I. PENDAHULUAN. bekerja di sektor pertanian. Di sektor tersebut dikembangkan sebagai sumber mata

dokumen-dokumen yang mirip
DESKRIPSI KEMITRAAN TEBU MILIK MASYARAKAT DENGAN PT GUNUNG MADU PLANTATION

II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA PIKIR. Geografi menurut ikatan Geografi Indonesia (IGI :1988) dalam adalah ilmu yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. bekerja pada bidang pertanian. Menurut BPS tahun 2013, sekitar 39,96 juta orang

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan.

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Konsumsi Gula Tahun Periode

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk menaikan taraf hidup dan dapat dikatakan bahwa

I. PENDAHULUAN. mata pencaharian dari masyarakat. Menurut konsep dasar geografi yakni, konsep

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DINAMIKA DAN RISIKO KINERJA TEBU SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI GULA DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

I. PENDAHULUAN. upaya yang dilakukan pemerintah yaitu pembangunan di bidang industri, dalam

I. PENDAHULUAN. Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan

I. PENDAHULUAN. dianggap sebagai sumber kehidupan dan lapangan kerja, maka pertanian

I. PENDAHULUAN. Pembangunan industri memiliki peranan penting dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu

BAB I PENDAHULUAN. Menuju Swasembada Gula Nasional Tahun 2014, PTPN II Persero PG Kwala. Madu yang turut sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

Peran Bank Jateng Dalam Implementasi Program. Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi (KKP-E)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pemerintah yang konsisten yang mendukung pembangunan pertanian. Sasaran pembangunan di sektor pertanian diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sumber pendapatan bagi sekitar ribu RTUT (Rumah Tangga Usahatani Tani) (BPS, 2009).

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

I. PENDAHULUAN. ruang untuk penggunaan lahan bagi kehidupan manusia. Sehubungan dengan hal

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang bersuku Gayo dan daerahnya terletak di Dataran Tinggi tepatnya

I. PENDAHULUAN. Rajabasa dan merupakan desa pesisir pantai, secara geografis Desa Hargo

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. zaman pendudukan Belanda. Pabrik-pabrik gula banyak dibangun di Pulau Jawa,

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB I PENDAHULUAN. indikator perkembangan ekonominya. Perkembangan ekonomi yang telah

BAB II KAJIAN TEORI. pembangunan (Bintarto, 1991: 30). pendekatannya. Bintarto dan Surastopo Hadisumarmo ( 1991: 12-24),

VI. DAYA DUKUNG WILAYAH UNTUK PERKEBUNAN KARET

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam

Gambar I.1 Jumlah Petani Indonesia tahun 2013 (Sumber : BPS, 2013)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 km 2 yang terdiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Selatan merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota di

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara agraris yang artinya sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kebiasaan masyarakat Indonesia mengonsumsi gula akan berimplikasi pada

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

I. PENDAHULUAN. Masyarakat desa di Indonesia pada umumnya bercorak pertanian sebagai basis

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan

72 VII. STRATEGI PROGRAM PEMBERDAYAAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Sektor pertanian tidak hanya sebagai

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam di Indonesia sangat berlimpah. Dengan aneka potensi

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah trofis dengan luas

REKAYA DAN UJI KINERJA ALAT ROGES TEBU BAB I PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah

Tanggung Jawab Pabrik Gula Trangkil dalam Kerja Sama dengan Petani Tebu Rakyat di Trangkil Kabupaten Pati. Ema Bela Ayu Wardani

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi Unit Desa Sawit Jaya (KUD -Sawit Jaya) desa Suka Mulya

Hasil Wawancara. Tanggal : 26 Februari 2015 Informan : Bpk. Suyono Jabatan : Asisten Menejer Divisi Tanaman

I. PENDAHULUAN. tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat. menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga.

1. PENDAHULUAN. produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dalam arti luas industri mencakup

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Gula Subsistem Input Subsistem Usahatani

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Di sektor tersebut dikembangkan sebagai sumber mata pencaharian masyarakat dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya. Selain melakukan pertanian pangan, ternyata banyak juga masyarakat yang mengembangkan pertanian untuk bahan baku industri. Upaya pengelolaan tanaman untuk bahan baku industri yang berasal dari hasil pertanian, nampaknya produksi tersebut juga harus berkualitas untuk kepentingan proses produksi industri karena keberadaan industri harus mampu menghasilkan dan meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu hasil pertanian khususnya di Kampung Gunung Agung sebagai tanaman perdagangan yang dijadikan sebagai bahan baku industri yaitu tanaman tebu yang merupakan bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis dan berada di dataran rendah. Lokasi tersebut, seperti yang berada di wilayah Lampung Tengah yang memiliki iklim tropis dengan ketinggian antara 30-60 meter dpal, dengan temperatur udara rata-rata berkisar antara 26 o C 28 o C. Temperatur maksimum yang sangat jarang dialami adalah 33 o C dan juga temperatur minimum 22 o C ( BPS, 2009:xxvi).

2 Luas lahan tebu yang dimiliki PT Gunung Madu Plantation ternyata masih membutuhkan kemitraan dengan masyarakat, lahan warga untuk memperluas penanaman tebu merupakan upaya memperbanyak hasil produksi dan memberikan kontribusi guna membantu mensejahterakan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarganya. Bentuk kemitraan PT Gunung Madu Plantation yang bekerjasama dengan masyarakat tersebut bertujuan untuk dapat memberikan keuntungan kepada perusahaan maupun masyarakat pemilik lahan. Kondisi yang ada di sekitar lahan perkebunan dan industri sering memunculkan adanya gagasan untuk menciptakan kerjasama yang bermanfaat bagi penduduk. Seperti halnya kemitraan PT Gunung Madu Plantation dengan masyarakat sekitar, dalam kegiatan perekonomian kemitraan merupakan program yang mempengaruhi kehidupan masyarakat anggota kemitraan, sesuai dengan konsep keterkaitan keruangan yang dikemukakan oleh Sumadi (2003 : 50) Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan menunjukkan derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena yang lain di suatu tempat atau ruang, baik yang menyangkut fenomena alam, tumbuhan atau kehidupan sosial. Kovariasi ini juga mewujudkan suatu region yang bersifat formal, tidak seperti halnya region fungsional yang terwujud dari integrasi fenomena yang saling berinteraksi. Berdasarkan konsep tersebut, dapat dijelaskan bahwa keberadaan kemitraan tebu antara masyarakat dengan PT Gunung Madu Plantation akan mempengaruhi peningkatan kesejahteraan dan keuntungan bagi perusahaan maupun petani yang bermitra. Berdasarkan UU Nomor 9 tahun 1995, kemitraan usaha adalah kerjasama usaha antara usaha kecil (termasuk petani, nelayan) dengan usaha menengah atau

3 dengan usaha besar disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, memperkuat dan saling menguntungkan. Berdasarkan pernyataan tersebut, terkandung makna bahwa pengusaha menengah atau besar disuatu wilayah tertentu hendaknya mempunyai tanggung jawab moral dalam membimbing dan membina pengusaha kecil atau masyarakat sekitar perusahaan sebagai mitranya untuk lebih mengembangkan usahanya, sehingga mampu menjadi mitra yang handal untuk meraih keuntungan dan kesejahteraan bersama. Program kemitraan PT Gunung Madu Plantation dengan masyarakat petani di Kampung Gunung Agung sudah dimulai tahun 1997. Program kemitraannya dibagi menjadi dua, yaitu kerjasama operasional dan kerjasama mandiri. Pada kemitraan operasional, semua pengelolaan mulai dari pembukaan lahan sampai tebang angkut diolah oleh PT GMP, sedangkan petani pemilik lahan hanya menyewakan tanahnya dan menerima hasil bersih dari produksi, sedangkan kemitraan yang akan diteliti merupakan program kemitraan tebu mandiri. Prinsip dasar program kemitraan mandiri yaitu saling membantu, saling percaya, mengharapkan hasil bersama, keuntungan dan kerugian sama-sama ditanggung. Program ini bersifat sukarela atau tidak ada keterpaksaan, dan semua permasalahan dapat diselesaikan secara musyawarah untuk mempererat tali silaturahmi.

4 Sistem kerjasama antara pemilik lahan kemitraan dengan PT Gunung Madu Plantation yaitu jual beli tebu antara petani mitra dengan PT Gunung Madu Plantation. Tanah petani yang diikutsertakan dalam kemitraan tersebut produksinya diusahakan sendiri oleh petani mulai dari pembukaan lahan, tanam, pemeliharaan tanaman, sampai ke tebang angkut, dan PT Gunung Madu Plantation hanya membantu dalam bentuk pembinaan teknis budidaya tebu yang meliputi metode penanaman, pemeliharaan tanaman sampai penebangan agar memiliki kualitas yang baik serta memberikan permodalan untuk biaya operasional kebun. Dalam kerjasama ini, biaya operasional kebun petani akan dipinjam dari Bank, difasilitasi oleh Koperasi, dikelola oleh Gunung Madu, dan pembayaran pinjaman diperhitungkan dari hasil yang didapat hasil bersih akan dibagikan langsung dengan petani sedangkan pemerintah daerah membantu dalam bidang perijinan, pembinaan, dan pengawasan. Secara umum, perusahaan tersebut lebih berkonsentrasi pada pengolahan, sedangkan petani sebagai penjual hasil tani tebu ke pabrik sebagai bahan baku industri gula. Dengan sistem bagi hasil, petani memperoleh sekitar 66% dari produksi gula yang dihasilkan dan 34% untuk perusahaan sebagai biaya giling. Adapun untuk pembuat jadwal tanam dan tebang/giling pabrik bekerjasama dengan petani tebu dengan harapan diperoleh produksi tebu yang tinggi, oleh karena itu PT GMP berusaha melakukan sosialisasi dan kerjasama dengan kelompok tani, menyusun jadwal tanam dan tebang dalam membantu petani

5 dilakukan oleh PPL (Petugas Penyuluhan Lapangan) guna menunjang aktivitas budidaya tebu kepada petani. Menurut hasil pra survei di lapangan, sebelum digunakan untuk lahan kemitran dengan PT Gunung Madu Plantation, lahan milik petani dijadikan sebagai perkebunan ketela pohon. Namun pada waktu itu, harga ketela pohon tidak stabil dan relatif murah, sehingga banyak petani yang tidak mendapatkan keuntungan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya karena pendapatan petani rendah. Diharapkan dengan mengikuti program kemitraan tebu mandiri dapat meningkatkan pendapatan petani. Hal inilah yang membuat petani memindahkan fungsi lahannya dengan bekerjasama dengan PT Gunung Madu Plantation sebagai lahan penanaman tebu, melalui program kemitraan yang diadakan oleh industri gula PT Gunung Madu Plantation, karena misi dari kemitraan yang menjajikan keuntungan bagi petani mitra (Wawancara Bapak L. Adi Supriyanto Ketua Kelompok Tani, 21 Januari 2012). Pada saat itu, produksi ketela pohon setiap panennya mencapai 20 ton/ha dengan perolehan penghasilan sebesar Rp. 8.000.000 per hektar per tahun. Untuk penghasilan yang diperoleh petani pemilik lahan kemitraan pada tahun 1997 sebesar Rp. 16.000.000 per hektar per tahunnya dari kemitraan dengan PT Gunung Madu Plantation (Wawancara Bapak L Adi Supriyanto, 2 Juni 2012). Dalam mengikuti program kemitraan selama ini masyarakat mendapat bantuan berupa modal dan bantuan teknis dari penyuluh pertanian dan perusahaan, tetapi masih belum diketahui apakah bantuan tersebut bermanfaat bagi masyarakat.

6 Untuk menunjang keberhasilan kemitraan, pelaku kemitraan harus menyadari adanya keterbatasan yang ada pada diri masing-masing yang dapat berupa keterbatasan di bidang sumberdaya manusia, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi maupun manajemen. Namun kesemuanya itu diharapkan akan memacu semangat para pelaku untuk saling mengisi dan melengkapi kekurangan yang ada pada diri petani masing-masing karena kemitraan yang baik akan mempengaruhi aktivitas dalam pengolahan lahan, sehingga akan memberikan pendapatan yang diharapkan oleh petani kemitraan. Seiring berjalannya kemitraan ini, didukung juga oleh adanya tanggapan dari masyarakat karena dukungan akan mempengaruhi berjalannya kerjasama ini. Oleh karena itu, selayaknya kemitraan PT Gunung Madu Plantation dengan petani tebu dapat memberikan keuntungan bagi petani pemilik lahan, selain untuk perusahaan juga dapat menguntungkan bagi petani, sehingga menjamin kesejahteraan petani tebu. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang deskripsi kemitraan tebu milik masyarakat dengan PT Gunung Madu Plantation di Kampung Gunung Agung Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah tahun 2012. B. Idetifikasi masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka identifikasi masalah yang berkaitan dengan kemitraan industri gula PT Gunung Madu Plantation dengan masyarakat petani tebu milik rakyat di Kampung Gunung Agung Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah adalah :

7 1) Kepemilikan luas lahan setiap petani 2) Perubahan tanaman pada lahan milik petani 3) Manfaat Kemitraan 4) Keuntungan dan kerugian kemitraan 5) Jumlah penghasilan petani kemitraan 6) Tanggapan masyarakat petani tebu C. Batasan masalah Berdasarkan dari identifikasi masalah yang ada, maka dalam penelitian ini penulis akan membatasi masalah yang akan diteliti. Hal ini mengingat adanya berbagai keterbatasan yang ada pada penulis. Dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti meliputi: 1) Kepemilikan luas lahan setiap petani 2) Manfaat Kemitraan 3) Jumlah penghasilan petani kemitraan 4) Tanggapan masyarakat petani tebu D) Rumusan Masalah Untuk lebih sistematis penelitian ini penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:

8 1) Berapakah luas lahan masing-masing petani yang bermitra dengan industri gula PT Gunung Madu Plantation di Kampung Gunung Agung Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah? 2) Berapakah besarnya penghasilan yang diterima petani tebu tahun ini dari hasil kemitraan dengan industri gula PT Gunung Madu Plantation? 3) Apakah manfaat kemitraan PT Gunung Madu Plantation terhadap setiap petani mitra di Kampung Gunung Agung Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah? 4) Bagaimanakah tanggapan masyarakat petani tebu yang bermitra dengan industri gula PT Gunung Madu Plantation di Kampung Gunung Agung Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah? E) Tujuan Penelitian Tujuan peneslitian yang ingin dicapai adalah : 1. Untuk mendapatkan informasi tentang luas lahan produksi tebu terhadap setiap kepemilikan lahan petani yang bermitra dengan industri gula PT Gunung Madu Plantation di Kampung Gunung Agung Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah. 2. Untuk mendapatkan informasi mengenai jumlah penghasilan yang diterima setiap penanam tebu dari hasil kemitraan dengan industri gula PT Gunung Madu Plantation di Kampung Gunung Agung Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah.

9 3. Untuk mendapatkan informasi tentang manfaat kemitraan industri gula PT Gunung Madu Plantation terhadap aktivitas budidaya tanaman tebu bagi pemilik lahan di Kampung Gunung Agung Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah. 4. Untuk mendapatkan informasi mengenai tanggapan petani tebu yang bermitra dengan industri gula PT Gunung Madu Plantation di Kampung Gunung Agung Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah. F) Kegunaan penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan : 1. Sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam mengembangkan keilmuan yang telah diperoleh. 3. Sebagai bahan dan sumbangan pemikiran kepada petani tebu dalam pembudidayaan tanaman tebu. 4. Sebagai suplemen bahan ajar Geografi SMA pada Kelas XI IPS semester I, pokok bahasan Potensi Sumber Daya Alam dan Persebarannya serta pada Kelas XII semester I, pokok bahasan kawasan industri dan pertanian.

10 G) Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Subjek Penelitian: Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah masyarakat petani tebu yang mengikuti kemitraan tanaman tebu mandiri dengan PT Gunung Madu Plantation. 2. Ruang Ligkup Objek: Ruang lingkup objek penelitian ini yaitu petani dengan luas lahan kemitraannya, jumlah penghasilan, manfaat kemitraan, dan tanggapan petani terhadap kemitraan tebu mandiri dengan PT Gunung Madu Plantation. 3. Ruang Lingkup Lokasi Penelitian: Ruang lingkup lokasi penelitian ini di Kampung Gunung Agung Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah. 4. Ruang Lingkup Waktu: Ruang lingkup waktu penelitian ini yaitu tahun 2012 5. Ruang Lingkup Ilmu: Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini Geografi Ekonomi. Judul penelitian ini termasuk dalam Geografi ekonomi, merupakan cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur keruangan aktifitas ekonomi. Titik berat studinya dari aspek keruangan struktur ekonomi manusia, yang didalamnya termasuk bidang pertanian industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan lainnya (Nursid Sumaatmadja, 1988:54 ).

11 Keterkaitan kajian dalam geografi ekonomi dalam penelitian ini, terletak pada keberadaan usaha pertanian tebu yang dilakukan oleh masyarakat, dan kemitraan yang dimaksud adalah sebagai bantuan dari pihak industri PT Gunung Madu Plantation dalam menambah kebutuhan bahan baku pabrik guna menambahkan produksinya, dengan mengajak masyarakat petani di sekitar pabrik disewa lahannya dan ditanami tanaman tebu, hasil panennya dijual di industri tersebut dan pembagian hasil sesuai dengan yang telah ditetapkan serta diberi bantuan dari industri dalam bentu modal dan teknis. Dalam program kemitraan dengan petani tebu, terdapat susunan keruangan tentang aktivitas ekonomi. Beberapa komponen fisis, sosial, dan budaya dalam ekonomi ruangan memberikan pengaruh terhadap adanya program kemitraan industri gula PT Gunung Madu Plantation dengan petani. Komponen tersebut diantaranya luas lahan, peran kemitraan, jumlah pendapatan, dan tanggapan petani tebu terhadap kemitraan industri gula PT. Gunung Madu Plantation. Bertolak dari uraian tersebut, secara jelas judul penelitian yang diangkat termasuk dalam lingkup Geografi Ekonomi.