SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA GURU TERBAIK PADA MIN KEDONDONG MENGGUNAKAN AHP (ANALYTIC HIERARCHY PROCESS) Fiqih Satria, S.

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN SISWA BERPRESTASI PADA SMK WIDYA YAHYA GADINGREJO DENGAN METODE SAW

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MAHASISWA BERPRESTASI DI STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU DENGAN METODE SAW

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

P11 AHP. A. Sidiq P.

DECISSION SUPPORT SYSTEM (DSS) DALAM MENENTUKAN PENILAIAN KINERJA GURU PADA SD NEGERI 1 TIUH MEMON. Ade Lesmana 1, Nur Aminudin 2

Kata Kunci : Fuzzy MADM, SAW, kriteria, beasiswa.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Sistem Informasi OLEH :

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN SISWA TELADAN DI SDN 5 TUNGGUL PAWENANG. Beta Wulan Asmara 1, Dedi Irawan 2

Dina Apriani 1, Elisabet Y.A 2

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISWA BERPRESTASI DI SMP MA`ARIF 10 BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN KUALITAS PELAYANAN PADA APOTEK AMONG ROGO ADILUWIH. Febriana 1, Dedi Irawan 2

Volume : II, Nomor : 1, Pebruari 2014 Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : X

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM

BAB II LANDASAN TEORI

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN CALON SISWA BARU DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADA SMA NEGERI 1 SINGKIL

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN STAF PENGAJAR MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADICTIVE WEIGHTING (SAW) STUDI KASUS PADA SMKN 1 RAWAJITU TIMUR

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE AHP PADA BANK DANAMON CABANG SEGIRI SAMARINDA

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENEJMEN KARIR PEGAWAI. (Studi Kasus STMIK Pringsewu) Mailasari. Jurusan sistem informasi, STMIK PRINGSEWU

DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN METODE SAW

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BEASISWA TINGKAT SEKOLAH

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GURU BERPRESTASI BERDASARKAN KINERJA (STUDI KASUS : SMK Ma arif 1 Kalirejo)

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN LOKASI PERUMAHAN DI KABUPATEN PRINGSEWU MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT

ABSTRAK. Kata kunci : SPK, Penentuan siswa berprestasi, Metode SAW, SD N I Sidomulyo

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: Yogyakarta, 20 Juni 2009

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATRIBUTE DECISSION MAKING.

Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lokasi untuk Cabang Baru Toko Pakan UD.

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X TEKNIK PERMODELAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCES (AHP) SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

Gus melia Testiana. IAIN Raden Fatah, Palembang, Indonesia

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2013) ISBN

Rici Efrianda ( )

Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Pendidikan Indonesia

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN METODE FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA FKIP UMN AL-WASHLIYAH MEDAN) ABSTRACT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Beasiswa Pendidikan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting

Bayu Erlangga 1, Elisabet Y.A 2

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA BERDASARKAN KRITERIA PADA UIN RADEN FATAH PALEMBANG

Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW. Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI PROCESS (AHP)

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Proses Perekrutan Karyawan Studi Kasus PT.Sumber AlfariaTrijaya Dengan Metode AHP.

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JURUSAN SISWA SMA PGRI 2 PRINGSEWU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROSES (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 21, No.21, Oktober 2014 ISSN :

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK INVESTASI PROPERTI

SISTEM SELEKSI BEASISWA SMA NEGERI 2 BAE KUDUS DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ABSTRAK

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA DIKLAT DENGAN FUZZY MADM

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GURU BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PADA SMK NEGERI 9 SEMARANG

APLIKASI PENENTUAN NILAI KEDISIPLINAN DAN LOYALITAS UNTUK REKOMENDASI NILAI BONUS SALESMAN DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING SKRIPSI

PERANCANGAN MODEL SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PROSES PEMILIHAN ADOPSI ANAK DENGAN METODE AHP

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

PERBANDINGAN NILAI RELIABILITAS DARI HASIL METODE SAW DAN METODE TOPSIS

Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process(AHP) sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MEMILIH SISWA BERPRESTASI DI SMK AL BASYARI SENDANGAGUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS(AHP)

SISTEM REKOMENDASI PEMBERHENTIAN HUBUNGAN KERJA MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDTIVE WEIGHTING (SAW) SKRIPSI

IMPLEMENTASI METODE WEIGHTED PRODUCT DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN TUNJANGAN PROFESI GURU DI KABUPATEN NGAWI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

PENERAPAN MULTIMETODE BERBASIS MATRIKS PADA SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN LABOR.

Kata Kunci: Guru, Decision support systems, MADM, SAW. 1. Pendahuluan

Transkripsi:

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA GURU TERBAIK PADA MIN KEDONDONG MENGGUNAKAN AHP (ANALYTIC HIERARCHY PROCESS) Fiqih Satria, S.Kom, Mutiah STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wisma Rini No.09 Pringsewu.Telp/Fax.(0729)22240. www.stmikpringsewu.ac.id Email: fiqihsatria@yahoo.com mutiah_24@yahoo.com Abstract Dalam proses pengambilan kepu tusan yang melibatkan banyak criteria dan banyak alternative, metode Analytical Hierarchy Procces (AHP) sering digunakan sebagai metode pemecahan permasalahan. Pengambilan keputusan dilakukan dengan memberikan nilai persepsi sebagai pembobot oleh seorang pengambil keputusan atau ahli.penerapan adalah sebuah kegiatan yang memiliki tiga unsure penting dan mutlak dalam menjalankannya. Guru adalah orang yang mengajar disekolah Dalam perkembangan teknologi pada saat ini setiap orang sering mengalami masalah dalam menyelesaikan pekerjaan, maka dari itu metode AHP dapat mempermudah dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Analitycal Hierarchy Procces(AHP) merupakan sebuah kegiatan untuk menemukan dan mengembangkan berbagai alternatif tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Penilaian kinerja guru dengan metode Analitycal Hierarchy Procces(AHP) dapat mempermudah pegawai dalam bekerja secara baik dan optimal. Keywords:Analytical Hierarchy Procces (AHP), Penerapan, Guru 1. PENDAHULUAN SPK, yaitu untuk mendukung pengambil 1.1 Latar Belakang keputusan memilih alternatife keputusan Padasaatiniteknologiberkembangdenganp yang merupakan hasil pengolahan esat.perkembanganteknologiini informasi-informasi yang diperoleh dengan menyebabkan meningkatnya permintaan menggunakan model-model pengambilan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keputusan serta untuk menyelesaikan kompetensidibidangnyadanmenguasaiteknol masalah-masalah yang bersifat terstruktur, ogiuntukmenyelesaikanmasalahyangdihadap semi terstruktur dan tidak terstruktur. inya. Pada dasarnya pengambilan keputusan Sistem Pendukung Keputusan(SPK) atau adalah suatu pendekatan sistem pada suatu dikenal dengan Decision Support System masalah, pengumpulan fakta dan informasi, (DSS),pada tahun 1970-an sebagai penentuan yang baik untuk alternatife yang pengganti istilah Management Information dihadapi dan pengambilan tindakan yang System (MIS). Tetapi pada dasarnya SPK menurut analisis merupakan tindakan yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari paling tepat. Tetapi pada sisi lain yang MIS yang dirancang sedemikian rupa berbeda, pembuat keputusan kerap kali sehingga berifat alternatife dengan dihadapkan pada kerumitan dan lingkup pemakainya.maksud dan tujuan dari adanya keputusan dengan data yang cukup banyak. 21

Untuk kepentingan itu, sebagian besar pembuat keputusan dengan mempertimbangkan manfaat/biaya., dihadapkan pada suatu keharusan untuk mengandalkan sistem yang mampu memecahkan suatu masalah secara efesien dan efektif, yang kemudian disebut dengan Sistem pendukung Keputusan(SPK). Sekolah dasar adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Dalam menentukan kriteria kinerja guru di MIN Kedondong masih menggunakan cara yang manual. Penilaian kinerja guru sangat penting dalam menentukan guru yang aktif dan berprestasi dalam suatu sekolah. Seringkali proses penilaian kinerja guru dinilai dari segi golongan dan tingkat pendidikan, padahal masih banyak cara untuk menilai kinerja guru seperti disiplin, tanggung jawab, kejujuran, kerja sama dan kepemimpinan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk Sistem Pendukung Keputusan adalah dengan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Procces(AHP). Metode ini dipilih karena mampu menyeleksi para guru untuk menentukan kriteria kinerja guru MIN Kedondong berdasarkan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang pemilihan judul diatas, maka yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana menentukan kriteria kinerja guru? 2. Bagaimana menerapkan metode Analitycal hierarchy Procces(AHP) pada penilaian kinerja guru pada MIN Kedondong. 3. Bagaimana merancang sistem pendukung keputusan penilaian kinerja guru pada MIN Kedondong dengan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Procces(AHP). 1.3 Batasan Masalah Batasan Masalah yang dimilki dalam Penelitian ini yaitu: 1. Tempat Penelitian pada MIN kedodong 2. Menggunakan Metode AHP 3. Penilaian Kinerja Guru Terbaik 1.4 Tujuan Dan Manfaat Tujuan yang di dimaksud yaitu 1. Bagi Sekolah Memudahkan penilaian kinerja guru terbaik serta mengurangi tingkat kesalahan dalam penilaian 2. Bagi Guru Meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan tugas. 2. Landasan Teori 2.1 Sistem Menurut davis (2008:24) mengemukakan bahwa : Sistem adalah sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen subsistem yang saling bekerjasama atau dihubungkan dengan cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan. 22

Menurut Jogiyanto ( 2006 : 683) mengemukakan bahwa: Sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponan atau sub system yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan elemen subsistem yang saling bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Berikut ini adalah karakter atau sifat-sifat tertentu yang dimiliki oleh sistem: 1. Mempunyai komponen (component). Suatu sistem mempunyai sejumlah komponen yang salingberinteraksi dan bekerjasama untuk membentuk suatu kesatuan. Setiap komponen mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. 2. Batas sistem (boundary). Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainya. 3. Penghubung sistem (interface). Penghubung merupakan media antara subsistem dengan subsistem lainya. Penghubung memungkinkan sumbersumber daya dari satu subsistem ke subsistem lainya, dan juga subsistem - subsistem tersebut dapat berintegrasi membentuk satu kesatuan. 4. Masukan sistem (input). Sesuatu yang dimasukan ke dalam sistem yang berasal dari lingkungan. 5. Keluaran sistem (output). Suatu hasil dari proses pengolahan sistem yang dikeluarkan ke lingkungan. 6. Pengolahan sistem (proces). Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan mengubah masukan menjadi keluaran 7. Lingkungan luar sistem (environments) Segala sesuatu di luar batas Suatu sistem yang mempengaruhi kinerja. Sasaran suatu tujuan (goal) Setiap sistem mempunyai tujuan.suatu sistem dikatakan berhasil jika mengenai sasaran atau tujuan (goal). 2.2 Informasi Menurut Sutarbi (2005 : 23) mengemukakan bahwa : Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau di interprestasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sedangkan menurut Jogiyanto (2006 : 682) mengemukakan bahwa: Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengelolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadiankejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan. 2.3 Sistem Informasi Definisi umum sistem informasi adalah : Sebuah sistem yang terdiri atas rangkaian 23

subsistem informasi terhadap pengolahan data untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan. (Kusrini, S.Kom & Andri Koniyo, 2009 : 67). Sistem Informasi didefinisikan oleh Robert A. Laitch dan K. Roscoe Bavis sebagai berikut : Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. 2.4 Data Data adalah sesuatu yang digunakan ataudibutuhkandalampenelitiandenganmeng gunakan parameter tertentu yang telahditentukan. 2.5 Sistem Pendukung Keputusan (Raymond McLeod 1998 pada jurnal Ernawati), Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manager pada berbagai tingkatan. Menurut Litle, Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem informasi berbasis computer yang menghasilkan berbagai alternative keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur dengan menggunakan data dan model. 2.6 FMADM (Raymond McLeod 1998 pada jurnal Ratih), Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan criteria tertentu. Inti dari FMADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan. Pada dasarnya, ada tiga pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subjektif, pendekatan objektif dan pendekatan integrasi antara subjektif dan objektif.masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan subjektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subjektivitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa factor dalam proses perankingan alternative bias ditentukan secara bebas. Pada pendekatan objektif, nilai bobot dihitung secara matematis dari pengambil keputusan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah FMADM yaitu: a. Simple Additive Weighting (SAW) b. Weighted Product (WP) c. ELECTRE d. TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution) e. Analytic Hierarchy Process (AHP) 2.7 Analytical Hierarchy Process(AHP) (Dyer,2002 pada jurnal Erlysa), Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah 24

sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, member nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat berjalandan memberikan pendapat atau solusi yang bermanfaat. 2. Metode Wawancara Metode wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan kegiatan berbicara langsung dengan Pihak Sekolah di tempat penelitian, untuk bahan perancangan dan pembangunan Sistem Pendukung Keputusan dalam rangka meningkatkan Kinerja Guru 3. Metode Kepustakaan Teknik pengumpulan data dengan cara referensi berupa berkas, melalui internet, jurnal penelitian dsb. 3.2 Model Perancangan 3.2.1 Metode AHP (Analisis Hierarki Proses) Langkah langkah dan proses Analisis Hierarki Proses (AHP) adalah sebagai berikut 1. Memdefinisikan permasalahan dan penentuan tujuan. Jika AHP digunakan untuk memilih alternatif atau menyusun prioriras alternatif, pada tahap ini dilakukan pengembangan alternatif 3. METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengumpulan Data 1. Metode Observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti dengan menganalisis sistem yang tengah 25

Intensitas Kepentingan Tabel. 1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan Keterangan 1 Kedua elemen sama pentingnya 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya 5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari level hirarki paling atas yang ditujukan untuk memilih kriteria, misalnya A, kemudian diambil elemen yang akan dibandingkan, misal A1, A2, dan A3. Maka susunan elemen-elemen yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada gambar matriks di bawah ini : Tabel 2. Contoh matriks perbandingan berpasangan A1 1 A1 A2 A3 A2 1 A3 1 2. Menyusun masalah kedalam hierarki sehingga permasalahan yang kompleks dapat ditinjau dari sisi yang detail dan terukur. 3. Penyusunan prioritas untuk tiap elemen masalah pada hierarki. Proses ini menghasilkan bobot atau kontribusi elemen terhadap pencapaian tujuan sehingga elemen dengan bobot tertinggi memiliki prioritas penanganan. Prioritas dihasilkan dari suatu matriks perbandinagan berpasangan antara seluruh elemen pada tingkat hierarki yang sama. 4. Melakukan pengujian konsitensi terhadap perbandingan antar elemen yang didapatan pada tiap tingkat hierarki Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal. Hubungan tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut. Hubungan kardinal : a ij. a jk = a ik Hubungan ordinal : A i > A j, A j > A k maka A i > A k Hubungan diatas dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut : a. Dengan melihat preferensi multiplikatif, misalnya bila anggur lebih enak empat kali dari mangga dan mangga lebih enak dua kali dari pisang maka anggur lebih enak delapan kali dari pisang. b. Dengan melihat preferensi transitif, misalnya anggur lebih enak dari mangga dan mangga lebih enak dari pisang maka anggur lebih enak dari pisang. 26

Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari hubungan tersebut, sehingga matriks tersebut tidak konsisten sempurna. Hal ini terjadi karena ketidakkonsistenan dalam preferensi seseorang. Penghitungan konsistensi logis dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : a. Mengalikan matriks dengan proritas bersesuaian. b. Menjumlahkan hasil perkalian per baris. c. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. d. Hasil c dibagi jumlah elemen, akan didapat λmaks. e. Indeks Konsistensi (CI) = (λmaks-n) / (n-1) f. Rasio Konsistensi = CI/ RI, di mana RI adalah indeks random konsistensi. Jika rasio konsistensi 0.1, hasil perhitungan data dapat dibenarkan. Daftar RI dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Nilai Indeks Random Ukuran Nilai RI Matriks 1,2 0,00 3 0,58 4 0,90 5 1,12 6 1,24 7 1,32 8 1,41 9 1,45 10 1,49 11 1,51 12 1,48 13 1,56 14 1,57 15 1,59 3.3 Analisis Data Analisis yaitu proses untuk menentukan kelemahan dan kelebihan suatu sistem, dan mencari asal dari permasalahan yang terjadi selanjutnya memikirkan alternatif untuk pemecahan masalah serta mencari solusi terbaik untuk pemecahan masalah tersebut. (Indrajani, 2011:8). Berdasarkan dua kutipan diatas, dapat disimpulkan bahawa Analisis adalah suatu proses untuk menentukan kelemahan dan kelebihan serta mancari asal dari permasalahan yang terjadi yang terjadi pada suatu sistem yang melibatkan interaksi antar manusia, kelompok-kelompok orang, komputer dan organisasi, untuk memikirkan alternatif dan solusi pemecahan masalah tersebut 4. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 4.1 Perancangan Dalam tahap ini akan dirancang perangkat lunak untuk absensi yang akan di buat berdarakan analisis sistem yang sedang berjalan yang telah dilakukan sebelumnya, berdasarkan analisis sistem yang sedang berjalan makan sistem yang telah ada akan dikembangkan, pengembangan sistem dilakukan dengan mengubah sistem yang masih manual dikembangkan menjadi terkomputerisasi. Setelah memahami sitem yang sedang berjalan dan sistem yang akan di bangun, maka tahap selanjutnya adalah membuat perancangan sistem terlebih dahulu 27

4.1.1 Diagram Alir Utama Dalam diagram alir utama ini digambarkan algoritma secara umum semua proses yang ada dalam Sistem Pendukung Keputusan. Proses diawali dengan pengisian form penilaian, kemudian proses selanjutnya adalah proses Sistem Pendukung pemilihan guru terbaik berikut gambaran alurnya. Gambar 4.1 Diagram Yang Berjalan 4.2 Implementasi 4.2.1 Algoritma Algoritma adalah merupakan kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah.mperintah perintah ini dapat diterjemahkan secara bertahap dari awal hingga akhir. Masalah tersebut dapat berupa apa saja, dengan catatan untuk setiap masalah, ada kriteria kondisi awal yang harus dipenuhi sebelum menjalankan algoritma. Algoritma sistem pendukung keputusan dalam pendukung keputusan penilaian kinerja guru ini terbagi dalam beberapa langkah berikut penjelasannya 28 :Algoritma sistem pendukung keputusan dalam pendukung keputusan penilaian kinerja guru ini terbagi dalam beberapa langkah berikut penjelasannya : 1. Algoritma Perbandingan Kriteria input : C1 Absensi C2 Prestasi C3 Jenjang Output : C Kolom matriks Proses : { Matriks Perbandingan kriteria } C1 (C1/C1),(C1/C2),(C1/C3) C2 (C1/C1),(C1/C1),(C1/C3) C3 (C1/C1),(C1/C2),(C1/C1) 2. Algoritma Keputusan Input : N Jumlah kriteria C Jumlah elemen Output: Maksimum CI Minimum CR Hasil Proses: { Penentuan bobot keseluruhan } Endfor For =1 to 4 Bobot pemilih c n Endfor { Membuat nilai Max konsistensi } Max total For =1 to 4 Max ( Bobot * n )

Endfor Index konsistensi max n n 1 { Membuat rasio konsistensi } If Jumlah kriteria = ukuran matriks then Nilai ukuran matriks ukuran matriks CIRasio konsistensi Nilai ukuran matriks { Tahap Pemilihan Guru / SPK } Nilai bobot bobot guru * bobotpersepsi Nama Guru Guru yang bobotnyamaksimum Table 4.1 Matriks Berpasang Kriteria C1 C2 C3 C1 1 3 3 C2 0.33 1 3 C3 0.33 0.33 1 Jumlah 1.66 4.33 7 Nilai setiap alternatif pada setiap atribut setelah dikonfersikan berdasarkan bobot kriteria uraiannya. 4.3 Implementasi Sistem 4.3.1 Menghitung matriks priorita kriteria Pada tahap ini dicari prioritas kriteria untuk nantinya menentukana pakah nlai yang dimaksukkan dalam matriks sesuai. Table 4.2 Matriks Prioritas Berpasang Kriteria C1 C2 C3 Egien Vektor C1 0.602 0.692 0.428 0.574 C2 0.198 0.230 0.428 0.285 Angka diatas didapat dari membagi nilai kolom baris dengan jumlah kolom.prioritas didapat melalui membagi jumlah tiap baris dengan jumlah matriks. λmaks = ( 1.66 x 0.574 ) + ( 4.33 x 0.285 ) + ( 7 x 0.138 ) = 0.95284 + 1.23405 + 0.966 = 3.15 C1 = (λmaks n) / ( n 1 ) = ( 3.15 3 ) / ( 3 1 ) = 0.07 CR = C1 / CR = 0.07 / 0.58 = 0.13 Oleh karena itu C1 ( Consistency) dari kriteria <0.1 maka consistency dari perhitungan tersebut bisa Di Katakan Terbaik. 4.3.2 Perhitungan Matriks berpasangan C1 ( Absensi) Table 4.3 Matriks Berpasang C1 Rendah Sedang Tinggi Rendah 0.602 0.692 0.428 Sedang 0.198 0.230 0.428 Tinggi 0.198 0.076 0.142 4.3.3 Perhitungan Matriks berpasangan C2 ( Prestasi ) Table 4.3 Matriks Berpasang C2 Rendah Sedang Tinggi Rendah 0.602 0.692 0.428 Sedang 0.198 0.230 0.428 Tinggi 0.198 0.076 0.142 C3 0.198 0.076 0.138 0.142 29

4.3.4 Perhitungan Matriks berpasangan Jenjang ( C3 ) Table 4.3 Matriks Berpasang C3 Rendah Sedang Tinggi Rendah 0.602 0.692 0.428 Sedang 0.198 0.230 0.428 Tinggi 0.198 0.076 0.142 Ket : C1 1). 40% dari Absensi nilai bobot 3 2). 30% dari Absensi nilai bobot 2 3). 20 % dari Absensi nilai bobot 1 C2 1). Lebih dari 5 Prestasi Bobot 3 2). Lebih dari 3 Prestasi Bobot 2 3). Lebih dari 1 Prestasi Bobot 1 C3 1). Tingkat Sarjana Bobot 3 2). Tingkat Diploma Bobot 2 3). Tingkat Menegah Atas Bobot 1 Keterangan bobot : - 3 ( tinggi ) - 2 ( sedang ) - 1 ( rendah ) Ketentuan dari pembobotan jika 1.1 Maka Guru tersebut bisa di katakan terbaik. a. Contoh study kasus Nama C1 C2 C3 Bpk. Rudi 3 2 2 Bpk. doni 0.142 0.230 0.230 Menghitung jumlah total bobot yang di dapat. Bobot = C1 + C2 + C3 = 0.142 +0.230 + 0.230 = 0.602 Nilai bobot yang didapat yaitu 0.602 Berdasarkan ketentuan di atas 1.1 maka akan menjadi guru terbaik. 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan evaluasi bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemberian kriteria-kriteria dalam penentuan penilaian kinerja guru dapat membantu dalammengambil keputusan untuk menentukan kinerja guru yang berprestasi 2. Dengan menerapkan metode Analitycal Hierarchy procces (AHP) proses pemilihan penilaian kinerja guru lebih efesien sehingga pihak sekolah lebih cepat memutuskan guru yang berprestasi. 3. Sistem pengambilan keputusan dengan menggunakan metode Analitycal Hierarchy procces (AHP) telah membantu pihak sekolah delam menentukan pemilihan kinerja guru yang berprestasi. 5.2 Saran Penulis ingin memberikan beberapa saran yang mungkin berguna untuk pihak sekolah antara lain sebagai berikut : 1. Sistem pengambilan keputusan penilaian kinerja guru diharapkan menambah kriteria seperti pendidikan. 2. Untuk pengembangan berikutnya dapat juga diterapkan dengan metode lain seperti TOPSIS. 30

3. Sistem pengambilan keputusan penilaian kinerja guru juga dapat digunakan dengan menggunakan aplikasi Matlab DAFTAR PUSTAKA Ernawati, Ratih.Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan siswa berprestasi Di BBEC Komputer Gadingrejo. Jurusan sistem informasi, Stmik Pringsewu lampung indonesia. Erlysa, Winny. Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Metode Atau Alat Kontrasepsi. Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Tarumanagara, Jakarta Handoyo, Tri. Sistem Pendukung Keputusan Jogiyanto H.M., dr. M.B.A., Akt. Sistem Informasi Berbasis Komputer Edisi 2, konsep dasar dan komponen. Yogyakarta 1997 Jurnal, Ocktavia Dwi Ratnasari, Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Guru Berprestasi Dengan Metode Topsis, 2011 Penerimaan Pegawai dengan Metode AHP.Jurusan Teknik Informatika, Stmik Bina Patria Magelang. Sutabri, Tata 2012. Analisis Sistem Informasi. Andi Offset, Yogyakarta. 31