BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kepribadian merupakan sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatannya yang membedakan dirinya dari yang lain. 1 Kepribadian ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia. Guru bukan hanya sebagai pendidik melainkan juga merupakan pembimbing. Guru dalam mendidik dan membimbing para siswanya tidak hanya dengan bahan yang disampaikan atau dengan metode-metode penyampaian yang digunakannya, tetapi dengan kepribadiannya. Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik terutama bagi anak yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah). 2 Seorang guru terutama guru agama dituntut untuk berkepribadian baik atau berakhlak baik, sebab sebagian besar kelakuan dan akhlak guru mempengaruhi anak didiknya. Guru ditiru dalam percakapannya, perbuatannya, tingkah lakunya dan diamnya atau dengan kata lain amaliyah diniyyahnya. Oleh karena itu guru agama harus berpegang pada agama, memberi teladan yang baik menjauhi yang buruk. Apabila guru memiliki tingkah laku atau akhlak yang baik maka siswa akan terpengaruh juga untuk melakukan hal-hal yang baik terutama amaliyah diniyyahnya. Amaliyah diniyyah dimaksud disini adalah segala perilaku maupun perbuatan yang disyariatkan oleh Allah Swt, seperti shalat, puasa. 1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 225. 2 Zakiyah Darajat, Kepribadian Guru, (Jakarta : Bulan Bintang, 1980), hlm. 16. 1
Salah satu unsur yang menentukan keakraban hubungan antara guru dengan anak didik adalah kepribadian guru. 3 Kepribadian guru tersebut akan tercermin dalam sikap dan perbuatan guru dalam membina dan membimbing anak didik, tidak seorangpun yang dapat menjadi seorang guru yang sejati (mulia) kecuali bila guru menjadikan dirinya sebagai bagian dari anak didik yang berusaha untuk memahami semua anak didik dan kata-katanya. Guru yang dapat memahami tentang kesulitan anak didik dalam hal belajar dan kesulitan lainnya diluar masalah belajar, maka guru tersebut akan disenangi oleh anak didiknya. Guru merupakan spiritual father atau bapak rohani bagi seorang anak didik. 4 Gurulah yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pendidikan akhlak dan membenarkannya, maka menghormati guru berarti menghormati anak didik kita, menghargai guru berarti penghargaan terhadap anak-anak kita, dengan guru itulah anak didik hidup dan berkembang. Untuk itu guru pendidikan agama Islam terutama di SMP tuntut untuk dapat menjadi suri tauladan dan pembimbing bagi siswanya, sehingga dia harus memiliki sikap yang baik dan lemah lembut. Dalam Al-Qur an surat Ali Imron ayat 159 Allah Swt berfirman : ف ب ما ر ح م ة م ن ا الله ل ن ت ل ه م و ل و ك ن ت ف ظا غ ل ي ظ ال ق ل ح و ل ك فا ع ف ع ن ه م و س ت غ ف ر ل ه م و شا و ر ه م فى ا لا م ر ض وا م ن ب لا ن ف ت ف ا ذا ع ز م ب ا لم ت و ك ل ي ن. (ال عمران : 159) 2 ف ت و ك ل عل ى ا الله ج ا ن ا الله ي ح Maka disebabkan rahmat Allah, engkau menjadi lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi bersikap kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maka maafkanlah mereka. Mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawrahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kau telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepadanya. 5 3 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 41. 4 Mohd. Athiyyah al Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), hlm. 136. 5 R.H.A. Soenarjo, Al Qur an dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag RI, 1990), hlm.
3 Setiap guru akan mempunyai pengaruh terhadap anak didik. Pengaruh tersebut ada yang melalui pendidikan dan pengajaran yang dilakukan dengan sengaja dan ada pula yang terjadi dengan tidak disengaja, bahkan tidak disadari oleh guru baik melalui sikap, gaya dan macam-macam penampilan kepribadian guru bahkan dapat dikatakan bahwa kepribadian guru akan lebih besar pengaruhnya daripada kepandaian dan ilmunya. Guru merupakan sosok figur bagi anak didik, oleh karena itu segala tindakannya akan diserap oleh anak didik. 6 Guru masuk dalam kelas membawa seluruh unsur kepribadian, agama, akhlak, pemikiran, sikap dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Penampilan guru, pakaiannya, cara berbicara, bergaul dan memperlakukan anak, bahkan emosi dan keadaan kejiwaan yang sedang dialaminya, ideologi dan paham yang dianutnyapun terbawa tanpa disengaja ketika ia berhadapan dengan anak didiknya. Guru hendaklah merupakan dokter yang mahir bagi anak, yang tahu menganalisa penyakit dan mengetahui sifat-sifat penyakit terlebih dahulu setelah itu baru mengobatinya. Ini semua adalah nasehat-nasehat berharga yang harus dimanfaatkan oleh setiap guru, dimana ia harus merupakan contoh baik dibidang akhlak dan moral, pintar dalam mengajar, mendorong anak didiknya untuk belajar ilmu agama. Guru harus berusaha supaya anak didiknya mengerti betul setiap mata pelajaran, serta meniru dan meneladani cendekiawan dalam kehidupan mereka, disamping harus menjauhi hal-hal yang dapat mengganggu proses belajarnya dan mencurahkan waktu untuk ilmu dan belajar. Seorang guru terutama guru agama apabila mempunyai kepribadian dan berprilaku yang baik serta menjauhkan diri dari perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama menurut persepsi siswa maka siswa akan tumbuh dengan amaliyah yang baik dan sikap yang menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama, begitu juga sebaliknya jika guru agama berkpribadian dan berperilaku yang tidak baik 6 Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Bandung: Ruhama, 1993), hlm. 77.
4 serta menyimpang dari ajaran agama menurut persepsi siswa sudah barang tentu siswa akan tumbuh dengan amaliyah yang tidak baik pola menyimpang dari ajaran agama karena secara psikologi siswa pada masa-masa duduk di bangku sekolah lanjutan senang meniru, tidak saja yang baik yang jelek pun akan ditirunya. Dari apa yang telah dipaparkan tersebut, penulis sangat tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai persepsi tentang kepribadian guru PAI kaitannya dengan amaliyah diniyyah siswa, dalam sebuah skripsi yang berjudul PERSEPSI SISWA TENTANG KEPRIBADIAN GURU PAI PENGARUHNYA TERHADAP AMALIYAH DINIYYAH SISWA DI SMP ISLAM AL HIKMAH MAYONG JEPARA. 2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan penelitian dapat diidentifikasi antara lain sebagai berikut : 2.1 Guru merupakan sosok figur bagi para siswanya, oleh karena itu guru harus mempunyai kepribadian yang baik dengan kepribadian inilah guru dapat menentukan apakah ia akan menjadi pendidik atau pembina yang baik atau malah sebaliknya menjadi pendidik dan pembina yang tidak baik bagi siswanya. 2.2 Amaliyah diniyyah yang baik harus dimiliki oleh siswa supaya siswa memiliki akhlakul karimah yang memang diharapkan dapat tercapai dalam pengajaran. 2.3 Adanya keinginan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara persepsi siswa tentang kepribadian guru PAI dengan amaliyah diniyyah siswa SMP Islam Al Hikmah Mayong Kabupaten Jepara yang pada akhirnya akan diketahui kepribadian guru yang baik untuk meningkatkan amaliyah diniyyah siswa.
5 3. Pembatasan dan Perumusan Masalah Berdasarkan judul penelitian dan latar belakang masalah tersebut diatas maka peneliti mengangkat permaslahan dalam penelitian ini sebagai berikut : 3.1 Bagaimanakah persepsi siswa tentang kepribadian guru PAI di SMP Islam Al Hikmah Mayong Kabupaten Jepara? 3.2 Bagaimanakah amaliyah diniyyah siswa di SMP Islam Al Hikmah Mayong Kabupaten Jepara? 3.3 Adakah pengaruh persepsi siswa tentang kepribadian guru PAI terhadap amaliyah diniyyah siswa di SMP Islam Al Hikmah Mayong Kabupaten Jepara? 4. Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai manfaat antara lain : 4.1 Sebagai penyusunan skripsi dalam rangka mengakhiri studi pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang. 4.2 Sebagai salah satu bahan informasi ilmiah bagi para mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas Tarbiyah sebagai calon guru agama Islam yang nantinya akan membimbing peserta didik dalam rangka mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. 4.3 Hasil penelitian akan meberikan masukan kepada Fakultas Tarbiyah untuk menambah bahan pustaka.