PERAN GEREJA DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU. Olipianti GKII Kaliamok

dokumen-dokumen yang mirip
PROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF ALKITAB PERJANJIAN BARU. Yulia Citra

KUALIFIKASI ROHANI GURU AGAMA KRISTEN. Maria Nervita Acdriani

PROFESIONALISME DOSEN DARI SUDUT PANDANG KRISTIANI. Maria Lidya Wenas Sekolah Tinggi Teologi Simpson

PROFESIONALISME DAN KRITERIA GURU KRISTEN. Riniwati Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPERS, Tema: Profesionalisme dan Revolusi Mental Pendidik Kristen. Ungaran, 5 Mei 2017.

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

PENGINJILAN DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MASYARAKAT MAJEMUK YULIA CITRA, LENDA DABORA J.F. SAGALA STT SIMPSON

PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena

PERAN GEREJA DALAM PENDIDIKAN NASIONAL

AKU DATANG SEGERA (JANGAN BERHENTI BERITAKAN INJIL)

MENJADI GURU PROFESIONAL

BAB 4. Refleksi Teologis. dan kehidupan rohani setiap anggota jemaatnya tidak terkecuali anak-anak yang adalah

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

Oleh Pdt. Daniel Ronda. Latar Belakang Pergumulan Pendidik

BAB V PENUTUP. Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

STRATEGI PEMBINAAN WARGA JEMAAT DALAM MENINGKATKAN KEHIDUPAN JEMAAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Barisan Pemenang GBI Misi Kasih

Pertanyaan Alkitab (24-26)

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

Status Rohani Seorang Anak

AKUNTANSI KEUANGAN MAGISTER PENDIDIKAN FKIP UNS. 16/04/2015 bandi.staff.fe.uns.ac.id

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D

Gal.6:1-5. Ev. Bakti Anugrah, M.A.

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN

Pendidikan Agama Kristen Protestan

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Le

PENGINJILAN DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MASYARAKAT MAJEMUK Yulia Citra, Lenda Dabora J.F. Sagala STT Simpson

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

PENGARUH PEMAHAMAN TENTANG PSIKOLOGI PERKEMBANGAN TERHADAP PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PADA GEREJA BAPTIS INDONESIA DI KOTA SEMARANG

II. KAJIAN PUSTAKA. harus memiliki kemampuan profesional dalam bidang pembelajaran. Dengan

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV MEWARISKAN IMAN DENGAN TELADAN SUATU REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PIRING NAZAR

KUALIFIKASI KEPRIBADIAN GURU AGAMA KRISTEN. Junaidy Alexander Sagala

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

TRAINING BERTEMPAT DI GEREJA SESI 1 - Model Untuk Training Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

32. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMP

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

Jemaat yang bagaimanakah yang ALLAH inginkan? Mengapa Jemaat adalah pusat perhatian ALLAH? Siapakah Kepala Gereja? Bagaimana strata anggota jemaat di

PENELAAHAN ALKITAB. Persiapan, Penyusunan dan Penyampaiannya. Pdt. Stephen Sihombing, MTh

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DI SD NEGERI KALONGAN 02, DESA KALONGAN, UNGARAN TIMUR Semion Nuh,

ARAH PEMIKIRAN FILOSOFI, DAN URGENSI KARYA TULIS ILMIAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN. (Sutaryat Trisnamansyah, Prof., Dr.,M.A.)

BAB I PENDAHULUAN. Ibid., 4. Ibid., hlm. 23

Kode Etik Guru Indonesia

KODE ETIK GURU INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bagian Tiga Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional Pasal 5

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

Level 2 Pelajaran 4. PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow

BAB I PENDAHULUAN. memanggil mereka di dalam dan melalui Yesus Kristus. 1 Ada tiga komponen. gelap kepada terang, dari dosa kepada kebenaran.

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya

Minggu 9 : Mengapa & Bagaimana Saya Memberitahukan Kepada Orang Lain?

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

ANTROPOLOGI ALKITAB (Pelajaran 12) By Dr. Erastus Sabdono. Pemulihan Gambar Diri (Bagian 4)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

Gereja Menyediakan Persekutuan

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

Pdt. Gerry CJ Takaria

LANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA

PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU MELALUI KEGIATAN PPL KEPENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN LESSON STUDY. ( As ari Djohar )

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

BAB IV PEMAHAMAN TENTANG PERSEMBAHAN

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

02 APRIL 2017 SKEMA PERJALANAN ROHANI JEMAAT KELUARGA ALLAH

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 25 JUNI 2017 Tema: PENGHARAPAN DI TENGAH RATAPAN JEMAAT BERHIMPUN

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama

Lesson 7 for May 13, 2017 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI

KORELASI KONSEP DIRI DAN MOTIVASI MELAYANI TERHADAP KINERJA GURU KRISTEN DI SMA SEKOLAH KRISTEN KALAM KUDUS SURABAYA, MALANG DAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

Transkripsi:

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PAK II DAN CALL FOR PAPERS, Tema: Profesionalisme dan Revolusi Mental Pendidik Kristen. Ungaran, 5 Mei 2017. ISBN: 978-602-60350-4-2 PERAN GEREJA DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU Olipianti GKII Kaliamok Email: Olipianti1993@gmail.com. ABSTRAK Dalam makalah ini penulis akan menguraikan mengenai upaya daripada gereja dalam meningkatkan profesionalisme guru kristen dan pendidikan agama kristen. Gereja akan melibatkan para guru secara aktif dalam merancang sebuah kurikulum pendidikan. Selanjutnya para guru juga akan dilibatkan untuk mengambil bagian dalam pelayanan pendidikan dan pembinaan jemaat. Ketika gereja memberikan peluang ini kepada guru maka hal ini akan memberikan kesempatan bagi guru untuk meningkatkan profesionalisme guru. Selain itu gereja juga menjadikan ini sebagai peluang untuk mempersiapkan para pengajar yang mampu memenuhi syarat pekerjaan ditetapkan pemerintah, sekaligus mampu memenuhi standarnya Allah. Kata Kunci: Gereja, Profesionalisme Guru PENDAHULUAN Kehadiran seorang guru merupakan unsur penting dalam kegiatan mengajar, Nainggolan (2010:22) mengatakan bahwa guru merupakan jembatan dan agen yang menyebabkan peserta didiknya memahami duniannya dan kehadiran guru merupakan faktor penting dalam tercapainya kegiatan belajar mengajar. Selanjutnya ia juga menambahkan penyebab kehadiran guru itu penting karena, Guru yang akan membimbing peserta didik dalam belajar mengenal dan memahami dunia belajarnya. Guru membimbing peserta didik untuk memperoleh berbagai pengetahuan tentang dunia, sosial budaya dan iman mereka. (Nainggolan, 2010:22). Berdasarkan beberapa penyataan tersebut, penulis mulai menyadari mengenai pentingnya peran seorang guru dalam terlaksananya sebuah pendidikan. Selain kehadiran guru, peserta didik juga berharap mendapat guru yang berpendidikan, terlatih di berbagai bidang dan memiliki karakter yang menyenangkan dan bertanggung jawab, serta kreatif dalam mengajar. Namun yang menjadi persoalan saat ini, kehadiran guru justru memberi masalah bagi anak didik dan sekolah, Nainggolan (2010:21) mengatakan, Akhir-akhir ini seringkali muncul berita di televisi maupun surat kabar yang memberitakan tentang perbuatan guru yang tidak terpuji, khususnya tindakan merugikan para muridnya sendiri, seperti; tindakkan pemerkosaan, pemukulan, pemerasan dalam bidang materi, pembocoran soal ujian dll. Berdasarkan masalah ini, seorang guru mulai dipandang buruk, masyarakat mulai diragukan dan dicurigai. Orang tua mulai merasa anaknya tidak aman di sekolah, inilah realita keadaan dunia saat ini. Penulis melihat persoalan sebagai peluang besar bagi gereja.selain itu masalah ini dapat menjadi jembatan bagi gereja, untuk melakukan pembaharuan. Pembaharuannya ialah melakukan upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru dari segi karakter, keterampilan dan mengajak setiap guru untuk taat kepada etika kerjanya. Ada banyak orang jika ditanya sekilas mengenai citacitanya waktu kanak-kanak, jika kelak bertumbuh dewasa ia ingin menjadi guru. Keinginannya menjadi guru mungkin karena setiap hari melihat gurunya berdiri mengajarkan hal-hal baru baginya, bahkan ia berpikir itu pekerjaan yang menyenangkan. Tetapi ketika beranjak dewasa, mulai ada pertimbangan secara sadar mengenai keinginannya. Lalu muncul kekuatiran dalam diri, sehingga perlahan-lahan mengalihkan langkahnya. Artinya keputusan menjadi guru bukan sekedar didasari kekaguman dan cita-cita semata, melainkan dengan ke-sadaran dalam diri melihat sebuah proyek besar yang menanti. Proyek tersebut ber- Peran Gereja Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru, Olipianti 83

kaitan dengan tanggung jawab seorang guru, tanggung jawab guru menurut Nainggolan (2010:20) ialah, Membentuk, membimbing, dan memperlengkapi anak didik. Kesadaran mengenai tanggung jawab akan memberikan kesiapan secara pribadi didalam diri guru. Namun bagi sebagian orang yang menyadang gelar guru terkadang merasa tidak mampu men-jalankan kewajiban sebagai guru. Sehingga hal itu akan nampak dalam pekerjaannya, ia banyak mengeluh jika menemukan anak didiknya sulit ditangani. Hal ini dapat menghambat peserta didik dan pribadi gurunya. Jika guru tersebut ada di dalam gereja maka ini merupakan kesempatan besar bagi gereja untuk membawanya belajar dari Guru Agung yaitu Yesus Kristus. Gereja secara organisasi maupun dalam konteks kelompok berperan untuk mengembalikan mutu dan citra diri guru, termasuk guru Kristen dan guru pendidikan agama Kristen. Pada akhirnya guru termotivasi untuk konsisten dalam memberikan dampak pembaharuan kepada masyarakat. Oleh sebab itu peran gereja dalam hal ini sangat penting, seperti yang diungkapkan oleh Nainggolan (2010:4), Pendidikan maju, jika mutu dan kualitas guru bertambah maju, jika kita mau memajukan Pendidikan Agama Kristen maka para gurulah yang harus terus dibina dan diperlengkapi. Artinya setiap guru harus mengambil keputusan untuk mau dibina dan diperlengkapi sebagai pengajar. Yesus Kristus adalah teladan dalam mengajar, seperti yang dikatakan Enklaar & Homriighausen (1993:5) bahwa, Keahlian-Nya sebagai seorang guru umumnya diperhatikan dan dipuji oleh rakyat Yahudi; mereka dengan sendirinya menyebut Dia Rabbi ini menyatakan bahwa Yesus disegani, dihormati, dan dikagumi karena ia selaku seorang pengajar yang mahir dalam segala soal ilmu ketuhanan. Bahkan kitab Matius 7:29 mengatakan, Sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat yang biasa mengajar mereka. Tindakan Yesus merupakan teladan setiap guru untuk mengajar dan meresponi tanggung jawab sebagai pendidik. Selain itu Yesus akan memberikan kuasa-nya kepada guru yang berkomitmen setia melakukan pekerjaan-nya. Rumusan masalah karya tulis ini adalah bagaimana peran gereja dalam meningkatkan profesionalisme guru. Penulis berharap melalui makalah ini dapat memberikan penjelasan mengenai pentingnya kehadiran guru bagi sekolah, gereja dan masyarakat. Sehingga gereja dapat mengambil peran untuk merangkul para guru terlibat di dalam pelayanan pengembangan pendidikan dan pembinaan jemaat. Hal ini bertujuan agar kemampuan para guru dapat disalurkan melalui pembuatan kurikulum pendidikan dan pembinaan. Selain itu para guru juga terlibat aktif dalam program pendidikan di gereja. Gereja juga dapat segera mengambil tindakan untuk membuat program pembinaan secara khusus bagi guru dengan tujuan untuk memperlengkapi dan meningkatkan kualitas iman guru sebagai pendidik dan pelayan Tuhan. METODE Dalam makalah ini penulis menggunakan metode penulisan makalah atau paper. Metode ini merupakan simpulan dan rumusan pemikiran sebagai hasil telaah atau pengkajian sederhana melalui sebuah teori dan para ilmuan. PROFESI DAN PROFESIONALISME GURU Dalam bukunya Kunandar (2009:45) menuliskan bahwa, Profesi artinya suatu bidang pekerjaan yang dicita-citakan dan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga dapat diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan yang memiliki syarat pengetahuan, keterampilan khusus diperoleh dari pendidikan akademis yang insentif Jadi profesi adalah pekerjaan yang menuntut keahlian tertentu. Pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi ini tidak bisa dipegang oleh sembarang orang. Selanjutnya Kunandar (2009:45) menambahkan, Prosfesi ini memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus. Kemudian ada delapan kriteria pekerjaan sebagai profesi yang kutip dari Syarudin, Panggilan hidup sepenuh waktu, memiliki pengetahuan, kecakapan, keahlian, bekerja berdasarkan teori universal, pengabdian, kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif, otonomi kode etik, klien. (Kunandar, 2009:14,15). Beberapa kutipan tersebut menjelaskan bahwa profesi adalah pekerjaan yang memerlukan sebuah persiapan secara khusus melalui pendidikan dan dapat memenuhi delapan kriteria profesi tersebut. Kata Profesionalisme berasal dari kata profesi. Kunandar (2009:45) mengatakan, Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidik 84 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Agama Kristen dan call for Papers, 5 Mei 2017.

an profesi berdasarkan UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Lalu dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pada pasal 39 ayat 2 ditekankan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran dan pembimbingan, pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat. Artinya guru yang dikatakan profesional ialah seorang yang berkualitas, berkompeten, dan memiliki kemampuan untuk meningkatkan serta mempengaruhi proses belajar siswa yang menghasilkan prestasi belajar. Untuk menjadi guru yang profesional, seorang guru harus memenuhi syarat pekerjaan profesional. Syarat Pekerjaan profesional pada umumnya menurut Kunandar (2009:47) adalah memiliki keterampilan konsep dan teori ilmu pengetahuan, menekankan keahlian dalam bidang profesinya, menuntut adanya Tingkat Pendidikan kepekaan terhadap dampak pekerjaannya, menuntut Perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan, memiliki kode etik dalam menjalankan tugas dan fungsinya, memiliki klien atau objek layanan tetap, diakui oleh masyarakat. PERAN GEREJAUNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU Gereja adalah tempat yang disediakan Allah untuk mengenal Dia. Orang Kristen yang tidak bersedia untuk mengenal Allah di dalam gereja, akan menjadi orang asing dan tidak mengalami pertumbuhan rohani. Hal ini juga akan dialami oleh semua orang termasuk guru Kristen. Nainggolan (2008:21) mengatakan, Gereja di masa depan menghadapi tantangan yang sulit dan kom-pleks. Orang-orang percaya dalam gereja adalah peserta aktif dan memiliki keterikatan yang kuat untuk menyambut pembinaan, pendidikan, dan pengajaran, dalam gereja untuk membawa mereka kepada Kristus. Oleh karena itu gereja harus terus-menerus memikirkan arah pendidikan dalam jemaat. Artinya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab serta menghadapi persoalan dalam gereja seorang gembala tidak dapat menyelesaikannya sendiri, ia membutuhkan team pelayanan. Jhon M. Nainggolan (2008:105) dalam bukunya juga menjelaskan, Sangat penting bagi gembala sidang memiliki hubungan yang harmonis dengan seluruh pelaksana program pendidikan dalam jemaat...pengangkatan direktur pendidikan dalam jemaat haruslah orang yang mengerti program pendidikan. Oleh sebab itu penting bagi seorang gembala untuk melibatkan para guru untuk membantunya di dalam pelayanan gereja. Melibatkan para guru dalam pelayanan merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru. Kurikulum Gereja membutuhkan kurikulum dalam pembinaan jemaat. Dien Sumiyatiningsih (2006:- 60) mengatakan, Aspek Kurikulum ada sepuluh diantara, materi, kompetensi, kegiatan pengajaran, sumber belajar, strategi, ruangan belajar, pertanyaan, pilihan-pilihan atau pertimbangan, arahan-arahan, cara merespon peserta didik. Semua hal ini terkadang tidak dipikirkan di dalam gereja, tetapi bagi seorang guru hal ini merupakan bagian terpenting untuk dilakukan. Melibatkan guru dalam pelayanan di gereja dapat membantu gembala dan BPJ dalam pengajaran. Menyusun kurikulum bersama-sama, dan memikirkannya secara mendalam semua tindakan ini bertujuan untuk membawa jemaat mengenal Kristus secara pribadi. Pendidikan dan Pembinaan Pendidikan dan pembinaan merupakan faktor penting dalam peningkatan profesionalisme guru. Darmawan (2014:209) menjelaskan bahwa guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Untuk meningkatkan kompetensi tersebut, gereja dapat berperan dengan melakukan training atau pembinaan guru. Dengan adanya upaya training para guru dapat berbagi pengalaman dengan sesama guru dan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan serta komitmen. Gangel (2001:31) mengatakan, Program pendidikan gereja harus dilakukan oleh orang yang percaya Kristus dan dipenuhi Roh Kudus serta memiliki tujuan untuk mendewasakan melalui pelayanan yang bersifat teologis. Hal ini akan menghasilkan jemaat yang paham kebenaran dan mampu mendeteksi sertamenghindari kesalahan. Artinya program pendidikan dan pembinaan ini akan berhasil apabila seorang pemimpinnya sudah mengalami pembaharuan dari Roh Kudus. Peran Gereja Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru, Olipianti 85

Gangel (2001:32) juga mengatakan, Gereja merupakan arena untuk persekutuan. Gereja bertanggung jawab untuk mengembangkan benteng bagi penginjilan serta mendukung pelayanan pendidikan. Artinya tugas dan tanggung jawab dalam gereja sangat besar, gembala tidak bisa memikirkan program pelayanan pendidikan sendirian. Oleh sebab itu melibatkan para guru yang memiliki kemampuan dan keterampilan di bidang pendidikan adalah tindakan yang tepat. Gangel (2001:40) mengatakan, Dalam pendidikan dan pembinaan ini gembala dan guru dapat memberikan bimbingan yang penuh perhatian kepada jemaat yang sedang menuju kedewasaan dengan menyalurkan usaha-usaha kudus dan energi mereka secara efektif ke dalam masyarakat. Artinya guru maupun gembala adalah seorang pekerja yang sudah memahami dan mengerti kebutuhan jemaat. Oleh sebab itu mereka dapat menjadi team pelayanan yang baik. Aspek Psikologi Perkembangan Dalam pendidikan seorang guru telah dibekali dengan banyak teori mengenai ilmu psikologi perkembangan. Dalam jemaat hal ini sangat dibutuhkan, jemaat memiliki banyak kebutuhan dalam dirinya. Tindakan untuk melibatkan para guru dalam pelayanan pembinaan dan program pendidikan di gereja akan membantu gembala untuk dapat memahami jemaatnya dengan baik. Nainggolan (2008:47) mengatakan, ada beberapa jenis kepribadian manusia, tertutup, hati nurani, pemikir, terbukan, meletup-letup. Semua kepribadian ini ada didalam jemaat, sehingga ini akan menjadi pergumulan khusus bagi gembala sebagai pembina rohani. Bahkan dalam gereja ada jemaat yang sulit untuk membuka dirinya ketika ia dikonseling, kehadiran guru dalam gereja adalah hal yang sangat membantu dalam pelayanan. Gembala dapat melibatkan mereka dalam pelayanan konseling. Pembinaan Terhadap Guru Pembinaan bukan hanya diberikan kepada jemaat. Pembinaan juga harus diberikan kepada guru yang terlibat dalam pelayanan ia harus mau mengalami pembaharuan terlebih dahulu sebelum ia melayani orang lain. Secara aturan pemerintah dan kemampuan seorang guru tidak diragukan lagi, namun seorang guru harus dibina dari segi kerohaniannya. Tindakan ini dilakukan agar guru tidak mengalami kemunduran rohani, mereka diperlengkapi dari segi spirituali-tasnya. Nainggolan (2008:49) menjelaskan standar hidup seorang guru yang terlibat dalam pelayanan sangat tinggi, ia harus rajin mempelajari firman, hidup dalam doa, tekun beribadah, hidupnya sesuai dengan imannya, hidup dalam kekudusan, dan kuat dalam iman, serta hidup dalam pengharapan, setia, dan memiliki kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. Artinya untuk menjadi seorang guru tuntutannya tidak hanya mampu memenuhi syarat pekerjaan yang dibuat oleh pemerintah, ia juga dituntun memenuhi standarnya Allah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kepribadian guru dan memiliki mutu kerja yang baik serta dapat diteladani dari berbagai aspek kehidupannya. Ketika hal ini dimiliki oleh seorang guru maka mereka layak menerima pengakuan dan penghargaan serta gaji yang sebanding dengan kehidupan mereka, karena mereka bukan hanya membuktikan profesionalismenya diatas kertas tapi mereka juga sudah menyatakannya secara konkrit. Kehadiran guru seperti ini sangat diharapkan di sekolah, gereja dan masyarakat. Guru Mengalami Peningkatan Mutu Jansen Sinamo (2012:24) mengatakan, Kompetensi merupakan keterampilan atau pengetahuan yang diperlukan agar mampu melakukan sesuatu secara berhasil, dan mengalami aktualisasi diri secara konkrit. Lalu Jansen Sinamo (2012:26) juga mengatakan, Seorang guru yang profesional ia akan mengalami peningkatan kompetensi personal, profesional, pedagogik dan sosial. Artinya seorang guru yang mengalami peningkatan mutu secara kompetensinya akan ada kemajuan ke arah yang lebih baik. Kompetensi Personal Personal atau kepribadian mencakup kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, wibawa, dan berakhlak mulia sehingga layak menjadi teladan. Kehidupan yang demikian merupakan hasil dari pekerjaan dan pimpinan Roh Kudus, (Gal. 5:25) Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh. Kepribadian yang stabil ini akan membuat guru dapat dipercaya dalam segala hal. Kompetensi Profesional Profesional ini mencangkup; kemampuan menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan guru mampu mem- 86 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Agama Kristen dan call for Papers, 5 Mei 2017.

bimbing peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Rahasia untuk memperoleh kompetensi profesional ini ialah Hidup Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan (Ams. 1:7). Kompetensi pedagogik Pedagogik merupakan; kemampuan mengelola peserta didik, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi. Menjadi seorang guru atau pengajar adalah tugas yang mulia, karena menanamkan nilai-nilai kebenaran kepada anak dan oranglain. Oleh sebab itu setiap pendidik harus mempersiapkan diri dengan baik. Tuhan Yesus adalah teladan guru dalam mengajar. Kompetensi Sosial Kemampuan pendidik membangun relasi dan berkomunikasi yang santun, seperti yang dikatakan dalam (Ams. 15:2) Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, jawaban lemah lembut meredahkan kegeraman. Artinya guru yang berkompetensi sosial ia mampu menjalin relasi yang baik dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan orang tua atau wali peserta didik, masyarakat sekitar, tidak saling menyakiti atau memprovokasi. Bahkan seorang guru yang berkompetensi tidak boleh dalam pergaulannya menyakiti dengan perkataan jahat, (Ef. 5:4), Perkataan kotor yang kosong, atau sembrono, karena hal-hal itu tidak pantas.. Guru yang sehat Rohani Guru adalah pendidik atau pengajar yang bertanggung jawab untuk membimbing dan mengarahkan orang pada pengetahuan, dan informasi kebenaran. Dalam hal ini seorang guru harus memiliki kerohanian yang sehat, ada sebuah ungkapan mengatakan, kerohanian yang sehat adalah kunci untuk menghasilkan jiwa dan kepribadian yang sehat pula. Seorang guru yang mengambil komitmen sebagai pendidik hidupnya harus berakar di dalam Kristus, (Kol. 1:6) Kamu telah menerima Kristus Yesus, Karena itu hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia. Hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang diajarkan kepadamu, hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. Ini merupakan gambaran seorang pendidikan yang memiliki kerohanian sehat. KESIMPULAN Kehadiran seorang guru merupakan unsur penting dalam mengajar baik di sekolah, gereja dan masyarakat. Selain itu guru merupakan pekerjaan yang dianggap sebagai profesi artinya, suatu bidang pekerjaan atau jabatan yang ditekuni oleh orang berpendidikan khusus, cakap dan ahli dalam suatu bidang serta mempunyai kode etik kerja. Selain itu para guru juga dituntun untuk profesionalisme dalam melaksanakan profesinya. Mereka memiliki kemampuan dan tuntutan pekerjaan yang tinggi, mereka dituntut untuk memberikan pengabdian yang baik dalam sekolah, gereja dan masyarakat. Pekerjaan yang profesional ini memiliki syarat berdasarkan UU No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dalam UU sistem pendidikan nasional tahun 2003 pada pasal 39 ayat 2 mengenai tenaga profesional, diantaranya; pendidik bertugas merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil belajar dan melakukan pembimbingan, pelatihan serta pengabdian masyarakat. Hal ini merupakan tugas yang hanya dapat dilakukan oleh seorang guru oleh sebab itu mereka dianggap pekerjaan yang profesional. Guru memiliki kode etik pelaksanaan tugas, mereka dituntut jujur dan taat dengan kebijakan pemerintah, serta mampu memelihara dan meningkatkan mutu profesi guru. Guru harus menciptakan hubungan yang baik dengan murid, orang tua dan masyarakat. Standar ini harus dimiliki oleh seorang pendidik; guru umum, guru kristen dan guru pendidikan agama kristen. Namun saat ini Nainggolan mengatakan, Akhir-akhir ini seringkali muncul berita di televisi maupun surat kabar yang memberitakan tentang perbuatan guru yang tidak terpuji, khususnya tindakan merugikan para muridnya sendiri, seperti; tindakkan pemerkosaan, pemukulan, pemerasan dalam bidang materi, pembocoran soal ujian. Guru mulai dicurigai dan mulai kehilangan kepercayaan dari peserta didik, orang tua dan masyarat. Penulis melihat ini sebagai peluang bagi gereja untuk meningkatkan profesionalisme guru, secara khusus bagi guru kristen dan pendidikan agama kristen.upaya gereja untuk meningkatkan profesionalisme guru ialah, melibatkan mereka untuk membuat program pendidikan dan pembinaan dalam gereja. Lalu melibatkan para guru dalam membuat kurikulum pembelajaran di gereja. Selain itu gereja juga harus memikirkan program pembinaan secara khusus bagi guru kristen dan guru pendidikan agama kristen. Peran Gereja Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru, Olipianti 87

hal ini bertujuan untuk membekali dan memperlengkapi guru secara spiritualitas, karakternya. Program pembinaan ini dapat membuat guru Kristen dan pendidikan agama Kristen dapat DAFTAR PUSTAKA Darmawan, I Putu Ayub. 2014. Peran Gereja Dalam Pendidikan Nasional. Jurnal Simpson: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, Volume I, Nomor 2 (Desember): 205-216. Enklaar & Homriighausen. Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993. Gangel, Kenneth. 2001. Membina Pemimpin Kristen. Malang: Penerbit Gandum Mas. Kunandar. 2009. Guru Profesional Implementatsi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada. mempertahankan profesionalismenya secara konsisten dan meningkatkan mutu atau kualitas guru, kompetensi personal, pedagogik, sosial, rohani. Nainggolan, Jhon M. 2010. Guru Agama Kristen sebagai panggilan dan Profesi. Bandung: Bina Media Informasi. Nainggolan, John M. 2008. Strategi Pendidikan Agama Kristen. Jawa Barat: Generasi Info Media. Nurdin, Syafruddin. 2005. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Quantum Teaching. Sinamo, Jansen. 2010. 8 Etos Keguruan. Jakarta: Institut Darma Mahardika. Sumiyatiningsih, Dien. 2006. Mengajar dengan Kreatif dan Menarik. Yogyakarta: Andi. 88 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Agama Kristen dan call for Papers, 5 Mei 2017.