BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2009), teori stewardship didesain bagi para peneliti untuk menguji
|
|
- Iwan Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Stewardship Menurut Donaldson dan Davis (dikutip dari Clarke, 2009), teori stewardship didesain bagi para peneliti untuk menguji situasi dimana para manajer dalam perusahaan sebagai pelayan (steward) dapat termotivasi untuk bertindak dengan cara terbaik pada principalnya, sedangkan Chinn (dikutip dari Clarke, 2009) mengatakan bahwa stewardship theory dibangun di atas asumsi filosofis mengenai sifat manusianya yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan kejujuran terhadap pihak lain. Penerapan Teori Stewardship terhadap penelitian ini menjelaskan eksistensi pengelola masjid sebagai manusia yang bertanggungjawab dan dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya dalam mengelola masjid termasuk dalam hal mengelola kas masjid yang digunakan untuk kepentingan publik. 5
2 6 B. Organisasi Sektor Publik Untuk memahami konsep organisasi sektor publik secara utuh, sebenarnya perlu memahami definisi dan teori organisasi dan makna kata publik itu sendiri. Menurut beberapa ahli, yang mendefinisikan organisasi yakni adalah : Menurut Mooney (2011), organisasi adalah segala bentuk setiap perserikatan orang-orang untuk mencapai suatu tujuan bersama. Menurut Simon (2009), organisasi ialah sebagai pola komunikasi yang lengkap dan hubungan lain didalam suatu kelompok orang-orang. Sedangkan menurut Prajudi (2011), menggambarkan bahwa organisasi memiliki sifat yang abstrak, sulit dilihat namun bisa di rasakan eksistensinya. Secara teoritis, organisasi memang dapat di pahami dari berbagai macam sudut pandang atau perspektif. Paling tidak terdapat 2 (dua) pendekatan yang dapat digunakan untuk memaknai organisasi yaitu pendekatan struktural dan pendekatan perilaku. Pendekatan struktural ini sebenarnya menyoroti suatu organisasi sebagai wadah sehingga dapat dikatakan pendekatan ini melihat organisasi sebagai organisasi yang statis. Organisasi disini diartikan sebagai tempat penyelenggaraan berbagai kegiatan dan penggambaran yang jelas mengenai kedudukan, jabatan, serta wewenang dan pertanggungjawaban. Sedangkan organisasi dengan pendekatan perilaku yakni menyoroti
3 7 organisasi sebagai suatu organisasi yang bersifat dinamis yang dapat juga dikatakan bahwa organisasi merupakan proses kerjasama yang serasi antara orang-orang di dalam perwadahan yang sistematis, formal dan hirarkial yang berfikir dan bertindak seirama demi terciptanya tujuan secara efektif dan efisien. Berdasarkan pemikiran-pemikiran di atas, maka pada dasarnya terdapat kesamaan pengertian definisi tentang organisasi, yaitu menyatakan bahwa organisasi sebagai satu kesatuan sosial dari kelompok manusia, yang saling berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing. C. Ciri-ciri Organisasi Sektor Publik Organisasi sektor publik memiliki ciri sebagai berikut: Tidak mencari keuntungan finansial Dimiliki secara kolektif oleh publik Kepemilikan sumber daya tidak dalam bentuk saham D. Karakteristik Organisasi Sektor Publik Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 45 paragraf 01 (2012), karakteristik organisasi nirlaba/sektor publik berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama yang mendasar
4 8 terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi sektor publik dalam tujuannya yakni untuk mensejahterkan masyarakat secara bertahap, baik dalam kebutuhan dasar dan kebutuhan lainnya baik jasmani maupun rohani. Kemudian di samping itu dalam memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apa pun dari organisasi tersebut (Ikatan Akuntan Indonesia, 2012). E. Karakteristik Masjid Masjid merupakan salah satu organisasi nirlaba, sama halnya dengan gereja yang merupakan salah satu jenis organisasi nirlaba yang memiliki beberapa karakteristik dan sering kurang memahami pentingnya memiliki fungsi sistem pengendalian internal. Beberapa karakteristik itu adalah tidak adanya kepemilikan saham, tidak adanya pengukur kinerja secara keseluruhan, dan sering dikelola oleh para profesional yang menyediakan layanan yang ditawarkan oleh organisasi. Latar belakang pendidikan dari para profesional biasanya memiliki sedikit atau sama sekali tidak memiliki pelatihan manajemen bisnis atau akuntansi (Duncan,2008).
5 9 F. Ukuran Masjid Konsep ukuran dalam matematika, umumnya merujuk pada pengertian seperti panjang, luas, dan volume. Berdasarkan ukurannya, masjid dapat diklasifikasikan menjadi masjid besar dan masjid kecil. Klasifikasinya ditentukan berdasarkan ketersediaan fasilitas yang sekaligus menunjukkan kualitas masjid tersebut. Masjid kecil terdiri dari fasilitas utama, sedangkan masjid besar terdiri dari fasilitas utama dan fasilitas pendukung. Yang termasuk fasilitas utama adalah mimbar, mihrab, tempat adzan, tempat wudhu, kamar mandi, toilet. Adapun fasilitas pendukung adalah menara, kantor pengurus, majelis taklim, perpustakaan, poliklinik, baitul mal, Unit Pelayanan Zakat (UPZ), dan lain-lain (Dewan Masjid Indonesia, 2009). Masjid besar memiliki fasilitas yang lebih lengkap daripada masjid kecil. Salah satu fasilitas itu adalah kantor pengurus. Adanya kantor pengurus membuktikan kelengkapan sebuah pengurus masjid yang dapat meningkatkan potensi pemisahan tugas keuangan. Masjid besar biasanya mempekerjakan pegawai yang lebih banyak daripada masjid yang berukuran lebih kecil. Masjid yang lebih besar juga mungkin mempekerjakan seseorang dengan keahlian di bidang akuntansi dan administrasi. Perbedaan inilah yang mungkin membuat kualitas sistem pengendalian internal di masjid yang
6 10 berukuran besar dengan masjid yang berukuran kecil berbeda. Masjid yang berukuran besar mungkin memiliki kualitas sistem pengendalian intern yang lebih baik daripada masjid yang berukuran kecil. G. Pengembangan Sistem Pengendalian Akuntansi Langkah pertama dalam pengembangan sistem pengendalian akuntansi yang efektif adalah mengidentifikasi bidang dimana penyalahgunaan atau kesalahan-kesalahan mungkin terjadi. Beberapa akuntan dapat memberikan checklist (daftar pengecekan) Booklet, Effective Internal Accounting Control Non Profit Organizations: A Guide for Directors and Management, memasukan bidang dan tujuan pengembangan sistem pengendalian akuntansi yang efektif. Yang mana di dalamnya terdapat unsur, antara lain : 1. Pengendalian Umum Pengendalian umum adalah semua bentuk pengendalian yang tidak terkait langsung dengan aplikasi komputer. Contohnya, memastikan bahwa ruang kantor terkunci, kemudian penempatan satpam di tugas jaga. Meliputi: Pengendalian organisasi.
7 11 Pengendalian akuntabilitas aktiva Pengendalian operasi pusat informasi dan Pengendalian otorisasi 2. Penerimaan Kas Untuk memastikan bahwa seluruh kas telah diterima, didepositokan secara cepat, dicatat dengan sesuai, direkonsiliasi, dan dipertahankan menurut prosedur keamanan yang memadai. 3. Pengeluaran Kas Untuk memastikan bahwa semua pembayaran kas hanya dilakukan atas kewenangan pengelola yang tepat, untuk tujuan aktivitas yang valid, dan dicatat secara tepat. 4. Integritas dan Nilai Etika Integritas didefinisikan pula sebagai suatu kepribadian yang dilandasi oleh unsur jujur, berani, bijaksana, dan bertanggung jawab untuk membangun kepercayaan guna memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal. Bila dikaitkan dengan kode etik, integritas didefinisikan sebagai tindakan yang konsisten, sesuai dengan kebijakan dan kode etik organisasi, yang merupakan petunjuk dari keutuhan pribadi dan sikap yang konsisten yang juga harus transparan, akuntabel, bertanggung jawab, dan independen.
8 12 H. Sistem Pengendalian Internal 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Definisi tentang sistem pengendalian internal telah dipaparkan oleh beberapa ahli ekonomi akuntansi. Berikut ini definisi Pengendalian Internal yang dikemukakan commite on Auditing Procedur American Institute of Certified Public Accountant (AICPA), yaitu : Pengendalian intern mencakup rencana organisasi dan semua metode serta tindakan yang telah digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan aktivanya, mengecek kecermatan dan keandalan dari data akuntansinya, memajukan efisiensi operasi, dan mendorong ketaatan pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan pimpinan (Arens dan Loebbecke, 2010). Menurut Committee of Sponsoring Organizations (dikutip dari Duncan 2008), Pengendalian intern didefinisikan sebagai suatu proses, dilakukan oleh entitas dewan direksi, manajemen, dan personil, yang dirancang untuk memberikan jaminan yang wajar atas pencapaian tujuan tentang efektivitas. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Pengendalian Intern di definisikan sebagai berikut: Sistem Pengendalian Intern meliputi organisasi serta semua metode dan
9 13 ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta miliknya, mengecek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha, dan mendorong di taatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan. Menurut Mulyadi (2008), sistem pengendalian internal adalah suatu sistem yang meliputi struktur organisasi,metode dan ukuranukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Dari definisi-definisi sistem pengendalian internal, dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai macam unsur dengan tujuan untuk melindungi harta benda, meneliti ketetapan dan seberapa jauh dapat dipercayai data akuntansi, mendorong efisiensi operasi dan menunjang dipatuhinya kebijaksanaan pimpinan. 2. Komponen Sistem Pengendalian Internal Menurut Standar Profesional Akuntan Publik Per 1 Januari 2011, Pengendalian internal terdiri dari lima komponen yang saling terkait, yaitu : 1. Lingkungan Pengendalian
10 14 Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orangorangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian mencakup sebagai berikut: a. Integritas dan nilai etika b. Komitmen terhadap kompetensi c. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit d. Filosofi dan gaya operasi manajemen 2. Penaksiran Risiko Penilaian risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Penilaian risiko untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan identifikasi, analisis, dan manajemen terhadap risiko yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun eksternal yang dapat terjadi dan secara negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat,
11 15 mengolah, meringkas dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan berikut ini: a. Perubahan dalam lingkup operasi b. Personel baru c. Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki 3. Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian mempunyai berbagai tujuan dan diterapkan diberbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan berikut ini: a. Review terhadap kinerja b. Pengolahan informasi c. Pengendalian fisik d. Pemisahan tugas
12 16 4. Informasi dan Komunikasi Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang yang melaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang meliputi sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas (baik peristiwa atau kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas bagi aktiva, utang, dan ekuitas yang bersangkutan. Kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut berdampak terhadap kemampuan manajemen untuk membuat keputusan semestinya dalam mengendalikan aktivitas entitas dan menyiapkan laporan keuangan yang andal. 5. Pemantauan Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara
13 17 terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduannya. Aktivitas pemantau auditor intern atau personel mencakup penggunaan informasi dari komunikasi pihak luar seperti keluhan customers dan komentar dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan. 3. Tujuan Sistem Pengendalian Intern Menurut Jusup (2008), manajemen menerapkan pengendalian internal untuk memberikan keyakinan memadai dalam mencapai tiga kategori tujuan berikut ini: 1. Keandalan informasi laporan keuangan Pengendalian ditujukan untuk mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan yang disusun oleh manajemen untuk pihak-pihak ekstern telah disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. 2. Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku Pengendalian ditujukan untuk mendeteksi tingkat kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang kemungkinan mempunyai dampak material terhadap laporan keuangan. 3. Efektivitas dan efisiensi operasi Pengendalian berhubungan dengan pengamanan aktiva terhadap
14 18 kemungkinan adanya aktiva yang tidak di otorisasi dalam pembelian, pemakaian atau penjualan. Sedangkan Menurut Mulyadi (2001) tujuan sistem pengendalian internal adalah: 1. Menjaga kekayaan organisasi 2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi 3. Mendorong efisiensi 4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka perlu adanya syarat-syarat tertentu untuk mencapainya, yaitu unsur-unsur yang mendukungnya. American Institute of Certified Public Accountant (dikutip dari Arens dan Loebbecke, 2010) mengemukakan bahwa suatu sistem pengendalian intern yang memuaskan akan bergantung sekurangkurangnya empat unsur pengendalian intern adalah sebagai berikut : 1. Suatu struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tepat. 2. Suatu sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang baik berguna untuk melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta milik, hutang- hutang, pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya. 3. Praktek-praktek yang sehat haruslah dijalankan didalam
15 19 melakukan tugas- tugas dan fungsi-fungsi setiap bagian dalam organisasi. 4. Suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tanggung jawab. I. Kegiatan Pengendalian Internal Pengendalian bukanlah merupakan sesuatu yang diam atau pasif, tetapi merupakan suatu proses atau kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan bersama-sama dengan jalannya kegiatan perusahaan. Pengendalian juga melibatkan berbagai komponen dan bagian di dalam perusahaan, sehingga harus di koordinasi dengan baik 1. Pemberian Otorisasi atas Transaksi dan Kegiatan Otorisasi adalah suatu pemberian sebagian kekuasaan manajemen kepada karyawan untuk melakukan kegiatan dan mengambil keputusan. Hal ini perlu dilakukan karena manajemen tidak akan mampu membuat semua keputusan dan menjalankan semua kegiatan di dalam perusahaan. Pemberian otorisasi sebenarnya tidak sama jenisnya dari suatu perusahaan dan perusahaan lainnya. Hal ini sangat tergantung kepada keinginan manajemen untuk membagi tugas dengan pihak-pihak yang ada di dalam perusahaan. Biasanya untuk kegiatan yang bersifat strategis, tidak akan diberikan kepada karyawan (misalnya penentuan barang yang akan dijual atau penentuan harga
16 20 jual). Otorisasi seringkali diwujudkan dalam bentuk tanda tangan. Apabila manajemen setuju terhadap suatu permintaan, menajemen akan membubuhkan tanda tangan di dokumen yang diajukan. Apabila karyawan diberi wewenang untuk memutuskan, karyawan tersebut yang akan membubuhkan tanda tangan. 2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Salah satu prinsip pengendalian internal yang harus diperhatikan manajemen adalah pembagian tugas dan tanggung jawab. Tidak ada satu karyawan atau satu bagian pun yang dapat menyelesaikan suatu transaksi tanpa campur tangan pihak lain. Manajemen juga harus menerapkan pencegahan terhadap kemungkinan karyawan melakukan kecurangan atau penyelewengan, sebenarnya itu juga karena peran manejemen. Wewenang dan tanggung jawab yang dibagi terdapat tiga fungsi, yaitu fungsi penyimpanan, fungsi pencatatan, dan fungsi pemberian otorisasi. Ketiga fungsi ini tidak boleh ada pada diri satu karyawan atau satu bagian, sehingga harus dipisah. Fungsi penyimpanan, mendapat tugas antara lain: a. Menyimpan kas b. Menyimpan aktiva lain yang ada di perusahaan
17 21 c. Menulis cek d. Meneriman cek Fungsi pencatatan, mendapat tugas antara lain : a. Menyiapkan dokumen transaksi b. Mencatat jurnal c. Mengerjakan atau menyiapkan rekonsiliasi d. Menyiapkan berbagai laporan Fungsi pemberian otorisasi, antara lain: a. Memberi otorisasi atas berbagai transaksi yang menyangkut kas 3. Perancangan dan Penggunaan Dokumen dan Catatan yang Baik Transaksi yang terjadi di dalam perusahaan jumlahnya sangat banyak dan harus di catat melalui dokumen (baik dokumen yang berbentuk fisik maupun berbentuk tampilan layar). Karyawan yang meng-input data transaksi dengan dokumen tersebut akan mudah merasa bosan atau lelah. Kebosanan dan kelelahan inilah yang dapat menyebabkan karyawan tersebut salah dalam melakukan pencatatan. Untuk menghindari resiko ini, perusahaan harus merancang dokumen dan media pencatatan lain yang baik.
18 22 4. Perlindungan yang Cukup terhadap Kekayaan dan Catatan Perusahaan Kekayaan dan catatan perusahaan harus dilindungi dengan baik. Perlindungan yang dapat dilakukan oleh perusahaan, agar tidak terjadi pencurian, penggunaan tanpa otorisasi, dan perusakan. Di antaranya adalah dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Pengawasan dan penyeliaan (supervision) yang efektif dan pembagian tugas dan tanggung jawab yang baik. b. Penyelenggaraan catatan aktiva dan penyajian informasi yang akurat, sehingga dapat menggambarkan keadaan sebenarnya, atau setidak-tidaknya mendekati keadaan yang sesungguhnya. c. Penyediaan tempat penyimpanan yang baik. 5. Pemeriksaan Independen terhadap Kinerja Perusahaan Secara berkala, perusahaan harus melakukan pemeriksaan terhadap kinerja masing-masing bagian atau karyawan. Pemeriksaan kinerja ini dapat dilakukan dengan salah satu langkah berikut: a. Melakukan rekonsiliasi antara dua catatan yang terpisah atau berbeda mengenai suatu rekening. Misalnya untuk mengetahui penjualan tanggal tertentu, dapat diperiksa faktur penjualan pada tanggal tersebut dan barang yang keluar dari gudang pada tanggal
19 23 tersebut. b. Membandingkan antara jumlah unit persediaan di gudang dengan jumlah menurut catatan persediaan. Untuk ini diperlukan perhitungan fisik di gudang. c. Menyelenggarakan double entry bookkeeping, yaitu metode pencatatan yang selalu melibatkan setidak-tidaknya dua rekening untuk mencatat satu transaksi. d. Menjumlah berbagai hitungan dengan cara batch totals, yaitu penjumlahan dari atas ke bawah. Kebanyakan dokumen berisi suatu rincian hitungan yang terdiri atas beberapa baris. J. Jenis-jenis Pengendalian Sistem Jenis pengendalian pada umumnya, sangat bervariasi, karena untuk setiap jenis atau kelompok resiko memerlukan jenis pengendalian tertentu pula. Pada bagian ini akan dibahas berbagai jenis pengendalian sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. 1. Pengendalian Berdasarkan Tujuan a. Pengawasan Akuntansi Pengawasan akuntansi dilakukan dengan menggunakan standar yang sudah biasa digunakan di dalam akuntansi, misalnya laba rugi, biaya, perputaran aktiva, rasio
20 24 keuangan dan sebagainya. b. Pengawasan Manajemen Pengawasan manajemen adalah suatu pengawasan yang bertujuan untuk: (1) meningkatkan efisiensi operasi perusahaan dan (2) meningkatkan kepatuhan terhadap kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen. Menjalankan perusahaan dengan baik agar efisien merupakan keharusan bagi manajemen. Hal ini merupakan salah satu penerapan good corporate governance atau penyelenggaraan perusahaan dengan baik. Seberapa pun besar atau kecilnya perusahaan, harus dijalankan dengan efisien. 2. Pengawasan Berdasarkan Hubungannya dengan Kejadian Pengawasan dapat dilakukan untuk mencegah, menemukan, dan mengoreksi kesalahan. Ada tiga jenis pengawasan yang berhubungan dengan kejadian kesalahan, yaitu pengawasan preventif, pengawasan detektif, dan pengawasan korektif. Sesuai dengan namanya, masing-masing jenis pengawasan tersebut diterapkan sebelum ada kejadian kesalahan, pada waktu terdapat kejadian kesalahan, pada waktu ada kejadian kesalahan, dan setelah ada kesalahan.
21 25 a. Pengawasan Preventif Pengawasan preventif adalah pengawasan yang dilakukan untuk mencegah berbagai kesalahan atau penyelewengan di dalam perusahaan. Pengawasan ini sangat penting karena jika kesalahan sudah terjadi, sulit untuk diperbaiki. Contoh pengawasan preventif yang lain adalah : (1) penyelenggaraan catatan yang baik (2) permonitoran berbagai kegiatan oleh tiap-tiap atasan. Sebagian besar pengawasan yang diperlukan oleh tiap perusahaan adalah pengawasan preventif. b. Pengawasan Detektif Pengawasan detektif adalah pengawasan yang ditujukan untuk menemukan adanya penyelewengan, kesalahan, atau kecurangan. Contoh pengawasan detektif adalah dengan penyelenggaraan pencatatan pada buku besar. Buku besar ini akan dibandingkan dengan jurnal. Apabila ada ketidakseimbangan, dapat ditemukan penyebabnya. c. Pengawasan Korektif Pengawasan korektif adalah pengawasan yang ditujukkan untuk mengoreksi kesalahan atau ketidaksesuaian. Contoh pengawasan korektif ini adalah jurnal penyesuaian pada akhir suatu periode.
22 26 K. Penyebab Gagalnya Pengawasan Sistem pengawasan diterapkan dan dilaksanakan didalam perusahaan adalah untuk menjamin tercapainya berbagai tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen. Namun demikian, sistem pengawasan tetap menghadapi resiko gagal. Kegagalan sistem pengawasan disebabkan karena hal hal dibawah ini, diantaranya: a. Adanya kolusi. Kolusi atau persekongkolan adalah kerja sama antara karyawan dengan karyawan lain di dalam perusahaan, atau antara karyawan dengan pihak luar, untuk mengadakan penyimpangan prosedur demi keuntungan pribadi. Persekongkolan ini biasanya terjadi antara bagian yang bertugas mencatat dengan bagian yang bertugas menyimpan. Bagian yang memberi otorisasi lebih kecil kemungkinannya untuk terlibat karena memiliki kedudukan yang lebih tinggi, namun tidak berarti mereka tidak mungkin melakukan kolusi. b. Penegakan pengawasan kurang baik. Pihak manajemen tidak secara sungguh-sungguh menegakkan sistem pengawasan di dalam perusahaan. Mereka sudah menyetujui untuk mengadakan pengawasan, tetapi manajemen tidak pernah memantau dan mengevaluasi sistem pengawasan yang ada. Bentuk penyimpangan dimulai dari yang sederhana, misalnya tidak secara lengkap mengisi formulir (misalnya pada data tanggal, pada kolom
23 27 keterangan, pada kolom jumlah, bahkan akhirnya mereka tidak menggunakan formulir sama sekali). L. Penelitian Terdahulu Romney dan Steinbart (2009:229) mendefinisikan Sistem Pengendalian Internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga asset, memberikan informasi yang akurat dan andal mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Sebagaimana diketahui, bahwa sistem pengendalian internal yang tidak dilakukan dengan baik akan menimbulkan suatu kecurangan dalam hal keuangan dalam suatu organisasi. Dimana bukti yang mendukung hal tersebut yakni Zamzani (2012), melakukan suatu riset penelitian di Indonesia yang dirancang untuk mengidentifikasi suatu pengendalian internal di organisasi nirlaba, dimana dalam hal ini, melakukan pengujian akibat kejahatan keuangan dan melaporkan jenis kontrol yang tidak pada tempatnya atau yang tidak terinci dalam suatu masjid. Hasil yang diperoleh dalam penelitian tersebut bahwa 33 persen dari penerimaan kas tidak terdeteksi dalam penerimaannya. Di samping itu, Penelitian yang dilakukan oleh Kampo (2013) dengan penelitian yang berjudul Analisa Sistem Pengendalian Internal terhadap
24 28 yayasan pendidikan diperoleh hasil bahwa sekitar 73% (persen) elemenelemen pengendalian internal sudah dimiliki oleh yayasan, meskipun dalam pelaksanaannya masih perlu disempurnakan. Dengan hasil tersebut, mengindikasikan bahwa sistem pengendalian internal terhadap yayasan belum dapat menjamin ketersediaan informasi keuangan yang akurat, handal, dan terutama dalam usaha melindungi aset yayasan secara aman. M. Rerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis 1. Rerangka Pemikiran Ada dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable). Variabel terikat (dependent variable) meliputi kualitas sistem pengendalian intern, sedangkan variabel bebas (independent variable) meliputi ukuran masjid. Kerangka pemikiran dari permasalahan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Sistem Pengendalian Intern Masjid Kecil Ha Gambar2.1 Model Konseptual Sistem Pengendalian Intern Masjid Besar
25 29 2. Pengembangan Hipotesis Ukuran masjid dalam penelitian ini ditinjau dari segi ketersediaan fasilitas dimana salah satunya masjid besar memiliki kantor pengurus yang membuktikan kelengkapan sebuah pengurus masjid yang dapat meningkatkan potensi pemisahan tugas keuangan. Masjid besar biasanya mempekerjakan pegawai yang lebih banyak daripada masjid yang berukuran lebih kecil. Masjid yang lebih besar juga mungkin mempekerjakan seseorang dengan keahlian di bidang akuntansi dan administrasi. Perbedaan inilah yang mungkin membuat kualitas sistem pengendalian intern dimasjid yang berukuran besar dengan masjid yang berukuran kecil berbeda. Booth (dikutip dari Duncan, 2008) telah meneliti dan menunjukkan bahwa ukuran gereja di Amerika Serikat mempengaruhi kualitas sistem pengendalian intern gereja. Ini dibuktikan bahwa 30% dari gereja Methodis kecil tidak memiliki audit tahunan, sedangkan gereja Methodis besar hanya 18%nya yang tidak memiliki audit tahunan. Dengan demikian, hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha: Terdapat perbedaan kualitas sistem pengendalian internal antara masjid besar dengan masjid kecil.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern Menurut Mulyadi ( 2005 : 163 ) sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran
Lebih terperinciMAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL
MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS Dosen: Putri Taqwa Prasetaningrum Disusun Oleh: Nama : Irwandi Nim : 14121041 Kelas : 21/pagi PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKONOLOGI
Lebih terperinciTutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA
Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 (24 November) Akuntan 49.348 50.879 52.270 53.800 53.800*) Akuntan Publik 928 995 1.016 1.003 1.055 KAP 408 417 396 387 394 Cabang KAP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan. Agoes (2004) menjelaskan tiga tujuan pengendalian intern, yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja keuangan perusahaan memberikan pengaruh pada posisi perusahaan dalam persaingan bisnis. Kinerja yang tercermin dari laporan keuangan juga dijadikan
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT)
TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT) Oleh JUMRATUL JANNAH 14121035 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelian Pembelian dapat juga dikatakan sebagai procurement atau pangadaan barang. Mulyadi (2008:298) mengatakan bahwa Pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan
Lebih terperinci1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi
Adalah suatu proses yang dijalankan dewan komisaris, manajemen, personil lain, yang didesign untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan sebagai berikut: 1. Keandalan laporan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan
Lebih terperinciPEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil. ini belum menerapkan praktek yang sehat.
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Rateksi (2012), menganalisis sistem pengendalian internal fungsi penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil penelitian
Lebih terperinciPENGENDALIAN INTERN 1
PENGENDALIAN INTERN 1 Pengertian Pengendalian Intern Standar pekerjaan lapangan yang kedua (PSA No. 01 (SA 150)) menyebutkan Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik sektor industri maupun jasa. Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang pertumbuhan ekonominya cukup tinggi, hal ini berpengaruh dalam perkembangan dunia usaha baik sektor industri
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN INTERN
1 PERTEMUAN KELIMA SISTEM PENGENDALIAN INTERN Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami definisi sistem pengendalian intern. 2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
Lebih terperinciPERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL
PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengendalian internal yang meliputi struktur organisasi beserta semua mekanisme
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1)
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) Sistem Informasi Akuntansi adalah : Kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini, perusahaan-perusahaan menghadapi persaingan yang sangat ketat. Kegiatan usaha dan perdagangan
Lebih terperinciMakalah. Tugas E-Learning Administrasi Bisnis Tentang. Internal Control Yang Meliputi :
Makalah Tugas E-Learning Administrasi Bisnis Tentang Internal Control Yang Meliputi : (Definisi Pengendalian Internal, Unsur- Unsur Pengendalian Intern, Manfaat Pengendalian Intern ) Dosen : Putri Taqwa
Lebih terperinciCHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014
CHAPTER VI Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA Politeknik Negeri Bali 2014 SPAP Pekerjaan Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
Lebih terperinciPERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN
SA Seksi 319 PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber : PSA No. 69 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang pertimbangan auditor atas pengendalian intern klien
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat. Untuk meningkatkan daya saingnya, perusahaan hendaknya menghasilkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit Internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Audit Internal Audit Internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Perlunya konsep Audit internal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi telah menjadi suatu tuntutan bahwa di dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi telah menjadi suatu tuntutan bahwa di dalam perusahaan perlu dilakukan suatu pengelolaan yang memadai terhadap segala kegiatan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government. Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government
BAB II TINJAUAN PUSTAKA B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government Organization (NGO) Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government Organization yang jika diterjemahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha untuk semakin maju lebih efektif. Semakin maju dunia usaha dan semakin berhasilnya perusahaan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua
11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pengendalian Intern 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
4 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Sistem dan Metode Pencatatan Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan atau sering disebut dengan persediaan barang dagang (merchandise inventory) secara umum
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.
BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sebagaimana penulis ketahui pihak manajemen di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang optimal di dalam
Lebih terperinciMATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT
MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT Definisi Materialitas FASB mendefinisikan materialitas sebagai berikut: Besarnya suatu penghilangan atau salah saji informasi akuntansi yang dipandang dari keadaan-keadaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem O Brien, James A.(2010:32) mendefinisikan Sistem adalah sekelompok elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi hingga membentuk kesatuan Gelinas, U. J.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia akan membawa pengaruh yang besar dan luas terhadap perubahan ekonomi selama
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti
BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.
Lebih terperinci1/28/2012. Menurut Warren Reeve & Fees (1999) Pengendalian
Oleh: Eko K. Komara Menurut Mulyadi (2001), Sistem Pengendalian Internal meliputi organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan
Lebih terperinciTUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL
TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL OLEH: ERWIN FEBRIAN (14121005) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA 2015 1 A. PENGENDALIAN
Lebih terperinci- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT
- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, maupun manufaktur mempunyai tujuan yang sama untuk menjaga kelangsungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu
A. Pengertian Audit Intern BAB II TINJAUAN PUSTAKA Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen guna memberikan
Lebih terperinciBAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA
BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Pengendalian dan Pengawasan Intern Sebelum membicarakan unsur-unsur pengawasan
Lebih terperinci`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani
` PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani PENDAHULUAN Pengendalian internal merupakan bagian penting dari kelanjutan pertumbuhan, kinerja, dan kesuksesan setiap
Lebih terperinciKonsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern
75 Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern Pengenalan Sistem pengendalian intern (Mulyadi, 2001, h.165) meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berikut adalah penelitian yang sejenis dengan apa yang akan diteliti: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti / tahun 1. Kriswanto
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi sangat diperlukan oleh perusahaan dan tidak terlepas dari prosedur-prosedur yang saling berkaitan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus berkompetisi. Tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam perkembangan dunia perekonomian saat ini dan semakin tingginya tingkat persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan bersaing
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal. Pengertian pengendalian internal merupakan metode yang berguna bagi
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengendalian Internal II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal Pengertian pengendalian internal merupakan metode yang berguna bagi manajemen untuk menjaga kekayaan organisasi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Struktur Pengendalian Intern. Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Struktur Pengendalian Intern 1. Pengertian Struktur Pengendalian Intern Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat dalam perusahaan memerlukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit eksternal. Faktor utama diperlukannya audit internal adalah meluasnya rentang kendali
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)
DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat
Lebih terperinciKOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT
SA Seksi 325 KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT Sumber: PSA No. 35 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan untuk mengidentifikasi dan melaporkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat ketat antar perusahaan saat ini terjadi di dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan yang sangat ketat antar perusahaan saat ini terjadi di dalam dunia usaha. Perusahaan harus menggunakan segala kemampuannya, metodemetode, dan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis
I. Pengertian Internal Auditing BAB II URAIAN TEORITIS Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor. Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, internal artinya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, peranan sistem dalam kegiatan perusahaan sangatlah penting dalam membangun kepentingan perusahaan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan direksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bebas se-asia tenggara ini, akan mengakibatkan penurunan biaya distribusi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia bersiap menghadapi AFTA (Asean Free Trade Area). Perdagangan bebas se-asia tenggara ini, akan mengakibatkan penurunan biaya distribusi dan meningkatkan volume
Lebih terperinciMenurut Mulyadi (2001), Sistem Pengendalian Internal meliputi organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
Menurut Mulyadi (2001), Sistem Pengendalian Internal meliputi organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
Lebih terperinciINTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK
2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI
Lebih terperinciMAKALAH ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL NAMA :ADRINUS NOLA PALI NIM : PRODI :SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL NAMA :ADRINUS NOLA PALI NIM :14121049 PRODI :SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL
PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN SISTEM DAN PROSEDUR 1. Pengertian Sistem Adanya sistem dalam sebuah organisasi maupun kelompok dalam melakukan kegiatan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
Lebih terperinciPERTEMUAN 2: CAKUPAN AUDIT
PERTEMUAN 2: CAKUPAN AUDIT A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai cakupan atau jenis-jenis audit termasuk didalamnya adalah audit khusus atau investigasi. Melalui pembelajaran ini,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Audit Internal Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku
5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi
Lebih terperinciPiagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk
Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Audit Intern Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen guna memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dihadapkan pada berbagai resiko. Paparan resiko (risk exposure)
BB PDHULU 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dihadapkan pada berbagai resiko. Paparan resiko (risk exposure) adalah ancaman terhadap aset dan kualitas informasi perusahaan akibat tidak memadainya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengendalian Intern Pengendalian meliputi semua metode,kebijakan dan prosedur organisasi yang menjamin keamanan harta kekayaan perusahaan, akurasi dan kelayakan data manajemen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi, dan perekonomian dunia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi, dan perekonomian dunia yang semakin mengglobal telah mengubah iklim usaha dunia di berbagai negara, termasuk di
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT 2015
PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Menurut Ikatan Akuntasi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntan Publik (SAK ETAP) No.11 tahun 2013, pengertian
Lebih terperinciMAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL
MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL DISUSUN OLEH : ZIDNI KARIMATAN NISA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI PROGRAM STUDY SISTEM INFORMASI KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Pulasari (2010) meneliti tentang evaluasi system pengendalian internal penjualan jasa perawatan lift pada PT.Industri Lift Indonesia Nusantara kantor cabang
Lebih terperinciStruktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang
134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan konsep era globalisasi, maka sebagai konsekuensinya semakin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam persaingan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukkan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem pengelolaan data akuntansi yang berada pada kesatuan struktur-struktur dalam satu entitas, seperti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Manoppo (2013) dalam analisis sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PT. Sinar Galesong Prima cabang Manado masih belum efektif,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem informasi akuntansi persediaan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengertian sistem Pada dasarnya sistem digunakan untuk menangani suatu permasalahan atau pekerjaan agar mencapai tujuan perusahaan. Dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoretis 2.1.1 Pengawasan Intern 1. Pengertian Pengawasan Intern Sistem pengawasan intern atau lebih luasnya Sistem Pengawasan Manajemen merupakan keseluruhan paket,
Lebih terperinciBAB II TINJAUN PUSTAKA
BAB II TINJAUN PUSTAKA.1 Pengertian dan Tujuan Sistem Akuntansi.1.1 Pengertian Sistem Definisi sistem menurut Mulyadi (008:5) adalah, suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu unit kegiatan yang melakukan aktivitas pengolahan faktor-faktor produksi, untuk menyediakan barang-barang dan jasa bagi masyarakat,
Lebih terperinci1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa
1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa bumi Badai angin, dan perang 2. Ancaman karena kesalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor industri memegang peranan yang penting untuk mendukung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor industri memegang peranan yang penting untuk mendukung terciptanya kelancaran penyaluran arus barang dan jasa serta memenuhi kebutuhan pokok rakyat.
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam setiap perusahaan tentu menginginkan adanya kemajuan dan berkembang menjadi besar, maka kebutuhan akan adanya suatu pengendalian intern dalam penyelenggaraan
Lebih terperinciDr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA
Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Pengertian Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa
Lebih terperinciMengenal dan Menaksir Resiko
Mengenal dan Menaksir Resiko Reposisi Manajemen Keuangan dalam Menjawab Tuntutan Transparansi-Akuntabilitas Organisasi Nirlaba di Indonesia Lokakarya Keuangan bagi Para Pimpinan Mitra ICCO, Jakarta, 12
Lebih terperinciPEMROSESAN TRANSAKSI DAN PROSES PENGENDALIAN INTERN KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PEMROSESAN TRANSAKSI DAN PROSES PENGENDALIAN INTERN KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Tinjauan Sekilas Pengendalian diperlukan untuk mengurangi exposures. Exposure terdiri dari pengaruh potensi kerugian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. principal. (Donaldson dan Davis, 1991). Teori stewardship berasumsi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Stewardship (Stewardship theory) Stewardship theory didefinisikan sebagai suatu situasi dimana manager tidak mempunyai kepentingan pribadi tetapi mementingkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. terdapat berbagai fungsi yang saling terkoordinasi. Struktur organisasi tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gereja atau Paroki memiliki struktur organisasi yang didalamnya terdapat berbagai fungsi yang saling terkoordinasi. Struktur organisasi tersebut diperlukan
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pihak ektern maupun pihak intern perusahaan, disusun suatu sistem informasi akuntansi. Sistem ini dirancang
Lebih terperinciINTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA
INTERNAL AUDIT Materi 1 Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA 1 FAKTOR PENTING PERKEMBANGAN INTERNAL AUDIT PERDEBATAN MENGENAI PERAN INTERNAL AUDIT 1. Jenis Usaha 2. Luas Kegiatan Usaha 3. Jumlah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Audit Internal a. Pengertian Audit Internal Audit Internal merupakan pengawasan manajerial yang fungsinya mengukur dan mengeavaluasi sistem pengendalian
Lebih terperinciDAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk
DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik ( good governance government ). Hal tersebut dapat diwujudkan melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diberlakukannya otonomi daerah yang ditandai dengan perubahan sistem pemerintahan yang semula sentralisasi menjadi desentralisasi, memberi kewenangan kepada
Lebih terperinci