUNAKAN DIVERSITAS ANTENA

ANALISA IMPLEMENTASI GREEN COMMUNICATIONS PADA JARINGAN LTE UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ENERGI JARINGAN

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

BAB III MODEL SISTEM CLOSED-LOOP POWER CONTROL PADA CDMA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

yang dapat menghubungkan pemakai pada telepon biasa dan pemakai telepon selular

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS HANDOFF JARINGAN UMTS DENGAN MODEL PENYISIPAN WLAN PADA PERBATASAN DUA BASE STATION UMTS

BAB II PROPAGASI SINYAL. kondisi dari komunikasi seluler yaitu path loss, shadowing dan multipath fading.

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG

BAB II POWER CONTROL CDMA PADA KANAL FADING RAYLEIGH

BAB I PENDAHULUAN. handoff pada jaringan 3G (third generation), para pengguna sudah dapat merasakan

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA

ANALISIS PENINGKATAN KINERJA SOFT HANDOFF TIGA BTS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROPAGASI OKUMURA

Dalam hal ini jarak minimum frequency reuse dapat dicari dengan rumus pendekatan teori sel hexsagonal, yaitu : dimana :

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

Perencanaan Transmisi. Pengajar Muhammad Febrianto

Objective PT3163-HANDOUT-SISK OMBER

Analisis Performansi WCDMA-Diversitas Relay pada Kanal Fading

I. PENDAHULUAN. terutama di bidang sistem komunikasi nirkabel (wireless). Sistem wireless

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC

ANALISIS KINERJA ALGORITMA SUBOPTIMAL HANDOVER PADA SISTEM KOMUNIKASI WIRELESS

EVALUASI KINERJA ALGORITMA HISTERESIS HARD HANDOFF PADA SISTEM SELULER

MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009

BAB II SOFT HANDOFF. bergerak. Mobilitas menyebabkan variasi yang dinamis pada kualitas link dan tingkat

OPTIMASI LINTAS LAPISAN PADA KOOPERATIF DI DALAM GEDUNG

IMPLEMENTASI MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN TMS320C6713

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisa Perencanaan Indoor WIFI IEEE n Pada Gedung Tokong Nanas (Telkom University Lecture Center)

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung. Tabel 3.1. Jadwal kegiatan Penelitian

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISISNYA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Analisis Simulasi Vertical Handover dari LTE ke Wi-Fi n pada Layanan Video Streaming

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile

TEKNIK PERANCANGAN JARINGAN AKSES SELULER

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

Universitas Kristen Maranatha

LINK BUDGET. Ref : Freeman FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

BAB II STUDI LITERATUR

ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Analisis Aspek-Aspek Perencanaan BTS pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA

BAB 2 DASAR TEORI. Sistem telekomunikasi yang cocok untuk mendukung sistem komunikasi

UNJUK KERJA ALGORITMA HARD HANDOFF TERHADAP VARIASI KECEPATAN MOBILE STATION

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)

BAB I PENDAHULUAN. Akhir yang berjudul Discrete Fourier Transform-Spread Orthogonal Frequency Division

BAB III LANDASAN TEORI

SIMULASI DAN ANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI PADA LTE FEMTOCELL BERBASIS SOFT FREQUENCY REUSE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Analisis Pengaruh Model Propagasi dan Perubahan Tilt Antena Terhadap Coverage Area Sistem Long Term Evolution Menggunakan Software Atoll

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sinyal paling tinggi. Metode ini memperlihatkan banyaknya handover yang tidak

Analisa Performansi Sinyal EVDO di Area Boundary Pada Frekuensi 1900 MHz

UNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB-CAC) PADA SISTEM WCDMA. Devi Oktaviana

Simulasi Dan Analisis Pengaruh Kecepatan Pengguna Terhadap Kualitas Layanan Data Dengan Menggunakan Encoder Turbo Code Pada Sistem CDMA EV-DO Rev A

BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR ANALISA KENDALI DAYA TERHADAP LAJU KESALAHAN BIT PADA SISTEM CDMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB VI IESIHPULAH. jaringan radio cellular pada bab-bab sebelurrmya maka. - penggunaan alokasi band frekuensi menjadi efisien

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN TELEKOMUNIKASI GSM. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Planning cell site. Sebuah jaringan GSM akan digelar dikota Bandung Tengah yang merupakan pusat kota yang memiliki :


LAMPIRAN A. File ini merupakan fungsi utama untuk menjalankan simulasi standar IS-95 untuk forward link.

ANALISIS RSCP PADA HSDPA DAN HSUPA DI WILAYAH KOTA MALANG

Jurnal Infotel Volume 2, Nomor 2, November 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN MINILINK ERICSSON

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

UNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB CAC)

BAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM. Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima

2012, No BATASAN LEVEL EMISI SPEKTRUM (SPECTRUM EMISSION MASK) YANG WAJIB DIPENUHI OLEH PENYELENGGARA PCS1900

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

Perancangan MMSE Equalizer dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak

Simulasi MIMO-OFDM Pada Sistem Wireless LAN. Warta Qudri /

ANALISA KINERJA MPEG-4 VIDEO STREAMING PADA JARINGAN HSDPA

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) 1800 MHz DI WILAYAH MAGELANG MENGGUNAKAN BTS EXISTING OPERATOR XYZ

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR ANALISIS HANDOFF JARINGAN UMTS DENGAN MODEL PENYISIPAN WLAN PADA PERBATASAN DUA BASE STATION UMTS

PERHITUNGAN LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI GSM DI DAERAH URBAN CLUSTER CENTRAL BUSINESS DISTRIC (CBD), RESIDENCES, DAN PERKANTORAN

Analisis Kinerja dan Kapasitas Sistem Komunikasi MIMO pada Frekuensi 60 GHz di Lingkungan dalam Gedung HIKMAH MILADIYAH

BAB III PROSES HANDOVER DAN PENYEBAB TERJADINYA HANDOVER FAILURE

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam simulasi ini digunakan power control dengan pendekatan strength based dan SIR based. Simulasi diasumsikan dilakukan pada suatu sistem sel tunggal dan tipe sel yang digunakan adalah macrocell. Macrocell digunakan pada area dengan kepadatan yang tinggi, seperti pusat kota, jalan raya atau pusat Bandar udara, ukuran sel yang kecil diperlukan untuk mencapai kapasitas user per unit area yang lebih tinggi. Ukuran macrocell (0.4 sampai 2 Km) dan antena pada macrocell juga bekerja dengan daya pancar yang relatif lebih kecil (kurang dari 20 mw). Sedangkan daya dari mobile station berdasarkan link budget untuk sistem UMTS berkisar antara 1,25 nw sampai 0,125 W. berdasarkan point-point di atas dalam simulasi ini diasumsikan mobile station bergerak secara random dalam area sel 0.4 sampai 2 Km. Dalam simulasi ini untuk algoritma strength based diasumsikan daya referensi 0,001 mw atau -60 db. Daya pancar mobile station diasumsikan 0,01 mw atau -50 db. Untuk simulasi SIR based, SIR referensi untuk simulasi yaitu -14 db. Daya pancar mobile station diasumsikan 0,01 mw atau -50 db. Parameter yang diamati adalah level daya yang dipancarkan oleh beberapa mobile station. Dalam simulasi ini telah disebutkan pada bagian sebelumnya, long term fading konstan untuk setiap user dengan asumsi perpindahan mobile station relatif kecil. Sementara short term fading diasumsikan terdistribusi Rayleigh. Short term

fading terdistribusi Rayleigh yang digunakan pada simulasi ini dapat dilihat pada gambar 4.1. 7 Short-Term Fading dengan Distribusi Rayleigh S 4 Ji 3 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Waktu (ms) Gambar 4.1 Short termfading terdistribusi Rayleigh 4.1 Metode Sebelum Power Control 4.1.1 Strength Based Dalam simulasi ini, daya pancar tiap mobile station sama besar -50 db dan level daya referensi pada base station adalah -60 db. Simulasi dilakukan dengan jumlah user Nu = 10. 35

Pada gambar 4.2 diperiihatkan hasil simulasi strength based yang dipancarkan beberapa mobile station sebelum menggunakan power control sebesar -50 db. -49 Daya yang dipancarkan oleh beberapa Mobile Station sebelum PC _49 2 mobile station 2-49.4 mobile station 4 '49 6 mobile station 6-49.8 CD TO -50 > 0 3-50.2; -50.4-50.6\ -50.8-51 1 4 5 6 7 8 9 10 Waktu (ms) Gambar 4.2 Daya yang dipancarkan oleh beberapa MS sebelum PC Dari hasil simulasi teriihat bahwa level daya yang dipancarkan beberapa mobile station sebelum power control mendapatkan hasil yang sama yaitu sebesar -50 db. Sedangkan pada gambar 4.3 diperiihatkan hasil simulasi strength based yang diterima base station sebelum menggunakan power control dengan nilai referensi -60 db. 36

-25 Daya yang diterima Base Station dari beberapa Mobile Station sebelum PC -30 mobile station 2-35 mobile station 4 "40 mobile station 6-45 CD T» ^ -50 > / / 0-55' / / -60; -65-70 -75 1 5 6 7 8 9 10 Waktu (ms) Gambar 4.3 Daya yang diterima BS dari beberapa MS sebelum PC Dari hasil simulasi teriihat bahwa level daya yang diterima base station dari beberapa mobile station sebelum power control teriihat berbeda, dengan daya referensi awal yang diberikan sebesar -60 db. Hal ini disebabkan oleh faktor jarak (near-far) dan shadowing. 37

4.1.2 SIR Based Dalam simulasi ini sebagai referensi digunakan nilai referensi SIR yaitu -14 db. Nilai ini diperoleh dari nilai Eb/No =5dan processing gain untuk nilai referensi yaitu 125. Pada gambar 4.4 diperiihatkan hasil simulasi SIR yang dipancarkan beberapa mobile station sebelum menggunakan power control sebesar -50 db. CQ -49 Daya yang dipancarkan oleh beberapa Mobile Station sebelum PC _49 2 mobile station 2-49.4 mobile station 4 "496 mobile station 6 ^9.8 ^ -50 > 0-1 -50.2-50.4 i -50.6-50.8 ^ -51 1 5 6 7 8 9 10 Waktu (ms) Gambar 4.4 Daya yang dipancarkan oleh beberapa MS sebelum PC Dari hasil simulasi teriihat bahwa level daya yang dipancarkan beberapa mobile station sebelum power control mendapatkan hasil yang sama yaitu sebesar -50 db. 38

Sedangkan pada gambar 4.5 diperiihatkan hasil simulasi SIR yang diterima base station sebelum menggunakan power control dengan nilai Eb/No adalah 5. Daya yang diterima Base Station dari beberapa Mobile Station sebelum PC -10-15 \ CD -20 75-25 -30-35 ^0 mobile station 2 mobile station 4 mobile station 6 0-45 5 6 Waktu (ms) 10 Gambar 4.5 Daya yang diterima BS dari beberapa MS sebelum PC Dari hasil simulasi teriihat bahwa level daya yang diterima base station dari beberapa mobile station sebelum power control teriihat berbeda, dengan nilai Eb/No awal yang diberikan sebesar 5 db. Hal ini juga disebabkan oleh faktor jarak (nearfar) dan shadowing. 39

4.2 Metode Setelah Power Control 4.2.1 Strength Based Pada gambar 4.6 diperiihatkan hasil simulasi strength based yang dipancarkan beberapa mobile station dengan menggunakanpower control sebesar -50 db. -35-40- -45; -50 m.55 jo -60 Daya yang dipancarkan oleh beberapa Mobile Station setelah PC mobile station 2 mobile station 4 mobile station 6 0 5-65 -70-75 -80-85 0 10 15 20 25 30 35 40 45 Waktu (Tp) 50 Gambar 4.6 Daya yang dipancarkan oleh beberapa MS setelah PC Dari hasil simulasi memperlihatkan perubahan daya pancar beberapa mobile station dari hasil simulasi akibat adanya penggunaan power control. Daya pancar mobile station pada simulasi ini adalah -50 db. Daya pancar mobile station pada simulasi ini akan berubah selama proses komunikasi akibat adanya pergerakan dan multipathfading yang dialami oleh user Imobile station. 40

Sedangkan pada gambar 4.7 diperiihatkan hasil simulasi strength based yang diterima base station dengan menggunakan power control nilai referensi -60 db. -25 Daya yang diterima Base Station dari beberapa Mobile Station setelah PC -30 mobile station 2-35 mobile station 4 "40 mobilestation 6 CO CD >. (0 Q ^5-50 0 > _] -55-60 -65-70: -75^ 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Waktu (Tp) Gambar 4.7 Daya yang diterima BS dari beberapa MS setelah PC Dari hasil simulasi dapat dilihat bahwa tujuan power control pada kanal uplink, yaitu menyamakan level daya yang diterima base station tercermin dengan cukup jelas. Level daya pada base station dari beberapa mobile station (10 MS) dengan posisi yang berbeda, dapat dikatakan berhasil disamakan dengan mekanisme power control pada nilai referensi -60 db. Pada algoritma strength based nilai fluktuasi level daya berada di rentang nilai -61 db sampai -59 db dengan waktu sampling terdekat () adalah 1,0 ms dan waktu sampling terjauh 41

(mobile station 6) adalah 35 ms. Waktu sampling ini didasarkan pada perubahan update power control. Ini membuktikan bahwa power control dapat mengatasi masalah near-far yang dialami oleh mobile station - mobile station tersebut. 4.2.2 SIR Based Pada gambar 4.8 diperiihatkan hasil simulasi SIR yang dipancarkan beberapa mobile station dengan menggunakan power control sebesar -50 db. CO -20: -25-30 -35-40 Daya yang dipancarkan oleh beberapa Mobile Station setelah PC mobile station 2 mobile station 4 mobile station 6 5- An a> >> to Q 0 <D "40-50 -55-60 -65 0 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Waktu (Tp) Gambar 4.8 Daya yang dipancarkan oleh beberapa MS setelah PC Dari hasil simulasi memperlihatkan perubahan daya pancar beberapa mobile station akibat adanya penggunaan power control. Daya pancar mobile station pada 42

simulasi ini akan berubah selama proses komunikasi akibat adanya pergerakan dan multipath fading yang dialami oleh user Imobile station. Sedangkan pada gambar 4.9 diperiihatkan hasil simulasi SIR yang diterima base station dengan menggunakan power control dengan nilai referensi -14 db. Daya yang diterima Base station dari beberapa Mobile Station setelah PC -5-10 -15 _ 32. _2Q mobile station 2 O _25 mobile station 4 J3 _30 mobile station 6 _35 _40 0-45 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Waktu (Tp) Gambar 4.9 Daya yang diterima BS dari beberapa MS setelah PC Dari hasil simulasi untuk nilai referensi SIR yaitu -14 db, power control dapat melakukan tugasnya dengan baik yaitu memerintahkan mobile station untuk menyamakan level SIR yang dipancarkan oleh beberapa mobile station dengan nilai SIR referensi. Pada algoritma SIR based nilai fluktuasi level daya berada di rentang nilai -15 db sampai -14 db dengan waktu sampling terdekat () adalah 43

1,0 ms dan waktu sampling terjauh (mobile station \0) adalah 29 ms. Waktu sampling ini didasarkan pada perubahan update power control. Bila dibandingkan dengan hasil simulasi pada power control Strength based, fluktuasi level sinyal yang diterima pada base station untuk sistem SIR based lebih cepat atau lebih baik. Hal ini sesuai dengan teori dimana SIR based power control akan merefleksikan kinerja yang lebih baik daripada Strength based karena SIR based secara langsung mengukur kualitas sinyal masing-masing mobile station. 4.3 Outage Probability Outage probability sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya, merupakan perbandingan antara nilai SIR yang tejadi dalam simulasi (lapangan) dengan nilai SIR target (threshold) yaitu sebesar -14 db. 05 CO "O -0.5: $ -1.5-2: mobile station 2 mobile station 4 mobile station 6 0-2.5 5 To 15 20 25 30 35 40 45 50 Waktu (Tp) Gambar 4.10 Level Outage Probability 44

Gambar 4.10 menunjukkan hasil simulasi outage probability yang mana menghasilkan nilai mendekati nol atau zero mean probability. Hal ini sesuai dengan yang diharapkan, jika nilai outage probability-nya mendekati nilai nol atau zero mean probability, maka sistem semakin baik, yang artinya nilai SIR mendekati nilai threshold sebesar -14 db. 45