TUGAS ADMINSTRASI BISNIS

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH ELEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL. Tugas mata kuliah : Administrasi Bisnis Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum, ST., MT.

Tugas E-learning Administrasi Bisnis Makalah Pengendalian Internal

Internal Control : Meningkatkan Pengawasan dan Pengendalian. Makhdalena Dosen Pendidikan Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK

MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government. Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL

MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL NAMA :ADRINUS NOLA PALI NIM : PRODI :SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Internal Control. Makhdalena Dosen Pendidikan Ekonomi Universitas Riau - Pekanbaru ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

Bab 1 PENDAHULUAN. pembangunan di segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan.

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

menyimpang dalam mengambil keputusan, manajemen membutuhkan informasi mengenai aspek atau keadaaan perusahaan. Informasi merupakan alat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. Halaman I-1

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

MAKALAH INTERNAL CONTROL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Informasi akuntansi adalah bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani

KEDUDUKAN DAN FUNGSI INTERNAL AUDITOR DALAM PERUSAHAAN

MAKALAH. Internal Control. Adminitrasi Bisnis. Oleh: ANDY WIJAYA ( )

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo,

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil. ini belum menerapkan praktek yang sehat.

Internal Control Framework: The COSO Standard

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba.

Nova Paulina 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum dari perusahaan adalah untuk mempertahankan laba agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas lebih jauh mengenai pengaruh Sistem

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha menuntut pimpinan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

1/28/2012. Menurut Warren Reeve & Fees (1999) Pengendalian

URGENSI SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI INSTANSI PEMERINTAH. Oleh : Hanif. Abstrak

PENERAPAN PENGENDALIAN INTERN KAS DALAM MENUNJANG EFEKTIFITAS PENGELUARAN KAS PADA PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk (PROYEK KCME HEAD OFFICE PALARAN)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Globalisasi pasar keuangan yang terjadi saat ini menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang demikian cepat di Tanah Air menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Agoes (2004) menjelaskan tiga tujuan pengendalian intern, yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif dan negatif yang ditimbulkan oleh perkembangan tersebut, juga mempengaruhi aktivitas bisnis suatu badan usaha.

BAB II LANDASAN TEORITIS. Commite of sponsoring organization (COSO) Ricchiute (2006:300)

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2009), teori stewardship didesain bagi para peneliti untuk menguji

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA

BAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan masalah pengelolaan perusahaan dan pengawasan aktiva.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PIAGAM AUDIT INTERNAL

Menurut Mulyadi (2001), Sistem Pengendalian Internal meliputi organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

PENGENDALIAN DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

BAB 5 Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasi

BAB I PENDAHULUAN. Peranan karyawan tidak dapat diabaikan dalam pencapaian tujuan

PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), pengendalian internal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

Transkripsi:

TUGAS ADMINSTRASI BISNIS (Dosen Pengampu : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT) MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL NAMA : RICKY ARIF SUKOCO NIM :14121022 KELAS : 21 PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA 1

KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Robbil Alamin rasa Syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Internal Control dalam Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Adminstrasi Bisnis dari dosen saya. Sholawat iring salam kami limpahkan kepada baginda agung Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju ke era globalisasi pada saat ini, sehingga kita bisa membedakan mana yang sah dan mana yang fatal. Innal Insana wal khoto iwan Nisyan sesungguhnya manusia itu adalah tempatnya kesalahan dan lupa dari makalah tersebut kami sadar bahwa selaku manusia biasa kami tidak akan luput dari kehilafan ataupun kekurangannya, oleh karena itu kami mengharap partisipasi dari teman-teman mahasiswa untuk ikut menyumbang fikirannya lewat kritik dan saran para pembaca setia. Demikian dari kami dan terimakasih. WassalamualaikumWr.Wb. 2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...2 DAFTAR ISI.....3 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...4 1.2. Rumusan Masalah... 5 1.3. Tujuan Penulisan... 5 BAB II. PEMBAHASAN 2.1. Sejarah internal control.......... 5 2.2. Definisi pengendalian internal.......6 2.3. Unsur-unsur Pengendalian intern......10 2.4. Manfaat pengendalian intern......15 BAB III.PENUTUP 3.1. Kesimpulan... 16 2.2. Saran... 16 DAFTAR PUSTAKA....17 3

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Internal control merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan guna meminimalisasi kemungkinan risiko yang akan terjadi saat operasional perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Internal control bertujuan untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi dan ketaatan terhadap peraturan dan perundangundangan. Jadi dengan tercapainya tujuan internal control otomatis tujuan dari perusahaan juga akan tercapai, yaitu meningkatkan nilai perusahaan dan nilai stakeholders. Sejak negara-negara Asia dilanda krisis moneter pada tahun 1997 dan sejak kejatuhan perusahaan-perusahaan raksasa dunia pada awal tahun 2000 seperti Peregrine Investment Holding di Hongkong, Baring Futures di Singapore, Enron Corporation di Amerika Serikat, dan HIH Insurance Company Ltd di Australia, maka perhatian dunia terhadap internal control mulai meningkat. Analisis yang dilakukan oleh organisasi-organisasi internasional dan regulator pemerintah menemukan sebab utama tragedi bisnis adalah karena lemahnya internal control di banyak perusahaan-perusahaan. Menurut Stephen, Owen dan Solomon dalam Aldrige (2005), bangkrutnya perusahaanperusahaan raksasa dunia disebabkan karena perusahaan memiliki sistim internal control yang lemah. Hal ini mengakibatkan kepercayaan investor atas pasar modal menurun. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka pemerintah Amerika Serikat telah mengeluarkan UU yang bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan investor. UU tersebut bernama Sarbanes-Oxley Act (2002) yang dalam salah satu pasalnya (psl 404) mewajibkan semua perusahaan publik untuk melaksanakan sistim internal control. Berdasarkan kasus-kasus di atas, maka dapat diambil pelajaran bahwa betapa pentingnya internal control dalam pengelolaan perusahaan. Dan oleh karena itu penulis ingin mencoba untuk memberikan gambaran berturut-turut tentang pengertian internal control; komponen internal control serta keterbatasan internal control. 4

1.2.Rumusan Masalah Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang: 1. Sejarah singkat internal control 2. Pengertian Internal control 3. Unsur-unsur Pengendalian intern control 4. Manfaat Pengendalian intern control 1.3.Tujuan Penulisan 1. Menjelaskan tentang sejarah singkat internal control 2. Menjelaskan pengertian internal control 3. Menjelaskan unsur-unsur Pengendalian intern control 4. Mengetahui manfaat Pengendalian intern control 2.1. Sejarah Internal Control 5 BAB II PEMBAHASAN Konsep Internal Control telah bergulir sejak tahun 1930-an. Untuk pertama kali, George E. Bennet menyebutkan definisi Internal Control. Namun istilah tersebut baru dinyatakan secara institutional oleh AICPA pada tahun 1949 melalui laporan khusus yang berjudul Pengendalian Internal Elemen-elemen Sistem yang Terkoordinasi dan Pentingnya Pengendalian bagi Manajemen dan Akuntan Independen. Selanjutnya konsep tersebut berkembang pesat dengan yang kita kenal 8 (delapan) unsur Pengendalian Internal. Perkembangan berikutnya, pada awal tahun 80-an konsep tersebut dinilai banyak pihak sudah tidak aplicabel lagi. Semakin kompleksnya Dunia bisnis dan teknologi membuat konsep pengendalian internal tersebut tidak efektif dalam mendorong tercapainya tujuan perusahaan. Semakin banyak keluhan dari perusahaan dan institusi yang telah menerapkan konsep internal control sebagaimana dikembangkan oleh American Institute of Certified Public Accountant (AICPA), namun masih mengalami kegagalan.

Pada tahun 1992, The Commitee of Sponsoring Organization of The Treadway Commission (COSO) menerbitkan laporan yang berjudul Internal Control-Integrated Framework. Laporan COSO tersebut memberikan suatu pandangan baru tentang konsep Internal Control yang lebih luas dan terintegrasi serta sesuai dengan perkembangan dunia usaha untuk mencegah terjadinya penyimpangan.jika pada konsep sebelumnya hanya menekankan pada proses penyusunan laporan keuangan saja, maka konsep COSO memiliki pandangan yang lebih luas yaitu dengan melakukan pengendalian atas perilaku seluruh komponen organisasi. Konsep ini mendapat akseptasi yang luas dari berbagai pihak. Di Indonesia, perkembangan menarik terjadi dengan terbitnya Undang-undang nomor 1 tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2006. Pada ketentuan tersebut, ditetapkan bahwa setiap instansi pemerintah harus mengembangkan Sistem Pengendalian Intern. Penjelasan dan ketentuan lain yang menjabarkan menyebutkan bahwa Sistem Pengendalian Intern terdiri dari 5 komponen yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta monitoring. Hal ini mengandung arti bahwa konsep Internal Control versi COSO diterapkan pada sektor pemerintahan di Indonesia. Sebuah langkah maju dan berani serta menjadi tantangan yang tidak mudah bagi para auditor internal pemerintah. Tulisan ini akan membahas secara umum konsep tersebut. 2.2.Definisi Pengendalian Internal Pada tahun 1949, AICPA mendefinisikan Internal Control (IC) sebagai rencana organisasi dan semua metode yang terkoordinasi dan pengukuran-pengukuran yang diterapkan di perusahaan untuk mengamankan aktiva, meyakini keandalan dan akurasi data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang telah ditetapkan. Definisi ini diinteprestasikan oleh banyak pihak terdiri atas dua kelompok yaitu pengendalian administatif dan pengendalian akuntansi. Pengendalian administratif yang berhubungan dengan pencapaian tujuan perusahaan sedangkan pengendalian akuntansi terkait dengan penyajian laporan keuangan. Perluasan atas definisi IC dilakukan oleh AICPA berlaku mulai 1 Januari 1997. Redefinisi ini dipengaruhi oleh Laporan COSO sebagaimana disebutkan sebelumnya (1992). Laporan COSO menyatakan definisi Internal Control sebagai berikut : 6

a. Internal control is broadly defined as a process, effected by an entity s board of directors, management and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories: b. Effectiveness and efficiency of operations. c. Reliability of financial reporting. d. Compliance with applicable laws and regulations Melalui Statement of Auditing Standar (SAS), AICPA mendefinisikan Internal Control sama dengan definisi COSO, yaitu suatu proses yang dipengaruhi oleh aktivitas Dewan Komisaris, Manajemen dan Pegawai, yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang wajar atas (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Berbeda dengan definisi pertama yang hanya mengaitkan pengendalian hanya dengan perencanaan, metode dan pengukuran, pada definisi berikutnya terkait dengan proses yang dipengaruhi oleh aktivitas seluruh komponen organisasi. Definisi ini mengandung makna yang lebih luas dari definisi sebelumnya. Sesuai dengan definisi IC menurut COSO (The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission), komponen-komponen tersebut mencerminkan adanya perubahan pengertian yang cukup signifikan. IC bukan hanya meliputi komponen-komponen organisasi yang bersifat statis, tetapi meliputi juga hal-hal yang bersifat dinamis. Tidak hanya terkonsentrasi pada penyusunan laporan keuangan saja, namun meliputi juga pencapaian tujuan organisasi. Tidak hanya memperhatikan tingkatan manajerial dan operasional organisasi, namun juga meliputi tingkatan strategis pada organisasi. Kelima komponen IC di atas memiliki hubungan yang erat satu sama lain. Larry F Konrath (1999) menggambarkan kelima komponen tersebut bagaikan sebuah bangunan rumah dimana Lingkungan Pengendalian menjadi pondasinya. Penilaian risiko, aktivitas pengendalian dan informasi dan komunkasi menjadi pilar-pilarnya. Sedangkan Monitoring menjadi atapnya. Dengan demikian, sebuah IC akan berjalan secara efektif jika kelima unsur tersebut terbangun dengan baik dan beroperasi sesuai proporsinya masing-masing. Pengertian Internal Control menurut beberapa para ahli; a. Mulyadi : Sistem Pengendalian Internal Meliputi struktur Organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek 7

ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. b. James R Davis, C Wayne Alderman, & Leonard A Robinson (sesuai dengan SAS No. 55) : Pengendalian Internal adalah seluruh kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang masuk akal agar tujuan organisasi (Entity) dapat tercapai. ELEMEN-ELEMEN Mulyadi : 1. Struktur Organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. 2. Sistem Wewenang dan prosedur pencatatan, yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Efektifitas unsur-unsur Sistem pengendalian tersebut sangat ditentukan oleh Lingkungan Pengendalian (Control Environment) dimana lingkungan pengendalian tersebut memiliki 4 (empat) unsur sebagai berikut : 1. Filosofi dan gaya operasi 2. Berfungsinya dewan komisaris dan komite pemeriksaan 3. Metode Pengendalian Manajemen 4. Kesadaran pengendalian James R Davis, C Wayne Alderman, & Leonard A Robinson : 1. Lingkungan Pengendalian (The Control Environment) Lingkungan Pengendalian adalah efek kolektif dari berbagai factor pada saat pembangunan, penyempurnaan, atau pelemahan efektifnya system akuntansi suatu entitas atau Prosedur Pengendalian (Control Procedures) dan kemampuannya untuk memcapai tujuan tertentu. Faktor Lingkungan Pengendalian meliputi filosofi manajemen dan gaya operasi, struktur organisasi, fungsi dewan direksi dan komisinya (khususnya audit committee), metode penentuan wewenang dan tanggung jawab, metode pengendalian manajemen, kebiasaan dan kebijaksanaan personelnya, dan pengaruh eksternal lainnya yang mempengaruhi sebuah entitas. 8

2. Sistem Akuntansi (The Accounting System) Sistem akuntansi terdiri dari metode-metode dan catatan-catatan yang dibangun untuk mengidentifikasi, membangun, mengklasifkasi, merekam, dan melaporkan transaksi suatu entitas dan untuk menjaga akuntabilitas asset dan hutang yang terkait. Sebuah system akuntansi harus memiliki metode dan catatan yang cukup dan tepat untuk menyelesaikan tujuan sebagai berikut : Mengidentifikasi dan merekam seluruh transaksi yang valid Menggambarkan transaksi dalam basis waktu dan detil yang cukup untuk membolehkan klasifikasi transaksi yang sesuai untuk Laporan Keuangan Mengukur nilai transaksi dalam dalam suatu sikap(gaya/tingkahlaku) yang membolehkan mencatat nilai moneter yang wajar dalam Pernyataan Keuangan. Menentukan periode waktu kapan terjadinya transaksi agar dibolehkannya pencatatan transaksi dalam periode waktu yang sesuai. Menyajikan transaksi secara sesuai dan penyingkapan yang berhubungan dalam pernyataan keuangan. 3. Prosedur Pengendalian (Control Procedures) Prosedur Pengendalian adalah kebijakan dan prosedur tambahan selain Lingkungan Pengendalian dan system akuntasi, yang dibangun manajemen untuk memberikan jaminan yang masuk akal bahwa tujuan khusus sebuah entitas dapat tercapai. Tujuan khusus tersebut terbagi dalam beberapa kategori sebagai berikut : Pemberian wewenang (Otorisasi) yang sesuai untuk melaksanakan transaksi dan kegiatan Pemisahan Tugas Desain dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai Perlindungan yang memadai terhadap akses dan penggunaan asset dan catatan-catatan. Pengecekan independen terhadap performance dan penilaian yang sesuai dengan jumlah yang direkam 9

2.3.Unsur- UnsurPengendalian Intern Agar dapat mencapai tujuan perusahaan, maka diperlukan pengendalian intern yang memadai. Pengendalian intern yang memadai yaitu pengendalian intern yang memenuhi unsurunsur yang berlaku di perusahaan. Menurut Mulyadi dalam buku Auditing menyebutkan unsur-unsur tersebut terdiri dari lima kategori, yaitu : a. Lingkungan pengendalian. b. Penaksiran resiko. c. Informasi dan komunikasi. d. Aktivitas pengendalian. e. Pemantauan. Unsur-unsur pengendalian intern tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran personel organisasi tentang pengendalian. Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian intern, yang membentuk dan terstruktur. Berbagai faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas antara lain: a. Integritas dan nilai etika Efektivitas pengendalian intern bersumber dari dalam diri orang yang mendesain dan melaksanakannya. Pengendalian intern yang memadai desainnya, namun dijalankan oleh orangorang yang tidak menjungjung tinggi integritas dan tidak memiliki etika, akan mengakibatkan tidak terwujudnya tujuan pengendalian intern. Oleh karena itu, tanggung jawab manajemen adalah menjungjung tinggi nilai integritas suatu kemampuan untuk mewujudkan apa yang dikatakan atau telah menjadi komitmennya. b. Komitmen terhadap kompetensi Untuk mencapai tujuan entitas, personel di setiap tingkat organisasi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlakukan untuk melaksanakan tugasnya secara efektif. Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen atas pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, dan paduan antara kecerdasan, pelatihan dan pengalaman yang dituntut dalam pengembangan kompetensi. 10

c. Dewan komisaris dan komite audit Dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas, jika penunjukan auditor dilakukan oleh manajemen puncak, kebebasan auditor akan dapat berkurang dipandang dari sudut pemegang saham. Hal ini karena manajemen puncak adalah pihak yang seharusnya dinilai kejujuran pertanggungjawaban keuangannya oleh auditor, padahal manajemen puncak menentukan pemilihan auditor yang ditugasi dalam audit atas laporan keuangan yang dipakai untuk pertanggungjawaban keuangan oleh manajemen puncak. Dewan komisaris adalah wakil pemegang saham dalam perusahaan berbadan hukum perseroan terbatas. Dewan ini berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen (direksi). Dengan demikian, dewan komisaris yang aktif menjalankan fungsinya dapat mencegah konsentrasi pengendalian yang terlalu banyak di tangan manajemen (direksi). Perusahaan-perusahaan Indonesia yang go public ada yang membentuk komite audit (audit commitee) yang anggotanya seluruh atau terutama terdiri dari pihak luar perusahaan. Pembentukan komite audit ini ditujukan untuk memperkuat independensi auditor yang oleh masyarakat dipercaya untuk menilai kewajaran pertanggungjawaban keuangan yang dilakukan oleh manajemen. d. Filosofi dan gaya operasi manajemen Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar (basic beliefs) yang menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawannya. Filosofi merupakan memeberikan jawaban atas pertanyaanpertanyaan: 1. Apa yang menjadi alasan perusahaan dalam bisnis? 2. Bagaimana perusahaan melaksanakan bisnis? 3. Apa yang dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan sebagai bisnis perusahaan? Dalam berbisnis, manajemen yang memiliki filosofi akan meletakkan kejujuran sebagai dasr bisnisnya. Laporan keuangan perusahaan ini akan digunakan sebagai alat manajemen untuk mencerminkan kejujuran pertanggungjawaban keuangan perusahaan kepada siapa saja yang berhubungan bisnis dengan mereka. Dengan demikian, filosofi ini menjadi warna unik perusahaan dalam melaksanakan bisnis mereka. Gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang bagaimana operasi entitas harus dilaksanakan. Ada manajer yang memilih gaya operasi yang sangat menekankan pentingnya 11

pelaporan keuangan, penyusunan, dan penggunaan anggaran sebagai alat pengukuran kinerja manajer, dan pencapaian tujuan yang telah dicanangkan dalam anggaran; ada manajer yang tidak demikian. Ada manajemen puncak perusahaan yang memilih gaya operasi yang lebih condong pada pemusatan kekuasaan di tangan beberapa gelintir manajer puncak; ada manajer yang memilih gaya operasi yang condong pada desenteralisasi kekuasaan ke tangan manajemen menengah dan bawah. Manajemen dengan gaya operasi sentralisasi memerlukan alat kontrol yang cendurung berbiaya tinggi. e. Struktur organisasi Organisasi dibentuk oleh manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Orang bergabung dalam suatu organisasi dengan maksud utama untuk mencapai tujuan-tujuan yang tidak dapat dicapainya dengan kemampuan yang dimilikinya sendiri. Struktur memberikan kerangka untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktivitas entitas. Pengembangan struktur organisasi suatu entitas mencakup pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab di dalam suatu organisasi dalam tujuan organisasi. f. Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab merupakan perluasan lebih lanjut pengembangan struktur organisasi. Dengan pembagian wewenang yang jelas, organisasi akan dapat mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan organisasi. Di samping itu, pembagian wewenang yang jelas akan memudahkan pertanggungjawaban konsumsi sumber daya organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Jika kepada seorang manajer dibebankan wewenang yang terlalu banyak, hal ini akan berakibat timbulnya iklim yang mendorong ketidakberesan dalam pelaksanaan wewenang tersebut. g. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia Karyawan merupakan unsur penting dalam setiap pengendalian intern. Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur pengendalian intern yang lain dapat dikurangi sampai batas minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Pengendalian intern yang baik tidak akan dapat menghasilkan informasi keuangan yang andal jika dilaksanakan oleh karyawan yang tidak kompeten dan tidak jujur. 12

2. Penaksiran Resiko Penaksiran resiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan pengolahan resiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi di Indonesia. Penaksiran resiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah penaksiran resiko yang terkandung dalam asersi tertentu dalam laporan keuangan dan desain serta implementasi aktivitas pengendalian yang ditujukan untuk mengurangi resiko tersebut pada tingkat minimum dengan mempertimbangkan biaya dan manfaat. Penaksiran resiko manajemen harus mencakup pertimbangan khusus terhadap resiko yang dapat timbul dari perubahan keaadaan, seperti : a. Bidang baru bisnis atau transaksi yang memerlukan prosedur akuntansi yang belum pernah dikenal. b. Perubahan standar akuntansi. c. Hukum dan peraturan baru. d. Perubahan yang berkaitan dengan revisi sistem dan teknologi baru yang digunakan untuk pengolahan informasi. e. Pertumbuhan Pesat, yang menuntut perubahan fungsi pengolahan dan pelaporan informasi dan personel yang terlibat di dalam fungsi tersebut. 3. Informasi dan Komunikasi Sistem akuntansi diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit, menggolongkan, menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi suatu kesatuan usah serta menyelenggarakan pertanggung jawaban kekayaan dan utang kesatuan usaha tersebut. Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Auditing menyebutkan sistem akuntansi yang efektif dapat memberikan keyakinan yang memadai bahwa transaksi telah dicatat atau terjadi adalah : a. Sah. b. Telah diotorisasi. c. Telah dicatat. d. Telah dinilai secara wajar. e. Telah digolongkan secara wajar.. f. Telah dicacat dalam periode yang seharusnya. g. Telah dimasukkan ke dalam buku pembantu dan telah diringkas dengan benar. 13

Komunikasi mencakup penyampaian informasi semua kepada personel yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain baik yang berada di dalam maupun diluar organisasi. Komunikasi mencakup pelaporan penyimpangan kepada pihak yang lebih tinggi dalam kesatuan usaha. 4. Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petrunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan. Kebijakan dan prosedur ini memberikan keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk mengurangi resiko dalam pencapaian tujuan satuan usaha. Aktivitas pengendalian yang relevan dengan pemeriksaan atas laporan keuangan dapat digolongkan kedalam berbagai kelompok. Salah satu cara penggolongan adalah : 1. Pengendalian pengolahan informasi. a. Pengendalian umum. b. Pengendalian aplikasi. (1) Otorisasi memadai (2) Perancangan dan penggunaan dokumen yang memadai. (3) Pengecekan secara independen. 2. Pemisahan fungsi yang memadai. 3. Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan. 4. Review atas kinerja. 5. Pemantauan. Pemantauan atas proses penilaian efektivitas rancangan dan operasional strruktur pengendalian internal secara periodik dan terus menerus yang dilakukan oleh fungsi Internal Auditing untuk melihat apakah telah dilaksanakan semestinya dan telah diperbaiki sesuai dengan keadaan. Informasi untuk penilaian dan perbaikan dapat berasal dari berbagai sumber meliputi studi atas struktur pengendalian internal, Laporan pemeriksa internal, laporan penyimpangan atas aktivitas pengendalian, laporan dari bank sentral, umpan balik dari pegawai, dan keluhan dari pelanggan. 14

2.4.Manfaat pengendalian intern Menurut Mulyadi (2002 : 189 ) manfaat pengendalian intern ini antara lain : 1. Menjaga kekayaan harta milik perusahaan dan catatan organisasi Kekayaan fisik suatu perusahaan dapat dicuri, disalahgunakan atau hancur karena kecelakaan kecuali jika kekayaan tersebut dilindungi dengan pengendalian yang memadai. Begitu juga dengan kekayaan perusahaan yang tidak memiliki wujud fisik seperti piutang dagang akan rawan oleh kekurangan jika dokumen penting dan catatan tidak dijaga. 2. Mengecek ketelitian dan kendalan data akuntan Manajemen memerlukan informasi keuangan yang teliti dan andal untuk menjalankan kegiatan usahanya. Banyak informasi akuntansi yang digunakan oleh manajemen untuk dasar pengambilan keputusan penting. Pengendalian intern dirancang untuk memberikan jaminan proses pengolahan data akuntansi akan menghasilkan informasi keuangan yang teliti dan andal, karena data akuntansi mencerminkan perubahan kekayaan perusahaan. 3. Mendorong efisiensi Pengendalian intern ditujukan untuk mencegah duplikasi usaha yang tidak perlu atau pemborosan dalam segala kegiatan bisnis perusahaan dan untuk mencegah penggunaaan sumber daya perusahaan yang tidak efisien. 4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen menetapkan kebijakan dan prosedur. Pengendalian intern ini ditujukan untuk memberikan jaminan yang memadai agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh karyawan. Untuk mencapai kegunaan dan manfaat pengendalian intern tersebut di atas maka diperlukan adanya sistem informasi akuntansi yang benar hal ini dapat memberikan bantuan yang utama terhadap kekayaan perusahaan dengan cara penyelenggaraan pencatatan aktiva yang baik. Apabila struktur pengendalian intern suatu perusahaan lemah, maka akan timbul kesalahan, ketidakakuratan serta kerugian yang cukup besar bagi perusahaan. 15 Menurut manfaat pengendalian intern tersebut dapat dibedakan menjadi beberapa yaitu : 1. Pengendalian akuntansi (Internal Accounting Control) merupakan bagian dari pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan perusahaan dam mengecek ketelitian dan dapat dipercaya tidaknya data akuntansi. Pengendalian akuntansi yang baik akan

menjamin keamanan kekayaan investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan meghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya. 2. Pengendalian administratif (Internal Administratif Control), meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. 4.1. Kesimpulan BAB III PENUTUP Belajar dari kasus-kasus bisnis perusahaan raksasa dunia yang bangkrut, maka perlu kita sadari bahwa betapa pentingnya keberadaan internal control dalam suatu perusahaan. Hal ini disebabkan karena internal control adalah alat pengawasan bagi manajemen untuk meminimalisasi kemungkinan risiko yang akan terjadi pada perusahaan. Oleh karena itu internal control harus diperhatikan apakah desainnya telah memadai dan apakah telah efektif. Dan juga harus diperhatikan apakah internal control masih up to date agar bisa memberikan manfaat sesuai dengan tujuan diadakannya internal control tersebut. 4.2. Saran Pengendalian intern dalam perusahaan sangat diperlukan untuk mengawasi dan memberikan jaminan terhadap keamanan harta perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut untuk mengawasi kondisi perusahaannya dengan menjaga seluruh aktivitas operasi perusahaan dengan suatu pengendalian yang baik. Pengendalian yang sangat penting diperhatikan adalah kas. 16

DAFTAR PUSTAKA Aldrige, E. J dan S. Sutojo. 2005. Good Corporate Governance. Tata Kelola Perusahaan Yang Sehat. Penerbit Damar Mulia, Jakarta. Arens, A. A., R. J. Elder dan M. S. Beasley. 2006. Auditing and Assurance Services An Integrated Approach. Eleventh Edition. PHIPE International Edition Prentice Hall. Boynton, W. C., N. J. Raymon dan G. K. Walter. 2003. Modern Auditng. Seventh Edition. USA. Richard D. Irwin Inc. Corporation, Orlando, Florida. Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commision (COSO). 1002. Internal Control-Integrated Framework. Root, S. J. 1998. Beyond COSO Internal Control to Enhance Corporate Governance. John Wiley & Sons. INC. Sawyer, L. B., A. D. Mortimer dan H. S. James. 2005. Sawyer s Internal Auditing: The Practice of Modern Internal Auditing. Five Edition. Altamonte Springs, Florida: The Institute of Internal Auditors, Inc. Sarbanes-Oxley Act of 2002 (Sarbox), An Act., 107th Congress USA. Turnbull, S. 1997. Corporate Governance: Its Scope, Concern and Theories. Scholarly Research and Theory Paper. Vol. 5, number 4 October. Zaman, M. 2001 Turnbull-Generating in Due Expectations of the Corporate Governance Role of Audit Committees. Management Auditing Journal. 16/1. pp: 5-9. MCB University Press. 17