KONFLIK SOSIAL Drg. Handari Yektiwi, M.Kes.
Saat ini kita bangsa Indonesia dihadapkan pada suatu masalah yang tiba2 saja berpotensi menjadi konflik berkepanjangan dan sulit dideteksi penyebabnya sehingga akan sulit dalam penyelesaiannya. Selain potensi konflik, sering kita dengar atau melihat di tayangan media beberapa tindakan yang mengarah pada bentuk radikalisme. Sementara ancaman proxy war pada generasi muda juga masih belum bisa dihapuskan dengan tuntas. Dan malah makin mengkhawatirkan karena penggunaan gadget di kelompok generasi muda makin menguat dan pengaruh propaganda, terrorisme justru akan semakin mudah dengan sendirinya. Pendidikan kewarganegaraan di bangku sekolah juga tidak lagi menjadi prioritas padahal pembentukan karakter bangsa justru akan lebih mengena ketika dilakukan di bangku sekolah paling dasar.
Pemahaman terhadap Way of Life, falsafah hidup sebagai bangsa Indonesia makin menipis, pemahaman terhadap Dasar Negara juga mulai memudar, dan itu bisa dilihat dari makin menurunnya semangat berbangsa dan bernegara, pelanggaran terhadap aturan negara semakin tinggi, bentuk2 konflik mulai bermunculan. Dengan melihat beberapa hal tersebut diatas, saya tertarik untuk mengedepankan beberapa istilah yang populer di kalangan generasi muda dan masyarakat umum tetapi mungkin tidak memahami baik dan buruknya istilah tersebut dalam keseharian.
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
WAR Perang dibedakan menjadi: 1. Perang Militer, perang dengan menggunakan berbagai bentuk persenjataan 2. Perang Nir Militer, perang tanpa menggunakan berbagai bentuk persenjataan, salah satunya dikenal dengan proxy war
PROXY WAR Perang terselubung dimana salah satu pihak menggunakan orang lain atau pihak ketiga untuk melawan musuh. Merupakan perang yang tidak tampak secara fisik, dilakukan secara halus untuk menghancukan dan mengalahkan lawan menggunakan pihak ketiga.
CYBERSPACE Lingkungan artifisial yang dihasilkan oleh komputer yang disampaikan ke penerima melalui sarana antar muka seperti alat peraga yang dipasang di kepala, yang menghasilkan gambar tiga dimensi yang dapat ditelusuri dan menghasilkan suara stereo.
CYBERATTACKS Sebuah serangan cyber mengacu pada eksploitasi dengan jaringan komputer, server atau infrastruktur dasar melalui penggunaan hacking, teknik ancaman terus berkembang, virus komputer, malware, phlooding atau cara lain untuk akses yang tidak sah atau berbahaya.
PROPAGANDA Berasal dari Bahasa Latin propagare artinya mengatur maju, memperpanjang, menyebar, meningkatkan, mengembangbiakkan. Makna propaganda akhirnya bergeser menjadi seuah kegiatan untuk menyebarkan suatu budaya atau ideologi. Seiring waktu, propaganda kembali mengalami pergeseran makna yaitu, penyebarluasan materi dan informasi untuk suatu tujuan atau misi tertentu. Prinsip penting mengidentifikasi propaganda yaitu adanya upaya untuk mengubah pandangan publik dengan cara mempengaruhi aspek emosional dari individu secara massal. Tujuan propaganda adalah terbentuknya kesamaan kepercayaan, perilaku dan kebiasaan massa.
KHALIFAH Adalah gelar yang diberikan untuk pemimpin umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, sering disebut juga sebagai Amir al-mu minin (pemimpin orang yang beriman). Manusia adalah khalifah/ wakil Tuhan di muka bumi/ Khalifatullah fil ardh, dan sudah disepakati oleh ulama pramodern dan ulama modern. Manusia menurut Prof. Dr. Din Syamsudin, harus memahami bahwa memiliki misi keilahian manusia yaitu membangun bumi, mengembangkan peradaban dunia.
KHILAFAH Khilafah dipahami sebagai kekuasaan politik/political authority atau lembaga politik pemerintahan/political institution, dinyatakan bukan sebagai kesepakatan sebagian besar ulama. Pendirian khilafah sebagai lembaga politik kekuasaan pada era modern adalah tidak valid dan tidak reaistik, karena negara negara2 muslim sudah terbentuk sebagai negara bangsa (nation state) dalam bentuk/sistem pemerintahan yang beragam.
PENUTUP Demi mengurangi terjadinya konflik sosial di suatu daerah dengan beragam perbedaan, sebaiknya pemerintah tertinggi di daerah tersebut lebih memperhatikan dan melakukan pendataan bentuk keberagaman potensi konflik. Mewaspadai adanya propaganda tentang terrorisme, radikalisme dan segala bentuk proxy war. Selain itu, mulai membentuk suatu wadah yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan integrasi dalam segala hal. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan pendidikan non formal melalui media massa, elektronik dan non elektronik dalam rangka kontra propaganda.