5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS Menurut Dinas Pendidikan Nasional (Prastowo, 2012) Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar Kerja Siswa (LKS) yaitu materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut. LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan pembelajaran sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, dan dapat meningkatkan aktivitas siswa. Menurut Trianto (2010) LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. LKS biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas (Majid, 2008). Suatu tugas yang diperintahkan dalam LKS harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa LKS adalah lembaran yang berisi intruksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan kegiatan belajar berupa tugas maupun latihan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 5
6 2. Fungsi LKS Menurut Prastowo (2012) LKS memiliki 4 fungsi yaitu : a. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran guru, namun lebih mengaktifkan siswa. b. Sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan. c. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih. d. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa. 3. Syarat Lembar Kerja Siswa (LKS) Menurut Darmojo dan Kaligis (Rescha, 2010) LKS yang baik haruslah memenuhi berbagai persyaratan yaitu a. Syarat Didaktik Syarat didaktik yaitu suatu LKS haruslah mengikuti asas belajar-mengajar yang efektif, yaitu: 1) Memperhatikan adanya perbedaan individual, sehingga LKS yang baik itu adalah yang dapat digunakan baik oleh siswa yang kurang pandai maupun yang pandai. 2) Menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga LKS dapat berfungsi sebagai petunjuk bagi siswa untuk mencari tahu. 3) Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa.
7 4) Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral dan estetika pada diri siswa. 5) Pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa, bukan ditentukan oleh materi bahan pelajaran. b. Syarat Konstruksi Syarat konstruksi adalah syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, tingkat kesukaran dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh siswa. c. Syarat Teknis 1) Tulisan a) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi. b) Menggunakan huruf yang mudah dibaca. c) Menggunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris. 2) Gambar Gambar yang baik untuk LKS adalah yang dapat menyampaikan pesan atau isi dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKS. Kejelasan isi atau pesan dari gambar itu secara keseluruhan sangatlah penting. 3) Penampilan Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKS. Apabila suatu LKS ditampilkan dengan penuh kata-kata,
8 kemudian ada sederetan pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa, hal ini akan menimbulkan kesan jenuh sehingga membosankan atau tidak menarik. Apabila ditampilkan dengan gambar saja, itu tidak mungkin karena pesannya atau isinya tidak akan sampai. Jadi yang baik adalah LKS yang memiliki kombinasi antara gambar dengan tulisan. 4. Macam-macam Bentuk LKS Menurut Prastowo (2012) macam-macam bentuk LKS yaitu : a. LKS yang membantu siswa menemukan suatu konsep. LKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan oleh siswa meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis. b. LKS yang membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan. Di dalam sebuah pembelajaran, setelah siswa berhasil menemukan konsep, siswa selanjutnya dilatih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari. c. LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar. LKS ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Siswa dapat mengerjakan LKS tersebut jika mereka membaca buku. Fungsi LKS ini adalah membantu siswa menghafal dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku.
9 d. LKS yang berfungsi sebagai penguatan. LKS ini lebih mengarah pada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku pelajaran. e. LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum. LKS bentuk ini berisi petunjuk praktikum. B. Guided Discovery (Penemuan Terbimbing) 1. Pengertian guided discovery Menurut Jacobsen dkk (2009) guided discovery merupakan suatu model pengajaran yang dirancang untuk mengajarkan konsep-konsep dan hubungan antarkonsep. Sedangkan menurut Lardizabal (2000) guided discovery is an approach to instruction by which the teacher tries to draw out from his pupils certain bits of information through properly organized questions and explanations leading them to the eventual discovery of particular concepts or principles. Yang artinya guided discovery merupakan suatu pendekatan pengajaran dimana guru mencoba menarik kesimpulan dari keterangan atau informasi yang disimpulkan oleh siswanya dengan mengorganisir jawaban-jawaban dan keterangan atau penjelasan penting dari mereka yang pada akhirnya siswa menemukan fakta-fakta berupa konsep atau pengertian atau prinsipprinsip. Menurut tim PPPG Matematika (2004) guided discovery menempatkan guru sebagai fasilitator, guru membimbing siswa dimana ia diperlukan. Dalam pendekatan ini, siswa didorong untuk berpikir
10 sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan konsep berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru. 2. Langkah-langkah guided discovery Menurut tim PPPG Matematika (2004) langkah-langkah guided discovery, yaitu : 1) Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya. Perumusannya harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah. 2) Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah yang hendak dituju melalui pertanyaan-pertanyaan. 3) Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya. 4) Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat oleh siswa tersebut di atas diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai. 5) Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunnya.
11 6) Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar. 3. Kelebihan dan kelemahan guided discovery Menurut tim PPPG Matematika (2004) kelebihan guided discovery yaitu : 1) Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. 2) Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencaritemukan). 3) Mendukung kemampuan problem solving siswa. 4) Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 5) Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam menemukannya. Menurut tim PPPG Matematika (2004) kelemahan guided discovery yaitu : 1) Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama. 2) Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. 3) Tidak semua materi cocok disampaikan dengan guided discovery.
12 C. Karakteristik LKS Berbasis Guided Discovery Karakteristik LKS berbasis guided discovery diantaranya: 1. Siswa melakukan identifikasi. 2. Menjadikan siswa aktif dalam menemukan konsep. 3. Menuntun siswa dalam melakukan penemuan. 4. Membantu siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar secara langsung. 5. Adanya penarikan kesimpulan dari hasil temuan. 6. Tersedianya soal latihan untuk mengaplikasikan hasil temuan D. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4-D Model pengembangan perangkat pembelajaran yang dikemukakan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel (1974) adalah model 4-D. Model ini terdiri dari 4 tahap yaitu pendefinisian (Define), perancangan (Design), pengembangan (Develop), dan penyebaran (Disseminate). Model ini dapat digambarkan seperti diagram berikut:
13 Diagram 2.1 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4-D (Thiagarajan, Semmel, dan Semmel, 1974) Analisis Awal Akhir Analisis Siswa Analisis Tugas Analisis Konsep Spesifikasi Tujuan Pembelajaran Penyusunan Tes Pemilihan Media Pemilihan Format PENDEFINISIAN PERANCANGAN Rancangan Awal Validasi Ahli Uji Pengembangan PENGEMBANGAN Uji Validasi Pengemasan Penyebaran dan Pengabdosian PENYEBARAN (Trianto, 2010)
14 Menurut Trianto (2010) Secara garis besar keempat tahap tersebut sebagai berikut: 1. Tahap pendefinisian (define). Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syaratsyarat pembelajaran yang diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu (a) analisis awal akhir; (b) analisis siswa; (c) analisis tugas; (d) analisis konsep; dan (e) perumusan tujuan pembelajaran. a. Analisis awal akhir Analisis awal akhir bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran, sehingga diperlukan suatu pengembangan bahan ajar. Dengan analisis ini akan didapatkan gambaran fakta, harapan dan alternatif penyelesaian masalah dasar, yang memudahkan dalam penentuan atau pemilihan bahan ajar yang dikembangkan. b. Analisis siswa Analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik siswa yang meliputi kemampuan, latar belakang pengetahuan, dan tingkat perkembangan kognitif siswa. Dari hasil analisis ini nantinya akan dijadikan kerangka acuan dalam menyusun materi pembelajaran. c. Analisis tugas Analisis tugas bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan utama yang akan dikaji oleh peneliti dan
15 menganalisisnya ke dalam himpunan keterampilan tambahan yang diperlukan. Analisis ini memastikan ulasan yang menyeluruh tentang tugas dalam materi pembelajaran. d. Analisis konsep Analisis konsep dilakukan untuk mengidentifikasi konsepkonsep utama yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis serta mengaitkan satu konsep dengan konsep lain yang relevan, sehingga membentuk suatu peta konsep. e. Perumusan tujuan pembelajaran Perumusan tujuan pembelajaran berguna untuk merangkum hasil dari analisis konsep dan analisis tugas. Kumpulan objek tersebut menjadi dasar untuk menyusun tes dan merancang perangkat pembelajaran yang kemudian diintegrasikan ke dalam materi perangkat pembelajaran yang akan digunakan oleh peneliti. 2. Tahap perancangan (design) Tujuan tahap ini adalah untuk menyiapkan rancangan perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari 3 langkah yaitu: a. Penyusunan tes acuan patokan Merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan pembelajaran khusus. Tes ini merupakan suatu alat untuk mengukur kemampuan siswa setelah kegiatan belajar mengajar.
16 b. Pemilihan media Pemilihan media dilakukan untuk mengidenfikasi media pembelajaran yang relevan dengan karakteristik materi. Hal ini berguna untuk membantu siswa dalam pencapaian kompetensi dasar. Artinya, pemilihan media dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan bahan ajar dalam proses pengembangan bahan ajar pada pembelajaran di kelas. c. Pemilihan format Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini dimaksudkan untuk mendesain atau merancang isi pembelajaran, pemilihan strategi, pendekatan, metode pembelajaran, dan sumber belajar. 3. Tahap pengembangan (develop) Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan draft perangkat pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan masukan para ahli dan data yang diperoleh dari uji coba. Pada tahap ini pengembangan terdapat dua langkah penelitian yaitu penilaian para ahli dan uji coba. 4. Tahap penyebaran (disseminate) Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas, misalnya di kelas lain, di sekolah lain, dan oleh guru lain. Tujuannya adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam kegiatan belajar mengajar.
17 E. Prisma dan Limas Tegak Pada silabus, materi untuk siswa kelas VIII salah satunya dituangkan dalam Standar Kompetensi: 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya. Namun, untuk LKS yang akan dikembangkan oleh peneliti hanya materi prisma dan limas tegak saja. Prisma dan limas tegak merupakan materi yang dipelajari oleh siswa SMP kelas VIII pada semester genap. Materi prisma dan limas tegak mencakup: 1. Mengidenfikasi sifat-sifat prisma dan limas serta bagian-bagiannya. 2. Membuat jaring-jaring prisma dan limas. 3. Menghitung luas permukaan dan volume prisma dan limas.