BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Kortikosteroid bukan merupakan obat baru bagi masyarakat. Di dunia kedokteran kortikosteroid mulai dikenal sekitar tahun 1950, dan preparat kortikosteroid mulai berkembang hingga saat ini (Sativani, 2010). Umumnya di dalam klinik kortikosteroid di bedakan menjadi dua golongan besar yaitu glukortikosteroid dan mineralokortikoid. Salah satu obat kortikosteroid golongan glukortikosteroid adalah deksametason (Olson, 2004). Deksametason adalah obat golongan kortikosteroid sintetik yang kerjanya lama sekitar 36-72 jam (Olefsky, 1975), serta deksametason mempunyai potensi anti inflamasi yang sangat kuat. Karena harganya yang murah dan mudah didapat mengakibatkan deksametason masih menjadi obat andalan untuk terapi inflamasi (Samsuri et al, 2011). Deksametason yang merupakan salah satu obat golongan kortikosteroid sintetik yang banyak digunakan masyarakat, tetapi dalam penggunaan dalam jangka waktu yang lama bisa mengakibatkan peningkatan kadar insulin serum dan penurunan kadar glukosa serum secara signifikan (Samsuri et al, 2011). Selain itu deksametason juga akan mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein, lemak, dan mempengaruhi juga sistem kardiovaskular otot lunak, sistem saraf dan organ lain, termasuk hati (Sativani, 2010). 1
2 Hati merupakan salah satu organ vital yang memiliki peranan penting dalam tubuh. Sel utama penyusun hati adalah hepatosit. Hepatosit merupakan sel utama yang bertanggung jawab terhadap peran sentral hati dalam metabolisme. Fungsi hati selain melindungi tubuh terhadap terjadinya penumpukan zat berbahaya dari luar maupun dari dalam, hati juga merupakan tempat dimana obat dan bahan toksik lainnya dimetabolisme (Sativani,2010). Hati memiliki kerja terpenting yaitu dalam metabolisme dengan melalui beberapa sifat enzim yang terlibat dalam transformasi biokimia, selain metabolisme hati juga berperan dalam lintas aliran darah dari ke seluruh saluran makanan yang melalui sistem portal melewati hati. Hal ini dapat berdampak pada fugsional dan struktur anatomi hati apabila disebabkan oleh obat. Peran penting dalam kerusakan hati yang diakibatkan oleh penggunaan obat itu terdapat pada fungsi hati dalam klirens dan biotransformasi obat-obat dimetabolisme. Untuk mengurangi efek samping deksametason yang memiliki dampak besar terhadap hati bisa diberikan bahan antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat mencegah proses oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas, berupa efek samping pemberian deksametason. Sebenarnya di dalam tubuh sudah dapat menghasilkan antioksidan namun jumlahnya tidak mencukupi untuk menetralkan radikal bebas. Oleh karena itu, sangat memerlukan antioksidan dari luar berupa makanan atau suplemen (Sibue, 2006). Salah satu cotoh antioksidan adalah vitamin. Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk mempertahankan kesehatan dan seringkali bekerja sebagai kofaktor untuk enzim
3 metabolisme (Dewoto, 09). Vitamin dibedakan menjadi dua golongan yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air (Dewoto, 09). Pada penelitian ini saya menggunakan vitamin E yang merupakan vitamin larut lemak (Brigelius-Flohe, 1999). Karena vitamin larut lemak dapat disimpan dalam jumlah banyak di dalam tubuh dan vitamin E dapat melindungi kerusakan membran dan mengurangi kerusakan sel tubuh khususnya sel hati. Karena sudah adanya penelitian yang menjelaskan tentang efek samping deksametason terhadap organ hati, namun belum adanya penelitian tentang penekanan efek samping deksametason. Maka pada penelitian ini saya meneliti tentang penekanan efek samping deksametason dengan menggunakan antioksidan berupa vitamin E. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya adalah : Apakah ada pengaruh pada hati tikus putih setelah adanya suplementasi vitamin E pada tikus yang diberi deksametason dan diperiksa secara histopatologi? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : Mengetahui hasil suplementasi vitamin E pada hati tikus putih yang diberi deksametason dan diperiksa secara histopatologi.
4 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Manfaat Teoritis Dapat memberikan pengetahuan tentang pengaruh pemberian vitamin E terhadap gambaran histologi hati tikus putih yang diberikan deksametason. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini akan dapat digunakan sebagai dasar penggunaan terapi tambahan bagi pasien yang sedang menkonsumsi deksametason, apabila vitamin E terbukti berpengaruh baik terhadap gambaran histologi hati tikus putih yang diberikan deksametason. 1.5 Kerangka konsep Deksametason adalah obat golongan kortikosteroid sintetik yang kerjanya lama, sekitar 36-72 jam (Olefsky, 1975), serta deksametason mempunyai potensi anti inflamasi yang sangat kuat. Efek samping dari deksametason itu sendiri bisa mengakibatkan peningkatan kadar insulin serum secara signifikan dan penurunan kadar glukosa serum secara signifikan pula (Samsuri et al, 2011). Selain itu deksametason juga akan mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein, lemak, dan mempengaruhi juga sistem kardiovaskular otot lunak sistem saraf dan organ lain, termasuk hati. Kerusakan yang terjadi akibat pemberian deksametason terhadap hati meliputi degenerasi parenkimatosa, degenerasi hidropik dan nekrosis (Sativani, 2010).
5 Hati merupakan salah satu organ vital yang memiliki peranan penting dalam tubuh. Sel utama penyusun hepar adalah hepatosit. Hepatosit merupakan sel utama yang bertanggung jawab terhadap peran sentral hati dalam metabolisme. Fungsi hati selain melindungi tubuh terhadap terjadinya penumpukan zat berbahaya dari luar maupun dari dalam, hati juga merupakan tempat dimana obat dan bahan toksik lainnya dimetabolisme (Sativani, 2010). Efek samping deksametason pada hati dapat dikurangi dengan cara pemberian antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat mencegah proses oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas. Sebenarnya di dalam tubuh sudah dapat menghasilkan antioksidan namun jumlahnya tidak mencukupi untuk menetralkan radikal bebas. Oleh karena itu, sangat memerlukan antioksidan dari luar berupa makanan atau suplemen (Sibue, 2006). Salah satu cotoh antioksidan adalah vitamin. Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk mempertahankan kesehatan dan seringkali bekerja sebagai kofaktor untuk enzim metabolisme (Dewoto, 09). Vitamin dibedakan menjadi dua golongan yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air (Dewoto, 09). Pada penelitian ini saya menggunakan vitamin E yang merupakan vitamin larut lemak (Brigelius-Flohe, 1999). Sejauh mana peran suplementasi vitamin E dapat mengurangi efek samping deksametason, dengan adanya faktor yang dapat mempengaruhi antara lain, dosis, faktor hospes dan faktor-faktor lainnya. Kerangka konsep dapat dilihat pada Gambar 1.1.
6 Faktor - Hospes - Lingkungan - Pakan Deksametason dan vitamin E Histologi Hati Gambar 1.1 Kerangka Konsep 1.6 Hipotesis Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka dapat disusun hipotesis bahwa pemberian suplementasi vitamin E dapat mengurangi efek samping deksametason terhadap organ hati.