BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan aturan lama dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS. Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Guided Discovery (Penemuan Terbimbing) 1. Pengertian Pembelajaran Guided Discovery

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review)

TINJAUAN PUSTAKA. pemahaman dapat dimaksudkan sebagai proses, cara, atau perbuatan memahami.

BAB II LANDASAN TEORI. konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas-kelas yang diselenggarakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Keja Siswa (LKS) LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. apa yang sedang dipelajarinya dalam proses pembelajaran. LKS juga

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

Validitas Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Penemuan Terbimbing

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING YANG VALID PADA PERKULIAHAN KALKULUS PEUBAH BANYAK I

BAB II KAJIAN TEORI A. LKS. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan bahan ajar cetak yang berupa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) demontrasi. (Trianto, 2011:222).

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA POKOK BAHASAN ATURAN PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA UNTUK SMA KELAS X DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING

PENYUSUNAN DAN KEGUNAAN LKS DALAM PROSES PEMBELAJARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting yang dikembangkan oleh guru untuk siswa. Pemanfaatan bahan ajar

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan. pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini CD yang dimaksud adalah CD pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

Pengembangan modul IPA fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa

PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA *) Oleh: Regina Tutik Padmaningrum, MSi**)

PENGEMBANGAN LDS YANG DIAWALI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA UNTUK SMP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas belajar melalui praktik atau penerapan hasil-hasil belajar untuk mencapai

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Richard Suchman (dalam Widdiharto: 2004) mencoba mengalihkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Prastowo, 2011). Menurut Nasution buku teks pelajaran adalah bahan pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Adapun. dengan meningkatkan kualitas pendidikan.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Prosedur pengembangan LKS materi Bangun Ruang Sisi Datar yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested dengan Setting

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

EFEKTIVITAS MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA PERKULIAHAN KALKULUS PEUBAH BANYAK I

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP UMSurabaya I. Pendahuluan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

PENGEMBANGAN LKS BERPROGRAMA PADA SUB POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Binar Ayu Dewanti, Sri Wahyuni, Yushardi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI KUBUS, BALOK, PRISMA DAN LIMAS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 33 PADANG

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23

BAB I PENDAHULUAN. cukup menjadi alasan, sebab matematika selalu diajarkan di setiap jenjang

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT

Yulia Damai Yanti 1), Arcat 2), Hardianto 3). 1) Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian

BAB II LANDASAN TEORI. dengan aturan-aturan lama dan merevisinya, apabila aturan-aturan itu tidak lagi. agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI PRISMA KELAS VIII DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI SMP DR. SOETOMO SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI. prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN I LEMBAH GUMANTI.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengembangan ini adalah (1) pembelajaran matematika; (2) perangkat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ajar Diknas 2004 (Prastowo, 2012 : 203), lembar kegiatan siswa (student

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. media pembelajaran dengan menggunakan model pengembangan media 4D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI KUBUS DAN BALOK UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTS

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PRISMA DAN LIMAS TEGAK BERBASIS GUIDED DISCOVERY UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika. meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), buku siwa, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik.

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini termasuk penelitian

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Matematika dan Pembelajaran Matematika. Secara khusus (μαθηματικὴ τέχνη atau mathēmatikḗ

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK KELAS VIII SMP MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Transkripsi:

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS Menurut Dinas Pendidikan Nasional (Prastowo, 2012) Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar Kerja Siswa (LKS) yaitu materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut. LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan pembelajaran sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, dan dapat meningkatkan aktivitas siswa. Menurut Trianto (2010) LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. LKS biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas (Majid, 2008). Suatu tugas yang diperintahkan dalam LKS harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa LKS adalah lembaran yang berisi intruksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan kegiatan belajar berupa tugas maupun latihan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 5

6 2. Fungsi LKS Menurut Prastowo (2012) LKS memiliki 4 fungsi yaitu : a. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran guru, namun lebih mengaktifkan siswa. b. Sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan. c. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih. d. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa. 3. Syarat Lembar Kerja Siswa (LKS) Menurut Darmojo dan Kaligis (Rescha, 2010) LKS yang baik haruslah memenuhi berbagai persyaratan yaitu a. Syarat Didaktik Syarat didaktik yaitu suatu LKS haruslah mengikuti asas belajar-mengajar yang efektif, yaitu: 1) Memperhatikan adanya perbedaan individual, sehingga LKS yang baik itu adalah yang dapat digunakan baik oleh siswa yang kurang pandai maupun yang pandai. 2) Menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga LKS dapat berfungsi sebagai petunjuk bagi siswa untuk mencari tahu. 3) Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa.

7 4) Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral dan estetika pada diri siswa. 5) Pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa, bukan ditentukan oleh materi bahan pelajaran. b. Syarat Konstruksi Syarat konstruksi adalah syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, tingkat kesukaran dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh siswa. c. Syarat Teknis 1) Tulisan a) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi. b) Menggunakan huruf yang mudah dibaca. c) Menggunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris. 2) Gambar Gambar yang baik untuk LKS adalah yang dapat menyampaikan pesan atau isi dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKS. Kejelasan isi atau pesan dari gambar itu secara keseluruhan sangatlah penting. 3) Penampilan Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKS. Apabila suatu LKS ditampilkan dengan penuh kata-kata,

8 kemudian ada sederetan pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa, hal ini akan menimbulkan kesan jenuh sehingga membosankan atau tidak menarik. Apabila ditampilkan dengan gambar saja, itu tidak mungkin karena pesannya atau isinya tidak akan sampai. Jadi yang baik adalah LKS yang memiliki kombinasi antara gambar dengan tulisan. 4. Macam-macam Bentuk LKS Menurut Prastowo (2012) macam-macam bentuk LKS yaitu : a. LKS yang membantu siswa menemukan suatu konsep. LKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan oleh siswa meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis. b. LKS yang membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan. Di dalam sebuah pembelajaran, setelah siswa berhasil menemukan konsep, siswa selanjutnya dilatih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari. c. LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar. LKS ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Siswa dapat mengerjakan LKS tersebut jika mereka membaca buku. Fungsi LKS ini adalah membantu siswa menghafal dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku.

9 d. LKS yang berfungsi sebagai penguatan. LKS ini lebih mengarah pada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku pelajaran. e. LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum. LKS bentuk ini berisi petunjuk praktikum. B. Guided Discovery (Penemuan Terbimbing) 1. Pengertian guided discovery Menurut Jacobsen dkk (2009) guided discovery merupakan suatu model pengajaran yang dirancang untuk mengajarkan konsep-konsep dan hubungan antarkonsep. Sedangkan menurut Lardizabal (2000) guided discovery is an approach to instruction by which the teacher tries to draw out from his pupils certain bits of information through properly organized questions and explanations leading them to the eventual discovery of particular concepts or principles. Yang artinya guided discovery merupakan suatu pendekatan pengajaran dimana guru mencoba menarik kesimpulan dari keterangan atau informasi yang disimpulkan oleh siswanya dengan mengorganisir jawaban-jawaban dan keterangan atau penjelasan penting dari mereka yang pada akhirnya siswa menemukan fakta-fakta berupa konsep atau pengertian atau prinsipprinsip. Menurut tim PPPG Matematika (2004) guided discovery menempatkan guru sebagai fasilitator, guru membimbing siswa dimana ia diperlukan. Dalam pendekatan ini, siswa didorong untuk berpikir

10 sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan konsep berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru. 2. Langkah-langkah guided discovery Menurut tim PPPG Matematika (2004) langkah-langkah guided discovery, yaitu : 1) Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya. Perumusannya harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah. 2) Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah yang hendak dituju melalui pertanyaan-pertanyaan. 3) Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya. 4) Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat oleh siswa tersebut di atas diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai. 5) Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunnya.

11 6) Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar. 3. Kelebihan dan kelemahan guided discovery Menurut tim PPPG Matematika (2004) kelebihan guided discovery yaitu : 1) Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. 2) Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencaritemukan). 3) Mendukung kemampuan problem solving siswa. 4) Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 5) Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam menemukannya. Menurut tim PPPG Matematika (2004) kelemahan guided discovery yaitu : 1) Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama. 2) Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. 3) Tidak semua materi cocok disampaikan dengan guided discovery.

12 C. Karakteristik LKS Berbasis Guided Discovery Karakteristik LKS berbasis guided discovery diantaranya: 1. Siswa melakukan identifikasi. 2. Menjadikan siswa aktif dalam menemukan konsep. 3. Menuntun siswa dalam melakukan penemuan. 4. Membantu siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar secara langsung. 5. Adanya penarikan kesimpulan dari hasil temuan. 6. Tersedianya soal latihan untuk mengaplikasikan hasil temuan D. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4-D Model pengembangan perangkat pembelajaran yang dikemukakan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel (1974) adalah model 4-D. Model ini terdiri dari 4 tahap yaitu pendefinisian (Define), perancangan (Design), pengembangan (Develop), dan penyebaran (Disseminate). Model ini dapat digambarkan seperti diagram berikut:

13 Diagram 2.1 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4-D (Thiagarajan, Semmel, dan Semmel, 1974) Analisis Awal Akhir Analisis Siswa Analisis Tugas Analisis Konsep Spesifikasi Tujuan Pembelajaran Penyusunan Tes Pemilihan Media Pemilihan Format PENDEFINISIAN PERANCANGAN Rancangan Awal Validasi Ahli Uji Pengembangan PENGEMBANGAN Uji Validasi Pengemasan Penyebaran dan Pengabdosian PENYEBARAN (Trianto, 2010)

14 Menurut Trianto (2010) Secara garis besar keempat tahap tersebut sebagai berikut: 1. Tahap pendefinisian (define). Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syaratsyarat pembelajaran yang diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu (a) analisis awal akhir; (b) analisis siswa; (c) analisis tugas; (d) analisis konsep; dan (e) perumusan tujuan pembelajaran. a. Analisis awal akhir Analisis awal akhir bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran, sehingga diperlukan suatu pengembangan bahan ajar. Dengan analisis ini akan didapatkan gambaran fakta, harapan dan alternatif penyelesaian masalah dasar, yang memudahkan dalam penentuan atau pemilihan bahan ajar yang dikembangkan. b. Analisis siswa Analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik siswa yang meliputi kemampuan, latar belakang pengetahuan, dan tingkat perkembangan kognitif siswa. Dari hasil analisis ini nantinya akan dijadikan kerangka acuan dalam menyusun materi pembelajaran. c. Analisis tugas Analisis tugas bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan utama yang akan dikaji oleh peneliti dan

15 menganalisisnya ke dalam himpunan keterampilan tambahan yang diperlukan. Analisis ini memastikan ulasan yang menyeluruh tentang tugas dalam materi pembelajaran. d. Analisis konsep Analisis konsep dilakukan untuk mengidentifikasi konsepkonsep utama yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis serta mengaitkan satu konsep dengan konsep lain yang relevan, sehingga membentuk suatu peta konsep. e. Perumusan tujuan pembelajaran Perumusan tujuan pembelajaran berguna untuk merangkum hasil dari analisis konsep dan analisis tugas. Kumpulan objek tersebut menjadi dasar untuk menyusun tes dan merancang perangkat pembelajaran yang kemudian diintegrasikan ke dalam materi perangkat pembelajaran yang akan digunakan oleh peneliti. 2. Tahap perancangan (design) Tujuan tahap ini adalah untuk menyiapkan rancangan perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari 3 langkah yaitu: a. Penyusunan tes acuan patokan Merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan pembelajaran khusus. Tes ini merupakan suatu alat untuk mengukur kemampuan siswa setelah kegiatan belajar mengajar.

16 b. Pemilihan media Pemilihan media dilakukan untuk mengidenfikasi media pembelajaran yang relevan dengan karakteristik materi. Hal ini berguna untuk membantu siswa dalam pencapaian kompetensi dasar. Artinya, pemilihan media dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan bahan ajar dalam proses pengembangan bahan ajar pada pembelajaran di kelas. c. Pemilihan format Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini dimaksudkan untuk mendesain atau merancang isi pembelajaran, pemilihan strategi, pendekatan, metode pembelajaran, dan sumber belajar. 3. Tahap pengembangan (develop) Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan draft perangkat pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan masukan para ahli dan data yang diperoleh dari uji coba. Pada tahap ini pengembangan terdapat dua langkah penelitian yaitu penilaian para ahli dan uji coba. 4. Tahap penyebaran (disseminate) Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas, misalnya di kelas lain, di sekolah lain, dan oleh guru lain. Tujuannya adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam kegiatan belajar mengajar.

17 E. Prisma dan Limas Tegak Pada silabus, materi untuk siswa kelas VIII salah satunya dituangkan dalam Standar Kompetensi: 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya. Namun, untuk LKS yang akan dikembangkan oleh peneliti hanya materi prisma dan limas tegak saja. Prisma dan limas tegak merupakan materi yang dipelajari oleh siswa SMP kelas VIII pada semester genap. Materi prisma dan limas tegak mencakup: 1. Mengidenfikasi sifat-sifat prisma dan limas serta bagian-bagiannya. 2. Membuat jaring-jaring prisma dan limas. 3. Menghitung luas permukaan dan volume prisma dan limas.