BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah variabel X yaitu penggunaan

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terikatnya (dependent variable) adalah Efektivitas pembelajaran sebagai variabel

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. supaya dapat mempermudah proses pengambilan data. Penelitian ini dilakukan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pasundan 1 Bandung. Adapun yang menjadi objek penelitian variabel bebas

BAB III DESAIN PENELITIAN. kerja pegawai di sekretariat DPRD kota Cimahi. Adapun yang menjadi variabel

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. efektivitas kerja pegawai yang akan dilaksanakan di Badan Pertanhan Nasional

BAB III DESAIN PENELITIAN. Cangkorah Batujajar. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu Pemberian

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN. 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini dilihat dari variabel-variabel yang diteliti dan terdiri

BAB III DESAIN PENELITIAN. Penelitian ini mengenai pengaruh pengalaman kerja terhadap produktivitas

BAB III DESAIN PENELITIAN. variabel bebas (independent variabel) yang selanjutnya disebut dengan variabel X

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian Hubungan penggunaan mesin kantor dengan efektivitas

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menentukan desain penelitian maka hal tersebut sangatlah

BAB III DESAIN PENELITIAN. pedagogik guru terhadap kualitas hasil pembelajaran pada mata diklat produktif

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Metode Survey Eksplanasi (Explanatory

BAB III DESAIN PENELITIAN. Dalam penyusunan skripsi ini, objek penelitiannya yang digunakan terdiri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengenai Pengaruh Pemahaman Kompetensi Guru terhadap

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. Perluasan Kerja Lembang yang beralamat di Jalan Raya Lembang No. 222

BAB III DESAIN PENELITIAN. variabel bebasnya (independent variable), yaitu penempatan pegawai sebagai

BAB III DESAIN PENELITIAN. variabel disiplin kerja, dan variabel kinerja pegawai. Dimana variabel motivasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah variabel X yaitu

BAB III DESAIN PENELITIAN. Penelitian ini membahas dua variabel yaitu variabel bebas (independent

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional karena penelitian berusaha menyelidiki pengaruh antara beberapa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis yang telah dirumuskan perlu diuji kebenarannya, untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun yang menjadi variabel penelitian ini adalah Pengembangan SDM

BAB III DESAIN PENELITIAN. Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas ( independent variabel) atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian diperlukan

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Jalan Sumatra No. 41 Bandung. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN. mengenai pengaruh pendidikan dan pelatihan (Diklat) kearsipan terhadap

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. dengan penggunaan metode yang tepat, tujuan penelitian dapat tercapai.

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. Variabel Independen (X) atau Variabel bebas. Sedangkan yang menjadi Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai variabel bebas (independent variable) yaitu keterampilan mengajar guru

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pelajaran produktif Administrasi Perkantoran. Penelitian ini terdiri atas dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Metode Survey Eksplanasi (Explanatory

BAB III DESAIN PENELITIAN. kerja pegawai pada Bagian Produksi I PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant

BAB III DESAIN PENELITIAN. Penelitian ini membahas mengenai pengaruh pemeliharaan karyawan

BAB III DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian ini dilihat dari variabel-variabel yang diteliti dan terdiri atas

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Keahlian Teknik Gambar Bangunan yang terletak di jalan Bojongkoneng

BAB III DESAIN PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kepegawaian Pengembangan Aparatur Daerah Provinsi Gorontalo. Waktu yang

BAB III METODE PENELITIAN. Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENILITIAN. Soreang-Banjaran no.334 Cipetir Telp. (022) Unit analisis objek penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di AJB

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. guru dan intensitas penggunaan multimedia pembelajaran terhadap efektivitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengenai penerapan model Problem Based Learning (PBL)

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. untuk mendapatkan hasil dan kesimpulan dari masalah yang ditelitinya.

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan CV. Kelomgeulis yang berlokasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MTS Negeri Bongkudai pada siswa kelas VIII

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif, dimana Sugiyono (2010, hlm. 14) mengatakan bahwa: Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Berdasarkan analisis data yang bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan maka penelitian ini menggunakan tingkat eksplanasi deskriptif. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Nazir (2005, hlm. 55) mengatakan bahwa ciri dari penelitian deskriptif adalah memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, menerangkan hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. Adapun Sambas, dkk (2014, hlm. 41) menerangkan bahwa penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran suatu variabel baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkannya dengan variabel lain. Penelitian deskriptif sangatlah beragam, namun dalam penelitian ini menggunakan deskriptif analitis. Menurut Danial (2009, hlm. 62) mengatakan bahwa: Metode deskriptif analitis adalah metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik suatu situasi, kondisi objek bidang kajian pada suatu waktu

63 secara akurat. Tujuan metode ini adalah untuk memperlihatkan keberadaan suatu fenomena yang ada. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan penggunaan metode deskriptif analitis didasarkan pada asumsi bahwa penelitian ini bermaksud untuk mendapatkan keterangan atau gambaran secara aktual dan faktual pada pemecahan masalah yang terjadi saat ini yaitu tentang pengaruh efektivitas pengelolaan arsip dinamis terhadap efisiensi kerja pegawai di Direktorat Sumber Daya Manusia Universitas Pendidikan Indonesia. 3.2 Partisipan Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Direktorat Sumber Daya Manusia Universitas Pendidikan Indonesia (SDM UPI) yang berjumlah 21 orang. Berikut ini akan diuraikan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan golongan, yaitu: Tabel 3.1 Partisipan Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase 1 Laki-laki 12 orang 55% 2 Perempuan 9 orang 45% Sumber: Direktorat SDM UPI Jumlah 100% Adapun pegawai Direktorat SDM UPI apabila berdasarkan golongan adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Partisipan Berdasarkan Golongan

64 No Golongan Jumlah Responden Presentase 1 I - 0% 2 II 7 orang 30% 3 III 12 orang 55% 4 IV 2 orang 15% Jumlah 21 orang 100% Sumber: Direktorat SDM UPI 3.3 Populasi Penelitian Menurut Sambas, dkk (2014, hlm. 42) mengatakan bahwa populasi penelitian adalah semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap, bisa orang, institusi atau benda yang akan dikenai simpulan. Sementara itu, Sugiyono (2010, hlm. 117) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun dalam sebuah populasi, Jainuri (2014, hlm. 3) menuturkan bahwa populasi dalam penelitian dapat diartikan sebagai keseluruhan unit analisis yang ciricirinya akan diduga. Berdasarkan definisi di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pegawai Direktorat Sumber Daya Manusia Universitas Pendidikan Indonesia yang berjumlah 21 orang. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Arikunto (2002, hlm. 107) yang mengemukakan bahwa: Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya adalah merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau dengan 20% - 25%.

65 3.4 Instrumen Penelitian Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket, dimana kuesioner/angket merupakan teknik pengumpulan data secara tertulis yang selanjutnya objek akan mengisi secara langsung pertanyaan/pernyataan tertulis yang sudah disediakan dan disusun sedemikian rupa. Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut: 1. Menyusun kisi-kisi daftar pertanyaan/pernyataan. Yaitu merumuskan item-item pertanyaan/pernyataan dengan alternative jawabannya. Adapun dalam penelitian ini menggunakan alternative jawaban dengan skala Likert. Menurut Soemantri & Sambas (2006, hlm. 35) mengatakan bahwa: Skala Likert adalah skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap seseorang dengan menempatkan kedudukan sikapnya pada kesatuan perasaan kontinum yang berkisar dari sangat positif hingga ke sangat negative terhadap sesuatu (objek psikologis). Tabel 3.3 Skor Kategori Skala Likert Option Skor Item Positif Skor Item Negatif Sangat Setuju 5 1 Setuju 4 2 Ragu-ragu 3 3 Tidak Setuju 2 4 Sangat Tidak Setuju 1 5 Sumber: Ating dan Sambas (2006, hlm. 38) 2. Menetapkan skala penilaian kuesioner/angket Alat ukur yang digunakan adalah skala Likert, dimana mempunyai lima alternative jawaban dengan ukuran ordinal. 3. Melakukan uji coba kuesioner/angket Sebelum mengumpulkan data yang sebenarnya, dilakukan uji coba kuesioner/angket terlebih dahulu untuk mengetahui keakuratan item kuesioner/angket.

66 Guna lebih jelas lagi mengenai instrumen penelitian ini, berikut akan dijabarkan penjelasannya sebagai berikut: a. Kuesioner (Angket) Menurut Sugiyono (2010, hlm. 199) mengatakan bahwa kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner (angket) disebar kepada responden untuk menjaring data variabel X dan Y. Adapun responden yang akan diberikan kuesioner (angket) adalah pegawai Direktorat Sumber Daya Manusia Universitas Pendidikan Indonesia. b. Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data secara lisan baik terstruktur maupun tidak terstruktur dengan mengadakan tanya jawab dengan pihak instansi untuk mendapatkan data dan informasi mengenai profil instansi, gambaran efektivitas pengelolaan arsip dan gambaran efisiensi kerja pegawai di Direktorat Sumber Daya Manusia Universitas Pendidikan Indonesia. Sugiyono (2010, hlm. 194) mengatakan bahwa: Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil. 3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian Guna mendapatkan hasil penelitian yang tepat dan akurat maka alat ukur untuk menguji tersebut harus valid dan reliabel. Oleh karena itu, kuesioner/angket yang diberikan kepada responden dilakukan 2 macam tes yaitu tes validitas dan tes

67 reliabilitas. Hasil penelitian yang valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti, sedangkan untuk hasil penelitian yang reliabel apabila terjadi kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut: 3.4.1.1 Tes Validitas Menurut Arikunto (2010, hlm. 211) mengatakan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Arikunto (2010, hlm. 213) menuturkan pula untuk menguji validitas instrumen, digunakan teknik korelasi product moment dari Pearson dengan rumus sebagai berikut: n ( XY) r xy = {n. X 2 ( X 2 )}. {n. Y 2 ( Y) 2 } Keterangan: r xy = Koefisien validitas yang dicari X = Skor yang diperoleh dari subjek tiap item Y = Skor total item instrumen X = Jumlah skor dalam distribusi X Y = Jumlah skor dalam distribusi Y X 2 = Jumlah kuadrat pada masing-masing skor X Y 2 = Jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y N = Jumlah responden Dalam hal ini, kriteria validitasnya adalah sebagai berikut: r xy < 0,20 = Sangat rendah 0,20 0,39 = Rendah 0,40 0,59 = Sedang/cukup

68 0,60 0,89 = Tinggi 0,90 1,00 = Sangat tinggi Dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan tabel korelasi tabel nilai r dengan derajat kebebasan (N-2) dimana N menyatakan jumlah baris atau banyak responden. Jika r xy > r 0,05 maka valid dan jika r xy < r 0,05 maka tidak valid. 3.4.1.2 Tes Reliabilitas Menurut Arikunto (2010, hlm. 221) menyatakan bahwa reliabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Adapun Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 224) mengatakan untuk menghitung rumus reliabilitas angket adalah: r 11 = 2 x r 1 21 /2 1 x r 1 21 /2 Keterangan: r 11 = Reliabilitas instrumen. r 1 21 /2 = r xy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen. Selanjutnya dengan taraf signifikasi α = 0,05 nilai reliabilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (N-2) dimana N menyatakan jumlah baris atau banyak responden. Jika r 11 > r tabel maka reliabel dan jika r 11 < r tabel maka tidak reliabel.

69 3.5 Prosedur Penelitian Suatu penelitian akan terdapat operasionalisasi varibel penelitian, dimana dalam hal ini suatu variabel penelitian akan dijabarkan tentang bagaimana indikator, ukuran dan skalanya. Menurut Nazir (2005, hlm. 126) mengatakan bahwa operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Sementara itu, Sugiyono (2010, hlm. 60) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang terbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen). Menurut Sugiyono (2010, hlm. 61) mengatakan bahwa variabel bebas (variabel independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (variabel dependen), sedangkan variabel terikat (variabel dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (variabel independen). Adapun dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (variabel independen) yaitu efektivitas pengelolaan arsip dinamis (X) dan variabel terikat (variabel dependen) yaitu efisiensi kerja (Y). Guna menghindari terjadinya kekeliruan dalam menafsirkan permasalahan yang diteliti maka penulis membuat penjabaran konsep yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menemukan aspek-aspek yang diteliti, berikut ini adalah penjabaran operasional variabel penelitian: 3.5.1 Operasional Variabel Efektivitas Pengelolaan Arsip Dinamis (Variabel X) Menurut Sedarmayanti (2005, hlm.43) mengatakan bahwa arsip dinamis adalah setiap catatan tertulis atau bergambar yang memuat keterangan mengenai sesuatu hal

70 atau peristiwa yang dibuat untuk sesuatu keperluan. Guna mengukur efektiv atau tidaknya dalam sebuah pengelolaan arsip dinamis, maka Sedarmayanti (2001, hlm. 204) mengatakan bahwa indikator pengelolaan arsip dinamis dapat dilihat berdasarkan: 1. Kesederhanaan Sistem penataan arsip yang dipilih dan diterapkan harus mudah supaya bukan hanya dimengerti oleh sekretaris saja melainkan juga dapat dimengerti oleh orang atau pegawai lain. 2. Kecepatan menyimpan dan mengambil kembali arsip Berdasarkan sistem yang digunakan harus memungkinkan penyimpanan dan penemuan kembali arsip dengan cepat dan tepat. 3. Memenuhi persyaratan ekonomis Yaitu harus memanfaatkan ruangan, tempat dan peralatan yang ada serta biaya yang tidak terlalu tinggi. 4. Menjamin keamanan Arsip harus terhindar dari kerusakan, pencurian atau kemusnahan dan harus aman dari bahaya api, air, gangguan binatang, kecurian, udara yang lembab dan lain-lain sehingga menyimpannya harus di tempat yang benar-benar aman dari segala gangguan. 5. Penempatannya harus strategis Yaitu agar tempat penyimpanan mudah dicapai oleh setiap unit atau yang memerlukannya tanpa membuang banyak waktu. 6. Sistem yang digunakan harus fleksibel Yaitu harus memberikan kemungkinan adanya perubahan-perubahan dalam rangka penyempurnaan dan peningkatan efisiensi. 7. Memahami pengetahuan di bidang kearsipan. Tabel 3.4 Operasional Variabel Efektivitas Pengelolaan Arsip Dinamis (X)

71 Variabel Indikator Ukuran Skala No. Item Arsip Kesederhanaan. 1. Tingkat kemudahan Ordinal 1 Dinamis (X) dipahami. 2. Tingkat kemudahan 2 dilaksanakan. Arsip dinamis adalah setiap catatan tertulis atau bergambar yang memuat keterangan mengenai sesuatu hal atau peristiwa yang dibuat untuk sesuatu keperluan. Sumber: Kecepatan menyimpan dan mengambil kembali arsip. Ekonomis. 1. Tingkat kecepatan dan ketepatan menyimpan arsip. 2. Tingkat kecepatan dan ketepatan menemukan kembali arsip. 1. Tingkat efisiensi penyediaan dan penggunaan ruangan/ tempat untuk pengelolaan arsip. 2. Tingkat efisiensi penyediaan dan Ordinal 3 4 Ordinal 5 6 Sedarmayanti (2005, hlm. penggunaan peralatan arsip. 43) Menjamin 1. Tingkat pemeliharaan Ordinal 7 Keamanan. arsip. 2. Tingkat keamanan 8 arsip.

72 Penempatan arsip yang strategis. Sistem fleksibel. Paham bidang kearsipan. 1. Tingkat penyusunan ruangan/tempat. 2. Tingkat kerapihan dan keteraturan. 1. Tingkat kesesuaian pengelolaan atau sistem arsip yang digunakan dengan kebutuhannya. 2. Tingkat kemungkinan ekspansi pengelolaan atau sistem arsip yang digunakan. 1. Tingkat pemahaman terhadap jadwal penghapusan (retensi) arsip. 2. Tingkat pemahaman terhadap peralatan dan perlengkapan pengelolaan arsip. Ordinal 9 10 Ordinal 11 12 Ordinal 13 14 Diadaptasi dari : Sedarmayanti (2001, hlm. 204) 3.5.2 Operasional Variabel Efisiensi Kerja Pegawai (Variabel Y) Menurut Sedarmayanti (2005, hlm.150) mengatakan bahwa efisiensi kerja adalah pelaksanaan cara-cara tertentu dengan tanpa mengurangi tujuannya. Pelaksanaan

73 efisiensi kerja pegawai menurut Sedarmayanti (2001, hlm. 114-115) dapat dilihat berdasarkan indikator sebagai berikut: 1. Berhasil guna atau efektif yaitu untuk menyatakan bahwa kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat artinya target tercapai sesuai dengan waktu yang ditetapkan. 2. Ekonomis untuk menyebutkan bahwa di dalam usaha pencapaian efektif termaksud maka biaya, tenaga kerja, material, peralatan, waktu, ruangan dan lain-lainnya telah dipergunakan dengan setepat-tepatnya. 3. Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggungjawabkan yakni untuk membuktikan bahwa di dalam pelaksanaan kerja, sumber-sumber telah dimanfaatkan dengan setepat-tepatnya dan dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab sesuai dengan yang telah ditetapkan. 4. Pembagian kerja yang nyata yakni berdasarkan pemikiran bahwa tidak mungkin manusia seorang diri mengerjakan segala macam pekerjaan dengan baik, sebab bagaimanapun juga kemauan setiap orang pasti terbatas. Oleh karena itu harus ada pembagian kerja yang nyata berdasarkan beban kerja dan ukuran kemampuan kerja yang tersedia. 5. Rasionalitas wewenang dan tanggungjawab artinya jangan sampai terjadi seseorang mempunyai wewenang yang lebih besar dari tanggungjawabnya (W>T). Wewenang harus sama dan seimbang dengan tanggungjawabnya. 6. Prosedur kerja yang praktis, dapat dilaksanakan yaitu pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggungjawabkan serta pelayanan kerja yang memuaskan tersebut haruslah merupakan kegiatan operasional yang dapat dilaksanakan dengan lancar. Tabel 3.5 Operasional Variabel Efisiensi Kerja Pegawai (Y)

74 Variabel Indikator Ukuran Skala No. Item Efisiensi Kerja Berhasil guna atau 1. Tingkat ketepatan Ordinal 1 (Y) efektif. dalam melaksanakan pekerjaan. Efisiensi kerja 2. Tingkat kelancaran 2 adalah arus kerja. pelaksanaan cara-cara tertentu dengan tanpa mengurangi tujuannya. Ekonomis. 1. Tingkat pemanfaatan waktu dalam bekerja. 2. Tingkat pemanfaatan Ordinal 3 4 ruangan dalam Sumber: bekerja. Sedarmayanti (2005, hlm. 150) Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggungjawab 1. Tingkat pemanfaatan sumber daya oleh Ordinal 5 kan. pegawai selama bekerja. 2. Tingkat 6 penggunaan peralatan kantor Pembagian kerja 1. Tingkat Ordinal 7 melaksanakan

75 yang nyata. Rasionalitas wewenang dan tanggungjawab. Prosedur kerja yang praktis. pekerjaan. 2. Tingkat hambatan dalam melaksanakan pekerjaan. 1. Tingkat pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan standar. 2. Tingkat rasionalitas dan wewenang pekerjaan. 1. Tingkat penyusunan dokumen untuk kemudahan bekerja. 2. Tingkat pelayanan kerja yang memuaskan. 8 Ordinal 9 10 Ordinal 11 12 Diadaptasi dari: Sedarmayanti (2001, hlm. 114-115)

76 3.6 Uji Asumsi 3.6.1 Uji Normalitas Sebuah penelitian harus dibuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan dianalisis itu didistribusi normal atau tidak. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan lilliefors. Proses pengujian liliefors test dapat mengikuti langkah-langkah berikut seperti yang diungkapkan oleh Muhidin (2010, hlm. 93) 1. Susunlah data dari yang terkecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data. 2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis). 3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya. 4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsisi empirik (observasi). 5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada tabel z. 6. Menghitung theoritical proportion. 7. Bandingkan emperical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar titik observasinya. 8. Buatlah kesimpulan, dengan kriteria uji, tolak H0 jika D>D(n,α). 3.6.2 Uji Homogenitas Menurut Muhidin (2010, hlm. 96), menjelaskan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengujian homogenitas, yaitu sebagai berikut: 1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut. 2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan dengan model tabel sebagai berikut: Tabel 3.6 Model Tabel Uji Barlett Sampel Dn=n-1 S1 2 Log S 1 2 db. Log S 1 2 db.s 1 2 1 2

77 3.. 3. Menghitung varians gabungan. 4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai Barlett. 6. Menghitung nilai χ 2. 7. Menentukan nilai dan titik kritis. 8. Membuat Kesimpulan. Kriteria uji yang dilakukan adalah apabila nilai χ 2 hitung < χ 2 tabel, maka H0 diterima atau variasi data dinyatakan homogen. 3.6.3 Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linearitas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Langkah-langkah uji linearitas regresi adalah : 1. Menyusun tabel kelompok data variabel X dan variabel Y 2. Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg(a)) dengan rumus: JK reg(a) = ( Y)2 n 3. Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg(b/a)) dengan rumus: X Y JK reg(b/a) = b. ( XY ) n 4. Menghitung Jumlah Kuadrat Residu (JKres) JK res = Y 2 JK reg(b/a) JK reg(a) 5. Menghitung rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKreg(a))

78 RJK reg(a) = JK reg(a) 6. Menghitung rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKreg(b/a)) RJK reg(b/a) = JK reg(b/a) 7. Menghitung rata-rata Jumlah Kuadrat Residu (RJKres) RJK res = JK res n 2 8. Mengurutkan data mulai dari data terkecil sampai data terbesar disertai pasangannya. 9. Mencari Jumlah Kuadrat Error (JKE) JK E = { Y 2 k ( Y)2 n } 10. Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC) JK TC = JK RES JK E 11. Mencari rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC) RJK TC = JK TC k 2 12. Mencari rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE) RJK E = JK E n k 13. Mencari nilai Fhitung F hitung = RJK TC RJK E 14. Menentukan kriteria pengukuran: jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier. 15. Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau α = 5% menggunakan rumus: Ftabel = F(1- α)(db TC, db E) dimana db TC = k 2 dan db E = n k.

79 16. Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan, yakni Fhitung < Ftabel berarti linier. 3.7 Teknik Analisis Data Sebuah teknik analisis data sangatlah diperlukan untuk mengumpulkan data dalam pengujian dan hipotesis karena teknik analisis data tersebut dapat menentukan jalannya suatu penelitian. Guna mendapatkan data yang diperlukan, maka teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Analisis data menurut Tatang Sontani dan Muhidin (2011, hlm. 158), yaitu: upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalahmasalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Tujuan dilakukannya analisis data adalah untuk mendeskripsikan data dan membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif, teknik analisis data inferensial dan uji hipotesis. Guna mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, maka penulis menggunakan skor kategori dengan lima kategori (skala Likert) yang mengacu pada rata-rata skor kategori kuesioner (angket) yang didapat. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut: Tabel 3.7 Skala Penafsiran Skor Rata-rata No Skor Kriterium Kategori Penafsiran 1 1,00 1,79 Sangat Rendah Sangat Buruk 2 1,80 2,59 Rendah Buruk 3 2,60 3,39 Sedang Cukup 4 3,40 4,19 Tinggi Baik

80 5 4,20 5,00 Sangat Tinggi Sangat Baik Sumber: Diadaptasi dari skor kategori Likert skala 5 (dalam Muhidin dan Maman, 2007, hlm. 146) 3.7.1 Teknik Analisis Data Deskriptif Salah satu teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 169), mengungkapkan bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul dengan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau genaralisasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merujuk kepada tujuan penelitian yang sudah di rumuskan, yaitu (1) untuk melihat bagaimana gambaran variabel X yang diteliti (2) untuk melihat bagaimana gambaran variabel Y yang diteliti. Berdasarkan tujuan tersebut maka teknik analisis data yang digunakan adalah dengan teknik analisis data deskriptif yaitu untuk menganalisis gambaran variabel. 3.7.2 Teknik Analisis Data Inferensial Selanjutnya dilakukan pengujian teknik analisis inferensial yaitu digunakan sebagai alat untuk menarik kesimpulan terdapat pengaruh atau tidaknya antar variabel yang diteliti. Penelitian ini analisis data inferensial yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Analisis regresi sederhana ini digunakan karena tujuan penelitian hendak mengkaji ada atau tidaknya pengaruh antar variabel dan jenis data yang diperoleh berbentuk ordinal. Langkah kerja analisis data inferensial (analisis regresi) yaitu: 1. Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban responden, meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan kuesioner sehingga data siap diproses. 2. Melakukan input data (tabulasi), berdasarkan skor yang diperoleh responden.

81 3. Menghitung jumlah skor yang diperoleh oleh masing-masing responden. 4. Menghitung nilai koefisien regresi. 5. Menghitung nilai uji statistik F. 6. Menentukan titik kritis atau nilai tabel r atau nilai tabel F, pada derajat bebas (db = N- k - 1) dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05. 7. Membandingkan nilai hitung r atau nilai hitung F dengan nilai r atau nilai F yang terdapat dalam tabel. 8. Membuat kesimpulan, kriteria kesimpulan: jika nilai hitung r atau F lebih besar dari nilai tabel r atau F, maka item angket dinyatakan signifikan. 3.8 Pengujian Hipotesis Hipotesis merupakan pernyataan/jawaban yang masih perlu diuji kebenarannya. Tujuan dilakukannya uji hipotesis adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang cukup jelas antar variabel independen dan variabel dependen, dengan dilakukannya pengujian hipotesis ini akan didapat suatu keputusan menerima atau menolak hipotesis. Adapun alat yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antar variabel independen dan variabel dependen yaitu analisis regresi sederhana. Menurut Muhidin (2010, hlm. 43), langkah-langkah pengujian hipotesis untuk penelitian populasi (sensus), adalah sebagai berikut: 1. Menentukan rumusan hipotesis H 0 dan H 1 H 0 : β < 0 : Tidak terdapat pegaruh positif variabel X terhadap variabel Y. H1 : β > 0 : Terdapat pengaruh positif variabel X terhadap variabel Y. 2. Menentukan taraf kemaknaan/nyata α (lefel of significant α). 3. Menghitung nilai koefisien tertentu (dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi). 4. Menentukan titik kritis dan daerah kritis (daerah penolakan) H0. 5. Perhatikan apakah nilai hitung jatuh di daerah penerimaan atau penolakan. 6. Berikan kesimpulan.