QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.6, No.2, Oktober 2015, hlm

dokumen-dokumen yang mirip
JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.2, Oktober 2014, hlm

Kata kunci : kemampuan berpikir kreatif, hasil belajar, Creative Problem Solving

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

Ahmad Murjani dan Abdul Hamid Pendidikan Kimia FKIP Universitas Lambung Mangkurat

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

Jurnal PTK dan Pendidikan. Chairunnisa Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Fefti Asnia, Jejem Mujamil, M. Hadeli, L (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya)

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MURDER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 12 MAKASSAR

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBANTUAN MODUL DALAM MATERI LARUTAN PENYANGGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL GI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA X2 SMA NEGERI 4 SINGARAJA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED SISWA KELAS X SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

Economic Education Analysis Journal

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING

Vivi Sari*, Elva Yasmi Amran**, Susilawati*** No.

Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang. Keywords: model of problem based learning, critical thinking

PROSIDING ISBN :

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PKN KELAS V SDS MUHAMMADIYAH HUTABANGUN

Oleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3

Ermei Hijjah Handayani*, Elva Yasmi Amran**, Rini***

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

HURIYAH Program Studi Magister Pendidikan IPS Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

Murniati 1,sainab 2. Kata Kunci : Hasil Belajar Kognitif, IPA Terpadu, Model Pembelajaran Aktif, dan Quiz Team

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 2, Juni 2014

Penggunan Model Pembelajaran Team Games Tournament Dan Picture And Picture

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SCRAMBLE DI SDN 03 KOTO PULAI PESISIR SELATAN.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI BARISAN DAN DERET BILANGAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI KELAS VA SD PERTIWI 3 PADANG

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.2, Oktober 2014, hlm

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI USAHA MEMPERTAHANKAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.

Diah Puji Hastuti Pendidikan Kimia FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume 1 No 4, Oktober 2015

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU KELAS DALAM MENCAPAI HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DI SD NEGERI BINJAI

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Kata Kunci: Teams Games Tournament (TGT), Media Konkret, Sifat-sifat Bangun Datar Sederhana, Matematika

MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA MELALUI PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING DI MADRASAH ALIYAH NAHDATUL ULAMA BATANG TORU

Dassucik 1) 1) 104 Education Journal :Journal Educational Research and Development. STKIP PGRI Situbondo.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

PENERAPAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SDN BLABAK 1 KANDAT KEDIRI

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN KETERAMPILAN KERJA ILMIAH SISWA KELAS X MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY ROLE APPROACH BERBASIS LESSON STUDY DI SMA N 16 SEMARANG

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DENGAN CUTTING ENGINE

DI SD NEGERI 07 LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SISWA KELAS VII F SMP 1 BANGUNTAPAN

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

PENERAPAN MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING) DALAM PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS IPA SISWA KELAS V SD

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

Mika Ariani, Abdul Hamid, dan Leny Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNLAM Banjarmasin

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE MAKE A MATCH

Transkripsi:

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.6, No.2, Oktober 2015, hlm. 1-10 1 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION (AIR) PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DI KELAS XI IPA 2 SMA PGRI 6 BANJARMASIN Ahmad Fauji dan Atiek Winarti Pendidikan Kimia FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin Abstrak. Telah dilakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) pada materi hidrolisis garam di kelas XI IPA 2 SMA PGRI 6 Banjarmasin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peningkatan kualitas pembelajaran guru, (2) peningkatan aktivitas belajar siswa, (3) keterampilan berpikir kritis siswa, (4) peningkatan hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta analisis dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA PGRI 6 Banjarmasin dengan jumlah 28 siswa. Data hasil observasi meliputi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Data hasil keterampilan berpikir kritis dikumpulkan menggunakan tes essay disetiap akhir pembelajaran dan data hasil belajar dikumpulkan menggunakan tes hasil belajar disetiap akhir siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran AIR dapat meningkatkan pembelajaran guru dengan kriteria baik pada siklus I menjadi sangat baik pada siklus II. Aktivitas siswa meningkat dengan kriteria baik pada siklus I menjadi sangat baik pada siklus II. Keterampilan berpikir kritis siswa meningkat tiap indikator dengan kategori cukup baik pada siklus I menjadi baik pada siklus II. Penerapan model pembelajaran AIR dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa dari rata-rata 69,35% pada siklus I menjadi 89,30% pada siklus II atau terjadi peningkatan sebesar 19,95%. Kata kunci: model pembelajaran auditory, intellectually, repetition (AIR), keterampilan berpikir kritis, hasil belajar, hidrolisis garam. Abstract. A research on the application of Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) learning models in the hydrolysis of the salt material in class XI science 2 SMA PGRI 6 Banjarmasin. This study aims to determine: (1) improving the quality of teacher learning, (2) improvement of student learning activities, (3) student s critical thinking skills, (4) improving student learning outcomes. This study uses classroom action research design with 2 cycles. Each cycle consists of planning, action, observation and evaluation, as well as analysis and reflection. The subject were student of class XI Science SMA PGRI 6 Banjarmasin with the number 28. The data include observation of teacher activity and student activity. Outcomes data of critical thinking skills collected using essay tests at the end of each lesson and learning outcomes data were collected using the test results to learn at the end of each cycle. Results of the study showed that the application of AIR learning models can improve teacher learning with good criteria in the first cycle to be very good in the second cycle. Student activity increased with good criteria in the first cycle to be very good in the second cycle. Student s critical thinking skills increased each indicator by category quite well in the first cycle to be good on the second cycle. Application of AIR learning models can improve student s mastery of learning outcomes of the average 69.35 % in the first cycle to be 89.30% in the second cycle or an increase of 19.95%. Keywords : auditory, intellectually, repetition (air) learning model, critical thinking skills, learning outcomes, hydrolysis of salts PENDAHULUAN Pembelajaran sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kritis (Susilo, 2012). Salah satu di antara ilmu sains yang memegang peranan penting dalam proses keterampilan berpikir kritis adalah ilmu kimia. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan Bapak Rusdiansyah, selaku guru mata pelajaran kimia di SMA PGRI 6 Banjarmasin dikatakan bahwa materi hidrolisis garam yang diajarkan pada siswa kelas XI IPA tergolong materi yang cukup sulit dipelajari. Beliau mengatakan bahwa kesulitan belajar siswa rata-rata terletak pada reaksi-reaksi dalam hidrolisis garam dan pada perhitungannya. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar siswa yang tergolong sangat rendah yaitu dengan hanya 25%

Fauji dan Winarti, Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa melalui Model AIR... 2 siswa yang berhasil mencapai criteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan di sekolah untuk mata pelajaran kimia yaitu 70. Hasil belajar siswa yang masih tergolong rendah disebabkan oleh beberapa faktor yang meliputi siswa, guru ataupun proses pembelajaran yang kurang mengaktifkan siswa dalam belajar. Berdasarkan hasil pengalaman dan pengamatan peneliti terhadap proses belajar mengajar di kelas XI IPA 2 SMA PGRI 6 Banjarmasin terlihat adanya siswa yang kurang antusias selama proses pembelajaran berlangsung. Kurang antusiasnya belajar kimia disebabkan oleh anggapan siswa bahwa kimia merupakan pelajaran yang sulit. Selain itu kecenderungan siswa hanya menerima materi yang diajarkan tanpa mau menelaah lebih mendalam dan berkelanjutan, faktor lain yang menyebabkan rendahnya minat belajar kimia di SMA PGRI 6 Banjarmasin adalah pembelajaran kimia yang berpusat pada guru. Dalam penyampaian materi, guru cenderung monoton menguasai kelas sehingga siswa kurang leluasa dalam menyampaikan ide-idenya. Materi hidrolisis garam memiliki konsep yang cukup sulit yaitu memuat reaksi-reaksi kimia dan perhitungan di dalamnya. Hal ini akan menimbulkan hambatan bagi siswa dalam mempelajari materi tersebut apabila siswa hanya menyimak pelajaran tanpa ada saling timbal balik antara siswa dan guru. Kesulitan akan semakin terlihat ketika siswa dihadapkan pada masalah pemecahan kimia, mereka dituntut untuk menjawab soal-soal yang berhubungan dengan pemahaman konseptual maupun algoritmik. Hal ini tentu menyulitkan karena dari awal siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran kimia dan ini bisa berdampak kurang bagus bagi perkembangan berpikir siswa. Langkah yang diambil untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan mempersiapkan sebuah model pembelajaran yang dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa. Salah satu model pembelajaran yang akan diterapkan untuk membantu siswa dalam mempelajari kimia khususnya materi hidrolisis garam adalah dengan menerapkan model pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR). Model pembelajaran AIR merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivis yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Model Pembelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif jika memperhatikan tiga hal, yakni Auditory, Intellectually dan Repetition. Auditory yang berarti belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, berprestasi, argumentasi, mengemukakan pendapat dan menanggapi. Sedangkan intellectually bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berfikir (mind-on), haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, menkonstruksi, memecahkan masalah dan menerapkan. Lalu, Repetition berarti pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara siswa di latih melalui pemberian tugas atau kuis. Penelitian tindakan kelas pernah dilakukan oleh Rahayuningsih (2013) dengan menggunakan model pembelajaran AIR untuk meningkatkan hasil belajar matematika kelas IX SMP Kartika IV-8 Malang. Berdasarkan nilai yang diperoleh dari tes pada siklus I hanya 28% peserta didik yang mampu mendapatkan nilai > 75 (dengan rata-rata 52,15) dan pada siklus II sebanyak 84% peserta didik mampu mendapat nilai >75 (dengan rata-rata 82,80). Penelitian tindakan kelas yang lain juga pernah dilakukan oleh Muhtarom (2012) dengan menggunakan model pembelajaran AIR dengan strategi peninjauan kembali untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar geografi siswa kelas XB MA Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I sebesar 58,66 % menjadi 72,96% pada siklus II. Sedangkan hasil belajanya juga mengalami peningkatan dari 74 % pada siklus I menjadi 82 % pada siklus II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Peningkatan aktivitas pembelajaran guru dalam melaksanakan model pembelajaran AIR pada materi hidrolisis garam siswa kelas XI IPA 2 SMA PGRI 6 Banjarmasin, (2) Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran melelui model pembelajaran AIR, (3) Peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa melalui model pembelajaran AIR, dan (4) Peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA PGRI 6 Banjarmasin melalui model pembelajaran AIR.

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.6, No.2, Oktober 2015, hlm. 1-10 3 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan penelitian tindakan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya, sehingga terfokus pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. Penelitian tindakan kelas terdiri dari empat kegiatan utama pada setiap siklus adalah perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, sedangkan siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan sehingga untuk dua siklus terdapat empat kali pertemuan. Evaluasi dilakukan setiap akhir siklus dan sekaligus merupakan diagnosa seberapa besar penguasaan materi hidrolisis garam yang telah dicapai oleh siswa dan konsep apa saja yang belum dikuasai oleh siswa. Pembelajaran siklus berikutnya hanya difokuskan pada konsep yang belum dikuasai oleh siswa, yang ditemukan dari evaluasi pada siklus sebelumnya. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 2 dengan jumlah siswa laki- laki sebanyak 8 orang dan siswa perempuan sebanyak 20 orang. Penelitian tindakan ini mulai dilaksanakan pada tanggal 28 Maret hingga 26 April 2014. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diambil melalui instrumen lembar observasi, evaluasi keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar kognitif. Teknik tes dilakukan dengan memberikan serangkaian soal kepada siswa dan instrumen soal yang digunakan berbentuk objektif. Teknik non tes dilakukan dengan melaksanakan observasi lembar aktivitas guru dan aktivitas siswa. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Observasi aktivitas guru dan siswa Hasil observasi tentang aktivitas guru secara keseluruhan ketika kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 1 yang menunjukkan peningkatan aktivitas guru berdasarkan penelitian observer dari pertemuan 1 hingga pertemuan 4. Gambar 1 Kemajuan aktivitas guru dari siklus I ke siklus II Berdasarkan data-data hasil observasi aktivitas guru yang diperoleh pada proses pembelajaran kualitas aktivitas guru di siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. Hasil observasi tentang aktivitas siswa secara keseluruhan ketika kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 2 yang menunjukkan peningkatan aktivitas siswa berdasarkan penilaian observer dari pertemuan 1 hingga pertemuan 4.

Fauji dan Winarti, Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa melalui Model AIR... 4 Gambar 2 Peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II Berdasarkan data-data hasil observasi aktivitas siswa yang diperoleh pada proses pembelajaran kualitas aktivitas siswa disiklus II mengalami peningkatan dari siklus I. 2. Hasil observasi keterampilan berpikir kritis Peningkatan hasil keterampilan berpikir kritis masing-masing indikator tiap pertemuan disajikan pada gambar 3-6 disetiap siklus I dan siklus II. Gambar 3 Penilaian keterampilan berpikir kritis pada pertemuan 1

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.6, No.2, Oktober 2015, hlm. 1-10 5 Gambar 4 Penilaian keterampilan berpikir kritis siswa pada pertemuan 2 Gambar 5 Penilaian keterampilan berpikir kritis pada pertemuan 3 Gambar 6 Penilaian keterampilan berpikir kritis pada pertemuan 4

Fauji dan Winarti, Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa melalui Model AIR... 6 3. Hasil evaluasi kognitif siswa Hasil evaluasi kognitif dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dimana hasil belajar pada siklus I dan siklus II ini dapat dibandingkan penguasaan siswa tiap indikator dari rata-rata keseluruhan indikator siklus I dan siklus II dengan Gambar 7. Gambar 7 Perbandingan hasil evaluasi pembelajaran siklus I dan siklus II Keterangan: 1. Menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang terhidrolisis dalam air melalui percobaan 2. Menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi 3. Menghitung ph larutan garam yang terhidrolisis Gambar 8 Peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II B. Pembahasan Proses kegiatan aktivitas guru melalui hasil observasi pada setiap pertemuan mengalami peningkatan dalam kegiatan pembelajaran, akan tetapi masih terdapat beberapa kelemahan guru saat proses pembelajaran berlangsung di antaranya guru masih belum optimal memusatkan perhatian siswa

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.6, No.2, Oktober 2015, hlm. 1-10 7 pada saat kegiatan diskusi berlangsung, hal tersebut terlihat masih ada beberapa siswa yang masih melakukan aktivitas lain sehingga berakibat pada siswa yang pasif lemah dalam menerapkan keterampilan berpikir kritis mereka dalam memecahkan masalah. Selain itu guru masih belum optimal dalam mengelola alokasi waktu kegiatan pembelajaran, hal tersebut dikarenakan proses kegiatan pemecahan masalah yang berlangsung cukup lama, akan tetapi secara keseluruhan proses kegiatan aktivitass guru pada siklus I sudah berjalan dengan baik. Meskipun masih terdapat beberapa item pelaksanaan model pembelajaran yang masih lemah dilaksanakan oleh guru, aktivitas guru mengalami kemajuan disetiap pertemuan. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada setiap pertemuan berada pada kriteria baik pada siklus I. Hal tersebut dilihat dari setiap rata-rata observasi pada setiap aspek yang mengalami peningkatan dari sebelumnya. Sama halnya dengan altivitas guru, pada aktivitas siswa terdapat kelemahan di dalam pelaksanaan proses belajar melalui model pembelajaran AIR. Siswa masih belum optimal dalam menerapkan keterampilan berpikir kritis dalam memecahkan masalah. Hal tersebut dilihat saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa masih belum menguasai sepenuhnya pemahaman konseptual atau algoritmik dari materi yang dijelaskan guru, sehingga tidak sedikit dari siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi masalah dan menyelesaikannya. Proses pelaksanaan melalui model pembelajaran AIR oleh siswa belum sepenuhnya terlaksana dengan optimal. Siswa belum terbiasa dengan penerapan metode pemecahan masalah yang mereka laksanakan, sehingga pada proses kegiatan ini, siswa perlu dilatih untuk menunjukkan sikap mandiri dalam memecahkan masalah. Akan tetapi aktivitas siswa menunjukkan kemajuan dari setiap pertemuan. Hal ini sejalan dengan penelitian Rahayuningsih (2013) menyatakan bahwa model pembelajaran AIR dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada siklus I dengan kategori cukup baik menjadi sangat baik pada siklus II. Hasil tes keterampilan berpikir kritis menunjukkan hasil yang baik. Akan tetapi ada penurunan saat pertemuan ketiga dimana kemampuan siswa dalam menganalisis argumen, mengidentifikasi asumsi dan menetukan tindakan berada dalam kategori yang cukup. Hal ini disebabkan kemampuan algoritmik siswa yang belum sepenuhnya baik. Indikator pembelajaran saat itu adalah menghitung ph larutan garam yang terhidrolisis dimana di dalamnya terdapat sejumlah rumus dan langkah-langkah perhitungan yang cukup sulit bagi siswa. Kemampuan matematis siswa dalam mengoperasikan bilangan hitung matematika yang masih belum sepenuhnya baik membuat pemahaman algoritmik siswa menjadi belum optimal, sehingga berdampak pada kurangnya hasil belajar berupa keterampilan berpikir kritis siswa, sehingga pada proses pembelajaran berikutnya siswa dilatih terlebih dahulu memecahkan masalah yang paling mendasar ke masalah yang kompleks. Selanjutnya melalui proses pembelajaran pada siklus II, pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dapat meningkat sesuai dengan harapan, yakni dari cukup baik pada siklus I menjadi baik pada siklus II. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamzah (2013). Hasil penelitian ditunjukkan bahwa pemahaman siswa melalui model pembelajaran AIR dalam pembelajaran dapat meningkat dalam setiap siklusnya. Selain itu, pemahaman siswa yang meningkat juga berdampak baik terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa, dalam hal ini dihubungkan dengan keterampilan berpikir kritis siswa yang mengalami peningkatan pada siklus II. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mustagfiri (2013). Hasil penelitian ditunjukkan bahwa model pembelajaran AIR berdampak baik terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I rata-rata persentase ketuntasan hasil belajar kognitif siswa pada siklus I ini adalah 69,35% atau menurut kriteria keberhasilan dari Dinas Pendidkan Banjarmasin (2010) berada pada kategori baik akan tetapi siswa belum mencapai taraf penguasaan 70% dari materi yang diajarkan. Hal ini disebabkan ada indikator yang belum dicapai atau belum dikuasai siswa yaitu menghitung ph larutan garam yang terhidrolisis. Adapun indikator yang belum dicapai atau belum dikuasai siswa pada siklus I, umumnya mereka selalu tertukar rumus saat menghitung ph larutan garam, seperti saat menghitung ph larutan garam yang bersifat basa mereka langsung menggunakan rumus ph = -log [H + ] yang seharusnya mereka menggunakan rumus poh terlebih dahulu sebelum menghitung ph. Selain itu, siswa juga terkecoh pada larutan yang memiliki ekuivalen 2 sehingga molaritas akan dikalikan 2.

Fauji dan Winarti, Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa melalui Model AIR... 8 Perbaikan terhadap kelemahan yang terjadi pada siklus I untuk diterapkan pada siklus II diantaranya proses pembelajaran guru melalui model pembelajaran AIR dengan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi hidrolsis garam dalam membedakan kuat lemahnya suatu asam maupun basa dan menghitung ph larutan garam yang terhidrolisis terutama pemahaman tentang pengoperasian hitung matematika, mengefisienkan waktu sesuai dengan yang direncanakan, lebih meningkatkan dan mengarahkan siswa dalam menggalakan keterampilan berpikir kritis, memberikan perhatian dan bimbingan terhadap siswa yang pasif (pada siklus I) untuk lebih fokus terhadap pembelajaran, mengorientasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pemecahan masalah dan lebih membimbing siswa untuk berdiskusi dalam kelompok dengan memantau setiap aktivitas siswa dalam pemecahan masalah dengan mengatur arah tempat duduk siswa yang pasif ditempatkan di depan agar siswa pasif dapat terkontrol dan guru dapat membimbing dengan lebih baik agar siswa tersebut aktif melakukan aktivitas berdiskusi. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa pada siklus II mengalami peningkatan dari setiap aspek yang diukur dengan kriteria penilaian sangat baik. Artinya implementasi model pembelajaran AIR sudah terlaksana dengan optimal, guru sudah mampu mengalokasikan waktu secara efektif dan efisisen. Keterampilan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan dengan kriteria baik untuk setiap indikator artinya secara keseluruhan siswa mampu menggalakan keterampilan berpikir kritis dalam memecahkan dari setiap indikator yang diujikan. Peningkatan hasil penguasaan materi yang sudah terjadi dari siklus I ke siklus II mencapai 19,95% dimana persentase hasil penguasaan materi pada siklus I adalah 69,35% sedangkan persentase hasil penguasaan materi pada siklus II sebesar 89,3%. Peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II cukup signifikan. Hal ini terlihat juga pada ketuntasan belajar dimana 26 siswa dari 28 siswa sudah memenuhi keberhasilan tindakan. Perolehan nilai hasil belajar juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Jika pada siklus I nilai terendah siswa hanya 46,7 dan nilai tertinggi hingga 93,3. Namun pada siklus II, nilai 66,7 merupakan nilai terendah yang diperoleh siswa dan nilai tertinggi siswa mencapai nilai 100. Proses pembelajaran pada siklus II secara keseluruhan, rata-rata persentase keberhasilan kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran siklus II mencapai 89,3% menurut kriteria keberhasilan dari Dinas Pendidikan Banjarmasin (2010) berada pada kategori sangat baik. Persentase tiap indikator dan rata-rata persentase dari keseluruhan indikator mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan persentase yang diperoleh pada siklus I terutama pada indikator yang belum dikuasai siswa pada siklus I. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas ini telah berhasil dan hipotesis diterima dengan menerapkan model pembelajaran AIR dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II pada materi hidrolisis pada siswa kelas XI IPA 2 SMA PGRI 6 Banjarmasin tahun pelajaran 2013/2014. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pembelajaran materi hidrolisis garam di kelas XI IPA 2 SMA PGRI 6 Banjarmasin dapat disimpulkan: (1) Pelaksanaan pembelajaran guru melalui model pembelajaran AIR meningkat dari siklus I dengan kategori baik menjadi sangat baik pada siklus II. (2) Aktivitas siswa melalui model pembelajaran AIR meningkat dari siklus I dengan kategori cukup baik menjadi sangat baik pada siklus II. (3) Keterampilan berpikir kritis siswa meningkat tiap indikator dengan kategori cukup baik menjadi baik. (4) Penerapan model pembelajaran AIR dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa dari rata-rata 69,35% pada siklus I menjadi 89,30% pada siklus II atau terjadi peningkatan sebesar 19,95%. SARAN Adapun saran yang dapat penulis kemukakan sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) Dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa, perlu adanya media pembelajaran yang dapat memotivasi siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. (2) Mengingat banyaknya model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran, perlu kiranya meneliti efektivitas model

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.6, No.2, Oktober 2015, hlm. 1-10 9 pembelajaran AIR dengan model pembelajaran lain dalam hal meningkatkan hasil belajar maupun keterampilan berpikir kritis siswa. DAFTAR PUSTAKA Achmad, A. 2007. Memahami Berpikir Kritis. Diakses melalui http://www. Re- searchengines.com/. Pada tanggal 29 Januari 2014 Adnyana, G. P. 2011. Keterampilan Berpikir Kritis. Diakses melalui http://psb- psma.org/. Pada tanggal 29 Januari 2014 Ainia, Q., Kurniasih, H., Sapti, M. 2012. Eksperimentasi Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Karakter Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri Se-Kecamatan Kaligesing Tahun 2011/2012. Makalah disajikan dalam seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta, 10 November. Tidak dipublikasikan. Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar. Erlangga, Bandung. Dalyono, M. 2010. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta. Depdiknas. 2010. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Tahun 2008. Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta. Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Belajar. Rineka Cipta, Jakarta. Ennis, R. H. 1991. Goals for a Critical Thinking. Illinois Critical Thinking Project: University Illinois. Fischer, A. 2009. Sebuah pengantar berpikir kritis. Erlangga, Jakarta. Hamzah, N., Fatmaryanti, S. D., Ashari. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Pembelajaran Fisika Kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Radiasi. 4 (1): 26-29 Kuswana, W. S. 2011. Taksonomi Berpikir. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Ma amur A, J. 2010. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Diva Press, Jakarta. Meier, D. 2002. The Accelerated Learning handbook. Diterjemahkan oleh Rahmani Astuti. Kaifa, Bandung Muhtarom. 2012. Penerapan Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) dengan Strategi peninjauan kembali untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XB MA Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta. Tidak dipublikasikan. Mulyono. 1998. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta, Bandung. Mustagfiri, R., Sunarko, Sholeh M. 2013. Komparasi Model Pembelajaran AIR dan Ekspositori Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Lingkungan. Journal of Edu Geography. 2 (1): 57-64 Mustaqimah. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, and Repetition) dengan Setting Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Game Tournament) Terhadap Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta.Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tidak dipublikasikan. Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Aswaja Pressindo, Yogyakarta. Nur, M., P. R. Wikandari, & B. Sugiarto. 2008. Teori-Teori Pembelajaran Kognitif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Pusat Sains dan Matematika Sekolah. Purba, M. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Erlangga, Jakarta. Purwanto. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Rahayuningsih, Sri. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas IX SMP Kartika IV-8 Malang. Skripsi. Malang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Wisnuwardhana Malang. Tidak dipublikasikan.

Fauji dan Winarti, Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa melalui Model AIR... 10 Ratumanan. G.T & Laurens, T. 2003. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: UNESA. Rusman. 2012. Model Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Edisi Revisi. PT Rineka Cipta, Jakarta. Sudjana, N. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya, Bandung. Sudjana, N. 1996. Cara belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta. Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung. Suharsimi, A. 2011. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi aksara, Jakarta. Suharsimi, A., Suhardjono, dan Supardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi aksara, Jakarta.. Susilo. 2012. Pengembangan model pembelajaran IPA berbasis masalah untuk meningkatkan motivasi belajar dan berpikir kritis siswa SMP. Journal of Primary Educational. 1 (1): 57-63 Taniredja.T, Efi.M. F, Sri. H. 2012. Model-model Pembelajaran Inovatif. Alfabeta, Bandung. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana, Jakarta. Winkel, W.S. 2007. Psikologi Pengajaran. Media Abadi, Yogyakarta.