111 BAB V PENUTUP Pada bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian, lalu dilanjutkan dengan implikasi penelitian, dan selanjutnya keterbatasan penelitian yang dialami oleh peneliti, rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, serta saran yang diberikan oleh peneliti kepada pembaca, peneliti berikutnya yang memakai topik serupa, maupun instansi terkait. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan (Fraud) (Studi Empiris Pada BPK dan KAP di Daerah Istimewa Yogyakarta). Sampel penelitian sebanyak 148 orang yang terdiri dari 2 katagori pengawas dan pelaksana, Karyawan yang diteliti dalam penelitian ini sebanyak 35 auditor (anggota tim, ketua tim, pengendali teknis dan penanggung jawab) pada Badan Pemeriksa Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta serta 113 auditor (partner, manajer, supervisor, auditor senior dan junior auditor) pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada penelitian ini analisis deskriptif berupa uraian tentang skeptisisme professional, pelatihan audit kecurangan, independensi auditor dan jenis kelamin dan tingkat individu dalam hirarki organisasi dan kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan (fraud), pengujian instrumen penelitian serta untuk
112 mengetahui ada tidaknya perbedaan signifikan kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan (fraud) pada Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Yogyakarta dengan Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan bantuan software SPSS versi 20.00 sedangkan untuk menguji pengaruh skeptisisme professional, pelatihan audit kecurangan, independensi auditor dan jenis kelamin dan tingkat individu dalam hirarki organisasi terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan (fraud) menggunakan bantuan software SmartPLS versi 2.0 Partial Least Squares (PLS) dan mengunakan Analysis of Variance (ANOVA) dengan menggunakan bantuan program SPSS 2.0 for Windows yang berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan signifikan kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan (fraud) pada Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Yogyakarta dengan Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Skeptisisme profesional memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan (fraud). 2. Tidak ada pengaruh pelatihan audit kecurangan terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan (fraud). 3. Independensi auditor memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan (fraud). 4. Jenis kelamin tidak sebagai faktor moderasi dalam memepengaruhi kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan (fraud).
113 5. Tingkat individu dalam hirarki organisasi tidak sebagai faktor moderasi dalam mempengaruhi kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan (fraud). 6. Tidak terdapat perbedaan signifikan kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan (fraud) pada badan pemeriksa keuangan provinsi Yogyakarta dengan kantor akuntan publik di Daerah Istimewa Yogyakarta. 5.2 Implikasi Penelitian Sebagai implikasi bagi penelitian berikutnya diharapkan peneliti dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Penelitian ini memberikan implikasi bagi Badan Pemeriksa Keuangan ProvinsinYogyakarta dengan Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta agar menempatkan auditor sesuai dengan latar belakang pendidikan. 2. Bagi instansi, khususnya Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Yogyakarta dengan Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta harus lebih memperhatikan pendidikan dan pelatihan auditor dan pengawas Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Yogyakarta dengan Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya audit kecurangan mengingat saat ini tindak kecurangan sangat marak di kalangan pemerintah Indonesia khususnya tindak pidana korupsi. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta maupun KAP bisa memberi anggaran lebih untuk pelatihan-pelatihan auditor.
114 3. Penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pelatihan auditor diharapkan mengukur pelatihan berdasarkan jumlah seorang auditor yang pernah mengikuti pelatihan dengan memperhatikan kualitas dan relevansi pelatihan tersebut terhadap bidang kerja mereka serta memperbanyak luas sample dan jumlah auditor yang telah memiliki pelatihan dalam penelitian selanjutnya. 4. Penelitian ini diharapkan akan menambah literatur, terutama dalam bidang ilmu audit investigasi. 5.3 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian yang dicapai. Keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah: 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan (Fraud) dibatasi hanya variabel skeptisisme, profesional, pelatihan audit kecurangan, jenis kelamin dan tingkat individu dalam hirarki organisasi. 2. Jumlah responden yang dapat di ikut sertakan dalam penelitian ini hanya yang sudah mengikuti pelatihan kecurangan. 3. Hasil penelitian ini hanya dapat menganalisis objek penelitian yang terbatas pada Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Yogyakarta dengan Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta, karena dapat
115 dimungkinkan bila penelitian ini dilakukan di seluruh kantor Badan Pemeriksa Keungan dan Kantor Akuntan Publik di seluruh Indonesia. 5.4 Rekomendasi untuk Penelitian Selanjutnya 1. Pada penelitian yang akan datang dengan topik sejenis direkomendasikan untuk dapat dilakukan secara lebih terperinci dan mendalam khususnya mengenai kemampuan menditeksi kecurangan itu sendiri. 2. Pada penelitian selanjutnya tidak hanya pada objek auditor eksternal, sehinga bisa membandingkan kemampuan antar auditor eksternal dan internal. 5.5 Saran 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan auditor dalam menditeksi kecurangan diharapkan dapat diperluas dengan cara menggunakan variabel lain. 2. Bahasa yang digunakan dalam kuesioner lebih diperhatikan dan disederhanakan agar responden lebih mudah memahami dan menjawab. 3. Penambahan jumlah responden dapat dilakukan sehingga penelitian lebih komprehensif. 4. Data dalam penelitian ini hanya didasarkan pada persepsi responden sebagai jawaban, sehingga akan menimbulkan masalah ketika jawaban yang diberikan tidak jujur. Sebaiknya digunakan juga metode wawancara agar dapat menghasilkan hasil penelitian yang lebih kuat dan dapat mendukung hasil yang diperoleh melalui metode survey.