BAB II DESKRIPSI UMUM VENDING MESIN ROKOK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN CONTAINER DAN CONVEYOR ROKOK

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan. sumbu poros yang terdiri atas: c. Kopling karet bintang

Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TEORI DASAR. dicampur dengan bahan pencampur seperti daging udang atau ikan yang

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB III TEORI PENUNJANG. penggerak frekuensi variable. KONE Minispace TM

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II TEORI ELEVATOR

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

BAB II DISKRIPSI BUKA TUTUP PINTU YANG DIBANGUN. Fungsi lift merupakan alat transportasi pada gedung atau bangunan bertingkat

BAB VI POROS DAN PASAK

Tujuan Pembelajaran:

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

II. TINJAUAN PUSTAKA. adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan dibawah sinar matahari dan

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau

BAB II PEMBAHASAN MATERI

BAB 3 METODE PENELITIAN

commit to user BAB II DASAR TEORI

IV. PENDEKATAN DESAIN

Berikut macam-macam tipe atap otomatis berdasarakan cara kerja dan bentuknya : a. Atap Vent Otomatis

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

SISTEM MEKANIK MESIN SORTASI MANGGIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Elemen Mesin BautDan Mur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DASAR. seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis,

PERENCANAAN RODA GIGI KERUCUT PADA MESIN GERINDA TANGAN

ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto

Modul ke: Studio Desain II 12FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk

METODOLOGI PENELITIAN

Elemen Mesin Baut Dan Mur. Yefri Chan (Universitas Darma Persada)

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis :

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Mesin Frais/Milling

PEMBUATAN MEKANISME SIMULATOR MESIN PEMBUAT RODA GIGI LURUS (RACK GENERATION) TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Rivet. Mur dan Baut Fisher. Sekrup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Perencanaan Roda Gigi

BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Tahapan Perancangan Miniatur Lift

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan

ANALISA PUTARAN RODA GIGI PADA KINCIR AIR TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN GENERATOR MINI DC

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

TRANSMISI RANTAI ROL

Yusron Sugiarto, STP, MP, MSc

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN RODA GIGI

BAB IV MESIN BUBUT. Gambar 2. Pembubut mesin tugas berat.

TRANSMISI LIFT KAPASITAS 10 ORANG KECEPATAN 1 METER/DETIK MAKALAH SEMINAR PERANCANGAN MESIN

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

MESIN PERAJANG SINGKONG

BAB VI MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

Gambarr 3.3 Downcut. Gambar 3.2 Upcut

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013.

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI UMUM VENDING MESIN ROKOK Mesin penjual otomatis (vending machine) akan mudah kita jumpai di nagara-nagara maju. Rokok termasuk salah satu produk yang banyak dijual di mesin ini. Vending mesin rokok ditempatkan ditempat umum seperti supermarket, stasiun dan dipinggir jalan. Mesin ini menyediakan berbagai jenis/merek rokok. Cara menggunakannya mudah dan bermacam-macam, pembeli tinggal memilih jenis/merek rokok kemudian memasukkan koin dan menekan tombol maka rokok akan keluar sesuai yang dikehendaki pembeli. Cara lain menggunakan vending mesin yaitu, mendekatkan kartu (passport) kesensor yang ada di vending mesin, ada pula yang dilengkapi dengan pendeteksi wajah. 2.1. Definisi dan Fungsi Vending Mesin Rokok Vending mesin rokok (Tobacco vending machine) atau disebut juga mesin penjual rokok adalah suatu mesin yang dapat mengeluarkan rokok yang diinginkan pembeli setelah ia memasukkan sejumlah koin tertentu dan menekan tombol yang sesuai dengan jenis/merek rokok yang dikehendakinya. Dalam hal ini, koin merupakan input dan rokok yang dikeluarkan merupakan output dari mesin tersebut. Dengan adanya mesin vending rokok masyarakat (konsumen) dapat dengan mudah membeli rokok di vending machine. Ini sangat praktis bagi para perokok dalam melakukan transaksi. Selain itu fungsi dari vending mesin rokok adalah untuk menghilangkan kasir karena pembeli cukup dengan memasukkan koin dan menekan tombol untuk memilih rokok yang diinginkan, sehingga secara otomatis mesin vending ini mengeluarkan rokok tersebut. 2.2. Konstruksi Vending Mesin Rokok Tampilan Mesin vending rokok HVC6000 Kapasitas : 60 pilihan, 450 bungkus rokok Pengambil elektronik dengan peragaan LED 5

Tinggi 72 in = 1905 mm Lebar 35 in = 889 mm Kedalaman 25 in = 635 mm Gambar 2.1. Mesin vending rokok dengan kapasitas 60 pilihan Tampilan Kapasitas 15 pilihan, 305 bungkus rokok Lemari baja penampilan wadah (case) dengan ruang periklanan yang memberi gambaran jelas Label marek dan harga yang memberi gambaran jelas Warna lemari RAL 7037 (abu-abu) atau RAL 7021 (anthracite) Control panel mudah digunakan langsung memilih rokok Indikasi sisipan koin Gambar 2.2. Mesin vending rokok dengan kapasitas 15 pilihan 2.3. Mesin Vending Rokok yang Direncanakan 6

Model mesin vending rokok yang direncanakan adalah suatu mesin yang dapat mengeluarkan rokok secara otomatis. Dimana pembeli cukup menekan tombol untuk mendapatkan jenis/merek rokok yang di inginkan pada mesin vending tersebut. Mesin vending rokok yang direncanakan tidak menggunakan koin, melainkan menggunakan tombol push on. Dalam hal ini, tombol merupakan input dan rokok yang dikeluarkan merupakan output dari mesin vending rokok tersebut. Mesin yang direncanakan terdiri dari 3 lantai di mana masing-masing lantai terdapat 3 container rokok dan setiap container harus mampu menampung 5 buah rokok. Dengan demikian terdapat 9 jenis/merk rokok dan sejumlah 45 rokok maksimal yang dapat dilayani oleh mesin vending ini. Jenis/merek rokoknya adalah Country, Djarum Black, Lucky Strike, L.A. Light, Gudang Garam, Djarum Super 12, Dji Sam Soe 12, Marlboro 20, A Mild 20. Untuk memindah/menggeser rokok menggunakan conveyor dan elevator. Conveyor berfungsi untuk menggeser rokok secara horizontal (mendatar). Sedangkan elevator bergerak vertikal (naik-turun) mengangkut rokok pada tiap lantai/baris sesuai yang dikehendaki. Conveyor di mesin ada 2 macam, yaitu conveyor rokok dan conveyor lantai. Untuk setiap lantai/baris ada 3 conveyor rokok dan 1 conveyor lantai. Dengan demikian di mesin ini ada 9 conveyor rokok dan 3 conveyor lantai. Fungsi dari conveyor rokok yaitu untuk menggeser rokok dari container ke conveyor lantai, sedangkan conveyor lantai untuk menggeser rokok ke sangkar/kabin elevator. Berikut ini diuraikan gambaran umum mesin vending yang direncanakan dan sub-topik yang menjadi tanggung jawab penulis yaitu Rancang Bangun Container dan Conveyor Rokok. 2.3.1. Konstruksi dan Mekanisme Mesin Vending Rokok yang Direncanakan Konstruksi dari mesin vending rokok yang direncanakan tiga lantai, untuk tiap lantai ada 3 container, 3 conveyor rokok dan sebuah conveyor lantai. Untuk mengangkut rokok turun menggunakan elevator. Conveyor untuk menggeser 7

rokok secara horizontal, sedangkan container untuk menampung rokok sesuai dengan jenis/merek. Adapun bahan yang digunakan sebagai rangka (frame) penyangga semua komponen adalah dari aluminium dengan profil siku, profil U dan plat lurus. Dalam penyambungannya menggunakan menggunakan sistem penyambungan mur dan baut. Bahan untuk sangkar, container dan conveyor mengunakan acrylic transparan dengan tebal 1,5 mm. Alat penggerak utama yang dapat menggerakkan conveyor dan alevator adalah motor listrik. Karena motor listrik sendiri kebanyakan mempunyai putaran yang tinggi (bahkan hingga ribuan rpm/rorate per menit) maka diperlukan beberapa komponen roda gigi dan ditempatkan dalam sebuah gear box yang dapat mereduksi putaran motor listrik. Selain komponen roda gigi dapat juga digunakan puli dimana antara puli yang satu dengan lainnya dihubungkan dengan menggunakan belt/sabuk. Komponen utama dari mesin vending rokok yang direncanakan : 1. Rangka (Frame) utama mesin vending 2. Conveyor rokok 3. Container 4. Rangka (frame) lantai 5. Conveyor lantai 6. Baut 7. Elevator 7.a. Sangkar 7.b. Ruang luncur 7.c. Beban penyeimbang 7.d. Tali 8

7.c. f 2 1 4 7.b. 3 5 7.d. 7.a. 6 Gambar 2.3. Mesin vending rokok yang direncanakan 2.3.1.1. Rangka (frame) utama mesin vending rokok Konsruksi/rangka utama terdiri dari beberapa bagian, yaitu dudukan frame lantai, conveyor lantai dan ruang luncur atau lorong tempat naik turunnya elevator. Pembuatan rangka utama ini menggunakan bahan plat aluminium L ½ inch dan L 5/8 inch. Untuk menggabungkan atau penyambungan antar plat digunakan baut. Alasan digunakannya baut adalah agar lebih mudah jika sewaktu rangka harus dibongkar kembali karena beberapa alasan. 9

265 mm 950 mm 26 0 mm 315 mm 440 mm Gambar 2.4. Rangka utama mesin vending rokok 2.3.1.2. Conveyor rokok Prinsip kerja dari conveyor rokok adalah menggeser rokok dari container ke covetor lantai. Sebagai penggerak pengerak utama conveyor rokok yaitu motor listrik dengan tegangan 4,5 Volt. Motor ini akan memutar roda gigi yang diteruskan ke puli, puli digunakan untuk menumpu sabuk (belt) pada ujung-ujung conveyor rokok. Belt merupakan tumpuan untuk pendorong rokok. Berikut ini adalah gambar dan komponen conveyor rokok. 52 mm 63 mm 120 mm Gambar 2.5. Conveyor rokok 10

2.3.1.3 Container Container rokok merupakan tempat dimana rokok akan dikelompokkan. Kapasitas dari setiap container adalah 5 bungkus rokok dengan jenis/merek yang sama. Posisi container diatas conveyor rokok. Dimensi container dari 9 buah ini sama, karena untuk memudahkan panempatan dalam rangka (frame). Dimensi dalam dan pintu keluar rokok pada container berbeda, disesuaikan dengan jenis/merek rokok. Bahan container adalah acrylic transparan dengan tebal 1,5 mm. 74 mm 130 mm 125 mm Gambar 2.6. Container 2.3.1.4. Rangka (Frame) lantai Rangka lantai ini berguna untuk meletakkan container dan conveyor rokok. Rangka lantai terdapat 3 lorong container dan 3 lorong conveyor rokok. Container berada diatas conveyor rokok. Untuk setiap lorong container pada sisi kanan dan kiri lorong masing-masing terdapat 4 buah penyearah yang berguna uuntuk mengarahkan kontainer rokok saat masuk dan keluar serta menahan container agar tidak mudah bergoyang. Rel penyearah ini terbuat dari potongan aluminium U yang panjangnya 125 mm dengan kedalaman 10 mm. 11

135 mm 190 mm 55 mm 126 mm 93 mm 280 mm Gambar 2.7. Frame lantai 2.3.1.5. Conveyor lantai Conveyor lantai akan menerima rokok dari conveyor rokok kemudian conveyor lantai akan menggeser rokok ke sangkar elevator. Motor penggerak menggunakan jenis motor DC dengan tegangan 12 Volt. Di mesin vending rokok yang direncanakan ada 3 buah conveyor lantai, dimana setiap lantai ada 1 buah conveyor lantai. Posisi conveyor rokok didepan conveyor lantai. 103 mm 320 mm 90 mm Gambar 2.8. Conveyor lantai 12

2.3.1.6. Baut Untuk konstruksi yang tidak permanen dalam penyambungannya biasanya menggunakan sambungan baut. Dimana sambungan baut terdiri dari sebuah poros dengan bentuk ulir yang kemudian ditanamkan kedalam elemen itu sendiri atau dikunci dengan mur. Selain itu baut mempunyai tingkat kemudahan dalam pemasangannya. Baut yang digunakan dalam perancangan mesin vending rokok adalah tipe through bolt. Baut mempunyai tiga tipe Gambar 2.9. Tipe baut 1. Through bolt Merupakan tipe baut yang berupa batang berbentuk silinder yang kedua bagian ujungnya dibuat ulir sebagai tempat dudukan dari mur. 2. Tap bolt Sebuah baut yang salah satu ujungnya dimasukkan kedalam lubang tap dan menyambungkan tanpa mur. 3. Studs Baut yang berupa batang bulat yang kedua ujungnya dibuat ulir, dimana ujung yang satunya dimasukkan kedalam lubang tap dan ujung satunya sebagai dudukan dari mur. Baut juga mempunyai bentuk kepala, adapun macam-macam bentuk kepala baut antara lain : a) Hexagonal head b) Fillister head c) Round head 13

d) Flat head e) Hexagonal socket f) Fluted socket Gambar 2.10. Macam-macam bentuk kepala baut Untuk menentukan ukuran baut dan mur, berbagai faktor harus diperhatikan misalnya saja syarat kerja, kakuatan bahan, kalas ketelitian, tegangan yang ada. 2.3.1.7. Elevator Elevator berfungsi untuk mengangkut rokok secara vertikal (naik turun) di dalam sangkar yang bergerak dalam rel penuntun tetap. Konstruksi dari elevator berupa sangkar atau kereta yang dinaik turunkan oleh mesin pengangkat melalui lubang/sumuran di dalam mesin vending rokok yang dibuat khusus untuk elevator. Agar kereta atau sangkar elevator tidak bergoyang-goyang maka diperlukan rel-rel peluncur yang dipakukan/dikaitkan pada rangka (frame) elevator. Untuk mengimbangi berat kereta dan bebannya digunakan bandul pengimbang atau counterweight. Hal ini untuk memperingan kerja mesin pengangkatnya. 14

Beban pengimbang Gear box Ruang luncur Tali Sangkar Gambar 2.11. Elevator 2.3.1.7.a. Sangkar Sangkar merupakan bagian dari elevator yang ada di mesin vending rokok, yang digunakan sebagai tempat rokok yang akan dibawa turun kepintu keluar mesin vending rokok. Untuk sangkar rangkanya menggunakan aluminium dengan profil siku yang kemudian saling dikaitkan satu dengan dengan yang lainnya sehingga membentuk kubus. Dalam mengkaitkan ini dengan menggunakan sambungan baut. Untuk menutup sisi samping, belakang, atas dan bawah ditutup dengan acrylic transparan dengan tebal 1,5 mm. 135 mm 90 mm Gambar 2.12. Sangkar 85 mm 15

2.3.1.7.b. Ruang luncur Ruang luncur merupakan rangka (frame) yang digunakan untuk menopang semua komponen elevator yang konstruksinya menggunakan pelat aluminium dengan profil siku dan untuk menggabungkannya menggunakan mur dan baut, hal ini agar rangka lebih kokoh. 200 mm 950 mm 105 mm Gambar 2.13. Ruang luncur 2.3.1.7.c. Beban penyeimbang Beban penyeimbang/counterweigth berfungsi sebagai pengimbang sangkar baik sedang terbebani rokok maupun tanpa beban. Selain itu juga untuk memperingan beban dari motor penggerak. Counterweigth/beban penyeimbang pada elevator mesin vending rokok terbuat dari potongan aluminium berbentuk kotak. 1 kotak aluminium berisi berisi potongan besi. Dimensi beban penyeimbang adalah P l t = 85 mm 20 mm 90 mm dengan berat penyeimbang 0,4 kg. Pada sisi 16

kanan dan kiri beban penyeimbang dipasang aluminium profil U yang dipasang dengan posisi menjepit rel penuntun pada rangka utama. Hal ini dimaksudkan agar beban penyeimbang tidak bergoyang saat elevator bekerja. 20 mm 75 mm 85 mm Gambar 2.14. Beban penyeimbang 2.3.1.7.d. Tali Tali berfungsi untuk menggantung sangkar dan beban penyeimbang, selain itu juga tali menghubungkan beban penyeimbang dengan sangkar. Tali yang digunakan terbuat dari bahan benang atau sering disebut tali rami. 2.3.2. Prinsip Kerja Mesin vending rokok bekerja berdasarkan pengendalian sequential yaitu setiap mekanisme bekerja secara berurutan/bertahap sesuai prosedur yang direncanakan. Berikut ini tahapan kerja mesin vending rokok yang diinginkan tersebut : 1. Elevator naik menuju lantai sesuai dengan posisi baris container yang dikehendaki. 17

Motor Container Tali 2 Sangkar 1 Gambar 2.15. Elevator naik menuju baris container 2. Conveyor rokok yang dimaksud aktif (on) menggeser rokok pada container menuju ke conveyor lantai Container 2 1 Rokok Conveyor rokok Gambar tampak samping Conveyor lantai Gambar 2.16. Conveyor rokok menggeser rokok ke conveyor lantai 18

3. conveyor lantai aktif (on) menggeser rokok pada conveyor lantai menuju elevator. Motor Container Sangkar Rokok Rokok Conveyor lantai Gambar 2.17. Conveyor rokok menggeser rokok ke sangkar elevator 4. Sangkar elevator turun dengan membawa rokok menuju lantai dasar. Container Sangkar Rokok Gambar 2.18. Sangkar turun membawa rokok menuju lantai dasar 19

5. Rokok keluar dari sangkar elevator, kamudian elevator berhenti (off). Sangka Rokok Gambar 2.19. Rokok keluar dari sangkar 2.3.3 Container dan Conveyor Rokok yang Direncanakan A. Conveyor Rokok Prinsip kerja dari conveyor rokok adalah menggeser rokok dari container ke conveyor lantai. Sebagai penggerak utama conveyor rokok yaitu motor listrik dengan tegangan 4,5 Volt. Motor ini akan memutar roda gigi yang diteruskan ke pulley, pulley digunakan untuk menumpu sabuk (belt) pada ujung-ujung conveyor rokok. Belt merupakan tumpuan untuk pendorong rokok. Posisi conveyor rokok pada mesin vending berada dibawah container. Conveyor rokok akan bekerja menggeser rokok sekali dalam satu kali perintah. Conveyor akan berhenti setelah menggeser rokok, ini terjadi karena pendorong yang menempel pada sabuk (belt) menyentuh tuas limit switch yang berada dibawah belt. Apabila rokok pada container habis maka lampu indikator akan menyala. 20

Gambar 2.20. Conveyor rokok Komponen conveyor rokok : 1. Motor Daya penggerak yang digunakan sebagai penggerak yaitu motor yang ditransmisikan ke puli penggerak melalui suatu sistem roda gigi. Motor yang digunakan adalah motor listrik DC 4,5 volt. Gambar 2.21. Motor 2. Roda gigi Roda gigi merupakan alat transmisi pemindah daya pada jarak yang pendek melalui kontak luncur antar permukaan gigi yang berpasangan. Selama kontak ini, kecepatan sudut roda gigi harus dapat dijaga tetap konstan sehingga tidak terjadi kecepatan relatif. Ini merupakan prinsip roda gigi, yang berarti putaran harus dapat berlangsung dengan halus dan dengan perbandingan yang cepat. Roda gigi lurus (spur gear) dipakai untuk memindahkan gerakan putar antara poros-poros yang sejajar, yang biasanya berbentuk silindris, dan gigi-giginya adalah lurus dan sejajar dengan sumbu putaran. Secara garis besar, terminologi roda gigi adalah sebagai berikut : 21

Gambar 2.22. Terminologi roda gigi a) Lingkaran puncak (pitch circle)/lingkaran jarak bagi Suatu lingkaran teoritis dimana semua perhitungan biasanya didasarkan dan disini tempat roda gigi saling berpasangan satu sama lain. b) Jarak lengkung puncak (circular pitch) p Jarak dari suatu titik pada sebuah gigi kesuatu titik yang berkaitan pada gigi disebelahnya (diukur dari lingkaran puncak). c) Tebal gigi (tooth-thickness) Jarak yang diukur pada lingkaran puncak pada sebuah gigi. d) Lebar antara (width of space)/lebar ruang Jarak antar gigi, diukur dari lingkaran puncak pada sebuah gigi. e) Puncak diametral (diametral pitch) P Perbandingan antara jumlah gigi pada roda gigi dengan diameter puncak. f) Modul (module) Perbandingan antara diameter puncak dengan jumlah gigi. g) Addendum a/tinggi kepala Jarak radial antara bidang atas (top land) dengan lingkaran puncak h) Deddendum b/tinggi kaki Jarak radial antar bidang bawah (bottom land) dengan lingkaran puncak. i) Tinggi keseluruhan (whole depth) h t 22

Jarak addendum ditambah deddendum. j) Lingkaran kebebasan (clearance Circle) Lingkaran yang bersinggungan dengan lingkaran addendum dari pasangan roda gigi tersebut. Roda gigi diklasifikasikan menurut letak poros, arah putaran dan bentuk lajur gigi. Roda-roda gigi terpenting yang disebutkan diatas diperlihatkan dalam gambar. Tabel klasifikasi roda gigi Letak Poros Roda Gigi Keterangan Roda gigi dengan poros sejajar Roda gigi dengan poros berpotongan Roda gigi dengan poros silang Roda gigi lurus, (a) Roda gigi miring tunggal, (b) Roda gigi miring ganda, (c) Roda gigi luar Roda gigi dalam dan pinyon, (d) Batang gigi dan pinyon, (e) Roda gigi kerucut lurus, (f) Roda gigi kerucut spiral, (g) Roda gigi kerucut ZEROL Roda gigi kerucut miring Roda gigi kerucut miring ganda Roda gigi permukaan dengan poros berpotongan (h) Roda gigi miring silang, (i) Batang gigi miring silang Roda gigi cacing silindris, (j) Roda gigi cacing selubung ganda (globoid), (k) Roda gigi cacing samping Roda gigi hiperboloid Roda gigi hipoid, (l) Roda gigi permukaan silang (Klasifikasi atas dasar bentuk alur gigi) Arah putaran berlawanan Arah putaran sama Gerakan lurus dan berputar (Klasifikasi atas dasar bentuk jalur gigi) (Roda gigi dengan poros berpotongan berbentuk istimewa) Kontak titik gerakan lurus dan berputar 23

Gambar 2.23. Macam-macam roda gigi 3. Poros Peranan utama dalam transmisi tenaga pada roda gigi adalah poros. Jadi poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin dan hampir semua permesinan meneruska dayanya dengan putaran. Sebelum perencanaan poros dimulai, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: a) Kekuatan poros Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir dan lentur atau gabungan antara puntir dan lentur. Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentasi tegangan harus diperhatikan. Karena itu rancangan poros harus direncanakan secara teliti sehingga poros akan cukup kuat ketika digunakan dalam menahan beban. b) Kekakuan poros Walaupun suatu poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian atau getatran dan suara. Karena itu kekakuan juga harus diperhatikan. c) Putaran kritis 24

Putaran kritis terjadi bila putaran suatu mesin dinaikkan dan pada harga putaran tertentu terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Untuk menghindarinya poros harus direncanakan sedemikian rupa hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya. d) Bahan poros Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batangan yang ditarik dingin dan definisi baja karbon konstruksi mesin (bahan S-C) yang dihasilkan dari ingot yang dideoksidasikan dengan ferrosilicon dan dicor, kadar karbonnya terjamin. Poros-poros untuk meneruskan putaran yang tinggi dan baban yang berat dibuat dari paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan. Bahan untuk paduannya antara lain baja crhom nikel molibdem, baja crhom dan masih banyak lainnya. a) Korosi Dalam perancangan perlu diperhatikan dengan penggunaan bahan, hal ini untuk mencegah terjadinya korosi dengan cepat pada poros. Klasifikasi poros menurut pembebanannya: b) Poros transmisi Daya ditransmisikan pada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli atau sproket rantai dll. c) Spindle Spindle adalah poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran. d) Gandar Gandar adalah poros yang tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar. Menurut bentuknya poros dapat digolongkan atas: a) poros lurus umum b) poros engkol c) poros luwes 4. Puli 25

Puli digunakan untuk menumpu sabuk pada ujung-ujung conveyor. Pada ujung dimana penggerak ditetapkan, digunakan puli penggerak dan pada ujung terminal lainnya. Gambar 2.24. Puli bergerigi 5. Transmisi sabuk gilir Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkinkan transmisi langsung dengan roda gigi. Dalam hal demikian, cara transmisi putaran atau daya yang lain dapat diterapkan, dimana sebuah sabuk luwes dibelitkan sekaliling puli. Transmisi sabuk bekerja atas dasar gesekan belitan. Untuk menghindari terjadinya slip antara puli dan sabuk, maka digunakanlah sabuk gilir (timing belt/sabuk bergigi). Sabuk gilir dibuat dari karet neoprene atau plastic poliuretan sebagai bahan cetak, dengan ini dari serat gelas atau kawat baja. Karena sabuk gilir dapat melakukan transmisi mengait seperti pada roda gigi atau rantai, maka gerakan dengan perbandingan putaran yang tepat dapat diperoleh. Belt gilir banyak dipakai dimesin foto copy. Gambar 2.25. Transmisi sabuk gilir B. Container Rokok 26

Container rokok merupakan tempat penampungan rokok. Kapasitas dari setiap container adalah 5 bungkus rokok dengan jenis/merek yang sama. Posisi container diatas conveyor rokok. Dimensi luar container dari 9 buah ini sama, karena untuk memudahkan panempatan dalam rangka (frame). Dimensi dalam dan pintu keluar rokok pada container berbeda, disesuaikan dengan jenis/merek rokok. Bahan container adalah acrylic transparan dengan tebal 1,5 mm. Container bisa dimasukkan dan dikeluarkan dari mesin vending rokok. Ini terjadi pada saat rokok didalam habis dan perlu isi ulang. Untuk memudahkan dalam memasukkan dan mengeluarkan maka disamping kanan dan kiri dibuat rel. Supaya rokok tidak jatuh dari container dibuat landasan/tumpuan dibagian bawah kontainer. Gambar 2.26. Container i. Gambaran Umum Sistem Pengendalian A. Pengendalian Sistem Suatu sistem kendali dapat sebagai konsep yang digunakan untuk pegendalian keluarannya bagi beberapa nilai tertentu atau urutan tertentu yang berharga. Ada banyak situasi dimana kendali dicoba-coba oleh materi dinyalakan atau batal/mulai pada yang telah ditetapkan lebih dulu tertentu atau menilai untuk kendali proses dan melibatkan selangkah urutan operasi. Setelah langkah pertama selesai kemudian melangkah kedua start. Setelah langkah kedua selesai kemudian melangkah ketiga 27

start, dan seterusnya. Istilah kendali sequential digunakan ketika kendali sedemikian hingga tindakan diperintahkan menjadi suatu urutan waktu. Ini bisa jadi dengan suatu ulangan. Diagram skematik pengendali Tombol Elevator Conveyor rokok Conveyor lantai Elevator B. Pengendalian Pada Container dan Conveyor Rokok Container mampu menampung 5 bungkus rokok. Rokok disusun dalam posisi bertumpukan keatas. Rokok yang akan bergeser adalah rokok pada bagian paling bawah. Setelah rokok yang paling bawah keluar dari kontainer maka rokok yang diatasnya akan turun. Dan begitu seterusnya. Rokok akan bergeser dari container satu persatu. Conveyor akan beroperasi setelah tombol ditekan, kemudian menggeser rokok pada container menuju ke conveyor lantai. Conveyor rokok akan berhenti apabila tuas penggeser menyentuh tuas limit switch (LS2) dibawah belt. Apabila rokok pada container habis maka lampu akan menyala karena tuas atas tidak tersentuh (tidak mendapat tekanan) rokok. 28

2.4 Perancangan 2.4.1 Arti Perancangan Perencanaan merupakan suatu usaha lanjut dari merencana. Merencana berarti merumuskan suatu rencana dalam memenuhi kebutuhan manusia. Dimana setiap manusia tiap harinya melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan. Untuk memudahkan kita dalam menentukan sikap sebaiknya dalam mengutarakan kebutuhannya diutarakan dengan jelas. Kita bisa melihat contoh dalam kehidupan yang dihadapi setiap manusia. Kita bisa melihat contoh dalam kehidupan yang dihadapi setiap manusia, misalkan saja satu keluarga yang mempunyai suatu rencana untuk berlibur dimana setiap anggota keluarga memiliki suatu keinginan yang berbeda dalam memilih tempat berlibur, dan mengambil suatu keputusan harus mempertimbangkan waktu, jarak biaya, perjalanan, biaya inap dan juga harus bisa mengcover keinginan dari semua anggota keluarga. Berbeda dengan persoalan ilmiah atau matematik, dimana persoalan perencanaan tidak memiliki jawaban yang khas. Dalm hal ini sangat mustahil untuk mengharapkan suatu jawaban yang tepat atas permasalahan perencanaan. Pada kenyataan jawaban yang baik pada saat sekarang suatu permasalahan yang mungkin bisa jadi besok menjadi jawaban yang tidak baik. Hal ini dikarenakan adanya suatu perkembangan yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan sehingga menuntut pula suatu keputusan yang sesuai dengan kondisi terakhir. Suatu persoalan perencanaan memiliki maksud yaitu suatu kreasi atas suatu yang memiliki kenyataan fisik. Perencanaan dalam bidang teknik menyangkut suatu proses dimana prinsip-prinsip ilmiah dan alat teknik seperti matematika, komputer, grafik, dan bahasa dalam menghasilkan suatu rancangan yang kalau dilaksanakan akan bisa memenuhi kebutuhan manusia. 2.4.2 Perancangan Teknik Mesin Perencanaan teknik mesin merupakan suatu sistem yang berkaitan dengan bidang mesin, struktur, produk, alat-alat dan lain sebagainya. Pada umumnya perencanaan teknik mesin mempergunakan matematika, ilmu bahan dan ilmu mekanika teknik. Untuk perencanaan mesin perencana harus menguasai disiplin 29

ilmu yang mendasari bidang permesinan misalkan saja tentang ilmu fluida panas dan lain sebagainya. 2.4.3 Tahapan Perancangan Sebelum kita memulai suatu perencanaan dalam diri kita akan timbul beberapa persoalan serta pertanyaan bagaimana kita akan memulainya. Untuk itu kita perlu membuat suatu bagan sebelum kita memulai suatu perencanaan. Pengenalan kebutuhan Perumusan Masalah Sintesa Analisa dan Optimasi Evaluasi Penyajian Gambar 2.27. Tahapan perencanaan 2.4.4. Evaluasi dan Penyajian Sebelum kita memutuskan secara final dari suatu rencana, terlebih dahulu kita mengevaluasi rencana tersebut. Evaluasi sangatlah penting karena evaluasi merupakan tahap akhir dalam suatu perencanaan, dengan evaluasilah kita akan mengetahui apakah rencana ini sudah memenuhi kebutuhan yang menjadi tuntutan dalam masyarakat? dengan begitu seandainya belum memenuhi dari keinginan kita dalam perencanaan maka kita perlu mengadakan langkah-langkah ulang dari 30

awal, dan seandainya sudah memenuhi keinginan maka kita bisa teruskan dalam bentuk penyajian. Penyajian merupakan suatu cara untuk menyampaikan hasil perencanaan kepada publik atau orang lain. Ada tiga cara untuk menyampaikan hasil perencanaan yaitu secara tertulis (written), lisan (oral), dan dalam bentuk grafik. Ketiga cara ini merupakan kunci bagi seseorang untuk menginformasikan hasil perencanaan kepada orang lain. Untuk itu bagi para sarjana harus bisa menguasai ketiga cara ini, kalau salah satu dari ketiga cara ini tidak dapat dikuasai maka akan sulit orang lain untuk mengetahui kemampuan kita. 2.4.5. Pertimbangan Perancangan Dalam merencanakan kita sangatlah perlu memperhatikan hal-hal yang bisa mempengaruhi pada suatu yang kita rencanakan. Apabila kita lupa akan hal tersebut maka bisa saja terjadi kegagalan pada perencanaan itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi dari perencanaan untuk teknik mesin ini sangat berkaitan dengan sifat yang mempengaruhi dari elemen itu sendiri. Kadang jika kekuatan dari suatu elemen merupakan faktor yang paling penting dalam mencari dari geometri dan ukuran dari elemen tersebut. Selain dari kekuatan juga masih banyak faktor-faktor lainnya misalkan saja: kekuatan, keandalan, pertimbangan panas, korosi keausan, gesekan pembuatan, kegunaan, kekakuan dan masih banyak lagi faktor-faktor yang mempengaruhinya. 31