BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada periode Januari 2014

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan. Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari-Juni 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan studi potong lintang (cross sectional) yaitu jenis pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan diagnosis utama Congestive Heart Failure (CHF) yang menjalani

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross-sectional deskriptif. Pengumpulan data resep obat off-label

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental secara

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan teknik pendekatan secara cross sectional dengan mengambil data

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik komparatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. naiknya kadar glukosa darah karena ketidakmampuan tubuh untuk. memproduksi insulin (IDF, 2015). DM adalah suatu penyakit yang

BAB III METODE PENELITIAN. secara descriptive dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan

BAB III METOLOGI PENELITIAN. vivax di instalasi rawat jalan RSUD Scholoo Keyen.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik tidak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik tidak berpasangan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan menggunakan data

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

BAB II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi energi yang dibutuhkan oleh otot dan jaringan. Orang yang menderita DM

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) merupakan kumpulan gejala klinis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. oral yang digunakan pada pasien Prolanis di Puskesmas Karangpandan Kabupaten

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Desain cross

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif retrospektif non analitik

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. register status pasien. Berdasarkan register pasien yang ada dapat diketahui status pasien

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian Ilmu Penyakit Dalam.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analisis korelatif dengan correlate

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA ANTIDIABETIK ORAL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT JALAN PESERTA BPJS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini disiplin ilmu yang dipakai adalah ilmu Farmakologi,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. B. Alat Dan Bahan

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang Lingkup Keilmuan: Anastesiologi dan Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dimulai pada bulan juni 2013 sampai juli 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

4. Tiazolidindion Insulin VI. Komplikasi Diabetes B. Landasan Teori C. Hipotesis BAB III Metodologi Penelitian...

III. METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional yakni meneliti kasus BPH yang. Moeloek Provinsi Lampung periode Agustus 2012 Juli 2014.

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian berjudul Profil Penerapan Pelayanan Farmasi Klinik di Rumah

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan utama di negara maju dan berkembang. Penyakit ini menjadi

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah Ilmu Anestesi dan Ilmu Bedah Jantung.

PENERAPAN PELAYANAN KEFARMASIAN RESIDENSIAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI KOTA CILACAP

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang telah dilaksanakan mulai bulan Mei 2014

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara pendekatan, observasi, pengumpulan data dan faktor resiko

pasien hipertensi di Puskesmas Mergansan dan Puskesmas Kraton Yogyakarta pada tahun 2015.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Pulmonologi serta Ilmu Mikrobiologi Klinik.

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. (InfoDatin, 2014). Menurut International Diabetes Federation (IDF) tahun 2015,

POLA PERESEPAN DAN RASIONALITAS PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Rumah Sakit di Australia, sekitar 1 % dari seluruh pasien mengalami adverse

BAB III METODE PENELITIAN

KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JANUARI JUNI 2013 SKRIPSI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan metode survei

BAB I PENDAHULUAN. dan air dalam bentuk urine (Stein, 2007). Gagal Ginjal Kronik (GGK)

BAB III METODE PENELITIAN. observasional analitik dengan desain cross sectional study dimana pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. akibat insufisiensi fungsi insulin (WHO, 1999). Berdasarkan data dari WHO

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross-sectional dengan menghubungkan karakteristik gambaran

ANALISIS DRUG RELATED PROBLEM (DRP) PADA PENDERITA RAWAT INAP DENGAN DIAGNOSA DM TIPE 2 DENGAN STROKE ISKEMIK DI RUMAH SAKIT X SIDOARJO

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah metode survey cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan analisis data secara deskriptif analitik dengan penyajian data dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif serta menggunakan pendekatan cross sectional yaitu jenis pendekatan penelitian dengan pengumpulan data (observasi) pada satu waktu. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk persentase jumlah kejadian DRPs sedangkan kualitatif disajikan dalam uraian hasil analisis data yang dibandingkan dengan American Diabetes Association (ADA) tahun 2016, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) tahun 2011, Standar Pelayanan Medik (SPM) RSUD A.W. Sjahranie Samarinda, dan Drug Interaction Facts (Tatro, 2013). Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dengan mencatat berkas rekam medik pasien diabetes melitus tipe 2 yang pernah menjalani perawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD A.W. Sjahranie Samarinda pada periode tahun 2015. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di RSUD A.W. Sjahranie Samarinda dan pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2016 Juli 2016. C. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien yang terdiagnosis diabetes melitus tipe 2 yang pernah menjalani perawatan di Instalasi Rawat 26

27 Inap RSUD A.W. Sjahranie Samarinda pada periode tahun 2015 sedangkan sampel penelitian diambil dari populasi dengan desain sampel acak sederhana (simple random sampling) dan memenuhi kriteria inklusi. Adapun perhitungan besar sampel menurut Lameshow dan David tahun 1997, rumus untuk menghitung besarnya sampel adalah sebagai berikut: n = Zα 2 x P (1 - P) x N d 2 x ( N - 1 )+ Zα 2 x P (1 - P) Keterangan : n : Besar sampel Zα 2 : Deviat baku alfa P N d 2 : Prevalensi / proporsi kategori variabel yang diteliti : Jumlah populasi : Presisi Berdasarkan rumus diatas dapat diketahui besar sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: n = Zα 2 x P (1 - P)x N d 2 x ( N - 1 )+ Zα 2 x P (1 - P) n = (1,64) 2 x 0,155 x (1-0,155) x 1354 0,01 x (1354-1 )+ (1,64) 2 x 0,155 x (1-0,155) n = 2,6896 x 0,1309 x 1354 13,53+0,3523 n = 476,7009 = 34,34 = 35 sampel 13,8823 Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui minimal sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 35 sampel.

28 D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 1. Kriteria Inklusi a. Pasien DM tipe 2 yang pernah menjalani perawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD A.W. Sjahranie Samarinda pada periode tahun 2015. b. Pasien DM tipe 2 dengan atau tanpa komplikasi. c. Pasien DM tipe 2 dengan data rekam medik lengkap meliputi identitas pasien, pemeriksaan laboratorium, data pemberian obat, dan catatan perkembangan pasien selama menjalani perawatan. 2. Kriteria Eksklusi a. Pasien DM tipe 2 yang meninggal dunia dan pulang atas kemauan sendiri selama menjalani terapi pengobatan. E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan pada penelitian ini meliputi variabel bebas dan terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah terapi yang diberikan pada pasien DM tipe 2, sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah Drug Related Problems (DRPs). 2. Definisi Operasional a. Penatalaksanaan pasien diabetes melitus tipe 2 adalah terapi pengobatan antidiabetes yang diberikan kepada pasien diabetes melitus tipe 2 di Instalasi Rawat Inap RSUD A.W. Sjahranie Samarinda.

29 b. Pasien diabetes melitus tipe 2 adalah orang yang terdiagnosa atau memiliki riwayat diabetes melitus tipe 2 dengan atau tanpa komplikasi yang mendapatkan pengobatan antidiabetes di Instalasi Rawat Inap RSUD A.W. Sjahranie Samarinda. c. Instalasi rawat inap adalah suatu ruangan di RSUD A.W. Sjahranie Samarinda sebagai tempat pasien tinggal untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. d. DRPs adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan terjadi pada pasien selama melakukan terapi pengobatan. e. Kejadian adalah ditemukan beberapa atau salah satu kategori DRPs dalam penatalaksanaan pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD A.W. Sjahranie Samarinda. Apabila ditemukan kejadian DRPs lebih dari satu kejadian dalam satu pasien, maka akan dihitung sebanyak jumlah kejadian DRPs. f. DRPs selanjutnya akan dibahas berdasarkan 6 kategori yaitu kategori butuh obat (drug needed), kategori obat tanpa indikasi, kategori salah obat (wrong drug), kategori dosis terlalu kecil (low dose), kategori dosis terlalu besar (high dose), dan kategori interaksi obat. g. DRPs kategori butuh obat (drug needed) terjadi apabila ada indikasi medis yang membutuhkan obat, namun pasien tidak menerima pengobatan untuk indikasi tersebut yang sesuai dengan alat penelitian (buku acuan).

30 h. DRPs obat tanpa indikasi terjadi apabila pasien diberi terapi obat yang tidak dibutuhkan dan tanpa indikasi klinis. i. DRPs kategori salah obat (wrong drug) terjadi apabila pemberian obat yang salah kepada pasien dibandingkan dengan alat penelitian (buku acuan). i. DRPs kategori dosis terlalu kecil (low dose) terjadi apabila pemberian dosis terlalu kecil kepada pasien dibandingkan dengan alat penelitian (buku acuan). j. DRPs kategori dosis terlalu besar (high dose) terjadi apabila pemberian dosis yang terlalu besar kepada pasien dibandingkan dengan alat penelitian (buku acuan). k. DRPs kategori interaksi obat terjadi apabila adanya interaksi obatobatan antidiabetes atau antara obat antidiabetes dan obat tambahan dengan level signifikansi 1 dan 2 berdasarkan literatur Drug Interaction Facts tahun 2013. F. Instrumen Penelitian 1. Alat Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Buku acuan Buku acuan yang digunakan adalah American Diabetes Association (ADA) tahun 2016, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) tahun 2011, Standar Pelayanan Medik

31 (SPM) RSUD A.W. Sjahranie Samarinda, dan Drug Interaction Facts (Tatro, 2013). b. Perangkat olah data Perangkat olah data yang digunakan adalah laptop dan Microsoft Office (Microsoft Word 2010 dan Microsoft Excel 2010). 2. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah rekam medis pasien. G. Cara Kerja Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, diantaranya yaitu: 1. Pengumpulan literatur Mengumpulkan literatur yang berkaitan dengan penyakit DM tipe 2 dan kejadian DRPs. 2. Studi pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui profil rumah sakit, prevalensi dan jumlah kejadian diabetes melitus tipe 2 di RSUD A.W. Sjahranie Samarinda periode tahun 2015. 3. Pembuatan proposal penelitian Proposal dibuat pada bulan Mei - Juni 2016. 4. Perizinan Pembuatan surat izin untuk melakukan penelitian di RSUD A.W. Sjahranie Samarinda yang dikeluarkan oleh Program Studi Farmasi

32 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 5. Pengambilan data Data pasien yang terdiagnosa DM tipe 2 diambil dari catatan rekam medik pasien di Instalasi Rekam Medik RSUD A.W. Sjahranie Samarinda dengan melakukan 2 kegiatan yaitu: a. Mencatat nomor rekam medik pasien dengan diagnosa diabetes melitus tipe 2, kemudian dilihat setiap rekam medik yang memenuhi kriteria inklusi. b. Melakukan pencatatan data pasien seperti nomor rekam medik, nama, usia, jenis kelamin, tanggal masuk dan keluar rumah sakit, diagnosa akhir, pemeriksaan laboratorium, daftar obat yang diberikan, catatan perkembangan pasien selama menjalani perawatan dan tanda tanda vital pasien. 6. Penelitian dan Analisis Data Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis untuk menentukan kemungkinan terjadinya DRPs yang akan dikategorikan ke dalam 6 kategori, meliputi: a. Apakah pasien butuh obat (drug needed)? Pasien dengan indikasi tertentu, tetapi tidak diberi pengobatan.

33 b. Apakah ada obat tanpa indikasi? Obat yang diberikan pada pasien, tetapi pasien tidak menunjukkan indikasi tertentu. c. Apakah terjadi salah obat (wrong dose)? Pemilihan obat tidak sesuai bagi pasien sesuai dengan problem medik yang ada pada rekam medik. d. Apakah terjadi dosis yang terlalu rendah (low dose)? Dosis obat yang diberikan pada pasien tidak bisa memberikan efek yang optimal. e. Apakah terjadi dosis yang terlalu tinggi (high dose)? Dosis obat yang diberikan pada pasien berlebihan dan bisa menyebabkan toksik. f. Apakah terjadi interaksi obat? Antara obat antidiabetes dengan obat antidiabetes maupun obat antidiabetes dengan obat lain. 7. Pengolahan data dan pembuatan laporan akhir Data kejadian DRPs kemudian diolah dengan menghitung jumlah dan persentase tiap kategori DRPs yang diperoleh. Selain itu, dihitung pula persentase karakteristik pasien berdasarkan usia, jenis kelamin, lama rawat inap, dan penyakit penyerta.

34 H. Skema Langkah Kerja berikut: Skema langkah kerja penelitian seperti yang ditunjukkan pada gambar 2 I. Analisis Data Gambar 2. Skema Langkah Kerja Analisis data yang dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui kategori dan jumlah dari setiap kategori DRPs pada penatalaksanaan pasien DM tipe 2 di Instalasi Rawat Inap RSUD A.W. Sjahranie Samarinda. 1. Kualitatif disajikan dalam bentuk uraian dari hasil analisis data dibandingkan dengan American Diabetes Association (ADA) tahun 2016, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) tahun 2011,

35 Standar Pelayanan Medik (SPM) RSUD A.W. Sjahranie Samarinda, dan Drug Interaction Facts (Tatro, 2013). 2. Kuantitatif ditampilkan dalam bentuk: a. Gambaran karakteristik umum pasien dianalisis berdasarkan jenis kelamin, usia, penyakit penyerta, dan lama rawat inap. Data yang ada akan dikelompokkan dan masing masing dihitung jumlahnya kemudian hasilnya dipersentasekan. b. Data kejadian DRPs akan dikelompokkan kedalam masing masing kategori DRPs, dihitung jumlahnya kemudian hasilnya dipersentasekan. J. Perhitungan Data Jumlah seluruh kejadian DRPs akan dihitung. Apabila dalam satu pasien terdapat lebih dari 1 kejadian DRPs, maka akan dihitung sebanyak jumlah kejadian DRPs. Perhitungan persentase tiap kategori DRPs sebagai berikut: 1. Persentase DRPs kategori butuh obat (drug needed) Total angka kejadian DRPs butuh obat Total angka kejadiaan DRPs keseluruhan 100%...(persamaan 1) 2. Persentase DRPs kategori obat tanpa indikasi Total angka kejadian DRPs obat tanpa indikasi Total angka kejadian DRPs keseluruhan 100%...(persamaan 2) 3. Persentase DRPs kategori salah obat (wrong drug) Total angka kejadian DRPs salah obat Total angka kejadian DRPs keseluruhan 100%...(persamaan 3) 4. Persentase DRPs kategori dosis terlalu kecil (low dose) Total angka kejadian DRPs dosis terlalu kecil Total angka kejadian DRPs keseluruhan 100%...(persamaan 4)

36 5. Persentase DRPs kategori dosis terlalu besar (high dose) Total angka kejadian DRPs dosis terlalu besar Total angka kejadian DRPs keseluruhan 100%...(persamaan 5) 6. Persentase DRPs kategori interaksi obat Total angka kejadian DRPs interaksi obat Total angka kejadian DRPs keseluruhan 100%...(persamaan 6)