BAB I PENDAHULUAN. kedokteran kortikosteroid mulai dikenal sekitar tahun 1950, dan preparat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tikus putih yang memiliki nama ilmiah Ratus novergicus adalah hewan

BAB I PENDAHULUAN. Deksametason merupakan salah satu obat golongan glukokortikoid sintetik

Gambaran Histopatologi Hati Tikus Putih yang Diberikan Deksametason dan Vitamin E

BAB I PENDAHULUAN. untuk menelitinya lebih jauh adalah Coriolus versicolor.

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Global status report on alcohol and health 2014 (WHO, 2014),

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat asing (xenobiotic). Zat-zat ini dapat berasal dari alam (makanan, dibuang melalui urin atau asam empedu.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan nyamuk. Dampak dari kondisi tersebut adalah tingginya prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang sama dengan telepon tetap kabel, namun dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

I. PENDAHULUAN. Rifampisin (RFP) dan isoniazid (INH) merupakan obat lini pertama untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang meliputi persentase hepatosit normal, pembengkakan hepatosit, hidropik,

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamate (MSG) adalah garam natrium dari asam. glutamat (glutamic acid). MSG telah dikonsumsi secara luas di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Kebutuhan untuk terlihat

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan manfaatnya (Sudewo, 2004; Tjokronegoro, 1992). zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

BAB 1 PENDAHULUAN. Jejas hati imbas obat (drug-induced liver injury; DILI) atau biasa dikenal

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan

PENGARUH PEMBERIAN DEKSAMETASON DOSIS BERTINGKAT PER ORAL 30 HARI TERHADAP KERUSAKAN SEL HEPAR TIKUS WISTAR ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. imunologi sel. Sel hati (hepatosit) mempunyai kemampuan regenerasi yang cepat,

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh dipasaran.

I. PENDAHULUAN. Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit perlemakan hati non alkohol atau non alcoholic fatty liver

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan telepon seluler atau biasa disebut handphone hampir

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh : Wiwik Yulia Tristiningrum M BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral

BAB I PENDAHULUAN. juga disertai dengan kemunduran kemampuan psikis, fisik dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. milyaran sel-sel neuron yang berorganisasi dengan berbagai macam jaringan. proses proliferasi pada sel saraf otak (Sloane, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media massa (Rochmayani, 2008). Menurut World Health

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer di dunia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara, angka harapan hidup (AHH) manusia kian meningkat. AHH di

I. PENDAHULUAN. perhatian adalah buah luwingan (Ficus hispida L.f.). Kesamaan genus buah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

BAB I PENDAHULUAN. Parasetamol atau asetaminofen atau N-asetil-p-aminofenol merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

DiGregorio, 1990). Hal ini dapat terjadi ketika enzim hati yang mengkatalisis reaksi konjugasi normal mengalami kejenuhan dan menyebabkan senyawa

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai sumber pangan, papan, maupun obat-obatan. Gaya hidup kembali ke

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN (Sari, 2007). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Warna merupakan salah satu sifat yang penting dari makanan, di samping juga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMENTASI VITAMIN E TERHADAP EFEK SAMPING DEKSAMETASON PADA HATI TIKUS PUTIH SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh manusia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

1. PENDAHULUAN. penambah rasa makanan dengan L-Glutamic Acid sebagai komponen asam

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

BAB 6 PEMBAHASAN. darah, mereduksi kadar kolesterol, trigliserida, gula darah, menyeimbangkan

BAB I PENDAHULUAN. berat badan, dan sindrom restoran Cina, pada sebagian orang. 2, 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian parasetamol sangat luas di dunia kedokteran karena merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mamalia adalah Rattus norvegicus (Malole dan Pramono, 1989). Tikus putih digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-qur an yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat digemari oleh masyarakat di dunia pada umumnya. Beberapa negara

BAB I. PENDAHULUAN. Protein adalah jenis asupan makan yang penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan dalam bidang kesehatan di beberapa negara (Chen et al., 2011).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2 Rataan bobot badan ayam (gram) yang diberikan ekstrak tanaman obat dari minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-4

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Federasi Diabetes Internasional (IDF) memperkirakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Teh merupakan minuman yang dibuat dari infusa daun kering Camelia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Kortikosteroid bukan merupakan obat baru bagi masyarakat. Di dunia kedokteran kortikosteroid mulai dikenal sekitar tahun 1950, dan preparat kortikosteroid mulai berkembang hingga saat ini (Sativani, 2010). Umumnya di dalam klinik kortikosteroid di bedakan menjadi dua golongan besar yaitu glukortikosteroid dan mineralokortikoid. Salah satu obat kortikosteroid golongan glukortikosteroid adalah deksametason (Olson, 2004). Deksametason adalah obat golongan kortikosteroid sintetik yang kerjanya lama sekitar 36-72 jam (Olefsky, 1975), serta deksametason mempunyai potensi anti inflamasi yang sangat kuat. Karena harganya yang murah dan mudah didapat mengakibatkan deksametason masih menjadi obat andalan untuk terapi inflamasi (Samsuri et al, 2011). Deksametason yang merupakan salah satu obat golongan kortikosteroid sintetik yang banyak digunakan masyarakat, tetapi dalam penggunaan dalam jangka waktu yang lama bisa mengakibatkan peningkatan kadar insulin serum dan penurunan kadar glukosa serum secara signifikan (Samsuri et al, 2011). Selain itu deksametason juga akan mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein, lemak, dan mempengaruhi juga sistem kardiovaskular otot lunak, sistem saraf dan organ lain, termasuk hati (Sativani, 2010). 1

2 Hati merupakan salah satu organ vital yang memiliki peranan penting dalam tubuh. Sel utama penyusun hati adalah hepatosit. Hepatosit merupakan sel utama yang bertanggung jawab terhadap peran sentral hati dalam metabolisme. Fungsi hati selain melindungi tubuh terhadap terjadinya penumpukan zat berbahaya dari luar maupun dari dalam, hati juga merupakan tempat dimana obat dan bahan toksik lainnya dimetabolisme (Sativani,2010). Hati memiliki kerja terpenting yaitu dalam metabolisme dengan melalui beberapa sifat enzim yang terlibat dalam transformasi biokimia, selain metabolisme hati juga berperan dalam lintas aliran darah dari ke seluruh saluran makanan yang melalui sistem portal melewati hati. Hal ini dapat berdampak pada fugsional dan struktur anatomi hati apabila disebabkan oleh obat. Peran penting dalam kerusakan hati yang diakibatkan oleh penggunaan obat itu terdapat pada fungsi hati dalam klirens dan biotransformasi obat-obat dimetabolisme. Untuk mengurangi efek samping deksametason yang memiliki dampak besar terhadap hati bisa diberikan bahan antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat mencegah proses oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas, berupa efek samping pemberian deksametason. Sebenarnya di dalam tubuh sudah dapat menghasilkan antioksidan namun jumlahnya tidak mencukupi untuk menetralkan radikal bebas. Oleh karena itu, sangat memerlukan antioksidan dari luar berupa makanan atau suplemen (Sibue, 2006). Salah satu cotoh antioksidan adalah vitamin. Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk mempertahankan kesehatan dan seringkali bekerja sebagai kofaktor untuk enzim

3 metabolisme (Dewoto, 09). Vitamin dibedakan menjadi dua golongan yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air (Dewoto, 09). Pada penelitian ini saya menggunakan vitamin E yang merupakan vitamin larut lemak (Brigelius-Flohe, 1999). Karena vitamin larut lemak dapat disimpan dalam jumlah banyak di dalam tubuh dan vitamin E dapat melindungi kerusakan membran dan mengurangi kerusakan sel tubuh khususnya sel hati. Karena sudah adanya penelitian yang menjelaskan tentang efek samping deksametason terhadap organ hati, namun belum adanya penelitian tentang penekanan efek samping deksametason. Maka pada penelitian ini saya meneliti tentang penekanan efek samping deksametason dengan menggunakan antioksidan berupa vitamin E. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya adalah : Apakah ada pengaruh pada hati tikus putih setelah adanya suplementasi vitamin E pada tikus yang diberi deksametason dan diperiksa secara histopatologi? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : Mengetahui hasil suplementasi vitamin E pada hati tikus putih yang diberi deksametason dan diperiksa secara histopatologi.

4 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Manfaat Teoritis Dapat memberikan pengetahuan tentang pengaruh pemberian vitamin E terhadap gambaran histologi hati tikus putih yang diberikan deksametason. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini akan dapat digunakan sebagai dasar penggunaan terapi tambahan bagi pasien yang sedang menkonsumsi deksametason, apabila vitamin E terbukti berpengaruh baik terhadap gambaran histologi hati tikus putih yang diberikan deksametason. 1.5 Kerangka konsep Deksametason adalah obat golongan kortikosteroid sintetik yang kerjanya lama, sekitar 36-72 jam (Olefsky, 1975), serta deksametason mempunyai potensi anti inflamasi yang sangat kuat. Efek samping dari deksametason itu sendiri bisa mengakibatkan peningkatan kadar insulin serum secara signifikan dan penurunan kadar glukosa serum secara signifikan pula (Samsuri et al, 2011). Selain itu deksametason juga akan mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein, lemak, dan mempengaruhi juga sistem kardiovaskular otot lunak sistem saraf dan organ lain, termasuk hati. Kerusakan yang terjadi akibat pemberian deksametason terhadap hati meliputi degenerasi parenkimatosa, degenerasi hidropik dan nekrosis (Sativani, 2010).

5 Hati merupakan salah satu organ vital yang memiliki peranan penting dalam tubuh. Sel utama penyusun hepar adalah hepatosit. Hepatosit merupakan sel utama yang bertanggung jawab terhadap peran sentral hati dalam metabolisme. Fungsi hati selain melindungi tubuh terhadap terjadinya penumpukan zat berbahaya dari luar maupun dari dalam, hati juga merupakan tempat dimana obat dan bahan toksik lainnya dimetabolisme (Sativani, 2010). Efek samping deksametason pada hati dapat dikurangi dengan cara pemberian antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat mencegah proses oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas. Sebenarnya di dalam tubuh sudah dapat menghasilkan antioksidan namun jumlahnya tidak mencukupi untuk menetralkan radikal bebas. Oleh karena itu, sangat memerlukan antioksidan dari luar berupa makanan atau suplemen (Sibue, 2006). Salah satu cotoh antioksidan adalah vitamin. Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk mempertahankan kesehatan dan seringkali bekerja sebagai kofaktor untuk enzim metabolisme (Dewoto, 09). Vitamin dibedakan menjadi dua golongan yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air (Dewoto, 09). Pada penelitian ini saya menggunakan vitamin E yang merupakan vitamin larut lemak (Brigelius-Flohe, 1999). Sejauh mana peran suplementasi vitamin E dapat mengurangi efek samping deksametason, dengan adanya faktor yang dapat mempengaruhi antara lain, dosis, faktor hospes dan faktor-faktor lainnya. Kerangka konsep dapat dilihat pada Gambar 1.1.

6 Faktor - Hospes - Lingkungan - Pakan Deksametason dan vitamin E Histologi Hati Gambar 1.1 Kerangka Konsep 1.6 Hipotesis Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka dapat disusun hipotesis bahwa pemberian suplementasi vitamin E dapat mengurangi efek samping deksametason terhadap organ hati.