BAB I PENDAHULUAN. tertinggi atau terbesar. Wacana direalisasikan dalam bentuk yang utuh berupa

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya.sarana yang paling vital untuk menenuhi kebutuhan tersebut adalah

ANALISIS KONJUNGSI SUBORDINATIF WAKTU DAN KONSESIF PADA NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dihasilkan dari alat

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya, baik sebagai makhluk individu maupun mahluk sosial,

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Bahasa juga merupakan interaksi antar manusia mengenal tiga

KONJUNGSI ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA HARIAN SOLO POS EDISI APRIL 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Kata adalah satuan-satuan terkecil yang diperoleh sesudah sebuah kalimat

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dapat disesuaikan, dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II POLA DAN TIPE KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA KELAS VII SMP DWIJENDRA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengulangan unsur harus dihindari. Salah satu cara untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan pemiliknya. Sebagai salah satu milik, bahasa selalu muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan luar. Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa

PRATIWI AMALLIYAH A

ANALISIS KONJUNGSI SUBORDINATIF WAKTU DAN KONSESIF PADA NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Itulah gunanya tertib berbahasa yang sehari-hari disebut tata bahasa. Tata

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anita Dahlan, 2015

ANALISIS KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERPEN DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI MINGGUAN BULAN MEI 2013

BAB I PENDAHULUAN. (2009:10) bahwa bahasa merupakan ucapan pikiran, perasaan dan kemauan

BAB I PENDAHULUAN. wujud kreativitas yang mampu membantu manusia dalam berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

PERBANDINGAN KLAUSA INTI DAN KLAUSA SEMATAN BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS. Oleh. Suci Sundusiah

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd

KONJUNGSI DALAM KALIMAT MAJEMUK SISWA KELAS X SMK (STUDI KASUS MULTISITUS)

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia. Bahasa tidak terpisahkan setiap kegiatannya.

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KONJUNGSI DALAM WACANA DESKRIPSI SISWA KELAS V SD NEGERI 51 BANDA ACEH. RahmiArianti, Adnan, M.Yamin.

KESALAHAN PENULISAN KONJUNGTOR DALAM NOVEL GARIS WAKTU: SEBUAH PERJALANAN MENGHAPUS LUKA KARYA FIERSA BESARI

LANDASAN TEORI. Dalam bahasa Indonesia, kalimat ada yang terdiri atas satu kata, atau lebih namun

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau amanat yang lengkap (Chaer, 2011:327). Lengkap menurut Chaer

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Sarana yang paling utama untuk berkomunikasi adalah bahasa. disampaikan pada anggota masyarakat lain.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan bahasa untuk berkomunikasi. Komunikasi

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA A. FUADI

ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA LIRIK LAGU GROUP BAND WALI DALAM ALNBUM RELIGI INGAT SHALAWAT NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi secara tidak langsung yakni dalam bentuk tulisan. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki berbagai rubrik berita maupun iklan, yakni rubrik berita utama (coverstory),

HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KOLOM SENO GUMIRA AJIDARMA PADA BUKU KENTUT KOSMOPOLITAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Istilah klausa dalam dunia linguistik bukanlah hal yang baru. Namun,

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli bahasa selalu menghimbau agar pemakaian bahasa senantiasa berusaha untuk

ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

HUBUNGAN SEMANTIS ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA KUMPULAN CERPEN BERJUANG DI TANAH RANTAU KARYA A. FUADI, DKK.

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan segala aktivitas hidup manusia. Seperti penelitian, penyuluhan,

BAB I PENDAHULUAN. perhatiannya terhadap karya sastra tersebut. mempunyai ciri khas tersendiri pada setiap pengarangnya.

ARTIKEL ILMIAH KEKOHESIFAN WACANA DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman kehadiran surat kabar semakin dianggap penting

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prosedur ilmiah. Karya ilmiah merupakan suatu tulisan yang

Konjungsi yang Berasal dari Kata Berafiks dalam Bahasa Indonesia. Mujid F. Amin Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif lebih

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Menurut Harimurti Kridalaksana (Sumarlam,2009: 11), wacana merupakan satuan bahasa terlengkap: dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana direalisasikan dalam bentuk yang utuh berupa paragraf, kalimat dan kata yang membawa amanat lengkap. Wacana dibangun dari unsur-unsur yang saling mendukung. Setiap unsur dalam wacana tidak akan memiliki makna yang jelas tanpa adanya hubungan dengan unsur lain. Secara umum wacana yang baik memiliki keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain yang akan membentuk makna yang utuh. Pada wacana novel terdapat penggunaan kalimat majemuk bertingkat dengan berbagai macam konjungsi. Konjungsi yaitu kategori yang menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa dan kalimat dengan kalimat: bisa juga menghubungkan antara paragraf (Chaer,2009: 81-82). Konjungsi subordinasi yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa yang tidak sama dan mempunyai kedudukan yang sama dalam konstituennya. Jika sebuah klausa berfungsi sebagai konstituen klausa yang lain, maka hubungan yang terdapat di antara kedua klausa itu disebut subordinasi. Hubungan subordinasi 1

2 bersifat melengkapi dan dapat bersifat mewatasi atau menerangkan (Markhamah,2009: 56). Di bawah ini salah satu contoh penggunaan konjungsi subordinatif pada novel Edensor karya Andrea Hirata. Contoh substitusi: (1) Rita sangat sedih sebab dia tidak diperbolehkan ikut pergi ke luar negeri oleh kedua kakanya. Subordinator sebab menyatakan makna sebab. Artinya unsur kalimat yang berada di belakang kata sebab merupakan sebab dari kata sedih. Hubungan subordinasi yang menyatakan waktu dapat dibedakan menjadi: (1) batasan waku permulaan, (2) batas kesamaan waktu, (3) batas urutan waktu, dan (4) batas waktu akhir (Markhamah,2009: 64). Di bawah ini salah satu contoh penggunaan konjungsi subordinatif waktu pada novel Edensor karya Andrea Hirata. Contoh pola penggunaan konjungsi subordinatif: (1) Dewi Fortuna tertawa lebar, sampai terbahak-bahak, ketika kami sampai Induk kalimat Anak Kalimat di Akhropolis, Yunani (Andrea: 212). (2) Weh sudah tua ketika kami bertemu (Andrea: 3). Induk Kalimat Anak Kalimat Pada kalimat (1) dan (2) di atas anak kalimat terletak di akhir dengan penanda konjungsi ketika. Sementara induk atau inti kalimatnya berada di awal kalimat.

3 Berdasarkan beberapa uraian di atas peneliti tertarik pada wacana novel Edensor karya Andrea Hirata. Sebab pada novel tersebut terdapat masalah tentang penggunaan konjungsi subordinatif yang perlu diteliti. Di bawah ini salah satu contoh permasalahan konjungsi subordinatif waktu pada novel Edensor karya Andrea Hirata. Contoh substitusi: (3) Weh sudah tua ketika kami bertemu (Andrea: 3). Jika konjungsi ketika pada kalimat di atas diganti dengan konjungsi tatkala, selama, selagi, sementara, dan sewaktu menjadi sebagai berikut: *(3a) Weh sudah tua tatkala kami bertemu. *(3b) Weh sudah tua selama kami bertemu. *(3c) Weh sudah tua selagi kami bertemu. *(3d) Weh sudah tua sementara kami bertemu. (3e) Weh sudah tua sewaktu kami bertemu. *(3f) Weh sudah tua sambil kami bertemu. Setelah subordinator ketika diganti dengan subordinator tatkala, selama, selagi, sementara, sewaktu dan sambil dapat diketahui bahwa subordinator pada kalimat (3e) dapat menggantikan subordinator ketika karena makna yang dihasilkan masih gramatikal atau masih dapat diterima oleh penutur. Sementara subordinator pada kalimat (3a), (3b) (3c), (3d) dan (3f) tidak dapat menggantikan subordinator ketika karena makna yang dihasilkan tidak gramatikal atau tidak dapat diterima oleh penutur.

4 Hal tersebut berpengaruh pada pemahaman pembaca sehingga penulis menitikberatkan tentang penggunaan konjungsi subordinatif waktu pada novel Edensor karya Andrea Hirata yang berhubungan dengan jenis-jenis konjungsi subordinatif waktu dan konsesif, makna konjungsi subordinatif waktu dan konsesif, kemungkinan subordinator yang sejenis pada konjungsi subordinatif dapat saling menggantikan, dan jangkauan serta ketegaran letak konjungsi subordinatif waktu dan konsesif. Berdasarkan uraian di atas, penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian dengan judul Analisis Konjungsi Subordinatif Waktu Dan Konsesif Pada Novel Edensor Karya Andrea Hirata. 2. Perumusan Masalah Suatu penelitian agar lebih terfokus pada suatu masalah, maka perlu adanya perumusan masalah yaitu: 1. Jenis-jenis konjungsi subordinatif waktu dan konsesif apa sajakah yang terdapat pada novel Edensor karya Andrea Hirata? 2. Apakah makna konjungsi subordinatif waktu dan konsesif yang terdapat pada novel Edensor karya Andrea Hirata? 3. Bagimanakah kemungkinan subordinator yang sejenis pada konjungsi subordinatif waktu dan konsesif dapat saling menggantikan? 4. Bagimanakah jangkauan dan ketegaran letak konjungsi subordinatif waktu dan konsesif pada novel Edensor karya Andrea Hirata?

5 3. Tujuan Penelitian Suatu penelitian akan lebih mudah apabila mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan jenis-jenis konjungsi subordinatif waktu dan konsesif pada novel Edensor karya Andrea Hirata. 2. Mendeskripsikan makna konjungsi subordinatif waktu dan konsesif pada novel Edensor karya Andrea Hirata. 3. Mendeskripsikan kemungkinan subordinator yang sejenis pada konjungsi subordinatif waktu dan konsesif dapat saling menggantikan 4. Mendeskripsikan jangkauan dan ketegaran letak konjungsi subordinatif waktu dan konsesif pada novel Edensor karya Andrea Hirata. 4. Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini selesai dilakukan, diharapkan dapat bermanfaat: 1. Secara Teoretis a. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas khasanah ilmu pengetahuan terutama bidang bahasa Indonesia. b. Memberikan gambaran kepada pemerhati bahasa tentang penggunaan konjungsi subordinatif waktu dan konsesif dalam bahasa Indonesia. 2. Secara Praktis a. Dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai konjungsi subordinatif waktu dan konsesif..

6 b. Dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi mahasiswa untuk penelitian yang sejenis. 5. Definisi Konseptual 5.1 Pengertian Kalimat Majemuk Menurut Sugono (2002: 141), mengatakan bahwa kalimat majemuk yaitu kalimat yang di dalamya terdapat dua kalimat dasar atau lebih. Kalimat yang diakibatkan oleh penggabungan beberapa pernyataan ke dalam suatu kalimat, sehingga lahirlah struktur kalimat yang di dalamnya terdapat beberapa kalimat dasar. Contoh: (1) Saya datang tetapi dia pergi. (2) Anak-ana itu meniup seruling dan teman-temannya menyanyi. 5.2 Pengertian Konjungsi Subordinatif Konjungsi subordinatif adalah knjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak memiliki status sintaksis yang sama, salah satunya dari klausa itu merupakan anak kalimat dan induk kalimat (Depdikbud,1993: 237). Sementara menurut Sugono (2002: 140), menyatakan bahwa konjungsi subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa yang tidak mempunyai kedudukan yang sama dalam konstituennya. Hubungan

7 subordinasi bersifat melengkapi dan dapat bersifat mewatasi atau menerangkan Contoh: (1) Dia mengatakan bahwa anaknya akan datang. (2) Paman yang tinggal di Bogor akan datang kemari. 5.3 Pengertian Konjungsi Konsesif Menurut Samsuri (Markhamah,2009: 146), mengatakan bahwa konjungsi konsesif yaitu konjungsi yang menyatakan hubungan keterangan perlawanan. Konjungsi yang digunakan sebagai penghubung berupa konjungsi tetapi dan namun sebagai penanda kalimat kontras konsesif, dan konjungsi biarpun, meskipun, walaupun, sungguhpun dan biarpun sebagai penanda kalimat konsesif. Contoh: (1) Walapun air sungai sudah tercemar dengan kotoran limbah pabrik, dan limbah rumah tangga tetap dapat digunakan. (2) Biarpun mereka mempunyai otak tapi mereka tidak berpikir. 5.4 Jangkauan dan Ketegaran Letak Jangkauan dan ketegaran letak konjungsi pada kalimat (4.1) dan (4.2) di atas menggunakan konjungsi sampai dan hingga yang menyatakan klausa inti bukan klausa subordinatifnya. Jadi, kata sampai sebenarnya menjelaskan klausa inti di depannya. Jika konjungsi sampai dan hingga di pindah ke depan, tetap menjelaskan kalimat intinya. Perubahan kalimat tersebut sebagai berikut:

8 Contoh: (1) Sampai gurunya datang anak-anak belajar sendiri dengan tekun. (2) Hingga perusahaan itu tidak kuat membayar tenaganya usahanya terus merugi. 6. Sistematika Penulisan Usaha untuk mempermudah penguraian dalam suatu penelitian, maka sistematika penelitian ini sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan. Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konseptual dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori. Bab ini berisi, pengertian wacana, pengertian novel, unsur-unsur novel, pengertian konjungsi, pengertian konjungsi koordinatif, pengertian konjungsi suboordinatif, penelitian yang relevan dan kerangka pikir. Bab III Metode Penelitian. Bab ini berisi tentang pendekatan yang digunakan, sumber data, objek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan penyajian hasil analisis. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab IV mencakup jenis konjungsi subordinatif waktu dan konsesif, makna konjungsi subordinatif waktu dan konsesif, kemungkinan subordinator yang sejenis pada konjungsi subordinatif waktu dan konsesif dapat saling menggantikan dan mendeskripsikan jangkauan serta ketegaran letak konjungsi subordinatif waktu dan konsesif.

9 Bab V Penutup. Penutup meliputi simpulan dan saran-saran berdasarkan hasil penelitian.