STRATEGI PENANGANAN GENANGAN DI KOTA MATARAM (STUDI KASUS KECAMATAN AMPENAN)

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI POTENSI PENERAPAN SISTEM DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN PADA KECAMATAN RUNGKUT KOTA SURABAYA

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN

KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA BIMA NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang

EVALUASI PENGELOLAAN SISTEM DRAINASE KOTA PADANG (Studi Kasus: Drainase Air Tawar - Ganting) Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP ITS, Surabaya 2

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

III - 1 BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

METODOLOGI Tinjauan Umum 3. BAB 3

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah komplek kampus merupakan kebutuhan dasar bagi para mahasiswa, para

DINAS PENGAIRAN Kabupaten Malang Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkotaan merupakan pusat segala kegiatan manusia, pusat produsen, pusat

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

EVALUASI DRAINASE DI KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA

Bab 3 Metodologi. Setelah mengetahui permasalahan yang ada, dilakukan survey langsung ke lapangan yang bertujuan untuk mengetahui :

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN THE GREENLAKE SURABAYA

Oleh : Surendro NRP :

STUDI EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN AW.SYAHRANI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data meliputi data primer maupun data sekunder Pengumpulan Data Primer

Efektifitas Drainase Kota Kediri Bagian Timur. Adi Prawito, Ir, MM

PENELUSURAN BANJIR MENGGUNAKAN METODE LEVEL POOL ROUTING PADA WADUK KOTA LHOKSEUMAWE

KAJIAN KONDISI EMPIRIS DRAINASE KAWASAN PESISIR MENUJU SANITASI BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan - 1 -

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dan membawa banyak uap air dan

BAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta terletak di daerah dataran rendah di tepi pantai utara Pulau

PENGARUH PERUBAHAN AREAL KEDAP AIR TERHADAP AIR PERMUKAAN. Achmad Rusdiansyah ABSTRAK

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Flow Chart Rencana Kerja Tugas Akhir

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ALUR PENELITIAN. MASALAH Banjir / Genangan di Kecamatan Tenggilis Mejoyo IDENTIFIKASI MASALAH

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN

Perencanaan Sistem Drainase Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran, Surabaya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu tempat ke tempat lain. Pada kajian ini yang akan diangkat adalah

STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA. Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri

aintis Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013,

PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN DENGAN PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA GRESIK STA STA KABUPATEN GRESIK PROPINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Survey lapangan yang dilakukan bertujuan untuk peninjauan dan

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Uraian Umum

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

3.2. METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. mungkin terdapat kehidupan. Air tidak hanya dibutuhkan untuk kehidupan

TESIS RE Oleh: Prisma Yogiswari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK. Kata Kunci: debit banjir, pola aliran, saluran drainase sekunder, Mangupura. iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI. Mulai. Identifikasi Masalah. Identifikasi kebutuhan Data

BAB III METODOLOGI. 2. Kerusakan DAS yang disebabkan karena erosi yang berlebihan serta berkurangnya lahan daerah tangkapan air.

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

KAJIAN PENGENDALIAN BANJIR DI KECAMATAN ILIR TIMUR I PALEMBANG. Zainuddin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN LINGKAR BOTER KABUPATEN ROKAN HULU

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang

BAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder

IDENTIFIKASI POTENSI BANJIR PADA JARINGAN DRAINASE KAWASAN PERUMAHAN NASIONAL (PERUMNAS) LAMA JALAN RAJAWALI PALANGKA RAYA

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

BAB I PENDAHULUAN. siklus hidrologi dengan mengembalikan limpasan sungai ke laut.

Rt Xt ...(2) ...(3) Untuk durasi 0 t 1jam

TUGAS AKHIR. Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong sawo No. 8 Surabaya. Tjia An Bing NRP

EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2,GRESIK

Perencanaan Sistem Drainase Stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) MASTERPLAN DRAINASE KABUPATEN TABALONG

4.3 METODE PENGUMPULAN DATA

ANALISA SISTEM DRAINASE SALURAN KUPANG JAYA AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN PUNCAK BUKIT GOLF DI KOTA SURABAYA

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur

STUDI OPTIMASI DAN PERENCANAAN DRAINASE BANDARA FRANS KAISIEPO BIAK PAPUA

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU. S.H Hasibuan. Abstrak

GENANGAN DI KABUPATEN SURABAYA

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data

ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB.

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37

11/26/2015. Pengendalian Banjir. 1. Fenomena Banjir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada

STUDI PENGENDALIAN BANJIR KOTA TEMBILAHAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

STRATEGI PENANGANAN GENANGAN DI KOTA MATARAM (STUDI KASUS KECAMATAN AMPENAN) Lalu Kusuma Wijaya, Didik B. Supriyadi, Endah Angreni Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program Pascasarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Email : : Lalu_Wijaya@yahoo.co.id ABSTRAK Beberapa tempat di Kecamatan Ampenan pada saat musim hujan selalu terjadi genangan.topografi yang relatif datar dan merupakan daerah hilir mengakibatkan dampak genangan yang terjadi lebih besar dari daerah lainnya. Hal ini disebabkan kurang terpeliharanya saluran, kapasitas saluran yang sudah tidak memadai, kondisi muara sungai serta pengaruh pasang surut air laut. Saat ini penanganan genangan masih terkendala dengan keterbatasan biaya dan lembaga pengelola drainase. Untuk mengatasi permasalahan genangan dilakukan pendekatan dengan menganalisis terhadap aspek teknis (hidrologi dan hidrolika), aspek kelembagaan (analisa SWOT), dan aspek finansial terhadap biaya pembangunan serta operasi dan pemeliharaan. Hasil evaluasi menunjukkan kapasitas beberapa saluran sudah tidak mencukupi sehingga perlu dilakukan rehabilitasi seperti saluran di Jalan Adisucipto, Kampung Melayu, lingkungan Mapak serta BTN Pagutan. Biaya yang dibutuhkan untuk rehabilitasi saluran serta kegiatan operasi dan pemeliharaan sebesar Rp. 1.542.036.000,- Dari aspek kelembagaan, tersusun berbagai program strategis kelembagaan yaitu pengendalian daerah genangan dengan pengembangan secara bertahap, menyiapkan produk hukum penanganan drainase kota, pengendalian tata guna lahan, membuat pedoman kerjasama dan koordinasi antar instansi terkait dan masyarakat, pengembangan SDM yang kompeten dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan drainase. Kata kunci: drainase, genangan, strategi. PENDAHULUAN Penyebab utama terjadinya genangan adalah adanya perubahan fungsi lahan dari daerah resapan air berubah menjadi kawasan terbangun sehingga akan memperbesar limpasan permukaan ( surface runoff) yang secara langsung berpengaruh terhadap meningkatnya debit aliran dari suatu daerah tangkapan air. Kecamatan Ampenan secara geografis merupakan daerah hilir yang berbatasan langsung dengan Selat Lombok, sehingga sistim drainase yang ada langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh kondisi pasang surut air laut dan muara-muara sungai. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram tahun 2006-2010 menyebutkan, genangan terjadi hampir dibeberapa tempat antara lain BTN Pagutan, lingkungan Mapak, lingkungan Kampung Banjar, lingkungan Kampung Melayu dan Jl. Saleh Sungkar dengan luas genangan diperkirakan 32,37 Ha, tinggi genangan antara 20-50 cm dan lama genangan antara 2-12 jam. Permasalahan genangan ini merupakan suatu hal yang rutin terjadi setiap musim hujan dengan frekwensi kejadian lebih dari 2 (dua) kali setahun. Dari luas daerah genangan yang terjadi, sudah

saatnya pemerintah melakukan penanganan sebagaimana sasaran pembangunan nasional bidang drainase 2005-2010 yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2004-2009 bahwa berkurangnya wilayah genangan permanen dan temporer hingga 75% dari kondisi saat ini. Di sisi lain perhatian dan kemampuan Pemerintah Kota Mataram dalam mengelola sistim drainase belum optimal, menyangkut institusi yang bertanggung jawab langsung dalam pengelolaan sistim drainase serta alokasi dana untuk kegiatan pembangunan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan jaringan drainase. Sehingga perlu untuk dilakukan evaluasi dan penyusunan strategi penanganan masalah genangan ditinjau dari Aspek teknis; aspek institusional/ kelembagaan; dan aspek finansial/ pembiayaan berdasarkan prioritas penanganan dari masing-masing daerah genangan. Tujuan dari studi ini adalah menyusun strategi penanganan masalah genangan khususnya di Kecamatan Ampenan Kota Mataram sebagai salah satu dasar penyusunan program pembangunan pengelolaan sistem drainase dalam upaya mengurangi daerahdaerah genangan serta dampak negatif yang ditimbulkan dari terjadinya suatu genangan. METODOLOGI Alur pikir kegiatan studi tampak seperti pada Gambar 1. TINJAUAN PUSTAKA PENGUMPULAN DATA DATA PRIMER - Survey kondisi eksisting jaringan drainase - Data visual (foto kondisi lapangan) - Kuisioner DATA SEKUNDER - Peta topografi - Data hidrologi, data genangan - Data monografi - RTRW, RPJMD, Peraturan-peraturan - Data kelembagaan, data keuangan - Standar, Petunjuk teknis PEMBAHASAN DAN EVALUASI ASPEK TEKNIS - Kapasitas saluran - Desain saluran - Bangunan pelengkap - Kendala Teknis ASPEK KELEMBAGAAN - Teknis - Kelembagaan - Hukum dan peraturan ASPEK FINANSIAL - Kebutuhan biaya untuk pembangunan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan sarana drainase KESIMPULAN DAN SARAN Gambar 1. Diagram Alir Studi D-12-2

ANALISA DAN PEMBAHASAN Aspek Teknis Analisis aspek teknis dilakukan dengan dua tahapan analisa, yaitu : 1. Analisa Hidrologi, diperlukan untuk menghitung besarnya debit limpasan dari suatu intensitas hujan dengan periode ulang tertentu. Dengan menggunakan persamaan (Sosrodarsono, 1987) : Q = 0,00278 *C*I*A dimana : Q = debit limpasan yang terjadi (m 3 /dt) C = koefisien limpasan I = intensitas curah hujan (mm/jam) A = luas daerah pengaliran (Ha) 2. Analisa Hidrolika, diperlukan untuk menghitung kapasitas saluran yang sesuai dengan debit hujan rencana dan kondisi daerah setempat. Dengan menggunakan persamaan (Chow, 1997) : Q = V*A dimana : Q = debit saluran (m 3 /dt) V = kecepatan air di saluran (m/dt) A = luas penampang basah saluran (m 2 ) Dari hasil analisa didapatkan nilai perbandingan antara debit rencana dengan kapasitas saluran seperti disajikan pada Tabel 1. No Tabel 1. Perbandingan antara Debit Rencana dengan Kapasitas Saluran Daerah Genangan Nama Debit Total (m 3 /dt) Q Saluran Kondisi Ruas Hujan+limbah (m 3 /dt) Saluran I. Jl. Saleh Sungkar Sal. Jl. Saleh Sungkar DG1-P1 2.269 6.519 Aman Sal. Jalan Adisucipto DG1-S1 1.102 0.591 Meluap II. Kampung Melayu Sal. Kampung melayu DG2-S1 0.665 0.644 Meluap III. Kampung Banjar Sal. Kali Gedur DG3-P1 4.322 5.546 Aman Sal. Gatep DG3-S1 3.044 3.234 Aman IV. Lingk. Mapak Sal. Mapak DG4-P1 16.518 12.836 Meluap Sal. Mapak_1 DG4-S1 4.188 2.237 Meluap Sal. Mapak_2 DG4-S1 5.475 4.403 Meluap V. BTN Pagutan Sal. Jl. Batu Bolong DG5-P1 0.585 1.047 Aman Sal. Pagutan kn DG5-S1 0.244 0.090 Meluap Sal. Pagutan kr DG5-S2 0.195 0.104 Meluap Dari tabel di atas terdapat beberapa saluran tidak mampu menampung debit limpasan yang terjadi sehingga akan meluap dan menggenangi daerah disekitarnya. Sehingga diperlukan alternatif penanganan dengan mengoptimalkan sistem yang ada berupa rehabilitasi dan pemeliharaan saluran untuk umur rencana hingga tahun 2022 (15 tahun). Hasil perhitungan dimensi saluran rencana diharapkan Q saluran > Q limpasan, artinya bahwa saluran aman dari luapan seperti dapat dilihat pada Tabel 2. dengan prioritas penanganan genangan disajikan pada Tabel 3. D-12-3

No Tabel 2. Perbandingan antara Debit Rencana dengan Kapasitas Saluran Rencana Daerah Genangan Nama Debit Total (m 3 /dt) Q Saluran Kondisi Ruas Hujan+limbah (m 3 /dt) Saluran I. Jl. Saleh Sungkar Sal. Jl. Saleh Sungkar DG1-P1 2.269 6.519 Aman Sal. Jalan Adisucipto DG1-S1 1.102 1.148 Aman II. Kampung Melayu Sal. Kampung melayu DG2-S1 0.665 0.820 Aman III. Kampung Banjar Sal. Kali Gedur DG3-P1 4.322 5.546 Aman Sal. Gatep DG3-S1 3.044 3.234 Aman IV. Lingk. Mapak Sal. Mapak DG4-P1 16.518 16.962 Aman Sal. Mapak_1 DG4-S1 4.188 4.193 Aman Sal. Mapak_2 DG4-S1 5.475 5.810 Aman V. BTN Pagutan Sal. Jl. Batu Bolong DG5-P1 0.585 1.047 Aman Sal. Pagutan kn DG5-S1 0.244 0.277 Aman Sal. Pagutan kr DG5-S2 0.195 0.315 Aman Daerah Genangan Skor Parameter Genangan Tabel 3. Prioritas Penanganan Genangan Milik pribadi Ekon. Fasos Transp. Rumah Skor Total Jl. Adisucipto 56.25 65 65 65 100 65 360 416.25 1 Kampung melayu 50 65 30 65 30 65 255 305.00 3 Sal. Kali Gedur 76.25 65 30 65 65 65 290 366.25 2 Sal. Mapak 81.25 65 30 30 30 65 220 301.25 4 Sal. Mapak_1 55 30 30 30 30 65 185 240.00 8 Sal. Mapak_2 55 65 30 30 30 65 220 275.00 5 Sal. Pagutan kn 32.5 65 30 30 30 65 220 252.50 6 Sal. Pagutan kr 27.5 65 30 30 30 65 220 247.50 7 Aspek Pembiayaan Ranking Berdasarkan hasil analisis teknis di atas, alternatif penanganan yang dilakukan adalah mengoptimalkan sistem yang ada dengan meningkatkan kapasitas saluran lama (rehabilitasi saluran) serta operasi dan pemeliharan sebagaimana yang tertuang dalam kebijakan dan strategi nasional penanganan drainase Departemen Pekerjaan Umum tahun 2006. Oleh karena itu, perlu dihitung besarnya biaya rehabilitasi, serta biaya operasional dan pemeliharaan saluran drainase dengan menggunakan harga satuan bahan, upah, dan alat yang berlaku di Kota Mataram sehingga diketahui jumlah biaya yang dibutuhkan untuk disesuaikan dengan ketersediaan anggaran dalam APBD Kota Mataram dengan penanganan secara bertahap. Hasil rekapitulasi perhitungan anggaran biaya untuk rehabilitasi serta perhitungan biaya operasional dan pemeliharaan saluran drainase disajikan pada Tabel 4. D-12-4

Tabel 4. Rekapitulasi RAB Rehabilitasi serta O&P Saluran NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA I. OPERASI DAN PEMELIHARAAN - Operasional Rp. 27,180,000.00 - Pengerukan Sedimen Rp. 506,244,711.83 - Lain-lain Rp. 5,000,000.00 II. REHABILITASI SALURAN - Pekerjaan Persiapan Rp. 18,914,000.00 - Pekerjaan Konstruksi Rp. 972,198,707.94 - Pekerjaan Lain-lain Rp. 12,500,000.00 KONSTRUKSI (REAL COST) Rp. 1,542,037,419.77 PPN 10 % Rp. 154,203,741.98 JUMLAH Rp. 1,696,241,161.75 DIBULATKAN Rp. 1,696,241,000.00 Terbilang : Satu Miliyar Enam Ratus Sembilan Puluh Enam Juta Dua Ratus Empat Puluh Satu Ribu Rupiah Aspek Kelembagaan Analisis kelembagaan dengan metode SWOT diperlukan guna mengetahui perbandingan antara beban kerja institusi dan kemampuan menyelesaikannya dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang ada. Dengan melihat visi, misi, tupoksi dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Mataram, maka selanjutnya dilakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari dinas tersebut sehingga akan dengan mudah disusun strategi atau kebijakan pengelolaannya. Dari diagram analisis SWOT (Rangkuti, 2006) diperoleh koordinat (1,17 ; - 0,35) dimana koordinat ini masuk pada Kuadran II, yakni Strategi Diversifikasi. Asumsi strategi diversifikasi adalah untuk menghadapi ancaman (threats) yang akan timbul, disusun program-program diversifikasi berdasarkan kekuatan (strengths) yang ada. Perumusan strategi dikembangkan dari hasil analisis terhadap faktor internal dan eksternal yang berupa program-program strategis kelembagaan sehingga dengan kekuatan yang dimiliki dapat mengatasi ancaman yang timbul atau dapat mengubahnya menjadi peluang. Strategi kelembagaan tersebut, dapat dilihat pada Tabel 5. Prioritas strategi disusun dengan menggunkan metode CARL (Faisal, 2005) seperti d ilihat pada Tabel 6. D-12-5

Tabel 5. Analisis Strategi Kelembagaan FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL ANCAMAN (THREATS) 1. Penanganan genangan yang belum optimal 2. Perilaku masyarakat yang kurang peduli terhadap fungsi dari saluran 3. Koordinasi antar instansi terkait dan masyarakat belum terjalin dengan baik 4. Berkurangnya daerah resapan akibat pembangunan KEKUATAN (STRENGTHS) 1. Ketersediaan sarana dan prasarana 2. Pembagian tugas dan struktur organisasi yang akomodatif 3. Ketersediaan personil 4. Adanya Peraturan Daerah dan dukungan dari eksekutif dan legislatif. ST - STRATEGI 1. Pengendalian daerah genangan dengan pengembangan sistem drainase secara bertahap (S1-T1) 2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan drainase (S1-T2) 3. Peningkatan manajemen pengelolaan drainase (S2-T1) 4. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat (S2-T3) 5. Pengembangan SDM yang kompeten melalui pendidikan/pelatihan (S3-T1) 6. Menyiapkan peraturan dan produk hukum penanganan drainase kota, penyusunan Norma Standar Prosedur Manual (NSPM) bidang drainase (S4-T1) 7. Pengendalian tata guna lahan berdasarkan tata ruang kota (S4-T4) Tabel 6. Penyusunan Prioritas Strategi Isu Strategis Pengendalian daerah genangan dengan pengembangan sistem drainase secara bertahap Kriteria C A R L Total Skor Prioritas 3 4 3 4 14 1 Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan drainase 3 2 2 3 10 4 3.1. Peningkatan manajemen pengelolaan drainase 3 3 3 3 12 2 3.2. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat Pengembangan SDM yang kompeten melalui pendidikan dan pelatihan Menyiapkan peraturan dan produk hukum penanganan drainase kota, penyusunan NSPM bidang drainase Pengendalian tata guna lahan berdasarkan tata ruang kota 3 2 2 3 10 4 3 3 2 3 11 3 3 4 4 3 14 1 2 3 3 4 12 2 D-12-6

KESIMPULAN Beberapa hal yang dapat disimpulkan berdasarkan hasil analisa strategi penanganan genangan di Kecamatan Ampenan Kota Mataram adalah : 1. Genangan yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor utama antara lain meningkatnya debit limpasan hujan yang akan dialirkan melalui saluran akibat semakin berkurangnya daerah resapan air oleh aktifitas pembangunan (memperbesar koefisien limpasan), menurunnya kapasitas saluran akibat sampah dan sedimentasi serta kondisi morfologi muara-muara sungai yang tidak stabil sehingga menghambat kelancaran aliran air menuju ke laut. 2. Strategi pengelolaan drainase kota yang diusulkan antara lain : a. Aspek teknis : - Rehabilitasi saluran dengan menambah kapasitas saluran yang ada; untuk saluran Jl. Adisucipto sebesar 48,51%; Kampung Melayu sebesar 21,43%; Mapak sebesar 24,32%; Mapak_1 sebesar 46,65%; Mapak_2 sebesar 24,22%; Pagutan kanan sebesar 67,31% dan Pagutan kiri sebesar 66,96%. - Normalisasi saluran dengan pengerukan sedimen dan pembersihan sampah di seluruh jaringan secara rutin untuk menjaga kapasitas saluran. b. Aspek pembiayaan : Total biaya yang diperlukan untuk pekerjaan rehabilitasi dan normalisasi saluran sebesar Rp.1.542.036.000,- dimana tahap pelaksanaan dilakukan dalam tiga tahap sesuai dengan prioritas penanganan daerah genangan dan kemampuan pemerintah dalam penyediaan dana; c. Aspek kelembagaan : Strategi penanganan yang dihasilkan dari hasil analisa SWOT pada kuadran II dengan prioritas strategi adalah pengendalian daerah genangan dengan pengembangan sistem drainase secara bertahap, menyiapkan peraturan dan produk hukum penanganan drainase kota, penyusunan Norma Standar Prosedur Manual (NSPM) bidang drainase, pengendalian tata guna lahan berdasarkan tata ruang kota, membuat pedoman tentang model kerjasama dan koordinasi antar instansi terkait dan masyarakat dalam pengelolaan drainase, pengembangan SDM yang kompeten melalui pendidikan dan pelatihan, meningkatkan koordinasi dan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan drainase. DAFTAR PUSTAKA Bappeda Kota Mataram, (2006), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)2006-2010, Mataram. Bappeda Kota Mataram, (2006), Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK) 2006-2016, Mataram. Chow, Ven Te, (1997), Hidrolika Saluran Terbuka, Erlangga, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum, (1989), Tatacara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan, SK SNI T-07-1989-F, Yayasan LPMB, Bandung. Departemen Pekerjaan Umum, (2005), Kriteria Teknis Prasarana Dan Dan Sarana Sistem Pengelolaan Drainase, Jakarta. D-12-7

Departemen Pekerjaan Umum, (2006), Kebijakan Dan Strategi Nasional Penanganan Drainase, Jakarta. Dewan Standarisasi Nasional, (1994), SNI 03-3424-1994 : Tatacara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan, Yayasan LPMB, Bandung. Faisal, Yan, (2005), Evaluasi Pengelolaan Sistem Drainase Kota Lahat (Studi Kasus : Sistem Jaringan Drainase Air Apul), Tesis MT, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Surabaya. Rangkuti, F., (2006), Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sosrodarsono dan Takeda, (1987), Jakarta. Hidrologi untuk Pengairan, Pradnya Paramita, Suripin, (2004), Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan, Andi, Yogyakarta. D-12-8