MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian produksi telur ayam Arab dilaksanakan di Laboratorium Lapang Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (Blok B), sedangkan penelitian kualitas internal dan eksternal telur ayam Arab dilakukan di Laboratorium Unggas Ilmu Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan Juli sampai September 2010. Materi Ternak Ayam Arab yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 150 ekor yang telah diseleksi berdasarkan berat badan dengan rataan 1,172 ± 0,009 kg, sedangkan ayam Arab yang memiliki berat badan di bawah 1 kg tidak dijadikan sebagai ternak percobaan. Semua ayam Arab yang digunakan dalam penelitian ini akan memasuki masa produksi. Ayam Arab kemudian dipisahkan ke dalam enam kandang yang terbagi dalam tiga kelompok perlakuan suhu berbeda. Pakan Pakan yang digunakan pada penelitian ini merupakan pakan komersil untuk ayam petelur produktif yang diproduksi oleh PT Gold Coin Indonesia dengan kode produksi 105M. Kandungan nutrisi pakan ayam tersebut dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 8. Komposisi Tabel Nutrisi 8. Komposisi Pakan Nutrisi Pakan Zat Makanan Komposisi (%) Kadar air Maks. 13,0 Protein 16,0-18,0 Lemak Min. 3,0 Serat Maks. 6,0 Abu Maks. 14,0 Kalsium Min. 3,0-4,2 Fosfor Min. 0,6-1,0 Sumber: PT Gold Coin Indonesia (2010) 25
Alat dan Bahan Peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian produksi dan kualitas telur ayam Arab adalah timbangan digital dengan ketelitian 0,001, jangka sorong, tripod mikrometer, yolk colour fan, mikrometer, meja kaca, spatula, candler, official egg air cell, dan cawan petri. Bahan yang digunakan untuk pemeliharaan ayam Arab yaitu pakan, vitamin, vaksin, dan air minum secara ad libitum, sedangkan peralatan yang digunakan yaitu kandang, pemanas ruangan (heater), tempat pakan, tempat minum dan thermometer basah dan kering. Bahan yang digunakan dalam penelitian kualitas telur ayam Arab adalah telur ayam Arab segar. Prosedur Persiapan Kandang dan Peralatan Persiapan kandang diawali dengan pembesihan kandang, dan pengecatan lantai dan tembok dengan menggunakan kapur aktif. Langkah selanjutnya lantai kandang diberi sekam dan kemudian didesinfeksi menggunakan larutan formalin. Kandang kemudian dilengkapi dengan tempat pakan, tempat minum, dan tempat bersarang serta termometer. Pemeliharaan Ayam Arab dipelihara pada sistem kandang tertutup dan terbuka. Pemberian pakan dilakukan sebanyak dua kali sehari (pagi dan sore) dengan total pakan sebanyak 100 gram/ekor/hari, dan diberi air minum secara ad libitum. Vitamin C melalui air minum diberikan pada ayam Arab ketika kondisi tertentu (setelah ditimbang atau pembersihan kandang). Pembersihan kandang dan penggantian sekam dilakukan sebanyak satu kali dalam sebulan. Vaksinasi Coryza pada ayam Arab dilakukan lima minggu sebelum penelitian dimulai. Perlakuan Ayam Arab yang telah diseleksi dengan cara ditimbang berat badannya dipisahkan ke dalam enam kandang. Enam kandang tersebut dibagi ke dalam tiga kelompok perlakuan suhu berbeda. Semua ayam yang digunakan dalam percobaan baru akan memasuki masa produksi dan dipelihara dengan kandang sistem litter. 26
Adapun taraf perlakuan suhu yang diberikan yaitu suhu netral sekitar 18 o C untuk kelompok pertama, suhu fluktuatif (mengikuti suhu lingkungan) sekitar 28 o C untuk kelompok kedua, dan suhu panas sekitar 30 o C untuk kelompok ketiga. Kandang yang digunakan pada taraf perlakuan suhu netral, dan suhu panas merupakan kandang tertutup dengan luasan sekitar 16 m 2, dinding dan lantai terbuat dari beton, serta diberikan AC untuk taraf suhu netral, dan heater untuk taraf suhu panas. Kandang yang digunakan pada taraf perlakuan suhu lingkungan merupakan kandang dengan luasan sekitar 16 m 2 dengan lantai dari beton, dan dinding yang bersekat kawat di keempat sisinya sehingga memungkinkan udara mengalir dan cahaya masuk. Pencahayaan diberikan selam 24 jam untuk semua taraf perlakuan. Suhu dan kelembaban dari masing-masing dicatat setiap pagi, siang, dan sore hari. Selama masa penelitian berlangsung, suhu kandang yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kondisi ini disebabkan karena keterbatasan peralatan yang digunakan seperti AC dan heater. Secara umum rataan suhu harian yang diperoleh pada perlakuan suhu netral 24,7 o C, suhu panas 27,9 o C, dan suhu lingkungan 27,4 o C. Berikut ini merupakan rumusan untuk menghitung rataan suhu harian kandang. Suhu ( o C) = Keterangan: asumsi suhu pada malam dan pagi hari sama, sehingga terdapat empat kali pengukuran. T1 = suhu pada pukul 07.00 WIB, T2 = suhu pada pukul 13.00 WIB, dan T3 = suhu pada pukul 17.00 WIB. Peubah yang diamati Rancangan dan Analisis Data Produksi Telur. Pengukuran produksi telur dimulai setelah 5% produksi telur sehingga berjumlah 8 telur dari seluruh kandang (150 ekor ayam x 5% = 8). Penelitian produksi telur ini dilakukan selama enam minggu. Telur ayam Arab dikoleksi setiap harinya dari masing-masing kandang. Telur tiap kandang tersebut ditimbang dengan menggunakan timbangan digital dan diperoleh massa telur tiap kandang. Massa telur kemudian dibagi dengan jumah telur tiap kandang sehingga diperoleh massa rata-rata telur. Selain itu bisa diketahui juga nilai henday production dari tiap kandang dengan rumus: 27
Henday Production (%) = Kualitas Eksternal. Pengamatan kualitas eksternal telur meliputi keadaan kantung udara, kebersihan kerabang, dan indeks telur serta ketebalan kerabang. Pengamatan kantung udara telur yakni telur diteropong menggunakan candler untuk melihat kantung udara dengan posisi bagian tumpul di bagian atas. Kantung udara dilingkari dengan menggunakan pensil. Kedalaman kantung udara diukur dengan menggunakan official egg air cell gauge. Semakin besar kantung udara maka semakin rendah kualitas telur tersebut. Telur masih tetap diteropong, dan diputar ke kiri dan ke kanan untuk melihat pergerakan isi telur. Apabila bayangan kuning telur tidak jelas dan posisinya masih di tengah serta gerakannya tidak terlihat berarti putih telur masih kental dan kuning telur masih kuat diikat khalaza dan kualitas telur masih baik. Kebersihan telur diamati dengan cara membagi telur menjadi empat bagian. Bila terdapat kotoran pada satu bagian telur tersebut maka kotoran memperoleh skor 25%. Dengan demikian maka kotoran memilki skor mulai dari 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Pengamatan ketebalan kerabang dilakukan dengan memisahkan terlebih dahulu kerabang telur dengan selaput tipis yang ada pada kerabang telur yang kemudian diukur dengan jangka sorong atau alat pengukur ketebalan kerabang. Pengukuran ketebalan kerabang dilakukan pada tiga bagian yang berbeda, yakni: bagian runcing, bagian tengah, dan bagian tumpul. Selanjutnya yang diteliti pada kualitas eksterior kerabang yakni indeks bentuk telur (egg shape index). Panjang dan lebar telur diukur terlebih dahulu dengan menggunakan jangka sorong yang kemudian dihitung bentuk telur dengan rumus: Egg shape index = Kualitas Internal. Pengamatan kualitas internal telur meliputi pengukuran HU (Haugh Unit), berat dan tinggi kuning telur (yolk), berat dan tinggi putih telur (albumen), panjang dan lebar kuning telur, serta panjang dan lebar putih telur. Berat telur ditimbang menggunakan timbangan digital. Telur dipecahkan dengan menggunakan pisau ke atas meja kaca. Tinggi albumen tebal (H) diukur dengan menggunakan tripod mikrometer kurang lebih 1 mm dari kuning telur dalam 28
satuan milimeter (mm). Nilai HU (Haugh Unit) menurut Yuwanta (2010) dihitung sebagai satuan kualitas telur dengan rumus sebagai berikut: HU = log 100 (H-1,7P 0,37 +7,57) Keterangan : H = tinggi putih telur kental (mm) P = berat telur (g) Pengukuran panjang, dan lebar baik kuning telur maupun putih telur dilakukan dengan jangka sorong. Pengukuran panjang dan lebar Putih telur hanya dilakukan pada putih telur kental saja. Pengukuran tinggi kuning telur menggunakan jangka sorong. Keadaan Kuning Telur dan Putih Telur. Warna kuning telur diamati dan dibandingkan dengan yolk colour fan. Selain itu, kuning dan putih telur diamati baik bentuk, kebersihan dari noda dan kekentalan mengacu pada standar United States Department of Agriculture. Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL), dengan perlakuan tiga taraf suhu pemeliharaan yang berbeda. Ulangan dilakukan sebanyak dua kali. Model statistika rancangan acak lengkap (RAL) adalah sebagai berikut. Y ij = µ + P i + ij Y ij = Variabel respon akibat pengaruh perlakuan suhu pemeliharaan ke- i, pada ulangan ke- k µ = Nilai tengah umum P i = Pengaruh perlakuan suhu pemeliharaan ke- i, i= 23 o C, 28 o C, 30 o C ij = Pengaruh galat perlakuan ke-i pada ulangan ke-k Peubah yang diamati dalam penelitian ini yaitu: produksi telur ayam Arab (laying performance), kualitas internal dan kualitas eksternal telur ayam Arab. Data warna kuning telur dibahas secara deskriptif, sedangkan data peubah yang lain dianalisis dengan analisa ragam dan bila hasil yang diperoleh hasil yang berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji-t. 29
Penggunaan uji-t dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan rataan produksi dan kualitas telur ayam Arab umur 22-28 minggu dengan perlakuan suhu yang berbeda. Uji-t menurut Walpole (1995) adalah: Keterangan: t = nilai t hitung 1 = rataan sampel kelompok 1 2 = rataan sampel kelompok 2 Sp = simpangan baku n 1 = jumlah sampel kelompok 1 n 2 = jumlah sampel kelompok 2 30