BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

penutup, dan melengkapi data-data yang sudah di

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data dan menganalisis data yang diperlukan dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di tiga buah sekolah menengah pertama

Bab III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. postpositivisme (realitas dipandang sebagai sesuatu yang konkrit, dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. proses kreatif proses kreatif program acara Young Creative di Balikpapan Televisi.

BAB III METODE PENELITIAN. Kualitatif, Menurut Ardianto (2011:60), Metode deskriptif kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

Saifuddin, Op. Cit., hlm. 5.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan

Pendapat lain menurut Sugiyono (2010, hlm. 50) bahwa:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN ORGANISASI PT. TIGAMATA INDONESIA DALAM MENJALIN HUBUNGAN. DENGAN PELANGGAN (Periode Maret-Juni 2013), peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lexy yang menyatakan bahwa : Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan. Di sini subjek dipandang secara holistik (menyeluruh) dengan cara

BAB. 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di PT.

1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan audit atas laporan keuangan pada KAP Drs. Joseph Munthe, M.S.,

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah penelitian yang berusaha memahami apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. keberhasilan suatu penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi tersebut karena

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode kualitatif yang dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan, sesuai dengan masalah dan pendekatan penelitiannya. Unsurunsur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai manajemen di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian ilmiah yang dimaksudkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. Priskwila Sejahtera (PAS) yang terletak di Jln. Swasembada Timur XXII,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang kesiapan kepala sekolah dan guru SLB terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif ialah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2013, p. 6). Dalam metode penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen kunci, terlebih lagi jika penelitian tersebut menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi partisipasi karena peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan informan kunci yang menjadi subjek penelitian dan sumber informasi penelitian. Analisis data dalam metode penelitian kualitatif tidak menggunakan bantuan ilmu statisika seperti yang digunakan dalam metode penelitian kuantitatif, melainkan menggunakan rumus 5W + 1H (Who, What, When, Where, Why, dan How). What merupakan data beserta fakta yang dihasilkan dalam penelitian, Who adalah siapa saja yang dapat menjadi informan bagi penelitian, When ialah kapan suatu informasi ditemukan, Where adalah dimana suatu informasi ditemukan, Why (mengapa? untuk memberikan pemahaman lebih dalam dari hasil penelitian), dan How adalah bagaimana proses data tersebut berlangsung. Paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma alamiah (naturalistic paradigm). Paradigma itu sendiri menurut Moleong (2013, p. 49) merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku di dalamnya ada konteks khusus atau dimensi waktu). 29

30 Moleong (2013, p. 55-56), menjabarkan paradigma penelitian kualitatif dalam modus berikut ini: 1. Asumsi - Kenyataan dibangun secara sosial. - Mengutamakan bidang penelitian. - Variabel kompleks, terkait satu dengan lainnya dan sukar diukur. - Emik (pandangan dari dalam). 2. Maksud - Konstektualisasi - Interpretasi - Memahami perspektif subjek. 3. Pendekatan - Berakhir dengan hipotesis dan teori grounded. - Muncul dan dapat digambarkan. - Peneliti sebagai instrumen. - Mencari pola-pola. - Mencari pluralisme, kompleksitas, indikator numerikal. - Hanya sedikit memanfaatkan indikator numerikal. - Penulisan laporan secara deskriptif. 4. Peranan Peneliti - Keterlibatan secara pribadi. - Pengertian empatik. 3.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptifkualitatif, dimana jenis penelitian ini menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (natural setting) karena peneliti terjun langsung ke lapangan, bertindak sebagai pengamat dan membuat kategori perilaku, mengamati gejala, serta mencatatnya dalam buku observasi dan tidak berusaha untuk memanipulasi variabel (Ardianto, 2010, p. 60). Penelitian jenis deskriptif-kualitatif juga tidak jarang melahirkan apa yang disebut sebagai penelitian insightstimulating, yakni peneliti terjun ke lapangan tanpa dibebani atau diarahkan oleh teori. Ia tidak bermaksud menguji

31 teori sehingga perspektifnya tidak tersaring. Ia bebas mengamati objeknya, menjelajah dan menemukan wawasan-wawasan baru sepanjang penelitian. 3.3 Metode Penelitian. Metode penelitian kualitatif berbeda dengan metode kuantitatif, dalam penelitian dengan metode kuantitatif, seorang peneli harus menjaga jarak terhadap masalah yang sedang ditelitinya. Misalnya, ketika menyebarkan angket atau kuesioner ataupun mewawancarai. Responden yang menjadi sumber informasi tidak diperkenankan untuk diberikan arahan jawaban sehingga dalam hal ini penelitian kuantitatif cenderung menyajikan fakta yang objektif, sedangkan dalam penelitian dengan metode kualitatif, penelitian tidak hanya berdasarkan fakta namun lebih mendalam untuk mengetahui alasan mengapa suatu gejala sosial dapat terjadi, dengan kata lain, dalam penelitian kualitatif seorang peneliti justru menjadi intrumen kunci. Apalagi teknik pengumpulan data yang dilakukan merupakan observasi partisipasi, peneliti terlibat secara keseluruhan untuk mendapatkan hasil yang tidak hanya berdasarkan what (data dan fakta yang dihasilkan dari penelitian), how (bagaimana proses data itu berlangsung), who (siapa saja yang menjadi informan kunci dalam penelitian), where (di mana sumber informasi penelitian itu bisa digali atau ditemukan), dan when (kapan sumber informasi itu bisa ditemukan) melainkan why (alasan mengapa suatu gejala sosial dapat terjadi) (Ardianto, 2010, p. 59). Metode wawancara mendalam merupakan suatu teknik metode penelitian kualitatif, di mana seorang responden atau kelompok responden mengomunikasikan bahan-bahan dan mendorong untuk didiskusikan secara bebas. Wawancara mendalam dapat dilakukan melalui telepon, dalam melakukan wawancara mendalam, pewawancara dilatih secara psikologis agar dapat menggali perasaan dan sikap yang tersembunyi dari responden (Ardianto, 2010, p. 61). Melalui wawancara mendalam, alasan-alasan responden untuk melakukan atau mengambil suatu keputusan dapat diketahui lebih mendalam sehingga dalam hal ini, penelitian ini tidak hanya berdasarkan data fakta saja melainkan mengapa suatu gejala dapat terjadi. Metode wawancara mendalam

32 memiliki keunggulan dalam menggali suatu informasi dari responden yang tidak dapat dilakukan hanya melalui wawancara terstruktur dengan bantuan kuesioner saja. Responden atau yang biasa disebut sebagai informan disini merupakan orang yang dapat memberikan keterangan atau informasi mengenai masalah yang sedang diteliti dan dapat berperan sebagai narasumber selama proses penelitian. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Metode dalam pengumpulan data dilakukan sendiri terdiri dari beberapa bagian,diantaranya yaitu : A. Data Primer Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek seseorang secara individual atau kelompok, serta hasil observasi terhadap suatu benda, kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,dilakukan dengan beberapa cara : a. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Pengertian dari wawancara sendiri adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langaung melalui percakapan atau tanya jawab. Menurut Esterberg yang dikutip oleh (Sugiyono, 2010, p. 410), wawancara didefinisikan sebagai berikut : sebuah pertemuan antara dua orang yang saling bertukar informasi dan ide melalui proses tanya jawab dan respon, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Didalam penelitian kualitatif penulis melakukan wawancara semistruktur (semistructure interview) yaitu sebuah wawancara mendalam dengan tujuan menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diwawancarai yaitu narasumber dimintai pendapat bahkan ide-idenya. Dalam wawancara semistruktur ini diharuskan untuk

33 mempersiapkan sejumlah daftar pertanyaan pasti yang akan ditanyakan keseluruhan narasumber namun tetap terbuka untuk mengajukan pertanyaan lainnya yang tidak ada dalam pertanyaan. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang akan dikemukakan oleh informan (Sugiyono, 2010, p. 413). Menurut Gorden, wawancara adalah percakapan antara dua orang yang salah satunya bertujuan untuk menggali dan mendapatkan informasi untuk tujuan tertentu. (Herdiansyah, 2010, p. 118) Kegiatan wawancara ini dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan penerapan komunikasi fatis verbalnonverbal dalam mencapai komunikasi efektif di kalangan publik internal PT. Prodia Widyahusada. Kegiatan wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara dengan menggunakan jenis wawancara semi terstruktur dimana wawancara ini memiliki beberapa ciri-ciri yakni (Herdiansyah, 2010, pp. 121-122): 1. Pertanyaan terbuka, namun ada batasan dan alur. Pertanyaan diajukan dalam wawancara semi terstruktur adalah pertanyaan terbuka, dimana jawaban yang diberikan oleh pihak yang diwawancarai tidak dibatasi, sehingga subjek dapat lebih bebas dalam memberikan jawaban apapun selama tidak keluar dari konteks pembicaraan. 2. Kecepatan wawancara dapat diprediksi. Kontrol waktu dan kecepatan wawancara ada pada ketrampilan pihak yang diwawancara dalam mengatur alur dan tema pembicaraan agar tidak keluar dari konteks pembicaraan. 3. Fleksibel, tetapi terkontrol (dalam hal pertanyaan atau jawaban). Pertanyaan dan jawaban yang diberikan oleh pihak yang diwawancara bersifat fleksibel, tergantung situasi-kondisi serta alur pembicaraan. 4. Ada pedoman wawancara yang dijadikan patokan dalam alur, urutan dan penggunaan kata-kata. Pedoman wawancana diperlukan untuk dijadikan patokan ataupun kontrol dalam hal alur pembicaraan. Isi pedoman wawancara

34 berupa topik-topik pembicaraan yang sesuai dengan tema. Penulis dapat berimprovisasi dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan siatuasi dan alur. 5. Tujuan wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena. Wawancara semi terstruktur sangat sesuai dengan penelitian kualitatif, dimana tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan pemahaman terhadap suatu fenomena atau permasalahan tertentu. b. Observasi Lapangan Menurut Kriyantono dalam Elvinaro 2011, p. 179, observasi lapangan atau pengamatan lapangan adalah kegiatan yang setiap saat dilakukan, dengan kelengkapan panca indra yang dimiliki, kegiatan observasi lapangan merupakan salah satu kegiatan untuk memahami lingkungan. Menurut Rosady Ruslan, observasi adalah metode pengumpulan data dengan mengamati atau mencatat suatu peristiwa dan menyaksikan atau mengamati langsung yang diteliti (Ruslan, 2006, p. 219). Observasi difokuskan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan fenomena penelitian. Fenomena ini mencakup interaksi (perilaku) dan percakapan yang terjadi diantara subjek yang diteliti sehingga metode ini memiliki keunggulan, yakni mempunyai dua bentuk data yaitu interaksi dan percakapan. Artinya, selain perilaku nonverbal juga mencakup perilaku verbal dari orang-orang yang diamati. Didalam penelitian ini mengacu pada metode observasi partisipan, dengan observasi partisipan, kegiatan penelitian memungkinkan mengamati kehidupan individu atau kelompok dalam situasi yang nyata, dimana terdapat setting nyata tanpa dikontrol atau diatur secara sistematis. (Kriyantono dalam Elvinaro 2011, p. 180) b. Data Skunder Data skunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melainkan melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan

35 historis yang telah tersusun dalam arsip (data documenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Adapun data skunder didapat melalui : 1. Studi Kepustakaan Didalam studi kepustakaan penulis menggunakan buku-buku referensi, jurnal, dan arsip yang didapat agar data primer yang diperoleh melalui wawancara memiliki satu landasan teori yang kuat untuk mendukung tujuan dari kegiatan penelitian. 2. Data-Data dari Perusahaan Informasi sebagai data pendukung juga diperoleh dari data perusahaan PT. Prodia Widyahusada yang berisikan tentang aneka kegiatan yang dilakukan atau jobdesk yang dilakukan oleh karyawan-karyawannya. 3.5 Teknik Analisis Data. Analisis adalah proses penyusunan data sehingga dapat digolongkan berdasarkan pola, tema, atau kategori sehingga data tersebut dapat diinterpretasikan. Kategorisasi diperlukan dalam menyusun data untuk menghindari terjadinya chaos. Sedangkan interpretasi merupakan pemberian makna kepada analisa yang dilakukan, seperti menjelaskan pola dalam kategori dan mencari koneksi diantara konsep-konsep. Interpretasi menggambarkan perspektif atau sudut pandang peneliti, bukan kebenaran sehingga kebenaran hasil penelitian ini masih harus diuji oleh peneliti lain dan diuji dalam berbagai situasi lainnya pula. Peneliti bertugas untuk mencari makna dari apa data yang ia teliti. Sehingga, jika peneliti tidak melakukan interpretasi dan hanya menyajikan data deskriptif saja, penelitian tersebut dapat dikatakan sia-sia. Namun ada kalanya peneliti tidak dapat memutuskan interpretasi yang tepat karena masih terlampau dekat dan terlibat di lapangan. Sehingga yang harus dilakukan ialah menambah jarak serta waktu yang lebih banyak dari lapangan penelitian untuk memahami lebih dalam lagi data penelitiannya. Jarak dan waktu merupakan faktor penting dalam proses interpretasi data. Nasution dalam Elvinaro Ardianto (2010, p. 215) mengatakan

36 bahwa mengadakan interpretasi yang bermakna tidak dapat dilakukan terburuburu. Di dalam penelitian kualitatif, peneliti perlu memilih suatu pendirian yang kreatif dan inovatif. Sehingga interpretasi juga harus memiliki pondasi argumentasi yang kuat. Disini, interpretasi berarti penyusunan unsur-unsur yang ada dengan cara yang baru dan menemukan hubungan baru diantara unsur-unsur lama. Aktivitas dalam metode analisis data adalah reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan (Sugiyono, 2010, p. 430). 1. Reduksi Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan sistem polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dalam mencari data yang diperlukan. Reduksi data merupakan proses berpikir secara sensitif yang memerlukan kecerdasan dan kedalaman dalam wawasan yang tinggi. Dalam situasi sosial yang tengah dihadapi, kegiatan mereduksi data yaitu dengan memfokuskan pada sample yang tepat untuk diwawancara atau menjadi narasumber dalam melakukan penelitian (Sugiyono, 2010, p. 431). 2. Penyajian Data Langkah selanjutnya adalah kegiatan penyajian data dapat berupa grafik, table, dan sejenisnya dengan tujuan bahwa data lebih muda dimengerti dan dipahami. Menurut Miles dan Huberman, the most frequent of display data for qualitative research data in the past has been narrative text (Sugiyono 2010, p. 434). Menurut penerjemahan, dalam melakukan penelitian kualitatif, data yang ada cenderung dijelaskan atau disajikan dalam bentuk text yang bersifat naratif. 3. Kesimpulan Langkah selanjutnya adalah analisis data kualitatif Miles dan Huberman yang mengacu pada penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya, tetapi apabila

37 didalam kesimpulan yang dikemukan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kuantitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan. (Sugiyono, 2010, p. 438). 3.6 Teknik Keabsahan Data. Teknik yang diguanakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji validitas, yaitu dengan melihat apakah metode, pendekatan dan teknik riset memang benar benar berhubungan dengan permasalahan yang ingin dieksplorasi. Didalam kegiatan penelitian ini, menggunakan sistem triangulasi. Triangulasi adalah mengecek kebenaran data tertentu dengan membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu yang berlainan, dan dengan menggunakan metode yang berlainan. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan membandingkan antara hasil dua penelitian atau lebih, serta menggunakan teknik yang berbeda, misalnya observasi, wawancara, dan dokumen. (Ardianto, 2011, p. 197). Hal ini bertujuan untuk meneliti dalam menguji ke akuratan data yang diperoleh dari satu sumber (untuk dibandingkan) dengan data dari sumber lainnya. Didalam hal ini dengan melakukan triagulasi sumber dengan mewawancarai karyawan atau staff dari PT. Prodia Widyahusada yang mengerti dan memahami komunikasi fatis verbalnonverbal serta komunikasi efektif. Data-data yang diperoleh dari proses wawancara dengan kedua pihak tersebut nantinya akan dihubungkan dengan data-data atau dokumen-dokumen organisasi. Dari proses menghubungkan setiap data yang diperoleh tersebut akan diketahui bagaimana penerapan komunikasi fatis verbal-nonverbal dalam mencapai komunikasi efektif di kalangan publik internal PT. Prodia Widyahusada.