BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam ilmu ekonomi, keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

PERTEMUAN VII TEORI JUMLAH UANG BEREDAR

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value).

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. membuat pilihan yang menyangkut alokasi mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

Teori Klasik tentang Permintaan Uang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan memberikan kontribusi yang besar di Indonesia. Lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

BAB I PENDAHULUAN. karena fungsi utamanya sebagai media untuk bertransaksi, sehingga pada awalnya

BAB 10 Permintaan dan Penawaran Uang serta Kebijakan Moneter

BAB I PENDAHULUAN. Uang didefinisikan sebagai alat pertukaran (medium of exchange) yaitu suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

BAB I PENDAHULUAN. yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

ekonomi K-13 PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG K e l a s A. KONSEP DASAR a. Sejarah Uang Tujuan Pembelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

9. UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan tidak menyalurkan kredit seperti bank umum dan BPR, akan

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebijakan moneter merupakan salah satu bentuk kebijakan stabilisasi yang

ekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

: Determinan Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Inflasi di Indonesia Periode Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. membantu membiayai pembangunan nasional, sedangkan impor dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi

BAB I PENDAHULUAN. dipahami melalui pendekatan Flows atau Turn Overs dari jumlah uang beredar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB V PENUTUP. a. Korelasi (hubungan) antar variabel independen : signifikansi sebesar < Artinya setiap kenaikan inflasi

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR DENGAN TINGKAT BUNGA SBI DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

BAB I PENDAHULUAN. menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan

KESEIMBANGAN di PASAR UANG. Minggu 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG KARTAL RIIL DI INDONESIA TAHUN

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.7 Tahun 1992 tentang bank dengan sistem bagi hasil. Kemudian. (BPR), dan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian oleh masyarakat dan otoritas moneter. Maka dari itu apabila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2016, No /17/PBI/2013 tentang Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Ban

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

Uang Dalam Perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan sangat ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB 11 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi namun faktor-faktor ini di luar kontrol

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia membawa pengaruh pada. berbagai sektor ekonomi, baik sektor riil maupun sektor moneter.

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang telah berlangsung cukup lama di Indonesia

BABI PENDAHULU~ Jumlah uang beredar teramat penting karena peranannya sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan uang sangat penting dalam perekonomian. Seluruh barang dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan perkembangan perekonomian atau dalam perekonomian modern, uang memiliki fungsi yang beragam tidak hanya sebatas sebagai alat tukar lagi, namun juga sebagai alat satuan hitung, alat penyimpanan nilai, sebagai ukuran pembayaran yang tertunda, dan mata uang komoditi (Commodity Currency). Jenis dan bentuk uang pun tidak lagi hanya pada uang kertas dan logam atau biasa disebut dengan uang kartal, tetapi ada juga berbagai jenis dan bentuk uang lainnya, seperti kartu kredit, rekening atau simpanan uang masyarakat di bank dan sebagainya. Semakin berkembangnya perekonomian semakin luas pula peranan uang. Uang yang beredar dibedakan menjadi uang kartal, uang giral dan uang kuasi. Uang kartal (currencies) adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah dan atau bank sentral dalam bentuk uang kertas atau uang logam. Uang giral (demand deposit) adalah uang yang dikeluarkan oleh suatu bank umum, contoh uang giral adalah cek, bilyet giro. Uang kuasi meliputi tabungan, deposito berjangka, dan rekening valuta asing (Subagyo, 1997). Peranan uang menjadikan kegiatan perekonomian semakin terintegrasi, khususnya bagi produsen dan konsumen. Di Indonesia 1

perkembangan jumlah uang beredar di masyarakat mengalami kenaikan dan penurunan. Jumlah uang beredar yang berlebihan di masyarakat dapat menyebabkan gejala inflasi dan jumlah uang terlalu rendah dapat menyebabkan kelesuan perekonomian (deflasi). Dalam perekonomian suatu negara mempunyai lembaga yang bertugas mengeluarkan dan mengedarkan uang yang disebut dengan Otoritas Moneter atau Bank Sentral. Di Indonesia sendiri Bank Indonesia yang menjalankan tugas tersebut. Seperti diketahui bahwa bank sentral melakukan tugasnya dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan atau yang dikenal dengan kebijakan moneter. Berdasarkan Undang-Undang No. 23 tahun 1999, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 3 tahun 2004, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai uang. Seluruh kegiatan perekonomian menggunakan uang. Bertambah atau berkurangnya jumlah uang beredar merupakan hal yang wajar, namun bertambah dan berkurangnya jumlah uang beredar yang berlebihan dapat berdampak negatif pada perekonomian. Maka jumlah uang beredar perlu disesuaikan dengan kondisi perekonomian, yang merupakan peran Bank Indonesia untuk melakukan tugas tersebut. Di Indonesia konsep uang beredar terdiri atas M1 (narrow money) atau dalam arti sempit yang terdiri atas uang kartal dan uang giral, dan M2 (broad money) atau dalam arti luas yang terdiri atas M1 ditambah uang kuasi (Nilawati, 2000). Berdasarkan data dari Bank Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir jumlah uang 2

dalam miliar rupiah beredar di Indonesia selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya. Berikut merupakan grafik jumlah uang beredar di Indonesia: Grafik 1.1 Jumlah Uang Beredar di Indonesia Tahun 2010-2014 4500000 4000000 3500000 3000000 2500000 2000000 1500000 2471206 2877220 3307507 3730197 4173327 JUB M1 JUB M2 1000000 500000 0 605411 722991 841652 887084 942221 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: Bank Indonesia (data diolah) Berdasarkan grafik 1.1 menunjukan bahwa jumlah uang beredar di Indonesia baik M1 dan M2 mengalami peningkatan tiap tahunnya, meskipun peningkatan pada M1 tidak sebesar M2 tiap tahunnya. Dalam penelitian ini jumlah uang beredar yang digunakan adalah uang beredar dalam arti luas (M2). Pada tahun 2010 jumlah uang beredar M2 di Indonesia sebanyak Rp. 2.471.206 miliar, lalu pada tahun 2012 meningkat dan berada diposisi Rp. 3.307.507 miliar dan pada tahun 2014 jumlah uang beredar di Indonesia sebanyak Rp. 4.173.327 miliar. Peningkatan jumlah uang beredar yang selalu meningkat tersebut tentunnya harus menjadi perhatian bagi bank 3

sentral, agar seiring waktu berjalan dapat mencapai sasaran secara efektif, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan uang. Untuk mengendalikan jumlah uang beredar Bank Indonesia perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar itu sendiri, agar supaya terjadi keseimbangan antara penawaran dan permintaan uang masyarakat. Untuk mencapai keseimbangan penawaran dan permintaan uang tersebut Bank Indonesia harus dapat menentukan variabel yang dapat mengukur jumlah uang beredar. Dalam pembahasan mengenai jumlah uang beredar terdapat teori-teroi dari mazhab/aliran-aliran, salah satunya adalah teori Income Version Marshall dari Mazhab Klasik. Marshall menyatakan bahwa, tingkat pendapatan mempengaruhi jumlah uang beredar atau permintaan terhadap uang oleh masyarakat, karena tindakan memilih dari masyarakat atau individu sebagai pemilik kekayaan. Dalam sebuah negara pendapatan dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) dikarenakan produk domestik bruto menunjukkan produksi dari barang dan jasa dalam suatu perekonomian, namun untuk dapat menunjukan produksi barang dan jasa yang sebenarnya dalam suatu perekonomian digunakan produk domestik bruto atas dasar harga tetap (konstan). Sementara itu produk domestik bruto dapat juga menunjukan laju pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi suatu negara diukur dengan melihat perkembangan produk domestik bruto tiap tahunnya dan dinyatakan dalam persentase (%). Pada dasarnya peningkatan jumlah uang 4

beredar akan mendorong pertumbuhan ekonomi, begitupun sebaliknya petumbuhan ekonomi akan meningkatkan jumlah uang beredar. Dalam penelitian ini digunakan laju pertumbuhan ekonomi sebagai refleksi dari pendapatan dalam teori Marshall untuk variabel yang mempengaruhi jumlah uang beredar, dan berikut merupakan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir: Grafik 1.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 2010-2014 7.00% 6.00% 5.00% 4.00% 6.20% 6.50% 6.30% 5.70% 5.10% 3.00% 2.00% Pertumbuhan ekonomi 1.00% 0.00% 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: Bank Indonesia (data diolah) Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2% atau PDB berada pada Rp. 2.314.459 miliar, pada tahun 2011 pertumbuhan tercatat sebesar 6,5% atau sebesar Rp. 2.877.220 miliar. Sedangkan pada tahun 2012 hingga tahun 2014 dalam laju pertumbuhan ekonomi mengalami pelemahan hingga berada pada 5%-an, meskipun demikian secara jumlah tetap 5

mengalami peningkatan berturut-turut hingga pada tahun 2014 berada pada Rp. 3.036.851 miliar. Selain dipengaruhi oleh variabel pendapatan seperti dikatakan Marshall, terdapat juga variabel lain yang dapat digunakan untuk dapat mengukur/mempengaruhi jumlah uang beredar. Dalam teori moneter adapun Mazhab Keynes yang berpandangan bahwa jumlah uang beredar atau permintaan akan uang oleh masyarakat dibedakan menjadi motif transaksi, motif berjaga-jaga, dan motif spekulasi. Sementara itu Keynes lebih berfokus pada motif spekulasi (Speculative Motive) meskipun tetap mengakui motif lainnya. Keynes berpendapat bahwa, keinginan seseorang memegang uang untuk motif spekulasi digunakan untuk berspekulasi pada tingkat bunga yang akan datang, pada tingkat suku bunga yang rendah maka akan meningkatkan jumlah uang beredar dikarenakan keinginan masyarakat untuk melakukan spekulasi besar, jadi dalam teori Keynes menganggap bahwa suku bunga merupakan fenomena moneter. Tujuan motif spekulasi adalah untuk menghindari kerugian pada perubahan tingkat suku bunga. Bank Indonesia sendiri menggunakan tingkat suku bunga sebagai alat kebijakan moneter, salah satunya untuk mempengaruhi jumlah uang beredar di masyarakat. Menurut Bank Indonesia, BI Rate merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, dengan mempertimbangkan faktorfaktor lain dalam perekonomian, meskipun tujuan akhirnya adalah untuk mempengaruhi laju inflasi. Tingkat suku bunga BI Rate yang naik maka 6

suku bunga deposito dan kredit pun akan mengalami kenaikan dan pada akhirnya akan mengurangi jumlah uang beredar, dikarenakan suku bunga deposito yang meningkat menyebabkan masyarakat cenderung memilih untuk menyimpan uangnya di bank oleh karena biaya memegang uang kas tinggi, dengan demikian juga cenderung membuat pemilik modal atau pelaku usaha cenderung enggan untuk melakukan investasi di Indonesia karena biaya modal akan tinggi yang disebabkan suku bunga kredit yang ikut naik. Berikut merupakan tingkat suku bunga beberapa tahun terakhir: Grafik 1.3 Tingkat Suku Bunga BI Rate Tahun 2010-2014 8.00% 7.00% 6.00% 5.00% 6.50% 6.58% 5.77% 6.48% 7.54% 4.00% 3.00% BI Rate 2.00% 1.00% 0.00% 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: Bank Indonesia (data diolah) Pada tahun 2010 berada di posisi 6,5%, sementara di tahun 2012 menjadi 6,58% dan pada tahun 2014 menjadi 7.54%. Seperti dikatakan sebelumnya bahwa Bank Indonesia menetapkan BI Rate untuk mempengaruhi inflasi, maka Bank Indonesia perlu juga mengendalikan 7

jumlah uang beredar. Hal tersebut sesuai dengan teori moneter Aliran Keynes (Keynesian), jika tingkat suku bunga tinggi maka jumlah uang beredar di masyarakat sedikit, sebaliknya jika tingkat suku bunga rendah maka jumlah uang beredar di masyarakat besar. Masuknya globalisasi di bidang ekonomi ditandai dengan semakin berkembangnya uang dari fungsi, jenis, dan bentuknya seperti yang telah dibahas sebelumnya, sehingga perekonomian semakin terintegrasi atau terbuka, terutama pada pasar keuangan baik nasional maupun internasional. Perekonomian modern mendorong semakin cepatnya hubungan yang terjadi secara langsung pelaku pasar (pasar keuangan khususnya) di seluruh dunia. Dengan fenomena yang demikian pasar finansial atau valuta asing menjadi sesuatu yang penting. Pasar valuta asing menghubungkan para pelaku pasar dari seluruh dunia dengan dapat memperoleh keuntungan melalui nilai mata uang. Biasanya valuta asing yang masuk ke Indonesia atau ditukarkan dengan rupiah akan menjadi pendapatan pemerintah, dengan demikian akan meningkatkan cadangan devisa/cadangan aktiva Bank Indonesia yang kemudian menyebabkan jumlah uang beredar bertambah. Hal tersebut menandakan terdapat hubungan yang cukup erat antara cadangan devisa dan jumlah uang beredar (Nilawati, 2000). Indonesia merupakan negara yang menganut ekonomi terbuka, hubungan kerjasama antar negara terjalin melalui kegiatan ekspor dan impor dengan negara lain, sehingga membutuhkan alat pembayaran yang mempunyai kesamaan harga. Nilai tukar atau kurs merupakan perbandingan 8

Kurs antara nilai mata uang suatu negara dengan nilai mata uang negara lain. Kestabilan nilai mata uang merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi jumlah uang beredar dan sekaligus dapat menjadi alat kebijakan moneter bank sentral dalam mengendalikan jumlah uang beredar di Indonesia. Dengan demikian, kurs mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah uang beredar sejalan dengan yang dikatakan sebelumnya menurut Nilawati (2000), terdapat hubungan yang cukup erat antara cadangan devisa dan jumlah uang beredar. Menurut data dari Bank Indonesia dalam beberapa tahun terakhir kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD) mengalami tren melemah (depresiasi), sebagai berikut: Grafik 1.4 Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika Serikat (USD) Tahun 2010-2014 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 8991 9068 9670 12189 12440 Rupiah/USD 0 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: Bank Indonesia (data diolah) Pada tahun 2010 nilai tukar rupiah terhadap USD sebesar Rp. 8.991 lalu tahun 2012 rupiah melemah menjadi Rp. 9.670 dan pada tahun 2014 9

melemah lagi menjadi Rp. 12.440. Sebagai penganut perekonomian terbuka tren yang melemah tersebut dapat memberikan dampak yang negatif terhadap perekonomian Indonesia, dengan kurs rupiah yang terdepresiasi tersebut akan menyebabkan kemampuan konsumsi barang dan jasa (terutama barang dan jasa impor) akan menurun sehingga berdampak pada menurunnya jumlah uang beredar di masyarakat, dengan menurunnya jumlah uang beredar tersebut dikemudian dapat juga menyebabkan deflasi. Fenomena kurs rupiah yang melemah menjadi perhatian berbagai pihak, khususnya bagi pemerintah/bank sentral, apalagi selain menganut perekonomian terbuka Indonesia pun merupakan negara berkembang, dimana masih cukup banyak melakukan impor dan juga sebagian besar masyarakat masih mengalami kesulitan ekonomi. Seperti diketahui bahwa merupakan hal yang wajar bila jumlah uang beredar mengalami kenaikkan maupun penurunnan, namun jika kenaikkan jumlah uang beredar secara berlebihan dapet menyebabkan inflasi, sebaliknya jumlah uang beredar yang mengalami penurunan secara berlebihan dapat menyebabkan deflasi. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter perlu menjaga keseimbangan antara penawaran dan permintaan uang masyarakat untuk dapat mempengaruhi jumlah uang beredar di masyarakat, dengan demikian diharapkan dapat mencapai sasaran perekonomian secara efektif. Untuk itu Bank Indonesia harus dapat mempengaruhi jumlah uang beredar dengan mempertimbangkan variabel yang dapat mengukur jumlah uang beredar itu sendiri, variabel yang dimaksud seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat suku 10

bunga dan nilai tukar seperti yang dibahas sebelumnya. Dengan berlandaskan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti variabel pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga dan niai tukar terhadap jumlah uang beredar, jumlah uang beredar yang dimaksud adalah dalam arti luas (M2), dan dengan periode yang digunakan mulai tahun 2002 sampai tahun 2014 (13 tahun). Maka dari itu dalam penelitian ini penulis akan mengangkat judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar di Indonesia. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pokok permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu: a. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga dan nilai tukar terhadap jumlah uang beredar di Indonesia secara parsial? b. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga dan nilai tukar terhadap jumlah uang beredar di Indonesia secara simultan? 1.3 Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga dan nilai tukar terhadap jumlah uang beredar di Indonesia secara parsial. 11

b. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga dan nilai tukar terhadap jumlah uang beredar di Indonesia secara simultan. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan yang telah dijelaskan sebelumnya, adapun kegunaan dan manfaat penelitian ini sebagai berikut: a. Kepentingan akademis, bahan referensi atau masukan bagi peneliti lain yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini. b. Kepentingan praktis, diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan pihak pihak terkait pada bidang perekonomian, khususnya ekonomi moneter. c. Untuk penulis, untuk melengkapi program perkuliahan S1, program studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan Bandung dan sebagai salah satu media latih untuk mengembangkan kemampuan serta keterampilan sesuai disiplin ilmu yang dipelajari. 12