Budiarti 1 Zuhri.D 2 Sehatta Saragih 3 Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru Telp. (0761)

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 013 GANTING KECAMATAN SALO

Manah Kibtiyah 1 Sehatta Saragih 2 Suhermi 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

Rokiah Syafitri 1 Sehatta Saragih 2 Suhermi 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761) Abstract

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

Eka Mayani 1 H. Zuhri D 2 Sehatta Saragih 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761) Abstract

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

Wan Sriindrahayu 1 Suhermi 2 Rini Dian Anggraini 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Bambang Irawadi*), Yenita Roza, Zuhri**) ( )

Suliani 1 Yenita Roza 2 Rini Dian Anggraini 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

Darmawati*), Titi Solfitri **), Yenita Roza**) Key word: Cooperative Learning, STAD, Learning Achievement

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

Lilia Mutiara *) Susda Heleni dan Kartini **) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

PENERAPAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 1 SMA NEGERI 2 KUANTAN HILIR

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Asari* Rini Dian Anggraini ** Zuhri D *** Key word : cooperative learning, STAD, mathematics learning outcomes

Libarti 1 Sehatta Saragih 2 Suhermi 3 Kampus Bina Widya Km.12.5 Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Key words: STAD, learning outcomes

Oleh: Marfi Ario Susda Heleni Jalinus

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Asmarita 1, Sehatta Saragih 2, Zuhri D 3 Contact :

Affandi*) Kartini, Susda Heleni**) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UR

Keywords: Mathematics Learning Outcomes, Cooperative Learning, Numbered Heads, Classroom Action Research.

Wirma Niasari *), Susda Heleni, Titi Solfitri **) Keyword : Cooperative Learning, Two Stay Two Stray, Learning Achievement

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS IIIB SDN 001 SALO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Aryanita 1 * Syofni ** Sehatta Saragih ***

Rusanti Sinaga 1 Yenita Roza 2 Rini Dian Anggraini 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE

Oleh: Riza Pratiwi Sehatta Saragih Titi Solfitri ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII 4 SMP Negeri 5 PEKANBARU

Ririn Budiarti*) Susda Heleni**) Syarifah Nur Siregar**)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Ermiwati*) Putri Yuanita**) Syofni **) Key word : Cooperative Learning, Think Pair Square, Learning Achievement

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Wiwin Crisdayanti 1, Sakur 2, Rini Dian Anggraini 3 Contact :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 005 SEGATI KEC. LANGGAM T.

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Restu Putri Islami* Syofni ** Putri Yuanita ***

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Nurain *) Japet Ginting, dan Armis **) ABSTRACT

Siti Kulala 1 Rini Dian Anggraini 2 Yenita Roza 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 025 SUNGAI TUNGGAK

Vadhillah Rivha Vicry, H. Zuhri D, Suhermi No Hp

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

Monica Eka Yulianda 1, Atma Murni 2, Jalinus 3 Contact :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR METEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 65 PRTANI TP.

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI MIA 1 SMA NEGERI 8 PEKANBARU

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Nur Rahmi, Suhermi, Atma Murni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SDN 112 PEKANBARU

Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR HP :

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS SMP NEGERI 4 SIAK HULU

Program Studi Pendidikan Matematika

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI 003 SIABU KECAMATAN SALO

Anita Lidya Hastuti Nauli*) Armis**) Titi Solfitri ***)

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Lucia Helen Dewi Ariani * ), Japet Ginting,Yenita Roza ** ) ( )

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OTENTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 4 SMP NEGERI 17 PEKANBARU

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMPS CENDANA PEKANBARU

Elia Asdiana 1 Titi Solfitri 2 Zuhri, D 3

Tatik Lestari, Syofni, Kartini No Hp :

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK

Eka Andriyani*) Syofni**) Jalinus**)

Abstract: This research is based on the low of students math achievement at

Noni Vera Helvida*, Putri Yuanita**, Syarifah Nur Siregar**)

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 8 SMA NEGERI 2 SIAK HULU

Dwi Astuti 1, Titi Solfitri 2, Susda Heleni 3 Kontak :

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

ABSTRACT. Key word : Model study of type cooperative, think pair square, cycles, learning outcomes, result of learning mathematics

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII a SMP N 2 CERENTI

Yuli Astuti 1 Titi Solfitri 2 Syarifah Nur Siregar 2 Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII A SMP AN-NAMIROH PEKANBARU

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII B SMP BEER SEBA PEKANBARU

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE DENGAN KARTU SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 7 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015

Nora Efmawati Syahrilfuddin, Hendri Marhadi,

Oleh: Windi Prastiwi Japet Ginting Sakur ABSTRACT

Faculty of Teacher Training and Education Mathematic and Sains Education Major Mathematic Education Study Program Riau University

PENERAPAN STRATEGI FIRE-UP DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII 3 SMPN 2 TAMBANG

Siti Nasuha 1, Jalinus 2, Rini Dian Anggraini 3 Hp.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 025 BAGANSIAPIAPI

Lestaria Meri, Atma Murni, Syofni No Hp :

Faculty of Teacher Training and Education Mathematic and Sains Education Major Mathematic Education Study Program Riau University

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE THINK PAIR SQUARE (TPS) TO IMPROVE MATHEMATICS ACHIEVEMENT GRADE X AP 1 SMK PGRI PEKANBARU

Keywords: Model pembelajaran kooperatif, Think Pair Square, Hasil Belajar

Di susun oleh Fitri Anita. Ridwan Melay Marwoto Saiman Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas Riau Jl. Bina Widya KM 12,5 Pekanbaru

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENGGUNAAN POHON FAKTOR PADA MATERI KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 002 SIPUNGGUK KECAMATAN SALO KABUPATEN KAMPAR Budiarti 1 Zuhri.D 2 Sehatta Saragih 3 Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru Telp. (0761) 63266 e-mail : Budiarti947@yahoo.com Abstract: This research aims to improve student s mathematics learning outcomes by implementing cooperative learning model of Students Teams Achievement Division (STAD) type in class IV SD Negeri 002 Sipungguk, in even/second semester of academic years 2012/2013. This study uses the classroom action research. The subject studied were students of class IV SD Negeri 002 Sipungguk with the number 33 people consisting of 15 male students ang 18 female studenst. Studenst in this class are heterogeneous in terms academic ang gender. It was conducted in two cycles. The activity of a students learning outcomes data were gained by collecting activity data by using observation sheet and test. Analysis of the data used descriptive statistical analysis that describes the activities of the teacher and students, analysis of learning outcomes and successful measurements. The result of the first cycle found that percentage of student who achieve mastery minimum criteria ( 60) was 79% and the second cycle was 100%, wich increased the percentage of the previous measures only 48%. The conclusion of this study indicate that cooperative learning model type of Student Team Achieviment Division (STAD) can improve student s mathematic learning outcomes. Keyword : Student Teams Achievement Division, Mathematic learning outcomes Pendahuluan Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah dan banyak terapannya dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu matematika juga dapat membentuk kepribadian seseorang seperti bisa memilih kapan berfikir kritis dan berfikir logis. Mengingat matematika sangat penting, maka siswa dituntut untuk menguasainya. Khususnya dijenjang Sekolah Dasar 1 Budiarti adalah mahasiswa program studi pendidikan matematika FKIP Universitas Riau 2 Zuhri.D adalah dosen program studi pendidikan matematika FKIP Universitas Riau dan merupakan dosen pembimbing I 3 Sehatta Saragih adalah dosen program studi pendidikan matematika FKIP Universitas Riau dan merupakan dosen pembimbing II 1

(SD) kelulusannya dalam Ujian Nasional (UN) salah satunya ditentukan dengan hasil belajar terhadap matematika. Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik baik di jenjang pendidikan dasar maupun pendidikan menengah mengingat memiliki tujuan yang sangat sistematis dalam membentuk Sumber Daya Manusia ( SDM ). Dalam kurikulum 2006 telah ditetapkan, bahwa tujuan pembelajaran matematika: 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara akurat, luas efisien dan tepat, dalam memecahkan suatu masalah. 2. Menggunakan penalaran dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (BNSP, 2006) Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika tersebut maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika melatih siswa untuk memahami konsep, mengembangkan kemampuan untuk menarik kesimpulan, kreatif, mampu menyelesaikan masalah, dan mengkomunikasikan gagasan, serta menata cara berfikir dan pembentukan keterampilan matematika untuk mengubah tingkah laku siswa akan terlihat pada akhir proses pembelajaran yang mengacu pada hasil belajar. Hasil belajar dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan efektif tidaknya suatu proses pembelajaran (Sudjana,2000). Salah satu indikator keberhasilan siswa menguasai matematika adalah hasil belajar matematika. Hasil belajar matematika yang diharapkan setiap sekolah adalah: hasil belajar matematika tinggi dan mencapai ketuntasan belajar matematika. Siswa dikatakan tuntas apabila skor hasil belajar matematika siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (BNSP, 2006). Menyadari pentingnya tujuan pembelajaran matematika, maka dalam meningkatkan hasil belajar guru dan siswa, siswa dan siswa harus berinteraksi secara optimal mengefektifkan proses pembelajaran. Proses pembelajaran dikatakan efektif bila siswa secara aktif dilibatkan dalam mengorganisasikan dan menemukan sendiri hubungan informasi yang diperoleh. Dengan kata lain siswa terlibat secara aktif menemukan dan membangun serta mengembangkan sendiri pengetahuan yang lebih bermakna. Proses pembelajaran mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa, siswa dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung secara edukatif. Berdasarkan pengamatan saya sebagai guru kelas IV SDN 002 Sipungguk pada tahun pelajaran 2012/2013. Hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 002 Sipungguk masih rendah. Hal ini dihubungkan pada ketercapaian Kriteria 2

Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan yakni 60, seperti yang dimuat pada tabel berikut ini. Tabel 1. Presentasi Jumlah Siswa yang Mencapai KKM pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 Kelas IV SDN 002 Sipungguk Jumlah Siswa %ketercapaian No Materi Pokok KKM Mencapai KKM KKM 1 Operasi Hitung Bilangan 18 54,54% 2 Pengerjaan Hitung Campuran 15 45,45% 3 Uang dalam Keseharian 60 17 51,51% Rendahnya hasil belajar matematika siswa sebagaimana dimuat pada tabel tidak hanya dipengaruhi oleh siswa itu sendiri, tetapi juga dilakukan oleh guru. Cara guru menyampaikan materi kurang menarik minat siswa untuk memahami materi yang diajarkan. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar dikelas IV SDN 002 Sipungguk, bahwa guru belum tepat dalam mengolah pembelajaran sehingga siswa kesulitan dalam memahami materi pelajaran matematika, karena siswa berusaha menghapal suatu konsep tanpa mengetahui proses mendapatkan dan memahami suatu konsep, menghubungkan konsep dengan kehidupan nyata siswa dan mengaplikasikan ilmu yang didapat didalam kehidupannya. Pembelajaran seperti ini menyebabkan belajar matematika dianggap belajar yang membosankan, siswa takut bertanya dan mengeluarkan pendapat karena mereka tidak tahu kegunaan dan makna dari materi yang diajarkan dan motivasi proses pembelajaran untuk belajar matematika dari guru kurang sehingga perhatian dan keinginan siswa kurang untuk mengikuti pelajaran matematika. Hal ini menyebabkan kurangnya partisipasi dan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran matematika, siswa yang terlibat secara aktif hanya sedikit dapat dikatakan yang aktif hanya siswa yang mempunyai kemampuan lebih menyebabkan secara keseluruhan hasil belajar matematika siswa masih tergolong rendah. Lebih lanjut, guru dalam membelajarkan siswa secara konvensional, cenderung menggunakan metode ceramah, kemudian diikuti dengan latihan. Kurangnya kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau mengungkapkan ide atau pendapatnya, membuat proses pembelajaran berpusat pada guru. Pada saat guru menjelaskan, kebanyakan siswa mendengar sambil mencatat penjelasan guru, kemudian memberi PR, tanpa meninjau terlebih dahulu kepahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Dalam proses pembelajaran, siswa diberi kesempatan untuk menggali informasi secara mandiri. Peneliti mencoba memperbaiki proses pembelajaran dengan cara meningkatkan prestasi siswa dalam meningkatkan partisipasi siswa membangun pengetahuannya, melalui pembelajaran kooperatif. Sehubungan dengan permasalahan proses pembelajaran yang dialami, dimana siswa tidak terlibat aktif yang menyebabkan hasil belajar siswa kurang optimal, maka peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan ide-ide nya sehingga mereka dapat membangun prestasi mereka 3

sendiri. Disamping itu adanya penghargaan kelompok, maka memotivasi siswa untuk saling membantu temannya dalam belajar, sehingga semua siswa aktif untuk belajar. Siswa yang pandai termotivasi untuk membantu temannya yang lemah untuk belajar. Selanjutnya adanya penghargaan kelompok akan mendorong siswa untuk saling membantu teman kelompok dalam belajar. Berdasarkan masalah diatas maka peneliti tertarik megangkat permasalahan cara pembelajaran dengan mencoba menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, degan harapan melalui pembelajaran ini siswa dapat mengembangkan potensi diri sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN 002 Sipungguk. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikelas IV Sekolah Dasar Negeri 002 Sipungguk. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini dilakukan di SDN 002 Sipungguk tahun pelajaran 2012/2013 semester ganjil. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV yang terdiri dari laki-laki 15 orang dan perempuan 18 orang. Slameto (2004) menyatakan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru, dipakai dalam kelas adalah penelitian melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya, sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Dalam merencanakan tindakan dan merefleksi hasil tindakan, peneliti dan guru, kepala sekolah maupun pihak luar dalam satu secara serentak berkolaborasi dengan tujuan untuk meningkatkan praktek pembelajaran, sehingga bentuk penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas kolaboratif. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu praktek pembelajaran dikelasnya. Penelitian tindakan kelas kolaboratif adalah penelitian tindakan kelas yang melibatkan beberapa pihak seperti guru, kepala sekolah maupun pihak luar dalam waktu yang serentak. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan oleh peneliti sendiri, sedangkan guru sebagai pengamat selama proses pembelajaran. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, yaitu siklus pertama dan siklus kedua. Daur siklus penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan terdiri atas beberapa tahap. Arikunto (2004) mengatakan bahwa terdapat empat tahapan dalam model penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus. Instrumen penelitian terdiri dari perangkat pembelajaran yaitu silabus, RPP, Lembar Kerja Siswa (LKS). Instrumen pengumpulan data tentang aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Teknik Observasi Teknik observasi ini digunakan untuk mengamati proses pembelajaran. Data ini mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Data diisi oleh pengamat pada setiap kali pertemuan dengan menggunakan lembar pengamatan. Setiap selesai satu kali pertemuan pengisian data, data tersebut didiskusikan oleh peneliti dengan pengamat. 4

b. Teknik Tes Teknik tes bertujuan untuk mengambil data tentang hasil belajar, berupa ulangan harian I dan ulangan harian II. Ulangan harian I dilaksanakan pada siklus I setelah selesai tiga kali pertemuan dan ulangan harian II dilaksanakan pada siklus II setelah selesai pula tiga kali pertemuan. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data tentang aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran, penghargaan kelompok dan keberhasilan tindakan pada materi pokok kelipatan dan faktor bilangan. Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis dengan menggunakan statistik distributif. c. Analisis Data Aktivitas Guru dan Siswa Analisis data kualitatif yang menggambarkan tentang kekurangan dan kelemahan dari kegiatan guru dan siswa. Data tersebut dianalisis untuk melihat kekurangan dari kegiatan guru dan siswa yang digunakan sebagai refleksi untuk perbaikan pada siklus berikutnya. d. Analisis Hasil Belajar Matematika siswa 1) Analisis Nilai Perkembangan Individu Siswa dan Penghargaan Kelompok Analisis data tentang skor perkembangan siswa dan penghargaan kelompok pada setiap siklus dilakukan dengan melihat perubahan skor hasil belajar, sehingga diperoleh skor perkembangan peserta didik. Perubahan skor hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh dengan cara membandingkan skor dasar dengan hasil ulangan harian I. Perubahan skor hasil belajar peserta didik pada siklus II diperoleh dengan cara membandingkan skor ulangan harian I dan ulangan harian II. Penghargaan kelompok diperoleh dari skor perkembangan kelompok yaitu rata-rata skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok. 2) Analisis Ketercapaian KKM Analisis data tentang ketercapaian KKM pada indikator dalam materi pokok kelipatan dan faktor bilangan dilakukan dengan membandingkan hasil ketercapaian KKM pada indikator UH I dan UH II. Berdasarkan KKM yang ditetapkan sekolah pada penelitian ini siswa dikatakan mencapai KKM apabila skor hasil belajar yang diperoleh 60. SP KI = x 100 SM Keterangan: KI = Ketercapaian KKM SP = Skor perolehan siswa SM = Skor maksimum Jika jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat dari skor dasar ke skor ulangan harian I dan skor ulangan harian II maka dikatakan penelitian berhasil (rumusan masalah terjawab). 3) Analisis Ketercapaian KKM Indikator Ketuntasan hasil belajar matematika siswa untuk setiap indikator dianalisis secara individu. Ketercapaian KKM untuk setiap indikator dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 5

Nilai Per Indikator = Keterangan : SP = Skor yang diperoleh SM = Skor maksimal Pada penelitian ini siswa dikatakan telah mencapai kriteria ketuntasan minimum apabila siswa mencapai nilai 60 pada setiap indikator. 4) Analisis Keberhasilan Tindakan Suyanto (1997) mengatakan bahwa apabila skor hasil belajar siswa setelah tindakan lebih baik dari pada sebelum tindakan maka dapat dikatakan bahwa tindakan berhasil. Tetapi jika tidak ada perbedaannya dan bahkan tidak baik, maka tindakan belum berhasil. Sehubungan dengan itu maka ini tidakan dikatakan berhasil dalam penelitian ini jika persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada UH-I lebih tinggi dari skor dasar dan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada UH-II lebih baik dibandingkan dengan UH-I. E. Analisis Data Hasil Belajar Matematika Siswa Nilai perkembangan anggota kelompok diperoleh dari skor dasar siswa dengan skor tes yang diperoleh pada ulangan harian sebelumnya. Nilai perkembangan siswa pada siklus I diperoleh dari selisih skor dasar dengan skor ulangan harian I, sedangkan nilai perkembangan siswa diperoleh dari selisih skor ulangan harian I dan ulangan harian II. Nilai perkembangan siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini. Tabel 2. Nilai Perkembangan Siswa pada Siklus I dan II Nilai Siklus I Siklus II Perkembangan Jumlah Persentase Jumlah Persentase 5 6 18% - - 10 3 9% 1 3% 20 6 18% 8 24% 30 18 54% 24 73% Jumlah 33 100% 33 100% Dari tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai perkembangan 5 dan 10 pada siklus I sebanyak 9 orang siswa dan turun pada silkus II menjadi 1 orang. Sedangkan nilai perkembangan 20 dan 30 pada siklus I sebanyak 24 orang siswa dan meningkat pada siklus II menjadi 32 orang siswa pada siklus II. Berdasarkan nilai perkembangan siswa pada siklus I dan siklus II yang disumbangkan pada kelompok masing-masing. Maka rata-rata nilai tersebut disesuaikan dengan kriteria penghargaan kelompok yang dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini : 6

Tabel 3. Kriteria Penghargaan Kelompok pada Siklus I dan II Nama Siklus I Siklus II Kelompok Skor Skor Penghargaan Penghargaan Kelompok Kelompok I 25 Super 25 Super II 25 Super 27,5 Super III 18,75 Hebat 25 Super IV 21,25 Hebat 25 Super V 17,5 Hebat 30 Super VI 23,75 Hebat 27,5 Super VII 22,5 Hebat 27,5 Super VIII 21 Hebat 28 Super Dari tabel 3 di atas, dapat disimpulkan bahwa pada siklus I terlihat 2 kelompok yang mendapat penghargaan super sedangkan pada siklus II semua kelompok memperoleh penghargaan kelompok kriteria super. Dengan kata lain kriteria penghargaan pada kelompok meningkat. 1. Analisis Keberhasilan Tindakan a. Analisis KKM Pada Indikator Untuk mengetahui ketercapaian indikator pada materi pokok dapat dilihat dari hasil ulangan harian I dan ulangan harian II. Berdasarkan skor siswa untuk setiap indikator pada ulangan harian I yang diperoleh jumlah siswa yang mencapai KKM 60 seperti tabel berikut ini : Tabel 4. Ketercapaian KKM Pada UH-I No Indikator Pembelajaran Jumlah siswa Persentase mencapai skor maksimum 1. Menentukan kelipatan suatu bilangan 33 100% 2. Menentukan faktor suatu bilangan 14 42% 3. Menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan 26 79% 4. Menentukan faktor persekutuan dua bilangan 10 30% 5. Mengenal, mengidentifikasi dan menentukan ciri-ciri bilangan prima 24 73% Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa pada indikator menentukan kelipatan suatu bilangan hampir semua siswa dapat mencapai KKM yang ditetapkan yaitu pada indikator menentukan faktor suatu bilangan sebanyak 42% atau 14 orang 7

jumlah siswa yang mencapai KKM. Hal ini disebabkan masih banyak siswa yang belum memahami cara menentukan faktor dari suatu bilangan. Pada indikator menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan sebanyak 79% atau 26 siwa yang mencapai KKM. Pada indikator menentukan faktor persekutuan dua bilangan sebanyak 30% atau 10 orang siswa yang hanya mencapai KKM, hal ini disebabkan karena siswa belum mengerti dalam menentukan faktor suatu bilangan. Pada indikator mengenal, mengidentifikasi dan menentukan cirri-ciri bilangan prima masih hanya 73% atau 24 orang yang mencapai KKM. Hal ini disebabkan masih banyak siswa yang belum mampu mengidentifikasi bilangan prima dari sekelompok bilangan. Siswa belum dapat menjelaskan dalam bilangan prima adalah bilangan yang habis dibagi dua terutama pada bilangan ganjil. Siswa yang mencapai KKM pada siklus II untuk setiap indikatornya dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini! Tabel 5. Ketercapaian KKM Pada UH-II No Indikator Pembelajaran Jumlah siswa Persentase mencapai skor maksimum 1. Menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) 33 100% dari dua bilangan 2. Menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) 25 76% dari tiga bilangan 3. Menentukan kelipatan persekutuan terkecil 29 88% (KPK) dari dua bilangan 4. Menentukan kelipatan persekutuan terkecil 32 97% (KPK) dari tiga bilangan 5. Menentukan KPK dan FPB dengan menggunakan tabel 30 91% Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa pada setiap indikator siswa dapat mencapai KKM yang ditetapkan untuk setiap indikator. Jika dibandingkan dengan ketercapaian KKM indikator pada siklus I, maka dapat dibandingkan dengan ketercapaian KKM pada siklus II lebih baik dibandingkan dari siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II meningkat. b. Analisis Keberhasilan Tindakan Selanjutnya, dari hasil belajar siswa pada skor dasar, UH-I dan UH-II dapat digambarkan dalam distribusi frekuensi seperti yang dimuat pada tabel berikut. Tabel 6. Daftar Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa Interval Skor dasar UH I UH II Banyak Siswa Banyak Siswa Banyak Siswa 20 33 2 0 0 34 46 6 2 0 47 59 9 5 0 60 72 5 10 3 8

73 85 10 14 9 86 100 1 2 21 33 33 33 Berdasarkan tabel di atas, frekuensi siswa yang nilainya di bawah KKM berkurang jumlahnya dari skor dasar sebanyak 17 orang turun menjadi 7 orang pada ulangan harian I dan dari ulangan harian I ke ulangan harian II tidak ada. Sementara itu frekuensi siswa yang nilainya di atas KKM meningkat jumlahnya dari skor dasar sebanyak 16 orang meningkat sebanyak 26 orang pada ulangan harian I dan pada ulangan harian II meningkat menjadi 33 orang. Berdasarkan hasil analisis tabel distribusi frekuensi menunjukkan frekuensi siswa yang bernilai tinggi meningkat dari skor dasar ke ulangan harian I dan dari ulangan harian I ke ulangan harian II maka berdasarkan pendapat Suyanto (1997) tindakan sudah berhasil. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan analisis data dan aktivitas siswa dan guru dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dan guru pada proses pembelajaran telah sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Analisis data nilai perkembangan siswa terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah dilaksanakan tindakan. Hal ini disebabkan karena umumnya siswa dapat memahami konsep materi yang diberikan kepada mereka dan dapat mengaplikasikan konsep tersebut dalam menjawab soal-soal pada ulangan harian. Pada analisis data penghargaan kelompok pada siklus I tidak ada kelompok yang mendapatkan penghargaan dengan kriteria super sedangkan pada siklus II semua kelompok dari delapan kelompok yang mendapatkan penghargaan kelompok kriteria super. Pada penelitian ini terdapat kelemahan yaitu pada soal UH I dan UH II, peneliti tidak menentukan banyak jawaban pada soal kelipatan. Sehingga siswa ada menjawab 2, 3 dan 8 bilangan kelipatan. Guru kemudian member nilai berdasarkan skor yang dsudah direvisi yang mana kelipatan dibuat 4 skor. Kalau siswa menjawab 2 kelipatan maka skornya adalah 2 dan kalau siswa menjawab lebih dari 4 maka skornya tidak dirubah tetap 4. Dari hasil analisis tindakan jumlah siswa yang mencapai KKM 60 meningkat setelah dilakukan tindakan. Hasil analisis yang diperoleh pada penelitian ini melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM setelah tindakan yaitu ulangan harian I dan ulangan harian II lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah siswa yang mencapai KKM pada skor dasar (sebelum tindakan). Berdasarkan analisis data dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijadikan upaya peningkatan hasil belajar matematika khususnya pada materi kelipatan dan faktor suatu bilangan pada siswa kelas IV di SDN 002 Sipungguk Kecamatan Salo Kabupaten Kampar. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan 9

hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 002 Sipungguk Kecamatan Salo Kabupaten Kampar pada materi pokok faktor dan kelipatan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013. Memperhatikan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang berhubungan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran matematika, khususnya pada materi faktor dan kelipatan, yaitu : 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat dijadikan sebagai salah satu strategi pembelajaran matematika dalam upaya peningkatan pembelajaran yang lebih berkualitas dalam upaya meningkatkan hasil belajar. 2. Agar penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berlangsung dengan baik (sesuai dengan yang direncanakan), maka sebaiknya guru lebih tegas dalam menegur siswa yang tidak mengikuti proses pembelajaran dengan baik, seperti siswa yang tidak mau berdiskusi dengan temannya. 3. Guru mengelola waktu dengan baik sehingga kegiatan menyimpulkan materi pembelajaran yang dilakukan siswa di akhir pembelajaran dapat berjalan dengan baik (tidak tergesa-gesa oleh waktu) dan guru juga mempunyai cukup waktu untuk merangkum kesimpulan dari beberapa orang siswa. 4. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD hendaknya guru memperhatikan pembagian waktu dalam kerja kelompok dan persentase, sehingga setiap kelompok mempunyai kesempatan yang cukup untuk menunjukkan penguasaan konsep yang dimiliki di depan kelas. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, m., 2008, Penelitian tindaan kelas. PT.Bumi Aksara Jakarta BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), 2006, Standar isi KTSP, Jakarta Slameto., 2004, Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya, Rineka Cipta Jakarta Sudjana, A., 2000, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung Suyanto., 1997, Pedoman Pelaksanaan PTK. Dikti Depdikbud, Jogjakarta 10

11