BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan, dan salah satu jalan untuk mencapai kebahagiaan itu adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB II PROFIL MAHKAMAH SYARIAH SHAH ALAM SELANGOR. A. Sejarah Singkat Mahkamah Syariah Shah Alam Selangor

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah

BAB I PENDAHULUAN. wanita telah sepakat untuk melangsungkan perkawinan, itu berarti mereka

BAB 1 PENDAHULUAN. kebijakan dan saling menyantuni, keadaan seperti ini lazim disebut sakinah.

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sempurna. Pernikahan adalah suatu cara yang dipilih Allah SWT

i) HARTA SEPENCARIAN ii) MUTAAH iii) PENGUATKUASAAN PERINTAH NAFKAH ORANG ISLAM Macam mana nak tentukan sesuatu harta itu adalah Harta Sepencarian?

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Suatu individu ataupun masyarakat tidak akan tumbuh menjadi

BAB I PENDAHULUAN. agar hubungan laki-laki dan perempuan mampu menyuburkan ketentraman,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perempuan dari kedua jenis tersebut Allah menjadikan mereka saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

segera melaksanakannya. Karena perkawinan dapat mengurangi kemaksiatan, baik

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir batin ini harus ada, karena

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap kematian erat kaitannya dengan harta peninggalan. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam. Sinar Baru al Gesindo, Jakarta. Cet. Ke XXVII. Hal. 374.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

KAJIAN YURIDIS PENETAPAN PENGADILAN AGAMA MUNGKID NOMOR PERKARA 0019/Pdt.P/2012/PA. Mkd TENTANG ITSBAT NIKAH DALAM MENENTUKAN SAHNYA STATUS PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita untuk membentuk rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan

BAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT. menciptakan manusia berpasang-pasangan. Dalam Al Qur an, Allah SWT. berfirman :

------Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu. pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan atas perkara Cerai Talak

KEBIJAKAN SANKSI PIDANA TERHADAP ORANG TUA YANG TIDAK MELAKSANAKAN PENETAPAN UANG NAFKAH ANAK OLEH PENGADILAN PASCA PERCERAIAN

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga

A. Pertimbangan Hukum Hakim dalam Perkara Perceraian Putusan. mediator yang tujuannya agar dapat memberikan alternatif serta solusi yang terbaik

al-za>wa>j atau ahka>m izwa>j. 1

BAB I PENDAHULUAN. A.Rahman I. Doi, penjelasan lengkap hukum-hukum allah (syariah), PT Raja Grafindo persada, Jakarta, 2002, hal.

BAB I. Pendahuluan. melaksanakan tugas dan kewajibannya masing-masing dalam membangun keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, Firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzaariyat : 49, yang artinya :

BAB I PENDAHULUAN. yang didukung oleh umat beragama mustahil bisa terbentuk rumah tangga tanpa. berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Dengan adanya masalah pokok diatas maka dapat pula dikemukakan dua sub masalah, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan dan pendidikan menjadi hak dan kewajiban orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. suci atau jalinan ikatan yang hakiki antara pasangan suami istri. Hanya melalui

KAJIAN HUKUM PERKARA PERCERAIAN YANG DIPUTUS TANPA KEHADIRAN TERGUGAT (VERSTEK) DI PENGADILAN AGAMA (KAJIAN PUTUSAN NOMOR 3838/ Pdt.G/2010/PA.

melakukan pernikahan tetap dikatakan anak. 1

SALINAN P U T U S A N Nomor 144/Pdt.G/2011/PAJP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV. Agama Bojonegoro yang menangani Perceraian Karena Pendengaran. Suami Terganggu, harus mempunyai pertimbangan-pertimbangan yang

BAB IV. ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN MAJELIS HAKIM MENOLAK PERMOHONAN IWA<D} PERKARA KHULU DALAM GUGATAN REKONVENSI (No. 1274/Pdt.G/2010/PA.

BAB I PENDAHULUAN. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Apabila mereka melangsungkan perkawinan maka timbullah hak dan

PUTUSAN Nomor: 467/Pdt.G/2011/PA.Dum BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga mengikat janji dihadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Masyarakat Indonesia tergolong heterogen dalam segala aspeknya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang telah didaftarkan di kepaniteraan pengadilan agama. Pencabutan gugatan

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. Perkawinan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PROBOLINGGO NO. 179/PID.B/PN.PBL TENTANG TINDAK PIDANA ILLEGAL LOGGING

BAB I PENDAHULUAN. dengan melangsungkan Perkawinan manusia dapat mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami isteri memikul amanah dan

P U T U S A N. Nomor : 13/Pdt.G/2009/PA.Pso. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Salinan P U T U S A N

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangpasangan. yaitu laki-laki dan perempuan. Sebagai makhluk sosial, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status

BAB IV. rumah tangga dengan sebaik-baiknya untuk membentuk suatu kehidupan. tangga kedua belah pihak tidak merasa nyaman, tenteram dan mendapaatkan

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan makhluk-nya di dunia ini berpasang-pasangan agar mereka bisa

HARTA SEPENCARIAN EMBUN BIN AWANG LWN MELAH TEH DAN TIGA YANG LAIN JH 42(1) 1437H

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu

WANITA DAN PEMBUBARAN Perkahwinan dalam Islam Oleh : Abd. Muhsin Ahmad Majalah Sinar Rohani Disember 2001

BAB I PENDAHULUAN. menghimpit, menindih atau berkumpul, sedangkan arti kiasanya ialah watha

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

OLEH : MOHD ZAFAR ASHRAF BIN ZULKARNAIN NIM

BAB I PENDAHULUAN. Akomodatif artinya mampu menyerap, menampung keinginan masyarakat yang

KEDUDUKAN ANAK DAN HARTA DALAM PERKAWINAN SIRI DITINJAU DARI UU NOMOR 1 TAHUN 1974

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang

BAB I PENDAHULUAN. kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik

PERJANJIAN PINJAMAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akad yang sangat kuat (mitsaqan ghalidhan) untuk mentaati perintah. Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.

Nomor Putusan : 089/Pdt.G/2010/PA.GM Para pihak : Pemohon Vs Termohon Tahun : 2010 Tanggal diputus : 26 Mei 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

P U T U S A N Nomor xx/pdt.g/2013/pa.ktbm

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN TENTANG HARTA BERSAMA. A. Gambaran Sengketa Harta Bersama pada Tahun 2008 di PA Banjarmasin

BAB 1 PENDAHULUAN. menegakkan rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan berdasarkan

PUTUSAN. Nomor : 0571/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri

ULASAN KES HARTA SEPENCARIAN EMBUN BIN AWANG LWN MELAH TEH DAN TIGA YANG LAIN JH 42(1) 1437H

SKRIPSI PELAKSANAAN PERKAWINAN MELALUI WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. kelamin yang berlainan seorang laki laki dan seorang perempuan ada daya saling

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah merupakan makhluk sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang perkawinan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dengan adanya unifikasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia yang hidup di muka bumi ini pasti menginginkan kebahagiaan, dan salah satu jalan untuk mencapai kebahagiaan itu adalah dengan perkawinan.perkawinan adalah satu ikatan lahir batin antara laki-laki dengan perempuan yang dibangun atas nilai-nilai yang suci. Dengan demikian perkawinan harus disertai totalitas kesiapan ketetiban lahir dan batin, sebagai tanda bahwa seseorang telah memasuki tahap baru dalam kehidupan yang akan menentukan keadaannya di kemudian hari. Firman Allah dalam surah An Nisa ayat 1 : Artinya : Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama - Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. 1 1 Q.S.4. an-nisa ayat 1. 1

2 Perkawinan juga merupakan suatu ikatan perjanjian suci yang kuat untuk hidup bersama secara sah antara laki-laki dengan perempuan dalam membentuk keluarga yang kekal, santun-menyantuni, kasih sayang, aman, tenteram dan bahgia.selain itu perkawinan merupakan ketentuan dari Allah swt dalam menjadikan dan menciptakan alam semesta. Menurut Islam, tujuan perkawinan yang utama adalah untuk beribadah, sebab perkawinan itu adalah memenuhi perintah Allah dan sunnah. Dan untuk memenuhi kebutuhan biologis untuk meneruskan keturunan. Kebahagiaan dan rukun dalam rumahtangga hanya bisa dicapai dengan adanya keserasian dan tumbuhnya saling memahami di antara suami istri. Keadaannya akan berbeda apabila rumahtangga tidak di dasarkan atas keserasian dan saling memahami, biasanya akan menimbulkan konflik yang pada akhirnya berakibat pada putusnya perkahwinan ( perceraian ). Perceraian umumnya didahului oleh perselisihan suami istri dengan kata lain putusnya ikatan perkahwinan tidak terjadi dengan sendirinya begitu saja, tetapi dilatar belakangi oleh sebab-sebab atau alasan-alasan tertentu yang mengakibatkan terancam ikatan perkawinan atau keutuhan rumahtangga. 2 Mengenai kasus ini dibawah subsyeksen 49(1) mengikut undang-undang Mahkamah Tinggi Syariah Negeri Terengganu yang di bahas tentang perceraian sebab suami tidak bekerja menurut undang-undang keluarga Islam negeri Terengganu dan tertakluk kepada enakmen subsyeksen 49(1) undangundang Terengganu yang membolehkan suatu perintah mahkamah untuk 2 Md. Akhir HJ. Yaakub, Dr.siti Zalikhah Md Noor, Beberapa Aspek Mengenai Enakmen Keluarga di Malaysia( Selangor : Al-Rahmaniah, 1989),h.38.

3 membenarkan istri menuntut cerai dengan alasan tertentu yang tertulis dalam enakmen undang-undang mahkamah yaitu di mana suaminya itu tidak diketahui selama tempoh lebih daripada setahun, suaminya itu telah dihukum penjara lebih dari tiga tahun, suaminya telah gila dalam tempoh dua tahun atau menghadapi penyakit kusta, cuba memaksa istri hidup secara porno, menghalangi istri dari melakukan kewajipan agamanya, suami telah murtad yaitu keluar dari Islam, 3 dengan ini penulis besertakan dengan satu data kasus perceraian yang telah berlaku yaitu : 1. Dakwaan dari aduan penggugat MAIZATUL BINTI IBRAHIM KP : 851201-11-5343 4 yang dibacakan di hadapan hakim penggugat telah mendakwa menyatakan bahwa suaminya tidak bekerja dan membohongi penggugat mengata bahwa beliau adalah seorang pemandu teksi dan tidak mempedulikan penggugat sebagai istri dan penggugat mengaku atas dakwaannya bahwa penggugat kecewa dengan sikap suaminya yaitu tergugat yang mempunyai sikap tidak bertanggungjawab dan tergugat sendiri membawa kes ke mahkamah untuk menuntut perceraian dengan suaminya. 5 2. Manakala dakwaan tergugat SHAMSURI BIN ISMAIL KP : 830712-11- 8897 dihadapan hakim menyatakan dakwaannya semasa perbicaraan kasus bahwa penggugat mengaku beliau tidak bekerja dan selama mereka berkahwin penggugat telah membohongi istrinya mengata beliau adalah 3 Enakman undang-undang Keluarga Islam Mahkamah Negeri Terengganu. 4 Kasus Tergugat Maizatul Binti Ibrahim di Mahkamah Tinggi syariah Tinggi Syariah Negeri Terengganu 5 Seksyen 49 enakmen undang-undang negeri Terengganu Dakwaan Penggugat yang bernama Shamsuri Bin Ismail Yang di langsungkan di dalam sidang.

4 seorang pemandu dan penggugat juga mengaku hasil pendapatan yang didapati adalah hasil dari pinjaman untuk kegunaan berbelanja 6. Kasus ini dibaca di hadapan hakim yang bernama Haji Ismail Bin Yahya ketua Hakim Syarie Mahkamah Tinggi Syariah Terengganu. Oleh demikian atas alasan yang dikemukakan penggugatdihadapan hakim yang telah diperjelaskan oleh penggugat memutuskan ikatan mereka berdua dengan alasan yang diberikan penggugat, hakim telah memutuskan bahwa permohonan cerai dari tergugat yang bernama Maizatul Binti Ibrahim KP : 851201-11-5343 terhadap penggugat Shamsuri Bin Ismail KP : 83072-11-8897 adalah di tolak dari mahkamah. Pihak Mahkamah Tinggi Syariah Negeri Terengganu mengeluarkan saman kepada tergugat di atas seksyen 125 enakmen Undang-undang Keluarga Islam Negeri Terengganu Tahun 1985 seseorang yang tidak memberi tanggungjawab yang sewajarnya keatas istri adalah melakukan kesalahan dan hendaklah hukum denda tidak melebihi satu ribu ringgit atau penjara tidak melebihi enam bulan atau kedua-duanya sekali. 7 Tentang kasus ini mendorong penulis untuk mengkaji lebih jauh dalam bentuk skripsi yang mungkin dapat menjadi patokan oleh masyarakat negeri Terengganu khususnya juga menjadi pedoman tauladan kepada masyarakat di Malaysia khususnuya di Negeri Terengganu sendiri.adapun juduk skripsi yang di 6 Dakwaan semasa perbicaraan kasus terhadap tergugat Shamsuri bin Ismail semasa di hadapan Tuan hakim Mahkamah Tinggi Syariah. 7 Sumber data dari mahkamah tinggi syariah negeri Terengganu, seksyen 125 undangundang keluarga Islam Terengganu, h. 73.

5 angkat oleh penulis adalah GUGATAN PERCERAIAN SEBAB SUAMI TIDAK BEKERJA MENURUT UNDANG-UNDANG NEGERI TERENGGANU (S tudi Kasus Saman Nomor 1130-014-0011-2011 Mahkamah Tinggi Syariah Negeri Terengganu) B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar pembahasan penelitian ini menjadi lebih terfokus, tersusun dengan sistematis dan terarah, maka penulis membatasi ruang lingkup permasalahannya kepada putusanalasan dananalisa terhadap putusan hakim Mahkamah Tinggi Syariah Kuala Terengganu. 2. Perumusan Masalah Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana proses Mahkamah Tinggi Syariah Negeri Terengganu tentang gugatan cerai sebab suami tidak bekerja? b. Apa alasan dan pertimbangan hakim mahkamah dalam menolak gugatan cerai kasus saman nomor 1130-014-0011-2011 tersebut? c. Bagaimana analisis hakim terhadap tinjaun hokum Islam dalam masalah-masalah tersebut? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk mendeskripsikan beberapa permasalahan sebagai berikut :

6 1. Mengetahui putusan majelis hakim dalam Enakmen Keluarga Islam Negeri Terengganu. 2. Mengetahui pertimbangan Mahkamah Syariah Terengganu dalam melaksanakan putusan dalam perceraian. 3. mengetahui analisa mahkamah tentang kasus tersebut. Seterusnya manfaat penelitian yang dapat dikutip dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memperluaskan pengetahuan terhadap masalah-masalah keluarga Islam yang berlaku pada zaman sekarang pada umumnya, serta memahami tentang perceraian ( putusnya perkahwinan ). 2. Dapat mengetahui hukum tentang putusnya perkahwinan yang telah ditetapkan oleh al-qur an dan sunnah. Manakala dapat mengikut enakmen keluarga Islam Negeri Terengganu. 3. Dapat menambah wawasan ilmu dalam wilayah kajian yang erat kaitannya dengan program studi Ahwal al-syakhshiah. D. Metode Penelitian Untuk memperolehi suatu hasil yang maksimal dari suatu karangan ilmiah, maka metode penelitian yang dijalankan akan memegang peranan yang sangat penting. Hal ini yang sangat mempengaruhi sampai tidaknya isi penulisan itu kepada tujuan yang ingin dicapai. Metode yabg digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian

7 Pengkajian yang dijalankan adalah berkisar norma hukum positif dan analisis yurisprudensi dari Mahkamah Syariah Negeri Terengganu, Malaysia. Maka, penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif dengan mengaplikasikan pendekatan survey.metode survey merupakan suatu usaha koleksi data yang menyeluruh atas data yang terdiri daripada peraturan hukum positif termasuk putusan lembaga pengadilan dalam setiap penyelesaian perkara. 8 2. Lokasi Penelitian Adapun penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), dengan mengambil lokasi di Mahkamah Tinggi Syariah Terengganu. 3. Objek dan Subjek Penelitian a. Objek dan Subjek : yaitu data yang langsung penulis dapatkan dari petugas atau sumber pertamanya, berupa putusan hakim yang ada di Mahkamah Syariah Negeri Terengganu berhubung dengan gugatan cerai, serta prosedur terkait yang penulis dapatkan dari Enakmen Keluarga Islam Terengganu. 4. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpul data-data yang diperlukan, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu : 2007).h. 70. 8 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

8 a. Wawancara, yaitu penulis mengajukan pertanyaan langsungkepada Hakim, serta Penolong Pendaftar, berkaitan dengan gugatan cerai sebab suami tidak bekerja. b. Dokumentasi, yaitu penulis mengambil data dari berbagai dokumen atau catatan yang berkaitan dengan gugatan cerai sebab suami tidak bekerja di Mahkamah Tinggi Syariah Terengganu. c. Studi pustaka, yaitu penulis menelaah buku-buku literatur yang membicarakan tentang hukum perceraian. 5. Teknik Analisis Data Dalam suatu yurisprudensi, penulis menggunakan analisis kualitafif, di mana data yang terkumpul diolah berdasarkan proses yang lebih bersifat deskriptif. Penulis menerapkan model analisis wacana, yaitu satu metode kritis untuk meneliti permasalahan menurut perspektif fiqih dan dikompirasikan dengan produk hukum positif yang diberlakukan didalam wilayah kajian peneliti, yaitu Enakmen Keluarga Islam Negeri Terengganu dari segi perlaksanaannya di pengadilan termasuklah proses ekskusi. Penulis kemudian mendeduksi data dengan cara merangkum, mengidentifikasi dan mengolah semua data dengan memfokuskan permasalahan sebatas permasalahan yang diteliti, kesimpulan seterusnya di buat dengan mengaplikasikan metode yuris normatif yaitu suatu metode yang menggambarkan permasalahanyang dikaji berdasarkan norma hukum yang berlaku. Diharapkan data atau bahan yang diperoleh menjadi lengkap

9 sehingga permasalahan dapat dianalisa dan disusun dengan jelas, lengkap dan sistematis. 6. Metode Penulisan Setelah data yang dikumpulkan dianalisa, penulis mendiskripsikan data tersebut dengan menggunakan metode sebagai berikut : a. Metode Deduktif, yaitu penulis mengemukakan kaedah-kaedah atau pendapat-pendapat yang bersifat umum kemudian dibahas dan ditarik kesimpulan secara khusus. b. Metode Induktif, yaitu dengan menggambarkan data-data yang khusus, dianalisa dan ditarik kesimpulan yang bersifat umum. c. Metode Deskriptif, yaitu dengan jalan mengemukakan data-data yang diperlukan apa adanya, lalu dianalisa, sehingga dapat disusun menurut kebutuhan yang diperlukan dalam penelitian ini. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini disusun dalam lima bab, di mana tiap bab terdiri beberapa sub bab. sistematika penulisan merupakan uraian ringkas secara garis besar mengenai hal-hal pokok yang di bahas, guna mempermudahkan dalam memahami dan melihat hubungan satu bab dengan lainnya. Adapun uraian pada setiap bab adalah sebagai berikut : BAB I :Merupakan pendahuluan yang diuraikan kepada beberapa sub topik.bab ini berisi latar belakang masalah,pembatasan dan

10 perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan BAB II:Gambaran umum Mahkamah Tinggi Syariah Daerah Kuala Terengganu yang berisi tentang sejarah, lokasi dan kedudukan, misi, visi, ojektif Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Terengganu, pelaksanaan pengadilan di mahkamah, Kompetensi Absolute Mahkamah Syariah dan struktur organisasi. BAB III :Dalam bab ini penulis membahas tentangkonsep perceraian dalam Islam yang di maksudkan dengan undang-undang perceraian, perceraian menurut hokum fiqih, macam-macam perceraian, perceraian dalam perkahwinan. BAB IV :Bab ini penulis membahas tentang putusan Hakim Mahkamah Syariah, alasan dan pertimbangan hakim, analisakasus Perceraian Mahkamah Tinggi, Analisa Penulis Tentang Kasus Gugatan Perceraian. BAB V :Merupakan bagian penutup dari penelitian ini yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.