I B M AIR BERSIH DI DESA SIRNARASA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

PEMBUATAN BRONCAPTUR DAN TANDON AIR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN AIR BERSIH PEDESAAN

IbM DUSUN GALENGDOWO DESA GALENGDOWO YANG MASYARAKATNYA MENGKONSUMSI AIR KERUH

PENINGKATAN KINERJA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PEDESAAN DI DUSUN DURENAN DESA PETUNGSEWU KECAMATAN WAGIR KABUPATEN MALANG

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air

PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT IPALS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM UNTUK PEMBUATAN PAKAN BEBEK

PEMBUATAN PENGOLAH AIR KOTOR MENJADI AIR BERSIH PADA DAERAH BANJIR DI DUSUN KALIDENGEN II TEMON KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Skema Proses Pengolahan Air Limbah

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 29, Nomor 3 Juli - September 2014

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

PEMANFAATAN SUMBER AIR BERSIH UNTUK MASYARAKAT DI DESA JERU KECAMATAN TUMPANG KABUPATEN MALANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan

2014 KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR KAWASAN BUDIDAYA IKAN PADA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK JATILUHUR KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan jumlah penduduk di Indonesia menempati urutan ke-4 terbanyak di

BIOREEFTEK UNTUK KONSERVASI TERUMBU KARANG DI KECAMATAN SUNGAI RAYA KEPULAUAN KABUPATEN BENGKAYANG.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa wilayah tersebut memiliki daya tarik tersendiri untuk

I. DESKRIPSI KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya air bersifat dinamis dalam kualitas dan kuantitas, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

PEMBUATAN SALURAN AIR BEKAS MANDI DAN CUCI

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA I IDENTIFIKASI AIR TERCEMAR

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikeruh adalah merupakan Daerah Aliran

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis karakteristik DTA(Daerah Tangkapan Air ) Opak

Laporan Kemajuan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahap I (70%) Skim Pengabdian Kepada Masyarakat Internal

IbM di KELURAHAN SISIR KOTA BATU (BUDIDAYA SAYURAN/TOGA ORGANIK)

UCAPAN TERIMA KASIH. Penulis

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Dengan Semangat Kebersamaan Menciptakan Desa Petak Kaja Bersih,Sejahtera, dan Produktif.

IDENTIFIKASI MANFAAT DAN KERUGIAN PERTAMBANGAN. 6.1 Indentifikasi Manfaat yang Dirasakan Masyarakat dari Kegiatan. Kabupaten. perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

PKU dengan PKK Dusun Seneng I, Banyurojo, Mertoyudan, Magelang dalam Penyediaan Air Bersih

BAB I PENDAHULUAN. (suspended sediment) atau dengan pengukuran langsung di waduk (Asdak, 2007).

PELATIHAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI PAVING DALAM MENGEMBANGKAN KAWASAN DESA LABANASEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB IV ANALISIS. 4.1 Penentuan Batas Wilayah Adat

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR DOMESTIK PENDUDUK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG

IbM KELOMPOK IBU PKK KELURAHAN BANYURIP ALIT KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN DAN KELURAHAN KEPATIHAN KECAMATAN WIRADESA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN WONOSOBO. Jakarta, 25 Pebruari 2015

I b M WARGA DESA DARUNGAN YANG MENGHADAPI MASALAH AIR BERSIH

Bab VI RUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI IMPLEMENTASINYA

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I

IMPLEMENTATION of RAPID SAND FILTER TECHNOLOGY for GROUNDWATER PROCESSING in KULIM TENAYAN RAYA, PEKANBARU

PEMBANGUNAN ALAT PENGOLAH AIR LIMBAH DENGAN KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN PANJANG JIWO. Jl. Cokroaminoto 12A Surabaya 60264

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober 2013

DAERAH ALIRAN CIMANDIRI

LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

IbM Kelompok Tani Buah Naga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

IbM PENINGKATAN KUALITAS KESEHATAN MASYARAKAT DESA JARING HALUS MELALUI PROGRAM GAZI (Warga Sadar Gizi)

Prespektif CBFM Sebagai Salah Satu Skema Utama Penerima Manfaat Pendanaan Karbon Untuk Penurunan Kemiskinan Dan Resolosi Konflik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Definisi

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. hayati sebagai sumber bahan pangan dan obat-obatan (Kinho et al., 2011, h. 1).

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Untuk melangsungkan kehidupannya itu, manusia banyak melakukan

BAB I PENDAHULUAN...1

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 7 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN DAN REHABILITASI LAHAN KRITIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

[ISSN ] Vol. 5 Edisi 10, Mar 2017

AIR BERSIH. Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

LAPORAN AKHIR KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2015

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

I B M AIR BERSIH DI DESA SIRNARASA Hartono, Euis Kania Kurniawati 1,2 Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) ABSTRAK IbM Air Bersih ini berlokasi di Desa Adat Sirnarasa Kecamatan Cikakak, KabupatenSukabumi. Permasalahan yang dihadapi mitra adalah kurang sadar akan pentingnya penggunaan air bersih yang memenuhi standar untuk konsumsi dan kebutuhan sehari-hari. Mitra tidak memiliki pengetahuan pembuatan instalasi penyaringan air sederhana untuk mendapatkan air bersih layak pakai. Metode penyaringan yang digunakan adalah Metode Gravity Fed Filtering System. Metode pemecahan masalah yang dihadapi oleh mitra ini adalah dengan memberikan penyuluhan, pelatihan pembuatan instalasi penyaringan air model Gravity Fed Filtering System. Hasil dari kegiatan ini diharapkan sebagian besar masyarakat Desa Sirnarasa bisa mendapatkan air bersih yang layak untuk kebutuhan sehari-hari mereka Kata kunci: Penyaringan, Air Bersih,, Gravity Fed Filtering System PENDAHULUAN 1. Analisis Situasi Desa Sirnarasa merupakan desa di Kecamatan Cikakak, Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia. Berjarak kurang lebih 90 km dari Kota Sukabumi. Desa ini berada pada ketinggian antara 700 1.000 m diatas muka air laut. Wilayah Desa Sirnarasa tercatat seluas 4.028 hektare, terdiri dari kawasan hutan negara 1.969 ha, hutan rakyat 275 ha, persawahan 636 ha, kebun-kebun campuran 602 ha, lahan perkebunan swasta 1,5 ha, dan tanah darat 952 ha. Kawasan hutan disana semula berada di bawah manajemen Perum Perhutani, akan tetapi semenjak tahun 2003 dialihkan pengelolaannya ke Balai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Dengan dekatnya lokasi wilayah desa dengan hutan, maka di Desa Sirnarasa banyak adanya sumber mata air. Sehingga kebutuhan akan air untuk urusan keluarga tidak mengalami kekurangan, bahkan bisa dibilang melimpah. Namun kesadaran warga terhadap kebutuhan air yang bersih dengan kondisi tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna ternyata masih kurang, ini terbukti dengan separuh lebih penduduk warga desa Sirnarasa menggunakan air sawah untuk kebutuhan masak, mandi, cuci dan lainnya. Salah satu penyebabnya karena mereka telah menjalani penggunaan air sawah ini bertahun-tahun dan merasa sehat-sehat saja, sehingga malas untuk merubah kebiasaan untuk menggunakan air bersih yang memenuhi kriteria tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. 2. Permasalahan Mitra Secara tidak disadari oleh warga, penyakit yang banyak menjangkiti warga di Desa Sirnarasa Kecamatan Cikakak adalah penyakit yang berhubungan dengan pencernaan. Diare, disentri, dan penyakit pencernaan lainnya sering menyerang warga, baik yang berusia anak-anak maupun yang sudah dewasa. Walaupun tidak sampai menimbulkan banyak kematian, namun penyakit ini cukup memberikan dampak yang signifikan terhadap kegiatan keseharian warga. Upaya pemerintah daerah untuk mengurangi jumlah penyakit ini ternyata tidak berjalan dengan mudah, karena pandangan yang berkembang di masyarakat khususnya di Desa Sirnarasa. Masyarakat merasa kesehatan mereka baik-baik saja selama menggunakan air yang biasa mereka pakai atau bahkan konsumsi. Air yang berasal dari mata air, memang rata-rata mempunyai kelayakan yang baik. Tapi permasalahannya adalah, sebelum sampai di rumah-rumah penduduk, air tersebut telah melalui persawahan dan dipakai untuk pengolahan sawah. Sehingga diragukan kelayakannya, apalagi dari warnapun sudah menunjukkan 16

kekeruhannya. Minimal ada sedimentasi atau endapan-endapan yang bercampur disana, kondisi beratnya mungkin ada kandungan bahan berlebih yang bukannya baik bagi tubuh manusia tapi malah berbahaya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dari latar belakang tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa permasalahan mitra di desa Sirnarasa yang berhubungan dengan air bersih yang perlu segera dicarikan solusi adalah : (1) Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan dan konsumsi air bersih yang memenuhi standar kesehatan karena kurangnya penyuluhan tentang air bersih ini. (2) Kurang mengertinya masyarakat akan cara membuat penyaringan air murah dan sederhana tapi bisamendapatkan air bersih yang layak untuk konsumsi rumah tangga. (3) Tidak tergeraknya keinginan warga masyarakat untuk memiliki instalasi penyaringan air bersih. 3. Target Dan Luaran Target dan luaran yang diharapkan dari pelaksanaan program air bersih dengan metode adalah : (1) Masyarakat desa Sirnarasa lebih mengerti akan arti pentingnya penggunaan air bersih untuk kesehatan. (2) Terciptanya model instalasi penyaringan air bersih dengan metode gravity fed filtering system di desa Sirnarasa. (3) Masyarakat tergerak membuat secara swadaya di rumah, minimal satu instalasi penyaringan air bersih untuk satu ke-rtan. METODE PELAKSANAAN 1. Solusi yang ditawarkan Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijabarkan diatas, maka kami memberikan solusi dengan mengadakan penyuluhan tentang kriteria air bersih dan dampak penggunaan air yang tidak memenuhi kriteria air bersih terhadap kesehatan baik jangka pendek maupun jangka lama. Kemudian kita akan memberikan model konstruksi sederhana dalam mengolah air untuk mendapatkan air yang memenuhi kriteria air bersih. Pengolahan air sederhana yang kita tawarkan adalah metode Gravity Fed Filtering System. Metode ini adalah metode penggabungan dari saringan pasir cepat (SPC) dan saringan pasir lambat (SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua tahap, pertama air disaring dengan menggunakan metode SPC yang terdiri dari pasir, kerikil dan batu. Di SPC ini aliran air dari bawah ke atas (up flow), di SPC ini kita bisa melakukan pencucian saringan tanpa membongkat selurung saringan. Tahap kedua air akan disaring dengan metode SPL yang terdiri dari ijuk, pasir, kerikil dan batu. SPL ini tidak beda jauh dengan konstruksi SPC, namun air mengalir dari atas ke bawah. Di penyaringan SPL ini, proses penyaringan lebih sempurna dibandingkan di posisi SPC. Bisa menyaring air keruh maupun air kotor, walaupun debit yang dihasilkan lebih kecil/lambat daripada sistem SPC. Skema sederhana untuk instalasi penyaringan air metode Gravity Fed Filtering System ini bisa dilihat pada gambar berikut : Gambar 1. Rancangan instalasi air bersih (Sumber : dari berbagai sumber, 2015) 2. Prosedur Kerja Tahap pertama Sosialisasi awal akan dilakukan kepada aparat desa dan beberapa tokoh masyarakat, tentang kegiatan dan rencana jadwalnya. Tahap kedua Pemberian penyuluhan kepada para peserta mengenai aspek pentingnya penggunaan air 17

bersih yang memenuhi kriteria kesehatan itu, terutama tiga sifat fisik yang tidak berasa tidak berbau dan tidak berwarna. Tahap ketiga Pembuatan instalasi penyaringan air bersih sekaligus pembelajaran kepada warga tentang cara pengolahan air dengan metodegravity Fed Filtering System. Pembelajaran praktek diarahkan kepada masyarakat setempat yang terutama warga yang masih menggunakan air sawah atau bukan air bersih lainnya untuk keperluan keluarga Tahap keempat Monitoring dilakukan sejak sosialisasi, penyuluhan dan pembelajaran ketiak membuat instalasi penyaringan air bersih. Setelah itu, para warga diharapkan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dan akan selalu dimonitoring oleh team dari Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Diharapkan dalam jangka 3 bulan sudah terdapat instalasi penyaringan air untuk mendapatkan air bersih di sebagian warga desa Sirnarasa. kami buat tidak bisa memenuhi kebutuhan semua warga yang membutuhkan. Gambar 2. Sosialisasi air bersih Setelah sosialisasi dan penyuluhan telah dilaksanakan, tahap berikutnya adalah pemasangan instalasi air bersih dengan metode Gravity Fed Filtering System. Persiapan pembuatan instalasi dilakukan di laboratorium Teknik Sipil UMMI, hingga instalasi dipastikan tinggal pasang di lokasi sasaran. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Pelaksanaan kegiatan selama 8 bulan dengan rincian kegiatan sebagai berikut: Maret : Survey lokasi dan sosialisasi rencana kegiatan April : Sosialisasi dan Penyuluhan Mei-Juni : Pembuatan Instalasi Juli-September : Monitoring dan evaluasi Oktober : Penyusunan laporan Hasil dari pelaksanaan penyuluhan di masyarakat desa Sirnarasa, terutama warga RT 05/03 dan RT 02/04 menunjukkan bahwa warga mulai sadar akan pentingnya air bersih untuk konsumsi kebutuhan tiap hari mereka. Sehingga harapan untuk bisa memakai air bersih tiap hari pun menjadi dorongan warga untuk bisa segera mempunyai instalasi air bersih seperti program yang kami tawarkan. Wargapun siap untuk membuat instalasi air bersih yang sama bisa instalasi air bersih yang Gambar 3. Persiapan instalasi air bersih Komponen instalasi diangkut dengan memakai truk ke desa Sirnarasa, termasuk juga material pengisi seperti batu, kerikil, pasir dan ijuk. Pemasangan instalasi dilakukan di 2 titik, yaitu di RT 05/03 dan di RT 02/04 Desa Sirnarasa yang merupakan titik dengan kebutuhan air bersihnya paling tinggi. 18

Pemasangan dilakukan bersama warga setempat yang dikomandoi oleh aparat desa. digunakan warga tiap hari tersebut setelah dilakukan penyaringan menjadi lebih jernih dan tidak berbau serta tidak berasa. Gambar 4. Pemasangan instalasi air bersih Gambar 7. Monitoring internal kegiatan oleh LPPM UMMI Gambar 5. Instalasi air bersih yang sudah siap Gambar 6. Proses uji coba running Instalasi Setelah instalasi terpasang, langsung dilakukan running proses penyaringan air bersihnya. Dari hasil running yang dilakukan, terlihat jelas bahwa air sungai yang biasa 2. Pembahasan Secara prinsip pengetahuan dan kesadaran mitra terhadap pentingnya air bersih mengalami peningkatan setelah mengikuti sosialisasi air bersih dan instalasinya. Ini terlihat dari antusiannya mitra dalam menerima materi dan begitu banyaknya pertanyaan yang diajukan. Dan antusian mitra berlanjut dalam pelaksanaan pembuatan instalasi air bersih, mereka sebagian besar melihat dan membantu dalam proses pemasangannya. Setelah pelaksanaan pembuatan instalasi air bersih, mitra merasa bahwa teknologinya tidak terlalu rumit, tapi hasilnya sesuai dengan harapan mereka. Mitra berharap bisa segera meniru pembuatan instalasi air bersih ini, untuk dipakai di wilayah kadusunan lain yang belum menerima hasil dari instalasi air bersih hasil kegiatan ini. 19

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kegiatan IbM di Desa Sirnarasa, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi telah dilaksanakan. Mitra terlibat secara aktif melakukan transfer teknologi pembuatan dan operasional instalasi penyaringan air bersih dengan menggunakan Metode Gravity Fed Filtering System. Transfer pengetahuan dan teknologi ini melalui berbagai tahapan dengan tujuan agar masyarakat selanjutnya dapat melakukan pembuatan alat penyaring air ini bersih ini secara mandiri dan swadaya. Saran Berdasarkan hasil evaluasi bahwa setelah penguasaan pengetahuan dan alih teknologi sederhana, masyarakat selaku mitra perlu konsisten untuk melakukan perawatan terhadap instalasi agar kinerja alat bisa tetap optimal. Perlu ada tim yang terdiri dari orangorang setempat yang menguasai alih teknologi dengan baik dan membagi keterampilannya kepada pihak lain yang membutuhkan. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih disampaikan kepada DIKTI yang telah membiayai kegiatan ini melalui skim Ipteks bagi Masyarakat (I b M) tahun 2015 serta Masyarakat Adat Desa Sirnarasa yang telah terlibat selama kegiatan ini berlangsung. DAFTAR PUSTAKA DP2M Dikti (2013). Pedoman Pengabdian kepada Masyarakat Edisi IX 2013. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas. LPPM UMMI (2012). Pedoman Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UMMI. 2012. Sukabumi: UMMI Aimyaya. (tanpa tahun). Kumpulan teknik penyaringan air sederhana. Diunduh melalui http://aimyaya.com 20