Kualitas Daging Se i Babi Produksi Denpasar

dokumen-dokumen yang mirip
Daya Simpan dan Variasi Bumbu Daging Se i Babi Produksi Kota Denpasar pada Suhu Ruang

KUALITAS DAGING SAPI WAGYU DAN DAGING SAPI BALI YANG DISIMPAN PADA SUHU DINGIN 4 0 C DITINJAU DARI ph, KADAR AIR, DAYA IKAT AIR DAN TEKSTUR SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu 4 o C

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu - 19 o c

PENGASAPAN. PENGASAPAN merupakan perlakuan terhadap produk makanan dengan gas yang dihasilkan dari pemanasan material tanaman (contoh : kayu)

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan

SIFAT-SIFAT FISIK DAN PARAMETER SPESIFIK KUALITAS DAGING

ABSTRAK KUALITAS DAN PROFIL MIKROBA DAGING SAPI LOKAL DAN IMPOR DI DILI-TIMOR LESTE

Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan

Karakteristik Dendeng Ayam Broiler Pada Berbagai Suhu dan Lama Pengeringan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

TINJAUAN PUSTAKA. dari pada daging domba dan sapi sehingga tingkat konsumsi daging itik di

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Daging merupakan makanan yang kaya akan protein, mineral, vitamin, lemak

PENGARUH JENIS KAYU BERBEDA TERHADAP MUTU IKAN SELAIS (Cryptopterus bicirchis) ASAP. Oleh : Abstrak

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

KONTAMINASI BAKTERI Escherichia coli PADA DAGING SE I SAPI YANG DIPASARKAN DI KOTA KUPANG

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. alot (Chang et al., 2005). Daging itik mempunyai kandungan lemak dan protein lebih

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi bali dikenal sebagai sapi lokal yang banyak dipelihara di Pulau Bali karena sangat

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang mudah dimasak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

KARAKTERISTIK KIMIA SOSIS ASAP DENGAN BAHAN BAKU CAMPURAN DAGING DAN LIDAH SAPI SELAMA PENYIMPANAN DINGIN (4-8 o C)

INSIDEN PEREDARAN AYAM TIREN PADA PASAR TRADISIONAL DI SURABAYA THE INCIDENCE OF CARRION CHICKEN SALES IN SURABAYA TRADITIONAL MARKETS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

PENINGKATAN SIFAT FUNGSIONAL DAGING SAPI BALI (Longisismus dorsi) MELALUI PENAMBAHAN ASAP CAIR PASCAMERTA DAN WAKTU RIGOR

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kebutuhan gizi

PENGARUH PERENDAMAN DALAM BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu. 3.2 Bahan dan Alat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

Key words: chicken nuggets, broiler chicken livers, the fat content, elasticity, flavour

Susunan Redaksi Indonesia Medicus Veterinus

Karakteristik mutu daging

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... ABSTRACT... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN...

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengasapan Ikan. Pengasapan adalah salah satu teknik dehidrasi (pengeringan) yang dilakukan

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AREN ( Arenga pinnata) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN AKSEPTABILITAS KORNET IRIS ITIK PETELUR AFKIR

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

Pengasapan pangan. Kuliah ITP

PENGARUH PENGGUNAAN ASAP CAIR SEBAGAI PENGAWET TERHADAP KUALITAS NUGGET DAGING AYAM. Oleh : MALIKIL KUDUS SUSALAM

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengawet yang berbahaya (Ismail & Harahap, 2014). Melihat dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

Evaluasi Kualitas Produk Dadih Dalam Bentuk Bubuk Yang Dikeringkan Dengan Sinar Matahari Dan Oven

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama

4. PEMBAHASAN. (Depkes RI, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk daging yang dihasilkan dari kelinci ada dua macam yaitu fryer dan roaster. Kelinci

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014 di TPH yang ada di Bandar

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Industri keripik pisang milik Bapak Heriyanto di

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Budaya mengkonsumsi daging sudah menyebar di sebagian besar. masyarakat dunia. Kalau tidak ada daging mungkin dirasa kurang lengkap

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

I. PENDAHULUAN. sebagai bahan utamanya dan bumbu pelengkap seperti terasi, garam, asam jawa.

MATERI DAN METODE. Prosedur

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat menuntut produksi lebih dan menjangkau banyak konsumen di. sehat, utuh dan halal saat dikonsumsi (Cicilia, 2008).

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

) FLOUR AS A SUBSTITUTION OF TAPIOCA FLOUR ON WATER CONTENT, WATER HOLDING CAPACITY, ELASTICITY, AND SHEAR FORCE OF BEEF MEATBALL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

Transkripsi:

Kualitas Daging Se i Babi Produksi Denpasar QUALITY OF SMOKED PORK PRODUCTED IN DENPASAR Emerensia Patryconsitha Aman 1, I Ketut Suada 2, Kadek Karang Agustina 2 1) Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Hewan 2) Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Jl.P.B. Sudirman Denpasar Bali tlp. 0361-223791, Email : Risyeaman23@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas daging se i babi produksi Denpasar yang diambil dari dua tempat produksi dan pemasaran daging se i babi di kota Denpasar yaitu Gimbo di Imam Bonjol dan Max di Teuku Umar. Parameter yang digunakan dalam menentukan kualitas daging se i babi tersebut meliputi daya ikat air (DIA), ph, kadar air, dan cita rasa. Analisis data menggunakan uji T berpasangan. Hasil analisis statistik menunjukkan daya ikat air, ph dan cita rasa daging se i babi produksi kedua tempat produksi tersebut tidak berbeda nyata (P>0,05). Sedangkan kadar air daging se i babi produksi Gimbo (34.850) berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan daging se i babi produksi Max (29.082). Melihat kualitas daging se i babi produksi Gimbo dan Max yang cukup baik, diharapkan produsen dapat mempertahankan dan meningkatkan lagi kualitas daging se i babi yang diproduksi sehingga kualitasnya menjadi lebih baik lagi. Kata kunci : Kualitas daging se i, babi, Bali ABSTRACT The aim of this study was to determine the quality of smoked pork (se i) which producted in Denpasar. The samples were taken from two different production houses in Denpasar, they were at Gimbo and at Max. The parameters used in order to know the quality of se i i.e: Water Holding Capacity (WHC), ph, water content, and flavour. The data analyzed by Paired T-test. The analysis showed that the Water Holding Capacity, ph and flavour of se i were not significantly different (P>0,05) between Gimbo and Max. While the water content of Gimbo s se i (34.850) was significantly different (P<0,01) with Max s se i (29.082). In conclusion, based on the quality of pork smoked (se i) producted at Gimbo and Max production house were good enough. It will expected the producers could to maintain the quality of pork smoked (se i). Keyword : Se i quality, pork, Denpasar PENDAHULUAN Daging babi merupakan salah satu hasil ternak yang dikonsumsi masyarakat. Daging babi memiliki kandungan gizi seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, serta memiliki kelebihan yaitu mengandung banyak thiamin 344

(vitamin B1) yang diperlukan oleh tubuh untuk mencerna karbohidrat dan menunjang kerja sistem saraf (Hartawan, 2000). Konsumsi daging babi relatif terbatas di Indonesia. Salah satu daerah yang tingkat konsumsi daging babinya tinggi adalah Bali. Masyarakat Bali khususnya umat Hindu mengonsumsi daging babi. Oleh karena itu, banyak olahan-olahan daging babi yang diproduksi di Bali. Salah satu olahan daging babi yang kini diproduksi dan dikembangkan di Bali adalah daging se i babi. Se i (nama lokal) merupakan daging asap khas kota Kupang yang diasapi menggunakan kayu Kosambi (Raza, 2012). Pengasapan merupakan salah satu cara mengawetkan daging dengan kombinasi panas dan zat kimia yang dihasilkan dari pembakaran kayu (Suradi dkk., 2011). Hingga kini, terdapat dua tempat pengolahan dan pemasaran se i babi di Bali yaitu Gimbo yang berada di daerah Imam Bonjol dan Max yang berada di daerah Teuku Umar. Denpasar dianggap strategis sebagai tempat pengolahan dan pemasaran se i babi karena masyarakat Bali khususnya umat beragama Hindu mengkonsumsi daging babi dalam kesehariannya. Pembuatan se i babi di kedua tempat ini hampir sama, tetapi ada perbedaan yaitu di tempat pengolahan se i babi Gimbo jarak antara daging yang diasapi dengan bara api yang digunakan lebih dekat dibandingkan dengan jarak yang digunakan di tempat pengolahan se i babi Max. MATERI DAN METODE Sampel yang digunakan adalah daging se i yang diambil dari dua tempat produksi daging se i babi tradisional yang terdapat di kota Denpasar yaitu Gimbo yang terletak di daerah Imam Bonjol dan Max yang terletak di daerah Teuku Umar. Sampel yang dibutuhkan adalah sebanyak 500 gram/tempat. Mengukur daya ikat air dilakukan dengan cara penekanan. Daging se i babi ditimbang sebanyak 5 gram diletakkan dalam lipatan kertas saring di antara lempengan kaca. Lempengan kaca lainnya diletakkan di sebelah atas lalu ditekan dengan beban seberat 35 kg. Kemudian dibiarkan selama 10 menit dan setelah selesai, daging se i babi dikeluarkan dari lempengan kaca dan kertas saringnya untuk ditimbang beratnya. 345

Mengukur ph daging dilakukan dengan menggunakan alat ph meter. Daging se i babi sebanyak masing-masing 5 gram dan dilumatkan dengan menggunakan mortir dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 5 ml aquades dan dihomogenkan. Selanjutnya ke dalam masingmasing sampel dimasukkan elektroda ph meter dan dibaca angka yang ditunjukkan oleh ph meter. Pengukuran diulangi sebanyak dua sampai tiga kali untuk mendapat hasil yang akurat. Penetapan kadar air dilakukan melalui proses yang dimulai dengan mengeringkan cawan dan tutupnya dalam oven dengan suhu 105 C selama 60 menit. Kemudian cawan dan tutup tersebut didinginkan di dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang sampai beratnya konstan. Selanjutnya sebanyak 3 gram sampel daging se i babi dimasukkan di dalam cawan. Dengan menggunakan oven yang bersuhu 105 C, cawan beserta isinya dan penutup cawan dipanaskan selama 4 jam. Kemudian cawan beserta isinya ditimbang setelah didinginkan di dalam desikator, dan pemanasan dilakukan kembali sampai diperoleh berat yang tetap. Daging se i babi masing-masing 300 gram dipotong-potong menjadi 30 potongan per sampelnya dengan berat tiap potongan daging sebesar 10 gram. Kemudian daging diletakkan di atas 10 piring kertas. Selanjutnya para panelis melakukan tes cita rasa sebanyak tiga kali yang diselingi dengan minum air dan mengisi kuisioner yang telah disediakan. Setelah selesai, hasil yang didapat dari responden dirata-ratakan. Pada kuisioner digunakan empat pilihan yang dapat dipilih oleh para panelis, yaitu sangat enak (SE) dengan skor 4, enak (E) dengan skor 3, cukup enak (CE) dengan skor 2, dan kurang enak (KE) dengan skor 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian terhadap kualitas daging se i babi yang diambil dari dua tempat pembuatan se i babi tradisional di kota Denpasar, didapatkan hasil sebagai berikut: 346

Tabel 1. Hasil uji T berpasangan terhadap parameter kualitas daging se i produksi Gimbo dan Max Parameter kualitas Nilai T Nilai P Daya ikat air -1,369 0,243 ph 2,083 0,106 Kadar air 5,098 0,007 ** Cita rasa 1,1134 0,32 ** berbeda sangat nyata Berdasarkan hasil uji T berpasangan terhadap ketiga parameter; daya ikat air, ph dan cita rasa (Tabel 1) kualitas daging se i yang diproduksi kedua tempat tersebut tidak berbeda nyata (P>0,05). Sedangkan kadar airnya berbeda sangat nyata (P<0,01) antara Gimbo (34.850) dan Max (29.082). Daya ikat air daging dipengaruhi oleh keadaan dan struktur protein penyusunnya. Asap cair yang digunakan pada proses pengasapan daging se i merupakan bahan pengawet alami karena mengandung senyawa fenol dan asam yang mempunyai kemampuan meningkatkan daya ikat air daging dan memberikan tekstur yang padat dan empuk (Astati, 2013). Asap cair berperan dalam melonggarkan ikatan serabut myofibril membentuk ruang-ruang kosong yang diisi oleh air dalam bentuk setengah bebas sehingga kemampuan daging dalam mengikat air semakin meningkat (Abustam dan M. Ali, 2011). Nilai Ph daging se i babi Gimbo dan max berkisar antara 5,64-5,76. Nilai Ph se i babi tersebut mengalami penurunan dimana nilai Ph normal daging babi berkisar antara 6,7-7,2. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor penyembelihan dan pengolahan daging babi (Simamora, 2013). Hasil ini hampir sama dengan hasil penelitian nilai Ph pada daging se i babi asal Kupang yang berkisar antara 5,73-5,78. Proses pembuatan se i babi yang hampir sama memungkinkan nilai Ph yang didapatkan juga tidak akan jauh berbeda ( Widarti dkk., 2012). Penggunaan level asap cair yang tinggi akan menghasilkan nilai Ph yang rendah (Abustam dan M. Ali, 2011). Ph daging pada berbagai konsentrasi asap cair cenderung menurun karena komponen asap yang melekat pada daging mempunyai sifat asam diantaranya asam karboksilat yang meliputi asam formiat, asetat, dan butirat (Arizona dkk., 2011). 347

Sama halnya dengan uji cita rasa yang menyatakan tidak adanya perbedaan, persamaan cita rasa daging se i babi yang dihasilkan oleh Gimbo maupun Max dikarenakan penggunaan kayu kosambi sebagai bahan utama pengahasil asap dalam proses pengasapan daging se i babi. Menurut Simamora (2013) pengasapan se i babi dengan menggunakan kayu kosambi yang mengandung fenol, formaldehid sebagai 348rganic348tive dan asam 348rganic sebagai antioksidan yang dapat menghasilkan warna serta cita rasa khas pada se i. Selain itu, se i umumnya mempunyai cita rasa yang enak karena penggunaan bumbu-bumbu seperti garam, gula, merica, bawang putih, dan penyedap rasa dalam pembuatan se i. Kadar air daging se i babi Gimbo dan daging se i babi Max berkisar antara 28,44-35,88% yang masih tergolong tinggi dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada daging asap yaitu sebesar 15%. Dari hasil analisis T-test menunjukkan bahwa kadar air daging se i babi Gimbo berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap daging se i babi Max. Perbedaan kadar air daging se i babi Gimbo dan Max disebabkan karena perbedaan perlakuan pengasapan pada kedua tempat produksi tersebut. Dimana proses pengasapan di Gimbo menggunakan jarak yang cukup dekat antara daging yang diasapi dengan bara api sehingga proses pengasapan menjadi lebih singkat dan kadar air yang dihasilkan cukup tinggi. Menurut Widarti dkk., (2012) perbedaan kadar air daging se i babi di empat tempat produksi se i babi di Kota Kupang disebabkan karena waktu yang diperlukan untuk proses pengasapan dari setiap tempat produksi hampir sama yaitu sekitar 10-15 menit. SIMPULAN Kedua sampel daging se i babi yang diproduksi di kota Denpasar memiliki daya ikat air, Ph dan cita rasa yang tidak berbeda nyata (P>0,05). Sedangkan kadar air daging se i babi dari kedua tempat tersebut berbeda sangat nyata (P<0,01), dimana kadar air se i babi Gimbo (34,850) lebih tinggi dibandingkan dengan kadar air se i babi Max (29,082) 348

SARAN Produsen se i babi diharapkan mempertahankan kualitas daya ikat air dan Ph daging se i babi sehingga kualitas daging se i babi dapat dipertahankan, memperbaiki proses pengasapan sehingga kadar air yang dihasilkan rendah atau setara dengan Standar Nasional Indonesia sebesar 15 % dan mempertahankan cita rasa se i yang enak atau berusaha lebih meningkatkan lagi cita rasa se i sehingga meningkatkan daya tarik konsumen. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada pemilik Depot Se i Babi Gimbo dan Rumah Makan Se i Babi Max yang telah membantu menyediakan sampel untuk keperluan penelitian DAFTAR PUSTAKA Abustam, E., dan H. M. Ali. 2011. Pengaruh jenis otot dan level asap cair terhadap daya ikat air dan daya putus daging sapi Bali prarigor. Proc. of Nat. Sem. On Zootechniques for Indegenenous Resources Development. ISAA Publication No.1/2012. p: 233-236 Arizona, R., E. Suryanto, dan Y. Erwanto. 2011. Pengaruh Konsentrasi Asap Cair Tempurung Kenari dan Lama Penyimpanan Terhadap Kualitas Kimia dan Fisik Daging. Buletin Peternakan Vol. 35(1) :50-56. Astati. 2013. Tingkat Perubahan Kualitas Bakso Daging Sapi Bali Bagian Sandung Lamur (Pectoralis profundus) Selama Penyimpanan dengan Pemberian Asap Cair. Jurnal Teknosains vol. 7(1) : 10-19. Hartawan, R. 2000. Zat Gizi Terpenting Pada Kehamilan. http://www.mailarchive.com/denpasarta-anda@indoglobal.com/msg10421.html. [21 November 2012] Raza, E.M.U. 2012. Beban Cemaran Bakteri Escherichia Coli pada Daging Asap Se i Babi yang Dipasarkan di Kota Kupang. Indonesia Medicus Veterinus 1 (4) : 453-470. Simamora, A.K. 2013. Kualitas Daging Se i Babi Di Kota Madya Kupang Ditinjau Dari Total Coliform Dan ph. Indonesia Medicus Veterinus 2 (3) : 296-309. Suradi, K., Suryaningsih, L., dan Bararah, B. 2011. Keempukan dan Akseptabilitas Daging Ayam Broiler Asap pada Berbagai Temperatur dan 349

Lama Pengasapan (Tenderness and Acceptability of Smoke Broiler Chicken Meat on Various temperature and Times). Jurnal Ilmu Ternak Vol. 11 (1) : 53-56. Widarti, S.S., Purnomo H., dan Rosyidi D. 2012. Studi tentang Preferensi Konsumen, Sifat Fisiko Kimia dan Nilai Organoleptik Sei Daging Babi asal Kupang (Nusa Tenggara Timur). Sains Peternakan Vol.10 (1), Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kupang. 350