BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan lambat. PGK umumnya berakhir dengan gagal ginjal yang memerlukan terapi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 150 ribu orang dan yang membutuhkan terapi pengganti ada

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah salah satu penyakit dengan risiko

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentu dalam perolehan

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut,

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. progresif dan lambat, serta berlangsung dalam beberapa tahun. Gagal ginjal

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

BAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

BAB I.PENDAHULUAN. dengan penurunan glomerular filtrate rate (GFR) serta peningkatan kadar

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara progresif dan irreversible 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selain itu, ginjal juga berfungsi mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. World Health Organization (WHO) memperkirakan, pada tahun 2020

BAB I PENDAHULUAN. dan 8 16% di dunia. Pada tahun 1999 berdasarkan data Global burden of

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyebab dari disfungsi ginjal progresif yang berlanjut pada tahap

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komposisi kimia darah, atau urin, atau kelainan radiologis (Joannidis et al.,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD. PROF. DR. W. Z.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit gagal ginjal kronis atau yang biasa dikenal sebagai Chronic Kidney

BAB I PENDAHULUAN. komposisi cairan tubuh dengan nilai Gloumerulus Filtration Rate (GFR) 25%-10% dari nilai normal (Ulya & Suryanto 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Ginjal Kronik (Chronic Kidney Disease/CKD) adalah gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Populasi orang berusia lanjut di dunia saat ini mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada pasien penyakit ginjal kronik

I. PENDAHULUAN. urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner dan Suddarth, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

BAB 1 PENDAHULUAN. Singapura dan 9,1% di Thailand (Susalit, 2009). Di Indonesia sendiri belum ada

BAB I PENDAHULUAN. hidup saat ini yang kurang memperhatikan keseimbangan pola makan. PGK ini

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan mengatur keseimbangan asambasa

I. PENDAHULUAN. pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DAN KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUMAHSAKIT Dr.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang

Hikmatul Husna 1*, Nora Maulina 2. Lhokseumawe-Aceh 24352, Indonesia * Corresponding Author:

BAB I PENDAHULUAN. cepat dibandingkan kelompok umur lainya. 1 Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN. Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat membuang

DAN TANPA JAMINAN KESEHATAN DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah pasien gagal ginjal kronis setiap tahun semakin meningkat,

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Kidney Diseases (CKD) dalam jangka waktu yang lama (Black & Hawks, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) yang menjalani hemodialisis reguler

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan masalah medik, sosial dan ekonomik. yang sedang berkembang yang memiliki sumber-sumber terbatas untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang

KARAKTERISTIK PASIEN DAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA

EFEKTIVITAS BIAYA DIALISIS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara optimal untuk membuang zat-zat sisa dan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 1990, penyakit ginjal kronik merupakan penyakit ke-27 di

BAB I PENDAHULUAN. angka ini meningkat menjadi 219 pasien dan tahun 2013 menjadi 418 pasien. Bila

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam jangka waktu yang lama (Noer, Soemyarso, 2006). Menurut (Brunner

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negara-negara

perkembangan penyakit DM perlu untuk diperhatikan agar komplikasi yang menyertai dapat dicegah dengan cara mengelola dan memantau perkembangan DM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal stadium akhir (gagal ginjal kronik tahap 5) dapat

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

BAB I PENDAHULUAN. atau fungsi ginjal yang berlangsung 3 bulan dengan atau tanpa disertai

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. penyakit yang merusak nefron ginjal (Price dan Wilson, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. makin meningkat. Peningkatan jumlah lansia yang meningkat ini akan

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel yang menyebabkan ginjal kehilangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang

HUBUNGAN ANTARA LAMA HIPERTENSI DENGAN ANGKA KEJADIAN GAGAL GINJAL TERMINAL DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI HEMODIALISA RUANG DAHLIA BLU RSUP PROF. DR. R. D.

KARAKTERISTIK PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KABUPATEN KOTABARU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dengan angka kejadian yang masih cukup tinggi. Di Amerika Serikat, UKDW

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) sebagai suatu proses patofisiologi yang menyebabkan kerusakan struktural dan fungsional ginjal ini masih menjadi permasalahan serius di dunia kesehatan. Menurut National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) tahun 2003-2006 diperkirakan bahwa orang yang berusia lebih dari 20 tahun di Amerika Serikat memiliki prevalensi menderita PGK sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan stadium 4-5 sekitar 0,6%. Prevalensi PGK berbeda di setiap negara di Asia-Pasifik, dimana terdapat sekitar 12,9 15.1% penderita PGK di Jepang, 3,2 11.3% di Cina, 7,2 13,7% di Korea, 8,45 16,3% di Thailand, 3,2 18,6% di Singapura, 4,2% di India dan 11,2% di Australia. 1 Indonesia termasuk negara dengan tingkat penderita penyakit ginjal kronik yang cukup tinggi. Survei oleh Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) menunjukan bahwa telah terjadi penurunan fungsi ginjal dengan proteinuria persisten atau penurunan laju filtrasi glomerulus ( GFR) pada 12,5% atau 30 juta orang dari total 240 juta rakyat Indonesia. Sedangkan 433 per 1 juta penduduk pasien PGK berlanjut menjadi End Stage Renal Disease (ESRD). 2 World Health Organization 1

2 (WHO) memperkirakan akan terjadi peningkatan pasien dengan penyakit ginjal di Indonesia sebesar 41,4% antara tahun 1995-2025. 3 PGK memiliki progesifitas tinggi untuk melanjut sebagai ESRD. Hemodialisis (HD) dan transplantasi ginjal adalah pilihan terapi pada pasien dengan ESRD. Penyakit ginjal kronik terutama dengan terapi HD akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seperti aspek fisiologis, psikologis dan sosial ekonomi. Hal tersebut tidak hanya berdampak pada diri sendiri tapi juga berdampak pada keluarga dan masyarakat. 4,5 Hemodialisis masih menjadi pilihan terapi utama disamping peritoneal dialisis dan transplantasi ginjal di sebagian besar negara di dunia. Hemodialisis telah banyak dilakukan dan Amerika Serikat tercatat sebagai negara dengan hemodialisis terbanyak yaitu sekitar 350.000 orang, kemudian Jepang sekitar 300.000 orang sedangkan Indonesia mendekati 15.000 orang. 6 Berdasarkan data dari Indonesia Renal Registry (IRR), suatu kegiatan registrasi dari Pernefri, jumlah pasien penyakit ginjal yang menjalani hemodialisis pada tahun 2007 terdapat 4.977 orang dan meningkat menjadi 19.621 tahun 2012 sedangkan pasien aktif berjumlah 9.161 orang pada tahun 2012. 2 Proses hemodialisis dengan waktu 4 5 jam umumnya akan menimbulkan berbagai dampak baik secara fisik maupun psikologis. Perasaan lelah, sakit kepala, keringat dingin akibat tekanan darah yang menurun hingga keadaan psikologis dapat terpengaruh akibat terapi HD. Selain itu, pasien dapat mengalami gangguan

3 konsentrasi, proses berpikir hingga gangguan dalam hubungan sosial. Semua kondisi tersebut akan menyebabkan menurunnya kualitas hidup pasien. 7 WHO menjelaskan bahwa sehat tidak hanya terbebas dari penyakit dan kelemahan, tetapi juga terdapatnya kesejahteraan fisik, mental dan sosial. Pada pasien PGK khususnya yang menjalani terapi HD terdapat permasalahan pada aspekaspek tersebut yang dapat menurunkan kualitas hidup. 8 Gambaran kualitas hidup pasien PGK dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor umur, jenis kelamin, suku, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, lama menjalani hemodialisis, stadium penyakit, dan penataklasanaan medis yang dijalani. 9 Penelitian yang dilakukan oleh Anees dengan 125 subjek pasien PGK menunjukkan kualitas hidup yang lebih baik pada pasien yang menjalani hemodialisis < 8 bulan daripada pasien yang menjalani hemodialisis 8 bulan (P=0,03). 10 Sedangkan Peneltian Sathvik tahun 2008 menunjukkan bahwa pasien yang menjalani terapi hemodialisis antara 10-12 bulan menunjukkan kualitas hidup yang baik dibandingkan pasien yang menjalani terapi HD kurang dari 10 bulan atau lebih dari 12 bulan. 11 Kualitas hidup pasien menjadi hal yang harus diperhatikan baik oleh tenaga medis maupun keluarga dan masyarakat. Kualitas hidup dapat menjadi acuan keberhasilan dari suatu tindakan intervensi atau terapi bagi para profesional kesehatan. Data tentang kualitas hidup diperlukan sebagai data awal dalam memilih tindakan yang tepat bagi pasien. 12

4 Kualitas hidup dapat diukur dengan kuesioner yang menilai kesehatan secara umum seperti SF-36, SF-12, Quality of life Index (QLI) dan untuk penyakit spesifik seperti ginjal yaitu Kidney Disease Quality of Life Short Form 1.3 (KDQOL SF TM 1.3). Kuesioner KDQOL SF TM 1.3 terdiri dari 19 dimensi yang mencakup isi instumen SF-36 mengenai kesehatan secara umum dan penyakit ginjal secara spesifik. Kuesioner ini telah banyak digunakan dan teruji validitas dan reliabilitasnya. 13,14 Berbagai penelitian terkait kualitas hidup pasien PGK yang menjalani HD telah banyak dilakukan. Meskipun demikian, seiring dengan perkembangan dan perubahan gaya hidup saat ini maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kualitas hidup. Hal ini penting dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, meningkatkan pelayanan medis dan menjadi evaluasi keberhasilan suatu terapi yang diberikan. Mengingat faktor lamanya menjalani HD mempengaruhi kualitas hidup pasien PGK, maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai hubungan lamanya hemodialisis dengan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik khususnya di RSUP Dr.Kariadi Semarang. 1.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka dirumuskan permasalahan yaitu bagaimana hubungan antara lama hemodialisis dengan kualitas hidup pada penderita penyakit ginjal kronik di RSUP Dr.Kariadi Semarang?

5 1.2 Tujuan Penelitian 1.2.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara lama hemodialisis dengan kualitas hidup penderita penyakit ginjal kronik di RSUP dr Kariadi Semarang. 1.2.2 Tujuan Khusus 1) Mendeskripsikan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Kariadi Semarang periode Maret-Juni 2016. 2) Menganalisis hubungan antara lama hemodialisis dengan kualitas hidup penderita penyakit ginjal kronik di RSUP dr Kariadi Semarang menggunakan instrumen KDQOL SF 1.3. 3) Menganalisis perbedaan kualitas hidup pasien PGK yang menjalani hemodialisis <5 tahun dan 5 tahun. 4) Menganalisis pengaruh faktor sosiodemografi (usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendapatan, pekerjaan,), IMT, dan penyakit mendasari. 1.4 Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada dokter dan pasien mengenai kualitas hidup pasien PGK yang menjalani hemodialisis melalui instrumen KDQOL SF 1.3.

6 2) Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai bahan informasi kepada rumah sakit khususnya RSUP Dr.Kariadi Semarang dan petugas kesehatan dalam rangka meningkatkan fasilitas serta upaya pelayanan terhadap penderita PGK. 3) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi tenaga medis dalam memilih tindakan dan intervensi yang tepat terhadap pasien PGK dan dapat mengevaluasi keberhasilan terapi yang diberikan. 4) Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peranan keluarga dalam meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup pasien PGK yang menjalani hemodialisis. 5) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi pembaca dan penelitian selanjutnya. 1.5 Penelitian Sebelumnya Penelitian mengenai kualitas hidup pasien PGK semakin berkembang dan telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian menyatakan terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien PGK terutama pasien dengan terapi HD. Informasi detail mengenai penelitian sejenis terdapat pada table.1. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel yang diteliti. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lama hemodialisis sebagai variabel bebas dan kualitas hidup pasien PGK sebagai variabel tergantung. Selain itu, penelitian ini dilaksanakan di RSUP dr. Kariadi Semarang dengan studi cross sectional

7 menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner KDQOL-SF 1.3 yang menganalisis kualitas hidup pasien PGK meliputi keadaan fisik, psikologis dan hubungan sosial. Penelitian ini menitik beratkan pada hubungan lama hemodialisis dengan kualitas hidup penderita PGK di RSUP Dr.Kariadi Semarang, sehingga nantinya dapat dilakukan upaya peningkatan kualitas hidup pasien. Tabel 1. Penelitian Sebelumnya No Penulis, Judul, Tahun Metode Penelitian Hasil Penelitian 1. Harasyid, Ayu Mianda.Hubungan Lamanya Hemodialisis dengan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik di RSUP H. Adam Malik Bulan Juni 2011. 15 2. Dewi, Sufiana. Hubungan Lama Hemodialisis dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. 2015. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta. 16 3. Despecuale,C, dkk. Correlational Study Between Psychic Symptoms and Quality of Life Among Hemodialysis Patients Older Than 55 Years of Age. 2012. 17 Penelitian cross sectional. Menggunakan instrumen WHO-QOL. Analisis data dengan chi-square. Penelitian cross sectional. Instrumen penelitian berupa KDQOL-36. Analisis data dengan Kendall Tau. Penelitian observasional dengan instrumen berupa Symptom Checklist 90. Revised (SCL-90 R) dan Complete Form Health Survey (SF 36). Tidak ada hubungan yang bermakna antara lamanya hemodialisis dengan kualitas hidup pasien. Analisis data menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara lama HD dengan kualitas hidup responden.(p=0,739) Ada hubungan signifikan antara kondisi psikologis dengan kualitas hidup.