BAB I PENDAHULUAN. islam di Indonesia, mengusahakann umat islam kembali kepada Al-Qur an dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. munkar, berakidah Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Sunnah. 1. dakwah amar ma ruf nahi munkar mengacu pada ayat-ayat berikut:

KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. tinjauan ini dilakukan.tapanuli Utara,yang dikenal sebagai Afdeeling

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. berada dalam kawasan Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun saat ini, kabupaten

BAB V KESIMPULAN. Secara kuantitas dapat diakui apa yang dilakukan Muhammadiyah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī

BAB I PENDAHULUAN. Islam bersumber pada Al-Qur an dan As-Sunah. Maksud dan tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum

BAB I PENDAHULUAN. nahi munkar, beraqidah Islam dan bersumber dari Al-Qur an dan Sunnah.

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDANGAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN

ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

Tafsir Muqaddimah Anggaran Dasar & Kepribadian Muhammadiyah

MILAD KE-107 DAN TA'RUF PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH SEKOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab. Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam harus dapat menjadi

Anggaran Dasar Muhammadiyah

Anggaran Dasar Muhammadiyah

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

BAB II PROFIL INSTANSI Sejarah Kantor Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara

ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

PELATIHAN KEORGANISASIAN MUHAMMADIYAH BAGI PENGURUS PCM DAN PCA DI KECAMATAN GEGERBITUNG DAN SUKARAJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong

BAB I PENDAHULUAN. teknologi mobile terdapat adanya banyak fasilitas, antara lain pengaksesan

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG KOTA KUDUS TAHUN SKRIPSI

MEWUJUDKAN ISLAM BERKEMAJUAN YANG BERCORAK RAHMATAN LIL ALAMIN. Oleh: Dahnil Anzar Simanjuntak, SE., ME. (Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah)

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BUTIR-BUTIR CERAMAH UMUM MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PADANG LAWAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini. Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan utama pada

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tingkat kemajuan harus menempuh pendidikan.

KETETAPAN MUKTAMAR MASJID VNI 3 Nomor 4/Muktamar/2003 tentang Anggaran Dasar Masjid ANGGARAN DASAR SEMENTARA (ADS)

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan dunia dan akhirat. Dakwah sebagai aktifitas umat Islam dalam. metode maupun media yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

BAB II PROFIL INSTANSI. satu provinsi dengan gubernurnya waktu itu Mr. Tengku Moch. Hasan. Yahya, yang kedudukannya masih berada dibawah gubernur.

SITI MEGAWATI NIM:

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu.

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.

MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM

Daftar Informan. 2. Nama : Rumondang br. Siagian ( Op. Yosua) Pekerjaan : Pedagang Usia : 60 tahun Alamat : Sipoholon Tarutung

A. Sejarah Ringkas Kantor Gubernur Sumatera Utara. Di zaman pemerintahan Belanda, Sumatera merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. tepatnya tanggal 18 November 1912 (Berita Resmi Muhammadiyah) didirikan oleh KH Ahmad

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PADANG LAWAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PADANG LAWAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA

REVITALISASI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH

KELOMPOK KERJA POKJA KONSTRUKSI 5 UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA (ULP) KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN ANGGARAN 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PADANG LAWAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA

ANGGARAN DASAR BADAN KOORDINASI MUBALLIGH se-indonesia MUQADDIMAH

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan sistem pendidikan yang dibuat pemerintah kolonial Belanda.

BAB II PONDOK PESANTREN SEBAGAI PENGEMBANGAN PANTI ASUHAN YATIM MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN Sebuah manuskrip dalam aksara Latin yang berjudul Tjajar Sapi berisi tentang

Sekapur Sirih. Padangsidimpuan, 2 Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Sta s k Kabupaten Tapanuli Selatan. Ir.Hj.Tu Hidaya, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

Muhammadiyah Sebagai. Gerakan Tajdid

BAB I PENDAHULUAN. pandangan Islam, nikmat Allah hampir tak terbatas. 1 Manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya Tuhan yaitu Allah SWT bukan kepada selain-nya. Dakwah Islam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berlandaskan Islam. Gerakan Muhammadiyah sebagai organisasi

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2 TAHUN 1946 TENTANG PERATURAN TENTANG SUSUNAN DAN PEMILIHAN ANGGOTA KOMITE NASIONAL PUSAT. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

BAB I PENDAHULUAN. penjajahan Pemerintah Hindia-Belanda , karena adanya penderitaan

BAB I PENDAHULUAN. dan hasil dari proses pendidikan berupa manusia yang berkualitas. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah keterbatasan dari teori awal adalah ambiguitas tentang proses pengaruh. Sedangkan

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Darwis, kemudian dikenal dengan KH A Dahlan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 1. PERKEMBANGAN SISTEM ADMINISTRASI WiLAYAH INDONESIALatihan Soal 1.1

Pendidikan Agama Islam

UNDANG-UNDANG 1946 NOMOR 12 TENTANG PEMBAHARUAN KOMITE NASIONAL PUSAT. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III KRITERIA MEMILIH CALON MENANTU DI KALANGAN WARGA MUHAMMADIYAH KELURAHAN SEMOLOWARU KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA.

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH NOMOR : 233/KEP/I.0/B/2015 TENTANG PEDOMAN DAN TATA KERJA PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH PERIODE

Lampiran 1 No.Kuesioner :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

ANGGARAN DASAR PEMUDA MUAHMMMADIYAH BAB I NAMA, IDENTITAS, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG. Pasal 1. Nama, Identitas dan Tempat Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. kesejarahan, dapat ditangkap bahwa kehadiran organisasi-organisasi Islam

DETEKSI BAKTERI Escherichia coli PADA UANG KERTAS SERIBU RUPIAH YANG BEREDAR DI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. 20 April 1992 dengan terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

SOAL TES Al-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN (AIK) CALON TENAGA TEMPORER UMY 2016 (Waktu 45 Menit)

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil pemekaran Kabupaten Pasaman berdasarkan UU No.38 Tahun dasar Bhineka Tunggal Ika, memiliki makna yang tinggi.

BISYRON MUHTAR NBM SEKRETARIS PWM JATENG

BAB I PENDAHULUAN. agama. Media massa merupakan salah satu alat yang dapat digunakan dalam

Anggaran Dasar dan Angaran Rumah Tangga (AD/ART) Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Husna. Wetar Copper Project

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Museum merupakan suatu lembaga yang sifatnya tetap dan tidak mencari

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. keinginan-keinginan untuk tetap survive dalam meniti masa depan dan cita-cita.

BAB I PENDAHULUAN. mereka sekaligus pengantar menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. 1 Untuk itulah

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA

SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH Nomor : 120/KEP/I.0/B/2006 Tentang:

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melahirkan pemikiran-pemikiran yang dianggap benar dan

BAB II BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA. pemerintahan yang bernama Gouverment van Sumatera, yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi.

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. Muhammadiyah didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriah bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 di kota Yogyakarta. Muhammadiyah dikenal dengan organisasi pembaruan pemikiran islam di Indonesia, mengusahakann umat islam kembali kepada Al-Qur an dan Sunnah, dan bergerak di berbagai kehidupan umat.(sudarno, 2009:29) Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi. Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik (ini dibuktikan dengan jumlah lembaga pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah yang berjumlah ribuan). Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia 1

dalam segala aspeknya. Akan tetapi, ia juga menampilkan kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang ekstrem. Dalam pembentukannya, menurut Weinata (1995:51) K.H Ahmad Dahlan juga terinspirasi dengan Surat Ali Imran ayat 104, yang terjemahannya berbunyi: Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Ayat tersebut, menurut para tokoh Muhammadiyah, mengandung isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka dalam butir ke-7 Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi, yang mengandung makna pentingnya organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya. Sebagai dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah sakit, panti asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia. Pada awalnya perserikatan ini berkembang diwilayah pulau jawa saja, namun dalam waktu cepat dapat menyebar keseluruh Indonesia. Pada masa kepemimpinan K.H. Ahmad Dahlan, pengaruh Muhammadiyah terbatas di wilayah Yogjakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan, daerah pekalongan sekarang. Pada tahun 1925, Abdul Karim Amrullah membawa perserikatan ini ke 2

Sumatera Barat, dan dari daerah inilah kemudian bergerak ke seluruh Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Pada tahun 1938, Muhammadiyah telah tersebar ke seluruh Indonesia, perserikatan ini menjadi organisasi Islam yang besar dan berpengaruh dalam pemerintahan Republik Indonesia. Dalam periode kedua pada masa K.H. Ibrahim (1923-1933), Muhammadiyah melintasi pulau Jawa ke Sumatera, tepatnya pada bulan Juni 1926 berdirilah Muhammadiyah Daerah Minangkabau di Padang Panjang (Sumatera Barat). Muhammadiyah berdiri di Sumatera Timur adalah tanggal 1 juli 1928, namun kegiatan propaganda (dakwah) gerakan muhammadiyah sudah dimulai sejak 25 Nopember 1927 di Jalan Nagapatan Kampung Keling Medan (sampai kini rumah itu masih ada, tetapi nampaknya dalam penguasaan orang lain). Didirikan oleh perantau-perantau dari Minangkabau,Jawa dan Mandailing, mereka dulu dikampung halamannya sudah menerima paham gerakan pembaharuan Islam, disebut Muhammadiyah. Terutama di Minangkabau yang sudah berdiri Muhammadiyah sejak tahun 1926 di Padang Panjang dan perantau Jawa Yogyakarta sudah berdiri Muhammadiyah sejak 18 Nopember 1912. Walaupun mereka bukan kategori mubaligh yang terampil dan sengaja dikirim, tetapi mereka simpatisan Muhammadiyah yang tersentuh hatinya dengan gerakan Muhammadiyah di Medan. Kemudian pada tanggal 20 Agustus 1930 berdirilah Muhammadiyah di Sibolga dengan dipelopori oleh A.A Mun im, Marah Kamin, Gudang Sitompul, M. Saleh Thaib, Muhammad Panggabean, M. Thahir Rimin, Adam Sihombing, M. Jamir Panggabean, M. Thaib Simamora dan lain-lain 3

Tapanuli dan Sumatera Timur merupakan dua daerah administrasi pemerintahan sejak zaman Belanda sampai masa kemerdekaan. Hal ini disebut dengan residenansi yang dikepalai oleh seorang residen. Bekas Residen tersebut masih dapat dilihat pada administrasi Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) kendaraan bermotor, seperti A = Keresidenan Banten, B = Keresidenan Jakarta, AB = Keresidenan Yogyakarta, BL = Keresidenan Aceh, BK = Keresidenan Sumatera Timur, BB = Keresidenan Tapanuli termasuk Nias, BA = Keresidenan Sumatera Barat. Pada tiap daerah keresidenan itu, Hoofd Bestur (PP. Muhammadiyah) membentuk satuan organisasi, waktu itu disebut Konsul Muhammadiyah, seperti Konsul Muhammadiyah Sumatera Timur yang dipimpin Hamka dan Konsul Muhammadiyah Tapanuli dipimpin HA Mun'in dll. Untuk mengkoordinir kegiatan Konsul Muhammadiyah dalam satu daerah provinsi, maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah membentuk perwakilan pimpinan pusat, untuk Sumatera Utara dibentuk perwakilan pimpinan Pusat Muhammadiyah yang diketuai oleh Buya Bustami Ibrahim bertugas mengkoordinir Konsul Muhammadiyah Sumatera Timur dan Konsul Muhammadiyah Tapanuli. Pada awal bulan Oktober 1930 diadakan openbare vergadering propaganda Muhammadiyah di Padangsidimpuan dengan mendatangkan seorang pembicara khusus dari Bukittinggi (Abd. Malik Shiddik), pada saat itu berdirilah Muhammadiyah Padangsidimpuan dengan status Cabang yang diketuai oleh Kari 4

Usman Siregar(berdasarkan surat keputusan Pengurus Besar Muhammadiyah no.470 tanggal 26 April 1934, terhitung mulai tanggal 8 Muharram 1353 H atau bertepatan dengan tanggal 22 April 1934 M). Demikian juga di daerah Sipirok yang diawali dengan openbare Vergadering Propaganda Muhammadiyah pada tanggal 16 Oktober 1930, dalam openbare tersebut hadir Abdul Malik Shiddik dari Bukittinggi dan juga mendatangkan M. Shaleh dari Aek Habil. H.M Sultoni (diangkat sebagai ketua pertama sambil menunggu pelaksanaan congres) beliau menyerahkan tanahnya di depan sekolah Gouverment untuk dijadikan sekolah Muhammadiyah dan pada tanggal 4 Oktober 1931 diresmikan sekolah Muhammadiyah tersebut. Surat Keputusan Pengurus Besar Muhammadiyah no.478 tanggal 13 Juni 1934 M menetapkan H.M. Zainuddin sebagai ketua Muhammadiyah Sipirok (merupakan daerah Kabupaten Tapanuli Selatan). Pada muktamar Muhammadiyah ke-34 tahun 1959 di Jogjakarta, ditetapkan perwakilan pimpinan pusat Muhammadiyah di provinsi diganti dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, yang tugasnya tetap mengkoordinir Konsul Muhammadiyah gaya lama. Dan pada muktamar Muhammadiyah ke-36 tahun 1965 di Bandung, menetapkan struktur organisasi Muhammadiyah dengan mempedomani daerah administrasi pemerintahan RI dengan susunan sebagai berikut: 1. Cabang merupakan satuan anggota yang terbagi atas ranting-ranting. 2. Daerah ialah satuan cabang dalam daerah tingkat II (Kabupaten/Kodya), 3. Wilayah yaitu satuan daerah dalam Pemda Tingkat I. 5

Pimpinan daerah Muhammadiyah Tapanuli Selatan berada di Jalan S. Parman No. 16 Samp. SMU Muhammadiyah II, Padangsidimpuan. Adapaun cabang Muhammadiyah di Kabupaten Tapanuli Selatan adalah sebagai berikut : 1. PC Muhammadiyah Sigalangan : Jl. Mandailing (Mesjid Taqwa Muhammadiyah) Kec. Batang Angkola. 2. PC Muhammadiyah Simatorkis : Jl. Sibolga Desa Simatorkis Kec. Angkola Barat (SD Muhammadiyah) Simatorkis 22736. 3. PC Muhammadiyah Batangtoru : Jl. Melati (Mesjid Taqwa Muhammadiyah Pasar Batangtoru) Batangtoru 22738. 4. PC Muhammadiyah Sipirok : Jl. Merdeka No. 95 Pasar Sipirok Sipirok 22742. Feks. 0634.41358 5. PC Muhammadiyah Parsorminan : Jl. Padangsidimpuan - Sipirok (SD Muhammadiyah Parsorminan) Parsorminan. 6. PC Muhammadiyah Hutatonga : Jl. Mandailing (Mesjid Taqwa Muhammadiyah) Kec. Batang Angkola. 6

7. PC Muhammadiyah Tanotombangan : Jl. Mandailing Kec. Sayur Matinggi (SD Muhammadiyah Sihaborgoan)Sayur Matinggi-22774. 8. PC Muhammadiyah P. Sidimpuan Timur : Jl. Padangsidimpuan Gunung Tua Desa Pargarutan Sampean Kec. Angkola Timur. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Perkembangan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tapanuli Selatan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi identifikasi masalah adalah: 1. Latar belakang berdirinya Organisasi Muhammadiyah 2. Pengaruh Organisasi Muhammadiyah 3. Sejarah berdirinya Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tapanuli Selatan 4. Perkembangan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tapanuli Selatan 7

C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah maka yang menjadi batasan masalah adalah Perkembangan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tapanuli Selatan D. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Sejarah berdirinya Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tapanuli Selatan? 2. Bagaimana Perkembangan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tapanuli Selatan? 3. Dampak Perkembangan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tapanuli Selatan? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui Sejarah berdirinya Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tapanuli Selatan. 2. Untuk mengetahui Perkembangan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tapanuli Selatan. 8

F. Manfaat penelitian berikut : Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai 1. Sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi peneliti dan pembaca mengenai perkembangan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tapanuli Selatan. 2. Memberikaan pengalaman dan wawasan kepada peneliti dalam penulisan karya ilmiah. 3. Sebagai penambah informasi kepada peneliti selanjutnya. 4. untuk menambah khasanah kepustakaan ilmiah UNIMED khususnya Fakultas Ilmu Soaial, Pendidikan Sejarah. 5. Sebagai bahan pengetahuan dan kemampuan bagi peneliti dalam pembentukan karya ilmiah. 9