1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah anak usia nol sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak adalah individu yang sedang dalam proses perkembangan. Perkembangan anak merupakan proses perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Anak usia dini adalah usia keemasan yang mempunyai potensi untuk mengoptimalkan segala aspek perkembangan, termasuk perkembangan keterampilan motorik sebagai perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh ketrampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan Anak Usia Dini dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan Serta perkembangan jasmani dan rohani agar anak 1
2 yang masih di usia dini memiliki kesiapan dan kecakapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak Taman Kanak-kanak pada masa lima tahun pertama disebut usia keemasan (The Golden Years) merupakan masa emas yaitu anak mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengoptimalkan aspek perkembangannya yaitu perkembangan motoriknya artinya perkembangan motorik sebagai unsur kematangan pengendalian gerak tubuh. Menurut Sujiono (2005 : 1.11) motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otototot kecil seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan. Gerakan ini tidak membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Menurut Pekerti (2007: 9.6) perkembangan fisik anak berhubungan dengan gerak atau motorik halus dan gerak atau motorik kasar. Gerak halus adalah berbagai gerakan yang melibatkan fungsi jari jemari, seperti meremas, melipat, menggunting, menjahit, menari, menganyam, menggambar. Sedangkan motorik kasar adalah berbagai gerak yang melibatkan otot-otot besar dan sendi-sendi seperti melompat, memanjat, melempar, berdiri, jongkok, berlari, dll. Gerakkan motorik halus terlihat saat usia taman kanak-kanak, yaitu anak mulai dapat menyikat giginya, menyisir, membuka dan menutup retsluiting, memakai sepatu sendiri, mengancingkan pakaian, serta makan sendiri denagn sendok dan garpu.
3 Pada sekolah tempat kami melakukan observasi, kegiatan menggambar melalui teknik memercik belum diajarkan oleh guru pada saat ini. Kemudian peneliti melakukan kegiatan menggambar melalui teknik memercik kepada anak. Kegiatan menggambar melalui teknik memercik memang menarik, tetapi kegiatan tersebut kurang termotivasi guru menjadi kreatif. Rendahnya kemampuan motorik halus anak terhadap materi yang diajarkan masih rendah. Ketika peneliti lakukan pengamatan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 03 Bojongbata Kabupaten Pemalang saat anak sedang melakukan kegiatan menggambar melalui teknik memercik dapat disimpulkan bahwa dari 25 anak hanya 8 anak atau 32% kemampuan motorik halus anak masih rendah. Karena anak kurang memperhatikan perintah guru dan beberapa anak mengerjakan kegiatan tersebut dengan bermain atau mengganggu teman yang lain yang mengakibatkan pekerjaan tersebut tidak terselesaikan. Dari permasalahan itulah peneliti mengambil tindakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran dan membangkitkan semangat belajar anak agar lebih menyenangkan. Penelitian tindakan kelas perlu dilakukan sebagai upaya perbaikan pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal ini akan meningkatkan kemampuan motorik halus anak dengan kegiatan menggambar melalui teknik memercik pada anak kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal 03 Bojongbata Kabupaten Pemalang.
4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah dengan kegiatan menggambar melalui teknik memercik dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak kelompok B TK Aisyiyah 03 Bojongbata Kabupaten Pemalang?. C. Tujuan Penelitian Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak dengan kegiatan menggambar melalui teknik memercik pada anak kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Atfal 03 Bojongbata Kabupaten Pemalang Semester Genap Tahun Ajaran 2011-2012. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak yaitu: 1. Bagi Guru Sebagai acuan bagi rekan-rekan guru TK dalam pembelajaran menggambar dengan teknik memercik dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan meningkatkan keterampilan bagi anak usia dini.
5 2. Bagi Siswa Dapat meningkatkan keterampilan dan prestasi belajar anak terutama dalam pembelajaran menggambar melalui teknik memercik. 3. Bagi Sekolah Meningkatkan mutu pendidikan di TK Aisyyah 03 Bojongbata Kabupaten Pemalang karena adanya peningkatan keterampilan dalam diri guru.