bidang akan tergantung pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji dari penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan. membutuhkan adanya kepastian dalam menerima pelayanan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi peranan sumber daya manusia adalah. sumber penentu atau merupakan faktor dominan dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serta peradaban bangsa yang bermatabat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

baik dari segi proses maupun hasilnya. Apalagi, dewasa ini Indonesia berada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Sekolah Dasar seseorang dikembangkan untuk menguasai berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi serta impian di masa depan. Melalui pendidikan setiap masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas menuntut pendidikan yang mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS DI SD NEGERI SRONDOL 02 SEMARANG) RINGKASAN TESIS. Oleh: UTIK SETYARTI Q

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BA B I. dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran guna. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan memberikan konstribusi

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

No.2 Tahun 1989 yang kemudian disusul oleh beberapa Peraturan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, baik dalam aspek fisik-motorik, intelek, sosial-emosi maupun sikap

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah organisasi membutuhkan seorang pemimpin untuk mengordinasi semua kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mia Rosalina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai demi tercapainya tujuan. Masalah pendidikan telah disebutkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu

BAB I PENDAHULUAN. dengan menekankan pelajaran agama, baik yang sudah di tambah pelajaran umum

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah merupakan jabatan karir yang diperoleh seseorang setelah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan sebagai bagian dari sub sistem

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nursyifa Faujiah, 2014 Pengaruh Motivasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Smk 45 Lembang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu organisasi pendidikan yang utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu

2014 PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH D AN PENGARUHNYA TERHAD AP KINERJA MENGAJAR GURU D I SMK SMIP YPPT BAND UNG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan pembangunan di segala bidang akan tergantung pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mewujudkan hal tersebut pendidikan merupakan salah satu bidang yang cukup penting, yang harus mampu menanggapi dan mengikuti perubahan yang terjadi dalam usaha pembangunan serta mampu menjawab tuntutan masyarakat. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang mutlak dalam kehidupan bangsa dan negara bahkan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dalam fungsinya untuk meningkatkan mutu kehidupan baik secara individual maupun sebagai kelompok dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui pendidikan, pribadi dan kemampuan seseorang akan berkembang, juga akan menghasilkan manusia yang berbudaya dan cerdas. Bertitik tolak dari pernyataan di atas, maka pendidikan di Indonesia berpedoman pada tujuan pendidikan nasional yang telah dicantumkan dalam GBHN dan Undang-undang No 2 tahun 1989. Begitu pula dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama sebagai suatu lembaga pendidikan yang memiliki tanggung jawab yang besar untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup

dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah. Dengan demikian akan tercipta sumber daya manusia yang bermutu dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berorientasi pada peningkatan penguasaan iptek, kemampuan profesional, dan produktivitas kerja yang dituntut oleh kebutuhan pembangunan. Dengan karakteristik mutu sumber daya manusia demikian, maka bangsa Indonesia diharapkan mampu bersaing dalam era globalisasi. Dalam memenuhi tuntutan mutu sumber daya manusia seperti itu, maka yang ditempuh oleh pemerintah adalah meningkatkan mutu pendidikan di semua jenis dan jenjang pendidikan. Berbagai upaya telah dilakukan secara maksimal oleh pemerintah seperti pelaksanaan wajib belajar 9 tahun, penyempurnaan kurikulum, menyediakan sarana dan prasarana pendidikan secara lebih memadai, meningkatkan mutu guru dengan berbagai macam penataran dan program penyetaraan guru serta meningkatkan penyediaan dana operasional pendidikan, perwujudan di lapangan sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. Bertitik tolak pada uraian-uraian di atas, maka penulis akan mengkaji berbagai faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa dalam konteks manajemen pengembangan sistem pembelajaran. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, namun mengingat berbagai keterbatasan, maka dalam penelitian ini hanya difokuskan pada faktor: Kepala Sekolah, guru, dan siswa. Begitu pula mengenai prestasi belajar siswa, dalam penelitian ini dibatasi padaperolehan Nilai Ebtanas Murni (NEM) yang dicapai siswa..

Sebagai pengelola pendidikan Kepala Sekolah bertanggung jawab penuh dalam mengelola SDM, yang diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan tuntutan masyarakat. Kemampuan Kepala Sekolah dalam mengelola sekolahnya sangat menentukan prestasi belajar, dan merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah, yang salah satunya adalah perolehan Nilai Ebtanas Murni (NEM). Krawjeski dkk (1983:23) mengemukakan bahwa " Principal are the key to quality ofeducationalprograms". Dari kutipan tersebut dapat dijelaskan bahwa peranan kepala sekolah sangat penting dan sangat menentukan. Roe dan Drake (1980:11) mengemukakan bahwa Kepala Sekolah merupakan faktor kunci yang sangat menentukan sukses atau gagalnya sekolah dalam mencapai tujuannya. Faktor lain yang menentukan prestasi belajar siswa adalah guru. Guru merupakan aktor utama dalam melaksanakan proses belajar-mengajar di sekolah. Proses belajar-mengajar adalah aktivitas yang paling penting di sekolah yang merupakan proses terjadinya interaksi yang optimal antara guru dan siswa. Selain mengajar sejumlah mata pelajaran, guru juga mendidik agar para siswa tidak hanya menyerap materi pelajaran dengan optimal tetapi mempunyai sikap, watak, dan kepribadian yang baik. Oleh karena itu, guru akan merasa puas bila dapat melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik, seperti dapat menyiapkan materi, dapat mengajar sesuai dengan yang direncanakan dan para siswa dapat menyerap apa yang diajarkan. Selain itu, guru juga akan merasa puas jika siswa dapat mencapai prestasi yang tinggi baik dalam mata pelajaran maupun dalam kegiatan ekstra kurikuler yang bisa mengangkat nama baik sekolah.

Faktor berikutnya yang menentukan dan sangat penting dalam pencapaian prestasi belajar siswa yaitu siswanya sendiri. Prestasi belajar siswa merupakan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki para siswa setelah mengikuti pendidikan dan merupakan salah satu hal yang utama dari tujuan pendidikan. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran dirancang untuk memungkinkan pencapaian suatu perangkat tujuan pendidikan (Gagne dan Leslie, 1974:3). Hasil belajar siswa yang merupakan tujuan pengajaran terdiri dari tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor (Gagne, 1997: 27-28 ). Aspek kognitif merupakan suatu kemampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Aspek kognitif meliputi pengetahuan kompleks, aplikasi, sntesis, analisis, dan evaluasi. Aspek afektif merupakan suatu kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai-nilai, minat, dan apresiasi. Sedangkan aspek psikomotor merupakan suatu kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan motorik (Bloom, 1956:7-18). Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Faktor yang datang dari dalam diri siswa terutama kemampuan yang dimiliki, motivasi belajar, minat dan perhatian, sifat dan kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi siswa, faktor fisik dan psikis siswa. Sedangkan faktor yang datang dari luar diri siswa antara lain adalah lingkungan belajar yaitu mutu pengajaran di sekolah dalam pengertian sejauh mana proses belajar mengajar di sekolah dapat berlangsung secara efektif. Hasil belajar pada dasarnya tersirat dalam tujuan pengajaran, sehingga hasil belajar siswa dipengaruhi baik oleh kemampuan siswa maupun mutu pengajaran. Hasil belajar

akan membentuk kemampuan seseorang. Pengetahuan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi caranya bertindak dalam kehidupan sehari-hari baik tindakan yang bentuknya intelek maupun yang bentuknya fisik. Oleh karena itu hasil belajar dapat diamati dari tindakan seseorang yang merupakan wujud dari kemampuannya dalam menyerap sejumlah informasi dan pengetahuan dalam proses belajar. Berdasarkan uraian tersebut, dalam penelitian ini yang dimaksud dengan hasil belajar sama dengan prestasi belajar, yaitu pengetahuan yang dicapai siswa pada sejumlah mata pelajaran setelah mengalami proses pembelajaran di sekolah. Dalam studi ini prestasi belajar lebih ditekankan pada perolehan Nilai Ebtanas Murni (NEM) yang merupakan salah satu keberhasilan siswa, karena out came suatu sekolah ditandai dengan keberhasilan siswanya dalam mencapai Nilai Ebtanas Murni (NEM) yang tinggi dan dapat diterima di SLTA negeri. Berdasarkan beberapa pandangan secara teoritis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yang salah satunya adalah perolehan NEM, maka penulis merasa terdorong untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam konteks manajemen pengembangan sistem pembelajaran, melalui studi deskriptif analitik pada SLTP Negeri di Kota Bandung. Hal ini penting, karena dalam manajemen sistem pembelajaran kegiatan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa merupakan satu langkah penting yang harus dilalui, terutama dalam kaitannya dengan proses perencanaan (planning). Dengan kata lain, identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa merupakan bagian integral dari manajemen pengembangan sistem pembelajaran.

3. Untuk indikator NEM pada jenjang SLTP, mutu masukan (NEM) siswa baru kelas 1 rata-rata 31,35 dan keluarannya/lulusan menjadi 35,97. Hal ini menunjukkan perkembangan kualitas mutu pendidikan di SLTP meningkat. Berhubung yang diidentifikasi tentang prestasi belajar siswa itu difokuskan pada perolehan NEM, maka di sini penulis merasa perlu untuk menyajikan data tentang perolehan NEM di Kota Bandung sebagai berikut. TABEL 1.1 DATA PERINGKAT SLTP NEGERI SE KOTA BANDUNG BERDASARKANPEROLEHAN NEM TAHUN PELAJARAN 2000/2001 No Nama Sekolah Jumlah Siswa Rata-rata NEM Kualifikasi 1. SLTP Negeri 5 480 7,07 Baik 2. SLTP Negeri 2 473 6,98 Baik 3. SLTP Negeri 3 393 6,68 Baik 4. SLTP Negeri 8 284 6,58 Baik 5. SLTP Negeri 13 472 6,59 Baik 6. SLTP Negeri 7 402 6,50 Baik 7. SLTP Negeri 1 420 6,50 Baik 8. SLTP Negeri 14 360 6,50 Baik 9. SLTP Negeri 34 314 6,33 Sedang 10. SLTP Negeri 9 382 6,28 Sedang 11. SLTP Negeri 28 266 6,14 Sedang 12. SLTP Negeri 11 468 6,10 Sedang 13. SLTP Negeri 12 370 6,10 Sedang 14. SLTP Negeri 4 399 6,06 Sedang 15. SLTP Negeri 44 171 6,06 Sedang 16. SLTP Negeri 45 316 6,05 Sedang 17. SLTP Negeri 10 360 5,97 Sedang

18. SLTP Negeri 31 19. SLTP Negeri 17 20. SLTP Negeri 30 21. SLTP Negeri 26 22. SLTP Negeri 46 23. SLTP Negeri 43 24. SLTP Negeri 22 25. SLTP Negeri 39 26. SLTP Negeri 15 254 27. SLTP Negeri 27 452 Sedang 28. SLTP Negeri 35 309 5,79 Sedang 29. SLTP Negeri 36 239 5,77 Sedang 30. SLTP Negeri 50 379 5,75 Sedang 31. SLTP Negeri 18 417 5,72 Sedang 32. SLTP Negeri 16 381 5,72 Sedang 33. SLTP Negeri 37 382 5,71 Sedang 34. SLTP Negeri 20 346 5,70 Sedang 35. SLTP Negeri 40 362 5,70 Sedang 36. SLTP Negeri 19 454 5,69 Sedang 37. SLTP Negeri 25 360 5,68 Sedang 38. SLTP Negeri 48 393 5,63 Sedang 39. SLTP Negeri 38 394 5,61 Sedang 40. SLTP Negeri 6 315 5,59 Sedang 41. SLTP Negeri 23 417 5,58 Sedang 42. SLTP Negeri 24 329 5,57 Sedang 43. SLTP Negeri 47 387 5,55 Sedang 44. SLTP Negeri 41 327 5,55 Sedang 45. SLTP Negeri 21 216 5,54 Sedang 46. SLTP Negeri 32 288 5,49 Kurang

47. SLTP Negeri 29 301 5,47 Kurang 48. SLTP Negeri 33 233 5,44 Kurang 49. SLTP Negeri 49 407 5,40 Kurang 50. SLTP Negeri 51 333 5,35 Kurang 51. SLTP Negeri 42 419 5,18 Kurang Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung. Tabel di atas menunjukkan bahwa dalam perolehan NEM, dari 51 SLTP Negeri yang ada di Kota Bandung, terdapat delapan sekolah yang termasuk klasifikasi baik, 37 sekolah termasuk klasifikasi sedang dan enam sekolah yang termasuk klasifikasi kurang. Memahami uraian di atas, populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi subyek yang memiliki karakteristik yang berkaitan atau dipandang dapat memberikan informasi yang akurat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam konteks manajamen pengembangan sistem pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan perolehan nilai ebtanas murni pada SLTP yang ada di Kota Bandung. Adapun populasi dan sampel penelitian adalah sekolah yang termasuk dalam klasifikasi perolehan NEM baik, sekolah yang termasuk dalam klasifikasi perolehan NEM sedang, dan sekolah yang termasuk dalam klasifikasi perolehan NEM kurang. Selain itu, adalah Kepala Sekolah yang ada di lingkungan Kota Bandung, Unsur guru yang mengajar di sekolah yang termasuk perolehan NEM nya baik, sedang dan kurang, serta siswa yang memperoleh jumlah NEM tertinggi dan terendah dari sekolah-sekolah baik, sedang dan kurang.

Untuk memenuhi kriteria tersebut di atas, terlebih dahuli mengadakan studi pendahuluan dengan observasi dan wawancara dengan sjeiun^ik*"^ ~»,y ^J^n'STN^-~// Kepala Sekolah, guru, dan siswa di lingkungan SLTP Negeri di Kota Bandung. Sekolah yang dijadikan sasaran penelitian adalah SLTP Negeri 3 yang perolehan rata-rata NEM nya termasuk klasifikasi baik, SLTP Negeri 39 yang perolehan rata-rata NEM nya sedang, dan SLTP Negeri 33 yang perolehan ratarata NEM nya kurang. B. Masalah Penelitian Isu tentang mutu pendidikan di Indonesia masih rendah dan belum dapat memenuhi tuntutan masyarakat bisa dilihat dari prestasi belajar siswa yang belum memuaskan, salah satunya yaitu rata-rata perolehan NEM yang dicapai oleh pihak sekolah. Sebagai gambaran untuk SLTP Negeri yang berada di Kota Bandung, dari jumlah sekolah sebanyak 51 sekolah yang termasuk dalam kualifikasi perolehan rata-rata NEM baik hanya 3 sekolah, yang sedang 28 sekolah, dan yang kurang ada 20 sekolah. Berkenaan dengan itu, maka permasalahan tersebut perlu diidentifikasi dengan merujuk pada pertanyaan pokok penelitian yang dirumuskan seperti berikut: "Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam konteks manajemen pengembangan sistem pembelajaran pada SLTP Negeri di Kota Bandung? " Kepala Sekolah dalam kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan dan pengajaran dari sekolah dapat menentukan maju mundurnya sekolah yang dipimpinnya. Kepemimpinan tidak terlepas dari usaha memahami sikap manusia

11 yang berperan sebagai pemimpin, sehubungan dengan interaksinya dengan orang lain dalam organisasi. Hal yang demikian memungkinkan Kepala Sekolah selaku pemimpin pengajaran di sekolah menciptakan iklim yang kondusif, sehingga guruguru di sekolahnya lebih berarti, lebih menguntungkan, dan dapat bersama-sama mencapai prestasi belajar siswa khususnya dalam perolehan NEM yang tinggi. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas manajemen pengembangan sistem pembelajaran. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya untuk mencapai prestasi belajar, yang salah satunya adalah perolehan NEM yang tinggi. Kepribadian guru, merupakan kunci kesuksesan dalam proses kegiatan profesinya. Khusus dalam pencapaian prestasi belajar siswa, kepribadian seorang guru sangatlah dominan karena dalam pengelolaan kelas merupakan wadah perpaduan berbagai sifat pribadi yang berbeda-beda, ada yang agresif, tenang, sabar, pendiam dan sebagainya. Guru yang baik, ialah yang dapat menciptakan kekompakan kelasnya, dapat menjalin kesatuan dan persatuan kelas secara harmonis, yang harus memancar dari kepribadian guru sebagai suri tuladan bagi murid-muridnya. Dalam proses pembinaan pribadi, seorang guru hendaklah senantiasa mengadakan studi komparatif tentang sifat-sifat kepribadian yang dibutuhkan dalam profesi keguruan. Oleh karena itu, tidak semua sifat yang dibutuhkan dan dicita-citakan dalam profesi keguruan itu dimiliki guru, maka hendaklah diikhtiarkan berbagai usaha untuk membina kepribadian yang baik sebagai guru.

12 Adapun sifat-sifat yang tidak diinginkan, hendaklah disadari atau disadarkan oleh pimpinan sekolah kepada guru yang bersangkutan untuk perbaikan. Siswa merupakan faktor yang paling menentukan dalam mencapai prestasi belajarnya, karena dirinya sendiri yang mempunyai keinginan untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Untuk memperoleh kejelasan mengenai cakupan persoalan yang akan diteliti kajiannya digambarkan sebagai berikut. Kepala Sekolah V Guru t *' V Siswa ^> Guru i> Prestasi belajar ^r% Lingkungan Gambar 1.1 Hubungan antara berbagai faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa Kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan mempunyai tanggung jawab dalam keberhasilan sekolahnya, banyak indikator keberhasilan suatu sekolah baik yang bersifat akademik maupun yang non akademik, untuk yang akademik salah satunya adalah keberhasilan sekolah dalam perolehan rata-rata NEM yang dicapai

13 oleh siswa kelas 3. Oleh karena itu Kepala Sekolah harus senantiasa memantau pelaksanaan KBM di sekolahnya yang dilaksanakan oleh guru-guru. Guru yang merupakan ujung tombak dari keberhasilan prestasi belajar siswa tentu saja harus memiliki sikap-sikap tertentu, seperti dikemukakan Muhibbin Syah (2000: 226) "(1) dimensi karakteristik pribadi guru, (2) dimensi sikap kognitif guru terhadap siswa dan (3) dimensi sikap kognitif guru terhadap materi pelajaran dan metoda mengajar ". Siswa sebagai peserta yang sedang belajar merupakan faktor yang paling menentukan terhadap proses dan hasil belajar. Sehingga pada diri siswa perlu dilihat faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada prestasi belajarnya. C. Pertanyaan Penelitian Dari dimensi permasalahan tersebut dapat dikemukakan rumusan-rumusan pertanyaan penelitian sebagai berikut: a. Bagaimanakah pengaruh faktor kepala sekolah terhadap prestasi belajar siswa, khususnya dalam perolehan NEM yang tinggi dalam konteks manajemen pengembangan sistem pembelajaran pada SLTP Negeri di Kota Bandung? b. Bagaimanakah pengeruh faktor guru terhadap prestasi belajar siswa, khususnya dalam perolehan NEM yang tinggi dalam konteks manajemen pengembangan sistem pembelajaran pada SLTP Negeri di Kota Bandung? c. Bagimanakah pengaruh faktor siswa terhadap prestasi belajar siswa, khususnya dalam perolehan NEM yang tinggi dalam konteks manajemen pengembangan sistem pembelajaran pada SLTP Negeri di Kota Bandung?

14 d. Bagaimanakah pengaruh faktor lingkungan (rumah dan masyarakat) terhadap prestasi belajar siswa, khususnya dalam perolehan NEM yang tinggi dalam konteks manajemen pengembangan sistem pembelajaran pada SLTP Negeri di Kota Bandung? Rincian pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas merupakan acuan penelitian yang perlu ditelusuri secara mendalam di lapangan dan diharapkan dapat memberikan kejelasan terhadap ruang lingkup penelitian. Kepala Sekolah adalah pemimpin, tetapi di pihak lain keberhasilan sekolah tergantung kepada performans kolektif antara Kepala Sekolah dan stafgurunya. Dalam hal ini, diperlukan kerja sama yang harmonis dengan stafguru. Oleh sebab itu, kepemimpinan kepala sekolah seyogyanya merupakan suatu proses relasi pribadi. Esensi kepemimpinan menurut Koontz dan 0A Donnel, adalah pengikutpengikutnya dan menurut Fiedler, performans kelompok tergantung pada gaya kepemimpinnannya (Koontz & 0A Donnel, 1976: 567). Persoalannya gaya pemimpin mana yang tepat digunakan oleh Kepala Sekolah untuk mempengaruhi staf gurunya sehingga dapat mengefektifkan program-program pendidikan di sekolah. Gaya pemimpin yang baik harus memperhatikan dan mengakui martabat manusia sebagai subyek dan bukan sebagai alat atau sebagai objek. Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaharuan kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya posisi guru dalam dunia pendidikan.

15 Lebih lanjut, dalam menjalankan kewenangan profesionalnya guru dituntut memiliki keaneka ragaman kecakapan yang bersifat psikologis, yang meliputi: "kompetensi kognitif, kompetensi afektif, dan kompetensi psikomotor" (Muhibbin Syah, 2000: 230). Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa meliputi: "(1) faktor internal ( faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa, (2) faktor ekstemal ( faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa" (Muhibbin Syah 2000: 132). D. Tujuan Penelitian Studi ini bertujuan mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa khususnya dalam perolehan Nilai Ebtanas Murni (NEM), dalam konteks manajemen pengembangan sistem pembelajaran pada SLTP Negeri di Kota Bandung, yang terdiri dari: a. Memperoleh gambaran tentang pengaruh faktor kepala sekolah terhadap prestasi belajar siswa, khususnya dalam perolehan NEM yang tinggi dalam konteks manajemen pengembangan sistem pembelajaran pada SLTP Negeri di Kota Bandung. b. Memperoleh gambaran tentang pengaruh faktor guru terhadap prestasi belajar siswa, khususnya dalam perolehan NEM yang tinggi dalam konteks manajemen pengembangan sistem pembelajaran pada SLTP Negeri di Kota Bandung. c. Memperoleh gambaran tentang pengaruh faktor siswa terhadap prestasi belajarnya, khususnya dalam perolehan NEM yang tinggi dalam konteks

manajemen pengembangan sistem pembelajaran pada SLTP Negeri di Kota Bandung, d. Memperoleh gambaran tentang pengaruh faktor lingkungan terhadap prestasi siswa, khususnya dalam perolehan NEM yang tinggi dalam konteks manajemen pengembangan sistem pembelajaran pada SLTP Negeri di Kota Bandung. E. Kegunaan Penelitian Secara teoritis penelitian ini berusaha mengkaji secara mendalam faktorfaktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam konteks manajemen pengembangan sistem pembelajaran. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menemukan konsep-konsep yang bermakna bagi pengembangan ilmu pendidikan umumnya, khususnya bagi manajemen pengembangan sistem pembelajaran. Kegunaan praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihakpihak yang terkait dengan lembaga pendidikan seperti: 1. Kepala Sekolah dan guru-guru, sebagai bahan masukkan dan pertimbangan dalam menentukan strategi untuk mencapai prestasi belajar siswa yang tinggi. 2. Instansi pengelola SLTP Negeri, yaitu jajaran Kantor Dinas Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Barat, sebagai umpan balik terhadap implementasi pendidikan di SLTP Negeri. 3. Para pengawas pendidikan, dan.pihak lain, baik secara perorangan, maupun secara melembaga, untuk meningkatkan mutu pendidikan umumnya, khususnya dalam dalam manajemen pengembangan sistem pembelajaran.