BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S. At-Tin/95: 5). 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. berlaku untuk semua, mulai usia dini sampai jenjang perguruan tinggi. Usia

BAB I PENDAHULUAN Secara sederhana Flavell mengartikan metakognisi sebagai knowing

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan. yang lebih baik, pendidikan ini berupa pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013

DESKRIPSI KECERDASAN KINESTETIK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KIHADJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keinginan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

berbagai macam aktivitas sosial serta ketaknyamanan dalam kesendirian dan menyendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Perkembangan masyarakat dalam pendidikan sekarang banyak

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB I PENDAHULUAN. menekankan pemberian keterampilan dari berbagai unsur kecerdasan di mulai

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bekal hidup di dunia untuk mengejar masa depan. Kata belajar bukan

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan usia dini (Early childhood education) adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan satu jenis kecerdasan saja, karena kecerdasan merupakan kumpulan kepingan

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL SISWA

BAB I PENDAHULUAN. (2015:7) yang menjelaskan pengertian dari pembelajaran sebagai berikut.

PENINGKATAN KECERDASAN MUSIKAL MELALUI GERAK DAN LAGU PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMALA BHAYANGKARI 70 KECAMATAN MASARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Pendidikan sebagai pengubahan sikap dan tingkah laku

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN LINGUISTIK DENGAN KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA DI KELAS V SD NEGERI LAMREUNG ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu

BAB II KAJIAN TEORI. Kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. nama lembaganya, yakni taman bukan sekolah. Sebutan Taman pada Taman

MEMAHAMI KECERDASAN MAJEMUK ANAK GUNA MENGOPTIMALKAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA MELALUI IDENTIFIKASI DINI

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Sheny Meylinda S, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MULTIPLE INTELLIGENCES (Kecerdasan Ganda)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Febby Achmad Suryadipura, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

PROFIL PEMECAHAN MASALAH SPLDV DENGAN LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ESTI UTAMI A PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan verbal - linguistik (cerdas kata-kata), logika matematika (cerdas angka), visual

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

PERSPEKTIF PENDIDIKAN BERKUALITAS BAGI ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecerdasan yang seimbang. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting pada masa ini. Hal ini disebabkan masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALIS MELALUI METODE PROYEK PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH 01 SROYO, JATEN, KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI. Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. tampil berkarya serta mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERPENGARUH TERHADAP KECERDASAN NATURALIS ANAK KELOMPOK B RA AL HIKMAH PANINGGARAN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan bagi anak usia dini memiliki manfaat yang besar bagi dirinya sendiri dan bagi perkembangan sosialnya karena tingkat kecerdasan anak yang berkembang dengan baik akan memudahkan anak bergaul dengan orang lain serta mampu menciptakan hal-hal yang baru. Gardner (Wortham, 2006) menggambarkan kecerdasan ke dalam tujuh jenis, antara lain: keterampilan verbal, keterampilan matematika, kemampuan spasial, keterampilan gerak, keterampilan memahami orang lain, keterampilan memahami diri sendiri, dan keterampilan musik. Baru-baru ini, ia menambahkan kecerdasan naturalistik sehingga menjadi delapan kecerdasan. Gardner meyakini bahwa masing-masing anak memiliki kekuatan dalam intelegensi. Pengembangan kecerdasan manusia hendaknya dilakukan sejak anak usia dini. Pada anak usia sekitar lima tahun merupakan masa keemasan ( golden age ) yang perkembangan kecerdasannya mencapai 50% kapasitas kecerdasan orang dewasa. Dalam diri manusia terkandung banyak kemampuan/kecerdasan seperti yang dikemukakan oleh Gardner dalam Suparno (2003:17) menetapkan ada 9 jenis kecerdasan anak yaitu kecerdasan bahasa (linguistikvarbal), kecerdasan logis matematis, kecerdasan keruang (visual spasial), kecerdasan musik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan gerakan (kinestetik), kecerdasan naturalis dan kecerdasan eksistensial. Salah satu dari kecerdasan itu adalah kecerdasan intrapersonal atau yang dikenal sebagai kecerdasan diri. Kecerdasan tersebut sangat mempengaruhi kepribadian, bahkan dapat juga mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan anak. Orangtua bersama para pendidik dan lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam membantu anak mengembangkan potensi kecerdasan yang dimilikinya tersebut. Kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan seseorang yang mampu memahami diri sendiri, mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya sendiri, sehingga dapat memotivasi dirinya sendiri. Biasanya orang yang mempunyai skor tinggi dalam faktor- faktor kecerdasan intrapersonal akan digambarkan sebagai seorang yang merasa nyaman pada dirinya

sendiri, puas dan berfikiran positif karena apa yang dilakukannya itu atas jerih payahnya sendiri. Kecerdasan intrapersonal menggambarkan kemampuan seseorang untuk berhubungan dengan orang-orang sekitarnya. Kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memahami dan menggambarkan perasaan, suasana hati, maksud dan keinginan orang lain. Hal ini sesuai pendapat Lewin (dalam Saproni 2008), yang mengatakan bahwa kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan mengenai diri sendiri, kecerdasan ini merupakan kemampuan memahami diri sendiri dan bertanggung jawab pada kehidupannya sendiri. Berbagai penelitian dalam bidang psikologi anak membuktikan anak-anak dengan kecerdasan intrapersonal yang tinggi adalah anak-anak yang bahagia, percaya diri, populer, dan lebih sukses. Mereka lebih mampu menguasai dirinya, menjalin hubungan yang manis dengan orang lain, dapat mengatasi stres, dan memiliki perkembangan bahasa yang baik. Dengan demikian, kecerdasan intrapersonal diperlukan untuk mengatasi berbagai masalah dalam hidup ini dan merupakan dasar menjadi manusia dewasa untuk berkomunikasi dan menjalin hubungan sosial dengan lingkungan yang ada di sekitarnya, hal tersebut sesuai dengan pendapat Armstrong (dalam Musfiroh,2008:54) menyebutkan bahwa kecerdasan intrapersonal yang dimiliki anak dapat berkembang sampai tingkat kemampuan anak di bidang tertentu. Kecerdasan intrapersonal berkaitan dengan kemampuan memahami diri sendiri, mengetahui siapa diri, apa yang bisa dilakukan, apa yang diinginkan dan bagaimana bereaksi terhadap sesuatu. Kita menggambarkan orang yang memiliki pemahaman yang baik mengenai dirinya karena orang-orang tersebut cenderung tidak mengacaukan. Anak yang memiliki kecerdasan intrapersonal cenderung untuk mengetahui apa yang bisa mereka lakukan dan yang tidak bisa mereka lakukan, dan mereka cenderung untuk mengetahui kemana mereka pergi jika mereka butuh bantuan selain itu anak yang memiliki kecerdasan intrapersonal memiliki kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Peka pada ekpresi wajah, suara dan gerakan tubuh orang lain dan mereka mampu memberikan respon secara efektif dalam berkomunikasi. Kecerdasan ini juga mampu untuk masuk ke dalam diri orang lain, mengerti dunia orang lain, mengerti pandangan, sikap orang lain dan umumnya dapat memimpin kelompok.(http/belajar psikologi.com, diakses 16 okteber 2015) Tak banyak orang tua menyadari bahwa kemampuan memahami diri sendiri adalah salah satu jenis kecerdasan yang termasuk ke dalam kecerdasan majemuk atau Multiple Intelligences (MI). Meskipun kecerdasan intrapersonal akan lebih bermanfaat bagi anak sendiri dalam

menghadapi masalah-masalah kehidupan, tetapi banyak tokoh ternama yang sukses berkat kecerdasan intrapersonal tinggi yang mereka miliki. Anak-anak dengan kecerdasan intrapersonal yang dominan juga memiliki kemampuan menemukan cara atau jalan keluar untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran secara tepat. Apabila menghadapi masalah pelik, ia juga mampu memotivasi dirinya agar segera bangkit dan mendorong diri sendiri mencapai citacita atau target diri. Dapat dipastikan, bahwa anak-anak ini akan terhindar dari konflik dalam diri, dan sukses menghadapi masa depan yang diperkirakan penuh dengan masalah pelik. Dalam rangka meletakkan dasar kearah perkembangan kecerdasan intrapersonal anak didik di Taman kanak-kanak perlu kreativitas guru dalam mengajar, membimbing dan melatih anak sesuai dengan perkembangan yang dibutuhkan terlebih perkembangan kecerdasan intrapersonal anak serta dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan intrapersonal anak di Taman Kanak Kanak.. Kelalaian guru dalam membimbing perkembangan kecerdasan sejak dini akan berpengaruh pada perkembangan selanjutnya. Meningkatkan kecerdasan intrapersonal anak di Taman kanak-kanak, meskipun sudah menjadi program yang diatur dalam kurikulum dan dijabarkan dalam program guru seperti program semester, rencana kegiatan mingguan, dan rencana kegiatan harian, tetapi untuk mencapai hal itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karenanya dibutuhkan keahlian guru dalam mengembangkan kecerdasan intrapersonal anak di Taman kanak-kanak serta mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kecerdasan intrapersonal anak di Taman Kanak-Kanak. Menghadapi masalah seperti ini dituntut keahlian seorang guru menelusuri peyebab, menganalisa setiap masalah yang terjadi, serta menciptakan situasi terbaik untuk mengatasi semua persoalan yang dihadapi. Keberhasilan seorang anak tidak terlepas dari bagaimana kemampuan seorang guru untuk senantiasa berinovasi mencari solusi setiap masalah yang timbul. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan kecerdasan intrapersonal pada anak usia dini yaitu banyak orangtua maupun guru yang menganggap kecerdasan intrapersonal kurang penting. Mereka umumnya beranggapan bahwa anak yang pandai secara akademik khususnya yang berhubungan dengan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, maka anak akan mampu menemukan kecerdasan atau kemampuan yang lain termasuk kecerdasan intrapersonal. Kemampuan akademik lebih diutamakan karena banyaknya tuntutan syarat masuk sekolah dasar. Anak yang akan memasuki sekolah dasar minimal harus bisa membaca,

menulis, dan berhitung yang menyebabkan kecerdasan interpersonal terabaikan. Kenyataan ini membuat orangtua maupun guru lebih fokus kepada kemampuan akademik. Keberhasilan seorang anak sangat tergantung pada keberhasilan seorang guru dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan intrapersonal anak itu sendiri. Hal ini identik dengan pendapat yang dikemukakan oleh Yuda (2009;16), Guru mempunyai peran yang sangat besar dalam tumbuh kembang seorang anak. Keberhasilan anak saat dewasa apakah dia menjadi seorang yang baik, atau jahat, pintar atau bodoh, sukses atau gagal, dipengaruhi oleh didikan guru mereka, selain didikan keluarga dan lingkungannya. Dalam hal ini guru memiliki peran penting dalam pendidikan karena guru sebagai pendidik harus mampu mengembangkan semua aspek-aspek perkembangan yang ada dalam diri anak termasuk faktor faktor yang mempengaruhi kecerdasan intrapersonalnya. Guru harusnya mampu menguasai aspek-aspek perkembangan yang ada dalam diri anak. Agar perkembangan anak bisa terstimulus dengan baik, harusnya guru mengamati perkembangan anak setiap hari agar bisa mengamati berbagai macam perkembangan yang dimiliki setiap anak. Saat guru berada dalam kelas perhatian tetap terarah pada anak karena setiap perilaku anak menunjukan seberapa besar perkembangan yang mereka miliki salah satunya yakni perkembangan kecerdasan intrapersonal. Perkembangan kecerdasan Intrapersonal adalah salah satu perkembangan kecerdasan yang ada dalam diri anak, perkembangan ini lebih mengarah pada diri anak seperti anak dapat mengendalikan perasaan negatif, percaya diri, serta mandiri. Berdasarkan hasil pengamatan/observasi di TK Kihadjar Dewantoro 5 Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo bahwa kecerdasan intrapersonal anak masih rendah, dari 23 orang anak kelompok B hanya 12 orang anak atau 60% yang belum memiliki kecerdasan intrapersonal hal ini ditandai kurangnya kecerdasan seperti anak peka terhadap sesuatu, belum mampu mengendalikan emosi dirinya dengan baik serta tidak percaya diri dan tidak mandiri, oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengadakan suatu penelitian mengenai kecerdasan intrapersonal anak di Taman Kanak-Kanak dengan memformulasikan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Kecerdasan Intrapersonal Pada Anak kelompok B di TK Kihadjar Dewantoro 5 Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Faktorfaktor apa yang mempengaruhi pengembangan kecerdasan intrapersonal pada anak kelompok B di TK Kihadjar Dewantoro 5 Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kecerdasan intrapersonal pada anak kelompok B di TK Kihadjar Dewantoro 5 Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini memberikan sumbangsih yang begitu besar dalam upaya mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kecerdasan intrapersonal pada anak kelompok B di TK Kihadjar Dewantoro 5 Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. Di samping itu, digunakan sebagai sumber informasi, khasanah wacana kepustakaan serta sebagai referensi bagi penelitian yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kecerdasan intrapersonal anak di Taman Kanak-Kanak. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini dapat diimplementasikan memperkaya kajian tentang faktor faktor yang dapat mempengaruhi pengembangan kecerdasan intrapersonal bagi anak Taman Kanak Kanak, serta mampu untuk ditindak lanjuti disekolah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan pada anak usia dini utamanya kecerdasan intrapersonal anak serta faktor yang mempengaruhi pengembangan kecerdasan intrapersonal anak.