LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN

FORMULASI Bacillus subtilis PADA AIR LIMBAH OLAHAN TEBU (Saccharum officinarum L.) SEBAGAI PROBIOTIK TANAMAN POTENSIAL

LEMBAR PENGESAHAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN AKHIR PKMP. PEMANFAATAN EKSTRAK LIMBAH BUNGKIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) SEBAGAI BIO-ANTI RAYAP

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN AKHIR PKMP. PEMANFAATAN DAUN TANAMAN KACANG BABI (Vicia faba L.) SEBAGAI BIOPESTISIDA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGABDIAN MASYARAKAT

LAPORAN PKMM PENGOLAHAN LIMBAH PADI TERPADU DI DESA CIKARAWANG, DRAMAGA - BOGOR

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG PENGABDIAN MASYARAKAT

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN AKHIR PKM-P. Diusulkan oleh : Mochamad Suwarno Rifka Ernawan Ikhtiyanto Abrar Abdul Jabbar Yanti Jayanti Afdholiatus Syafaah

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SANGGAR JUARA BAGI ANAK-ANAK DI LINGKUP KAMPUS IPB DENGAN METODE PENDEKATAN LINGKUNGAN HIDUP

LAPORAN AKHIR PKMM. Program Bangkit Wirausahawan Muda. di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pelita 1 Ciampea Bogor. Disusun oleh:

Laporan Akhir PKMP. Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dari Penurunan Kualitas Pemukiman Akibat Banjir Tahunan di Kelurahan Kampung Melayu Jakarta Timur

A. B. C. LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA LAPORAN AKHIR. : Rp ,00 : Tidak ada : 3 Bulan

KETAHANAN DAN PENGARUH FITOTOKSISITAS CAMPURAN EKSTRAK Piper retrofractum & Annona squamosa PADA PENGUJIAN SEMI LAPANG. Oleh: Nur Isnaeni A

PERLUASAN HAMA SASARAN FORMULASI INSEKTISIDA NABATI RSA1 PADA TIGA SPESIES SERANGGA HAMA SAYURAN NUR ASYIYAH

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai nilai ekonomis tinggi serta mempunyai peluang pasar yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi kubis di Indonesia banyak mengalami hambatan, di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KISARAN HAMA SASARAN FORMULASI INSEKTISIDA BOTANI FTI-1 DAN KEAMANANNYA PADA BIBIT BEBERAPA FAMILI TANAMAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA APLIKASI MADU SEBAGAI PEMANFAATAN ALAMI UNTUK MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA KULIT BIDANG KEGIATAN: PKM-GT

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROSES SUKSESI VEGETASI GAMBUT DI TAMAN NASIONAL SEBANGAU, KALIMANTAN TENGAH BIDANG KEGIATAN : PKM-AI.

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIODATA KETUA DAN ANGGOTA KELOMPOK PKMK. No Nama/NRP Jabatan Departemen/Fakultas Angkatan. Budidaya Perairan Anantyo Widiarso C Ilmu Kelautan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki pasar global, persyaratan produk-produk pertanian ramah

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai (Capsicum annum L.) merupakan tanaman semusim yang

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

AKTIVITAS INSEKTISIDA EKSTRAK BUAH CABAI JAWA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sayuran sawi sehari-harinya relatif cukup tinggi, sehingga

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN IDENTIFIKASI MIKROORGANISME PADA BUMBU DAPUR ASAM SUNTI ASAL BELIMBING WULUH.

BAB I PENDAHULUAN. Colletotrichum capsici dan Fusarium oxysporum merupakan fungi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA APLIKASI TEKNOLOGI MIKROENKAPSULASI THIN LAYER DRYING DAN TEKNOLOGI AGLOMERASI UNTUK MEMBUAT SKALA PILOT PLANT

UJI KOMPATIBILITAS DAN KEMAMPUAN DUA AGENSIA HAYATI PSEUDOMONAD FLOURESEN DAN ACTINOMYCETES DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN RALSTONIA SOLANACEARUM

LEMBAR PENGESAHAN. (Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc.) ( Umu Rosidah )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ECO-FERMENTOR: ALTERNATIF DESAIN WADAH FERMENTASI ECO-ENZYME UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKTIVITAS ECO-ENZYME

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH BATERAI RUMAH TANGGA MELALUI PENDEKATAN SOSIAL DAN ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : ECO - SOIL SEPTIC TANK (SEPTIC TANK RAMAH TANAH DAN LINGKUNGAN) BIDANG KEGIATAN PKM-GT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia.

POTENSI BAKTERISIDA SENYAWA METABOLIT Penicillium spp. TERHADAP Ralstonia solanacearum PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA CABAI KHOIRUNNISYA

HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. hama. Pertanian jenis sayuran kol, kubis, sawi dan sebagainya, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. (Mukarlina et al., 2010). Cabai merah (Capsicum annuum L.) menjadi komoditas

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara penghasil kakao terbesar di dunia seiring dengan

HALAMAN PENGESAHAN. a. Nama Lengkap : Mudho Saksono NIM. F

Kata Kunci: Karst, Cost of Illness, Kerugian Ekonomi

LEMBAR PENGESAHAN. Bogor, 23 Maret Menyetujui, Sekretaris Departemen Gizi Masyarakat. Ketua Pelaksana Kegiatan

PENDAHULUAN Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah merupakan jenis tanaman hortikultura yang cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN PISANG (Musa paradisiaca L.) SECARA KULTUR TEKNIS DAN HAYATI MIFTAHUL HUDA

PENGARUH EMPAT JENIS EKSTRAK DAN SERBUK TANAMAN TERHADAP AKTIVITAS PENELURAN Sitophilus zeamais Motsch. (Coleoptera: Curculionidae)

a. Nama Lengkap : Chandra Serisa Rasi Kanya NIM. F

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SOSIALISASI IKAN TERI SEBAGAI BAHAN MAKANAN YANG MENGANDUNG SUMBER KALSIUM TINGGI PKM-GT

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN JANGKRIK SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF TULANG RAWAN IKAN HIU UNTUK PENGOBATAN REMATIK PKM GAGASAN TERTULIS

PERLUASAN HAMA SASARAN FORMULASI INSEKTISIDA NABATI FTI-2 TERHADAP BEBERAPA JENIS HAMA GUDANG

EFEKTIVITAS PESTISIDA NABATI (MIMBA, GADUNG, LAOS DAN SERAI), TERHADAP HAMA PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. komoditas hortikultura yang sangat potensial untuk dikembangkan, karena

BAB I PENDAHULUAN. faktor struktur tanah, pencemaran, keadaan udara, cuaca dan iklim, kesalahan cara

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PEMANFAATAN AIR BEKAS WUDHU SEBAGAI ALTERNATIF IRIGASI PERTANIAN SKALA KECIL BIDANG KEGIATAN : PKM-GT

PENGARUH APLIKASI STARTER SOLUTION PADA TIGA GENOTIPE CABAI (Capsicum annuum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SERTA KEJADIAN PENYAKIT PENTING CABAI

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. hortikultura yang tergolong tanaman semusiman. Tanaman berbentuk perdu

STUDI ANTIFUNGI DARI Trichoderma harzianum TERHADAP FUNGI Colletotrichum capsici DAN Fusarium oxysporum SECARA IN-VITRO

I. PENDAHULUAN. Bidang perikanan memegang peranan penting dalam penyediaan protein

PREFERENSI PETANI SAYURAN DAN JAGUNG DALAM PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DI WILAYAH BOGOR DAN CIANJUR DAN ANALISIS EKONOMINYA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu

SELEKSI DAN KARAKTERISASI BAKTERI ENDOFIT UNTUK MENEKAN KEJADIAN PENYAKIT LAYU BAKTERI (Ralstonia solanacearum) PADA TANAMAN TOMAT IKA DAMAYANTI

BAB I PENDAHULUAN. industri masakan dan industri obat-obatan atau jamu. Pada tahun 2004, produktivitas

409&Itemid=

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

BAB 1 PENDAHULUAN. petani dan dikonsumsi masyarakat karena sayuran tersebut dikenal sebagai

LEMBAR PENGESAHAN NIM. I

Bersama ini kami informasikan beberapa produk/teknologi unggulan kami yang layak untuk digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi pertanian, khususnya dalam pengendalian penyakit tanaman di

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. nyawa makhluk hidup karena mempunyai beberapa kelebihan seperti hampir tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat. Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusunoleh: ASRININGSIH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SISTEM INFORMASI IDENTIFIKASI IKAN BERBASIS WEBSITE. Bidang Kegiatan : PKM Gagasan Tertulis.

PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT

BAB I PENDAHULUAN. dalam peradaban manusia. Untuk setiap pertumbuhannya, tanaman memerlukan zat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MODIFIKASI LIMBAH KERTAS SEBAGAI BAHAN BAKU MEMBRAN: ALTERNATIF DALAM MENGATASI DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN. Serangga merupakan hewan yang paling banyak jumlah dan ragamnya di

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA NILAI KEARIFAN LOKAL: PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan mikroorganisme, baik itu mikroorganisme yang menguntungkan. maupun yang merugikan. Jamur merupakan mikroorganisme yang

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi penduduk Indonesia yang diperlukan setiap hari. Salah satunya

PENGARUH AGENSIA HAYATI PSEUDOMONAD FLUORESEN TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT LAYU (Fusarium sp.) DAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM POJOK TANI LEMBAGA KEMASYARAKATAN PENINGKAT KUALITAS PERTANIAN BIDANG KEGIATAN: PKM-GT Diusulkan Oleh:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

Transkripsi:

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN PEMANFAATAN AGENS HAYATI AKTINOMISET UNTUK MENGENDALIKAN ULAT KUBIS (Crocidolomia pavonana) DAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum capsici) PADA CABAI Nelly Nailufar Radhy Alfitra Yayu Siti N Risa Sondari A Oleh : A34070027 A34070069 A34070058 A34080065 2007 2007 2007 2008 INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

1. Judul Kegiatan 2. Bidang Kegiatan 3. Bidang Ilmu 4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM c. Departemen d. Institut e. Alamat Rumah / HP LEMBAR PENGESAHAN : Pemanfaatan Agens Hayati Aktinomiset untuk Mengendalikan Ulat Kubis (Crocidolomia pavonana) dan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) pada Cabai : PKM Penelitian : Pertanian : Nelly Nailufar : A34 070 027 : Proteksi Tanaman : Institut Pertanian Bogor : Kost Windy Rt.03 Rw.04 No.21 Balebak Bogor Barat 16610/085781036874 : potter_nelly@yahoo.com : 3 orang f. Alamat Email 5. Anggota Pelaksana 6. Dosen Pembimbing a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Djoko Prijono, MAgrSc. b. NIP : 19590827 198303 1 005 c. Alamat Rumah dan No. Telp : Jl. Dalurung No.5, Bantarjati, Bogor 16153 Telepon: 0251-8321563 No. telepon genggam: 081514597390 7. Biaya Kegiatan Total a. Dikti b. Sumber lain 8. Jangka Waktu Pelaksanaan Menyetujui Ketua Departemen Proteksi Tanaman : Rp.7.000.000,- : Rp. - : 4 bulan Bogor, 4 Juni 2010 Ketua Pelaksana ( Dr. Ir. Dadang, M.Sc ) NIP. 19640204 199002 1 002 Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan (Nelly Nailufar) NIM. A34 070 027 Dosen Pembimbing (Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S ) NIP. 19581228 198503 1 003 (Ir Djoko Prijono, MAgrSc.) NIP. 19590827 198303 1 005

ABSTRAK NELLY NAILUFAR. Pemanfaatan Agens Hayati Aktinomiset untuk Mengendalikan Ulat Kubis (Crocidolomia pavonana) dan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) pada Cabai Dibimbing oleh DJOKO PRIJONO. Hama ulat Crocidolomia pavonana dan cendawan Colletotrichum capsici masing-masing merupakan hama penting pada tanaman kubis-kubisan (Brassicaceae) dan patogen penting pada tanaman cabai. Agens pengendali hayati yang berpotensi untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) adalah golongan bakteri dari kelas Actinomycetes, senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh aktinomiset berpotensi untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan senyawa metabolit sekunder dari beberapa jenis isolat Actinomycetes terhadap hama dan patogen tanaman, yaitu C. pavonana dan C. capsici. Pada penelitian ini Actinomycetes diisolasi dari tanah pertanaman kubis. Isolat Actinomycetes yang telah ditumbuhkan diambil diinkubasi pada shaker kecepatan 100 rpm selama 2 minggu dalam suhu ruang. Metabolit dalam suspensi ekstrak kasar dipisahkan dengan menambahkan pelarut etil asetat, lapisan etil asetat selanjutnya dipisahkan dan diuapkan sehingga diperoleh ekstrak metabolit sekunder. Ekstrak etil asetat diuji pada larva C. pavonana. Selain itu juga diuji suspensi media LB yang mengandung Actinomycetes. Ekstrak hasil penyaringan dengan menggunakan cellulose membrane filter 0,45 µm dari masing-masing jenis kombinasi, digunakan untuk pengujian in vitro ekstrak dicampur dengan PDA sehingga menghasilkan konsentrasi 0,5;0,25 dan 0,125 (%v/v), digunakan sebagai media tumbuh C. capsici. Berdasarkan beberapa pengujian yang dilakukan dapat diketahui bahwa isolat Actinomycetes yang diperoleh belum efektif mengendalikan OPT sasaran, ketidakefektifan ini diduga terjadi karena adanya ketidaktepatan dalam pengujian atau mungkin memang isolat Actinomycetes yang diperoleh berbeda jenis dengan Actinomycetes yang sekarang sudah ada dipasaran yang efektif mengendalikan OPT tertentu. Kata kunci: Crocidolomia pavonana, Colletotrichum capsici, Actinomycetes.

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di bidang penelitian yang berjudul Pemanfaatan Agens Hayati Aktinomiset untuk Mengendalikan Ulat Kubis (Crocidolomia pavonana) dan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) pada Cabai yang dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga dan Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan dari bulan Februari hingga bualn Mei 2010. Kami menyampaikan terima kasih kepada Ir. Djoko Prijono, MAgrSc. selaku dosen pembimbing atas segala arahan dan masukan yang telah diberikan, sehingga pelaksanaan kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan kepada seluruh pihak yang membantu dalam pelaksanaan penelitian ini. Kami menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Bogor, Juni 2010 Penulis

Latar Belakang PENDAHULUAN Perkembangan hama dan penyakit tanaman semakin merebak sehingga kerugian yang harus ditanggung oleh petani semakin tinggi bahkan dapat mencapai 100%. Peningkatan hasil panen dan produktivitas cabai di Indonesia masih menghadapi beberapa kendala yang cukup serius, diantaranya serangan hama dan patogen. Serangga merupakan salah satu hama yang banyak menyerang tanaman dan serangan paling besar yang ditimbulkan oleh serangga hama adalah pada fase larva. Fase larva merupakan fase paling aktif dari serangga karena pada fase tersebut serangga membutuhkan makanan lebih banyak untuk kelangsungan hidupnya. Larva Crocidolomia pavonana telah menimbulkan kerusakan pada tanaman kubis dan dibutuhkan pengendalian yang tepat untuk mengurangi serangannya ( Sastrosiswojo & Setiawati 1993). Cendawan merupakan salah satu patogen penyebab penyakit tanaman. Colletotrichum capsici adalah patogen penyebab penyakit antraknosa pada tanaman cabai. Antraknosa yang di sebabkan oleh serangan C. capsici merupakan penyakit yang menjadi kendala utama dalam usaha budidaya cabai. C. capsici menyerang buah cabai dan gejala yang ditimbulkan berupa bercak gelap, cekung dan berbentuk lingkaran konsentris yang apabila telah meluas dapat menimbulkan busuk lunak. Pada tengah bercak terdapat kumpulan titik hitam berupa aservulus (Walker 1952). Usaha pengendalian penyakit ini sudah banyak dilakukan para petani terutama dengan menggunakan fungisida sintetik, akan tetapi pengendalian seperti ini memerlukan biaya yang besar dan juga efek residunya dapat menimbulkan dampak negatif terhadap makhluk hidup dan lingkungan. Oleh karena itu penggunaan pestisida sebagai pengendali penyakit tanaman harus ditekan sekecil mungkin dan sebagai penggantinya perlu dicari suatu bahan alternatif fungisida yang efektif tetapi tidak berpengaruh negatif terhadap lingkungan maupun manusia. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dapat dilakukan secara kultur teknis, fisik, mekanis, pengendalian hayati, maupun kimiawi. Pengendalian yang banyak dilakukan oleh petani selama ini dalam mengendalikan hama dan penyakit adalah penggunaan fungisida sintetik. Penggunaan fungisida sintetis selain harganya yang mahal juga banyak menimbulkan dampak negatif, seperti resistensi, bahaya bagi pengguna dan konsumen serta pencemaran lingkungan sehingga pengandalian secara hayati dianggap lebih ramah lingkungan (Balk & koeman 1984). Agens pengendali hayati yang berpotensi untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) adalah golongan bakteri dari kelas Actinomycetes. Actinomycetes merupakan organisme peralihan antara bakteri dan cendawan yang mengambil asam amino dan zat serupa yang diproduksi bakteri fotosintesis kemudian mengubahnya menjadi antibiotik untuk mengendalikan patogen, menekan cendawan dan bakteri berbahaya dengan cara menghancurkan kitin yaitu zat esensial untuk pertumbuhannya. Actinomycetes juga dapat menciptakan kondisi yang baik bagi perkembangan mikroorganisme lain. Senyawa metabolit yang dihasilkan oleh Actinomycetes, termasuk golongan aminoglikosida, golongan makrolida, dan golongan obat antitumor. Kelompok senyawa metabolit

Thank you for evaluating Wondershare PDF Converter. You can only convert 5 pages with the trial version. To get all the pages converted, you need to purchase the software from: http://store.wondershare.com/index.php?method=index&pid=524&license_id=11&sub_lid=3121&payment=paypal