BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 16 Tahun 2007 tentang Perimbangan Keuangan Kabupaten dan Desa, maka dipandang perlu adanya Pedoman yang mengatur mengenai pengelolaan perimbangan keuangan kabupaten dan desa; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu membentuk Peraturan Bupati tentang Pedoman Pengelolaan Perimbangan Keuangan Kabupaten dan Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerahdaerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
2 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001Nomor 119, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4139); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 16 Tahun 2007 tentang Perimbangan Keuangan Kabupaten dan Desa; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Badung; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintah Negara
3 Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Bali. 3. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Badung. 4. Daerah adalah Kabupaten Badung. 5. Bupati adalah Bupati Badung. 6. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan Daerah. 7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah. 8. Perimbangan Keuangan Kabupaten dan Desa adalah dana yang bersumber dari Penerimaan APBD yang dialokasikan kepada Desa. 9. Dana Alokasi Umum Desa yang selanjutnya disingkat DAU Desa adalah dana bantuan pemerintah kabupaten kepada desa yang bersumber dari bagian perolehan pajak daerah, bagian perolehan retribusi daerah, bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima pemerintah kabupaten yang dialokasikan dengan tujuan keadilan dan pemerataan kemampuan keuangan desa untuk membiaya kebutuhannya. 10. Dana Alokasi Khusus Desa yang selanjutnya disingkat DAK Desa adalah dana bantuan pemerintah kabupaten kepada desa untuk membiayai kegiatan yang sudah ditentukan Pemerintah Kabupaten. 11. Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disingkat ADD adalah dana yang dialokasikan oleh pemerintah Kabupaten untuk desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten. 12. Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah. 13. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah Pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan / atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. 14. Desa adalah atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 15. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Bantuan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistim Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 16. Kepala Desa yang selanjutnya disebut Perbekel adalah pejabat yang disahkan dan dilantik oleh Bupati dari calon terpilih yang ditetapakan dengan Keputusan Badan Permusyawaratan Desa. 17. Pemerintah Desa adalah Perbekel dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
4 18. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 19. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut. 20. Sumber Pendapatan Desa adalah sumber penerimaan Desa yang berasal dari pendapatan asli Desa, bagi hasil Pajak dan Retribusi, bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten, bantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, hibah dan sumbangan dari pihak ketiga. 21. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut APBdesa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah desa dan BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. 22. Pembangunan skala desa adalah pembangunan bidang fisik, ekonomi, dan sosial budaya dengan jangkauan dan manfaatnya hanya terbatas untuk kebutuhan masyarakat desa setempat. 23. Alokasi Dana Desa Minimal yang selanjutnya disebut ADDM adalah besaran alokasi dana desa yang sama untuk setiap desa. 24. Alokasi Dana Desa Proporsional yang selanjutnya disebut ADDP adalah besaran alokasi dana desa yang diberikan kepada desa berdasarkan nilai bobot desa (BDx) yang dihitung dengan rumus dan variable tertentu. 25. Rencana Penggunaan Dana yang selanjutnya disebut RPD adalah rencana penggunaan alokasi dana desa yang disusun oleh Tim Pelaksana Desa dalam rangka pengelolaan ADD. BAB II TUJUAN, SUMBER DAN PROPORSI DANA PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA Bagian Kesatu Tujuan dan Sumber Dana Perimbangan Keuangan Kabupaten dan Desa Pasal 2 (1) Dana perimbangan keuangan kabupaten dan desa bertujuan untuk pemerataan pembangunan dan meningkatkan partisipasi, kesejahteraan serta pelayanan masyarakat desa melalui pembangunan skala desa. (2) Dana perimbangan keuangan kabupaten dan desa bersumber dari APBD Kabupaten tahun berlaku.
5 Bagian Kedua Proporsi Dana Perimbangan Keuangan Kabupaten dan Desa Pasal 3 (1) Dana perimbangan terdiri dari DAU dan DAK Desa (2) DAU desa terdiri bagian penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah tertentu dan bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima kabupaten yang disebut dengan Alokasi Dana Desa (ADD) Pasal 4 Bagian dari penerimaan retribusi daerah tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dialokasikan kepada desa paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari penerimaan retribusi daerah yang ditetapkan dalam APBD. Pasal 5 Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dialokasikan kepada desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) dari penerimaan dana perimbangan yang ditetapkan dalam APBD setelah dikurangi belanja pegawai. Pasal 6 (1) Dalam perhitungan ADD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 berdasarkan azas sebagai berikut : a. azas merata yaitu besaran bagian ADD yang sama untuk setiap desa, yang selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa Minimal (ADDM); b. azas adil adalah besaran bagian ADD berdasarkan nilai bobot desa (BDx) yang dihitung dengan rumus dan variable tertentu, yang selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa Proporsional (ADDP). (2) Besarnya prosentase perbandingan azas merata dan proporsional ditetapkan dengan besaran ADDM adalah 60% dan ADDP adalah 40%. Pasal 7 Pemerintah Kabupaten Badung dapat memberikan DAK Desa bagi desa-desa tertentu untuk membiayai kegiatan yang sudah ditentukan Pemerintah Kabupaten.
6 BAB III MEKANISME PENYALURAN, PENCAIRAN DANA PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA Bagian Kesatu Dana Perimbangan Keuangan Kabupaten dan Desa Yang Bersumber dari Pajak dan Retribusi Daerah Pasal 8 (1) Untuk pencairan dana perimbangan keuangan kabupaten dan desa yang bersumber dari pajak daerah dan Retribusi daerah tertentu, pemerintah desa membuka rekening pada bank yang ditunjuk dengan berdasarkan pada Keputusan Perbekel. (2) Pemerintah Kabupaten menyalurkan dana perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung ke rekening desa. Bagian Kedua Penyaluran dan Pencairan Dana ADD Pasal 9 (1) Pemerintah desa membuka rekening pada bank yang ditunjuk dengan berdasarkan Keputusan Perbekel. (2) Perbekel mengajukan permohonan penyaluran dana kepada Bupati c.q. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Pemerintahan Desa Kabupaten Badung melalui Camat setelah diverifikasi oleh Tim Pendamping Tingkat Kecamatan. (3) Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Pemerintahan Desa Kabupaten Badung akan meneruskan berkas permohonan berikut lampirannya kepada Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Badung. (4) Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Badung, akan menyalurkan dana ADD langsung dari kas daerah ke rekening desa. Pasal 10 (1) Tim pelaksana tingkat desa yang akan melaksanakan kegiatan mengajukan Rencana Penggunaan Dana (RPD) dengan ketentuan : a. Permohonan penyaluran tahap I (30%) pada triwulan kedua dilampiri dengan Laporan pelaksanaan pemerintahan desa (LPPD) tahun sebelumnya, Peraturan Desa tentang APBDesa untuk tahun bersangkutan dan fotocopy rekening kas pemerintah desa.
7 b. Permohonan penyaluran tahap II (40%) pada triwulan ketiga dan tahap III (30%) pada triwulan keempat, dilampiri laporan perkembangan penggunaan ADD tahap sebelumnya. (2) Tim Pelaksana Tingkat Desa mengirimkan RPD dimaksud kepada Tim Pendamping Kecamatan untuk dilakukan verifikasi/penelitian kesesuaian pengajuan anggaran dengan APBDesa (berkas pengajuan RPD yang tidak lengkap atau tidak sesuai dengan APBDesa dikembalikan ke desa). (3) Selanjutnya Camat mengirim berkas pengajuan Rencana Pembangunan Desa yang telah diverifikasi oleh tim pendamping tingkat kecamatan ke Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Pemerintahan Desa Kabupaten Badung guna pencairan dana ADD. (4) Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Pemerintahan Desa Kabupaten Badung atas dasar pengajuan RPD dari kecamatan, mengajukan SPP kepada Kepala Bagian Keuangan Setda Kabupaten Badung. (5) Kepala Bagian Keuangan Setda Kabupaten Badung, menyalurkan dana ADD langsung dari kas daerah ke rekening pemerintah desa di masingmasing bank yang ditunjuk. (6) Pencairan dana di masing-masing Bank dilakukan oleh bendahara desa dengan bukti diri berupa surat kuasa bermeterai cukup dan keputusan penunjukan sebagai bendahara dari Perbekel. (7) Tim pelaksana tingkat desa bertanggungjawab secara keseluruhan terhadap penggunaan ADD. BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN Bagian Kesatu Pelaksanaan Kegiatan Yang Bersumber Dari Pajak dan Retribusi Pasal 11 Pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari pajak daerah dan retribusi daerah tertentu dipergunakan oleh desa sesuai dengan pembangunan skala desa. Bagian Kedua Pelaksanaan Kegiatan Yang Bersumber Dari ADD Pasal 12 (1) Pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam APBDesa yang pembiayaannya bersumber dari dana ADD sepenuhnya dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Tingkat Desa dengan mengacu pada Peraturan Bupati ini.
8 (2) Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan ADD antara lain : a. meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang ADD dan penggunaannya; b. meningkatnya partisipasi masyarakat dalam musrenbang desa dan pelaksanaan pembangunan desa; c. terjadinya sinergi antara kegiatan yang dibiayai ADD dengan programprogram pemerintah lain yang ada di desa; d. meningkatnya swadaya masyarakat; e. tingkat penyerapan tenaga kerja lokal pada kegiatan pembangunan desa; f. jumlah kelompok masyarakat penerima manfaat; g. terjadinya peningkatan pendapatan asli desa. (3) Penggunaan anggaran ADD adalah sebesar 30% untuk belanja aparatur dan operasional pemerintah desa serta BPD, sebesar 70% untuk biaya pemberdayaan masyarakat dan publik. BAB V PERTANGGUNGJAWABAN DANA PERIMBANGAN KEUANGAN KEBUPATEN DAN DESA Bagian Kesatu Dana Perimbangan Keuangan Kabupaten Dan Desa Bersumber dari Pajak dan Retribusi Pasal 13 Pertanggungjwaban dana perimbangan yang bersumber dari pajak daerah dan retribusi daerah tertentu terintegrasi dengan pertanggungjwaban APBDesa, sehingga bentuk pertanggungjawaban adalah pertanggungjawaban APBDesa. Bagian Kedua Pertanggungjawaban Dana ADD Pasal 14 (1) Pelaporan yang diperlukan dalam rangka pengendalian untuk mengetahui perkembangan proses pengelolaan ADD, jenis laporannya meliputi : a. laporan berkala, untuk mengetahui pelaksanaan penggunaan ADD yang dibuat secara rutin setiap bulannya, dengan membuat realisasi penerimaan dan penggunaan ADD setiap bulannya. b. laporan akhir, untuk mengetahui penggunaan ADD mencakup perkembangan pelaksanaan dan penyerapan dana, masalah yang dihadapi, dan rekomendasi penyelesaian masalah dan hasil akhir penggunaan ADD.
9 (2) Adapun susunan laporan akhir pelaksanaan penggunaan ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut : a. pendahuluan; b. program kerja di bidang penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat; c. pelaksanaan penggunaan ADD; d. permasalahan yang dihadapi; e. penutup. (3) Penyampaian laporan berkala dan laporan akhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dilaksanakan secara hirarkis yaitu Tim pelaksana tingkat desa kepada Tim pendamping tingkat kecamatan. Tim pendamping tingkat kecamatan membuat laporan/rekapan dari seluruh laporan tingkat desa diwilayahnya dan melaporkan kepada Bupati c.q. Tim Fasilitas Kabupaten. BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 15 Pemerintah Kabupaten dan Camat wajib membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan desa. Pasal 16 Pembinaan dan pengawasan Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 meliputi : a. memberikan pedoman dan bimbingan pengelolaan perimbangan keuangan kabupaten dan desa; b. memberikan bimbingan dan pelatihan serta penyelenggaraan pengelolaan perimbangan keuangan kabupaten dan desa yang mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban; c. membina dan mengawasi pengelolaan perimbangan keuangan kabupaten dan desa. Pasal 17 Pembinaan dan pengawasan Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 meliputi : a. memfasilitasi administrasi pengelolaan perimbangan keuangan kabupaten dan desa; b. memfasilitasi pelaksanaan pengelolaan perimbangan keuangan kabupaten dan desa; c. memfasilitasi penyelenggaraan pengelolaan perimbangan keuangan kabupaten dan desa yang mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban pengelolaan perimbangan keuangan kabupaten dan desa.
10 Pasal 18 Pengawasan atas penggunaan dana perimbangan keuangan kabupaten dan desa dilaksanakan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Badung. BAB VII SANKSI Pasal 19 Penggunaan dana perimbangan keuangan Kabupaten Badung dan Desa yang tidak sesuai ketentuan, dikenakan sanksi berupa peninjauan kembali atas besaran perimbangan keuangan kabupaten dan desa untuk desa yang bersangkutan tahun berikutnya. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten badung. Ditetapkan di Badung pada tanggal 18 September 2008 BUPATI BADUNG ttd. ANAK AGUNG GDE AGUNG Diundangkan di Badung Pada tanggal 18 September 2008 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BADUNG, ttd. I WAYAN SUBAWA BERITA DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2008 NOMOR 20