ANALISIS PENETAPAN DISKON DALAM DUAL CHANNEL SUPPLY CHAIN (Studi Kasus PT. INDOPROM INDONESIA Cabang Surabaya)

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: AFRIDA KARINA SAVIRA ( ) Dosen Pembimbing: ERWIN WIDODO, Dr. Eng. Studi Kasus: PT. Indoprom Indonesia Cabang SUrabaya

Penetapan Harga pada Dual Channel Supply Chain untuk Mengatur Tingkat Proporsi Demand Antar Channel

ANALISIS PENGARUH INTENSITAS MARKETING TERHADAP PROFITABILITAS DUAL-CHANNEL SUPPLY CHAIN

dalam Penetapan Harga antar Channel dalam Dual Channel S upply Chain

Sidang Tugas Akhir Dela Safitri Kartikaningtyas Pembimbing : Erwin Widodo, Dr.Eng. Ko-Pembimbing : Dody Hartanto, M.T.

Pengaruh Intensitas Marketing Terhadap Profitabilitas Dual Channel Supply Chain

DYNAMIC PRICING PAKET UMRAH DALAM STRUKTUR DUAL SALES CHANNEL

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Pemodelan Rencana Promosi dan Kebijakan Persediaan untuk Mendapatkan Profit Sharing Supply Chain yang Optimal

MODEL OPTIMASI ECONOMIC ORDER QUANTITY DENGAN SISTEM PARSIAL BACKORDER DAN INCREMENTAL DISCOUNT

Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Pendekatan Penelusuran Ke Depan

PENGEMBANGAN MODEL PENENTUAN HARGA DINAMIS PRODUK AGRO- PERISHABLE MEMPERTIMBANGKAN PENURUNAN KUALITAS, TINGKAT PERMINTAAN, SERTA PREFERENSI PEMBELI

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP)

PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI

PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING

Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan dengan Metode Fuzzy Goal Programming

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pengembangan Model Pengelolaan Pendapatan Pengangkutan Kargo Udara berdasarkan Pengendalian Ruang Kargo dan Overbooking Limit

Kata Kunci : Data Envelopment Analysis, Technical Efficiency, Scale Effficiency

UJIAN TUGAS AKHIR EKA NOVI NURHIDAYATI. Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2012

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

MODUL 11 STRATEGI PENENTUAN DAN PENGELOLAAN HARGA. Oleh ; Hirdinis M, SE, MM

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING


BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

ANALISIS PERBANDINGAN PAIRWISE REVENUE SHARING CONTRACT DENGAN SPANNING REVENUE SHARING CONTRACT PADA MULTI ECHELON SUPPLY CHAIN

Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH EXTENDED WARRANTY DARI RETAILER TERHADAP PERFORMANSI SUPPLY CHAIN

Paul Rose Revenue Management Ltd. Santi Purwantini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 LOGICAL VALIDATION MELALUI PEMBANDINGAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI

KESIMPULAN DAN SARAN. maka diperoleh hasil sebagai berikut : dalam kegiatan digital marketing. internet, serta social active.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

DAFTAR PUSTAKA. Aaker, David. (1992). The Value of Brand Equity. Journal of Business Strategy, Vol 13 Iss: 4, pp

Penentuan Kebijakan Order dengan Pendekatan Vendor Managed Inventory untuk Single Supplier, Multi Product

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ)

ANALISIS TINGKAT COMMONALITY SILINDER CETAK TERHADAP SAFETY STOCK

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi

OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION

OPTIMASI PENUGASAN GURU PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMKN 2 SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN INTEGER PROGRAMMING

Analisis Kestabilan Pada Model Transmisi Virus Hepatitis B yang Dipengaruhi Oleh Migrasi

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Penentuan Daya Tampung Beban Pencemaran Kali Madiun (Segmen Wilayah Kota Madiun) Menggunakan Program QUAL2Kw

tidak mempengaruhi loyalitas pelanggan jasa transportasi udara.

PENENTUAN PENURUNAN HARGA PRODUK MAKANAN PERISHABLE DENGAN MEMPERTIMBANGKAN BIAYA PENYIMPANAN DI FASILITAS BERPENDINGIN

MODEL PERSEDIAAN PEMASOK-PEMBELI DENGAN PRODUK CACAT DAN KECEPATAN PRODUKSI TERKONTROL

BAB I PENDAHULUAN UKDW. banyak bermunculan perusahaan dagang yang bergerak dibidang

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN OBAT-OBATAN PADA INSTALASI FARMASI DI INTERNAL RUMAH SAKIT

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.1, (2017) ( X Print) A 6

Jordyanto Hermanus Laemonta & Metta Padmalia, Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen Terang Bulan Martabak 93

BAB 1 PENDAHULUAN. berharap dengan dilakukannya komputerisasi terhadap proses bisnis, akan ada

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

MODEL PERSAINGAN DUOPOLI YANG MEMPERTIMBANGKAN BELANJA PEMASARAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsep Dasar Elastisitas Elastisitas Permintaan ( Price Elasticity of Demand Permintaan Inelastis Sempurna (E = 0) tidak berpengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen (Mursyid, 2006:26). Marketing

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi

Analisis dan Perancangan Perangkat Lunak Media Sosial untuk Berbagi Informasi Diskon

ALGORITMA SINKRONISASI JADWAL PEMBIMBITAN DAN PENANAMAN DENGAN RENCANA PENJUALAN PRODUK SAYUR ORGANIK DALAM SUATU RANTAI PASOK

Perancangan Sistem Pengukuran ph dan Temperatur Pada Bioreaktor Anaerob Tipe Semi-Batch

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah Di Perumahan Pakuwon City Surabaya

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya

Analisis Perbandingan Material Slab Beton Pada Perkerasan Apron dengan Menggunakan Program Bantu Elemen Hingga

BAB I PENDAHULUAN. menonjol dan berperan penting dalam komunikasi. Melalui internet setiap

III. METODE PENELITIAN

Optimasi Biaya Penggunaan Alat Berat untuk Pekerjaan Pengangkutan dan Penimbunan pada Proyek Grand Island Surabaya dengan Program Linier

ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS MASALAH

Prediksi Indeks Saham Syariah Indonesia Menggunakan Model Hidden Markov

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: ( Print) F-396

kesimpulan bahwa Store Brand Price Image positif mempengaruhi Store

REVENUE SHARING CONTRACT UNTUK MENGKOORDINASI SUPLY CHAIN DENGAN DOMINASI MANUFAKTUR

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

Pengembangan Model Robust Cellular Manufacturing System yang Mempertimbangkan Kapasitas Mesin, Fleksibilitas Urutan Proses dan Perubahan Demand

Implementasi Teknik Bisection Untuk Penyelesaian Masalah Nonlinear Break Even Point

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA INVENTORY TURNOVER PADA PRODUK EKSPOR PADA PT. SCHERING PLOUGH INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Parkir Kendaraan Mobil Di Ruas Jalan Walikota Mustajab Surabaya

Sistem Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Berroda dengan Model Pembelajaran On-line Menggunakan NN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-403

PEMBUATAN APLIKASI PERENCANAAN PRODUKSI DISTRIBUSI AGREGAT PADA MANAJEMEN RANTAI PASOK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FUZZY-GENETIC

OPTIMASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL DENGAN MENGGUNAKAN SPREADSHEET

PENGENALAN E-COMMERCE

Formulasi dengan Lindo. Dasar-dasar Optimasi. Hasil dengan Lindo 1. Hasil dengan Lindo 2. Interpretasi Hasil. Interpretasi Hasil.

Bagaimana cara menyelesaikan persoalan Linier Programming and Integer Programming dengan

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK

Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis

METODE MAX MIN VOGEL S APPROXIMATION METHOD UNTUK MENEMUKAN BIAYA MINIMAL PADA PERMASALAHAN TRANSPORTASI

PERENCANAAN FIXED TRIPOD STEEL STRUCTURE JACKET PADA LINGKUNGAN MONSOON EKSTRIM

PERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Proses Pengadaan Persediaan

Analisis Kekuatan Struktur Konstruksi Tower untuk Catwalk dan Chain Conveyor pada Silo (Studi Kasus di PT. Srikaya Putra Mas)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

1 ANALISIS PENETAPAN DISKON DALAM DUAL CHANNEL SUPPLY CHAIN (Studi Kasus PT. INDOPROM INDONESIA Cabang Surabaya) Afrida Karina Savira; Erwin Widodo Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia Email: afrida.karina10@mhs.ie.its.ac.id; widodo@ie.its.ac.id Abstrak Adanya pertumbuhan bisnis online yang signifikan, memberikan adanya peluang yang besar bagi para retailer untuk menghasilkan lebih banyak revenue dengan menambah channel penjualan. Hal ini membuat para pelaku bisnis melakukan adaptasi dengan menerapkan sistem Dual Channel Supply Chain (DCSC). Untuk dapat mempertahankan angka penjualan, salah satunya dilakukan dengan memberikan diskon. Pada penelitian ini dilakukan dua kali optimasi untuk memperoleh harga jual dan diskon optimal pada objek amatan PT. Indoprom Indonesia cabang Surabaya. Kedua optimasi ini menggunakan metode Quadratic Programming karena fungsi tujuannya melibatkan variabel keputusan harga yang berorde 2. Lebih jauh, skema penetapan harga yang dipilih adalah Bertrand karena perusahaan menentukan harga pada kedua channel secara bersamaan. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa semakin besar diskon yang diberikan akan meningkatkan harga jual offline dan menurunkan harga jual online. Hal ini menyebabkan keuntungan offline meningkat hingga dicapai nilai diskon optimal, namun akan menurun saat diskon telah melewati batas optimal. Sedangkan, semakin besar diskon menyebabkan keuntungan online akan meningkat. Semakin besar diskon juga menyebabkan keuntungan DCSC menjadi menurun. Kata Kunci Dual Channel Supply Chain (DCSC), Diskon, Optimasi, Quadratic Programming, Bertrand I. PENDAHULUAN danya perkembangan teknologi yang pesat membuat Aaktivitas penjualan turut beradaptasi. Adaptasi yang nyata tampak dari berubahnya pasar dan permintaan dimana masyarakat semakin menggemari belanja online (ecommerce) [1]. Dalam artikel republika.co.id, e-marketer menyatakan penjualan online di dunia tumbuh sebanyak 21,1% pada tahun 2012 dan diperkirakan akan bertambah 18,3% pada tahun 2013 seiring dengan menguatnya perekonomian negara-negara di Asia [2]. Melihat pertumbuhan bisnis online yang signifikan, tampak adanya peluang yang besar bagi para retailer untuk menghasilkan lebih banyak revenue dengan menambah channel penjualan [3]. Hal ini membuat para pelaku bisnis melakukan adaptasi sehingga penjualan kini tidak hanya dilakukan melalui store (offline), namun juga melalui media internet (online). Aktivitas penjualan melalui media online dan offline seperti ini dinamakan Dual Channel Supply Chain (DCSC). Suatu penjualan dikatakan menganut sistem DCSC jika kedua channel-nya (online dan offline) beroperasi secara simultan [4]. Dengan menggunakan sistem DCSC, customer dapat memperoleh informasi mengenai produk, harga, dan store dengan lebih cepat karena adanya dua channel. Hal ini mengakibatkan customer lebih sensitif terhadap harga. Untuk dapat mempertahankan angka penjualan maka perlu diunggulkan beberapa hal, antara lain store reputation, brand name, dan diskon [5]. Pada penelitian ini akan dicari berapa besarnya diskon yang pantas diberikan sehingga penentuan harga jual dapat dilakukan secara optimal untuk keperluan maksimasi profit pada PT. Indoprom Indonesia cabang Surabaya. II. MODEL PENELITIAN Pada penelitian ini, optimasi dilakukan dengan metode Quadratic Programming karena fungsi tujuannya melibatkan variabel keputusan yang berorde 2. Serta, mengggunakan skema Bertrand karena perusahaan menentukan harga pada kedua channel secara bersamaan. Optimasi dilakukan dua kali, yaitu: A. Optimasi Harga Jual Online dan Harga Jual Offline Untuk memperoleh harga jual online (Po) dan harga jual offline (Ps) yang optimal digunakan model Widodo et. al. (2011) [4] sebagai model awal. Berikut fungsi permintaan offline-nya : D S = d s max β ( P s P O 1 ρ ) (1) max Pada fungsi (1), d s merupakan jumlah permintaan offline maksimum; β merupakan rasio elastisitas permintaan terhadap harga; Ps merupakan harga jual offline; Po merupakan harga jual online; merupakan rasio penerimaan customer terhadap online product. Sedangkan, fungsi permintaan online pada model awal sebagai berikut [4] : D = β * ρp s P ρ(1 ρ) + (2) Fungsi tujuan pada model ini yaitu memaksimumkan keseluruhan profit, baik untuk masing-masing channel maupun keseluruhan channel. = (*d s max β ( (P s P O 1 ρ )+ ( s )) (* (ρp s P O ) + ( ) ) ρ(1 ρ) (3) Running optimasi pertama ini dilakukan dengan menggunakan software Matlab, dengan syntax fmincon.

Untuk menghasilkan nilai Ps dan Po yang optimal, maka diberi beberapa batasan: 1. Besarnya harga jual online harus lebih besar dari harga pada warehouse setelah ditambahkan margin profit online terhadap warehouse: (1 0.1) 2. Besarnya harga jual offline harus lebih besar dari harga pada warehouse: s 3. Jumlah permintaan online (D o ) harus positif: D 0 4. Jumlah permintaan offline (D s ) harus positif: D s 0 5. Harga jual online lebih murah sebesar x% dari harga jual offline: (1 0.3) s B. Optimasi Diskon Hasil Ps dan Po optimal digunakan untuk mencari besarnya d yang optimal. Untuk memperoleh d optimal, digunakan model pengembangan yang telah ditambahkan komponen diskon sebagai decision variable. Berikut fungsi permintaan offline-nya: D S = d s max β ( (P s 1 ρ ) P O ) (4) Pada fungsi (4), d merupakan besarnya diskon, sedangkan Ds merupakan jumlah permintaan offline setelah ada diskon. Dari fungsi (4) tersebut, besarnya harga jual offline setelah diskon (Ps ) dapat diperoleh dari fungsi: S = s d (5) Selanjutnya, dibuat pula fungsi permintaan online yang telah ditambahkan komponen diskon. Berikut fungsinya: D = (ρp s P O ) ρ(1 ρ) (6) Dalam model pengembangan ini, fungsi tujuan berubah menjadi: { = **d max s β ( (P s ) P O )+ ( 1 ρ s d )+ ** (ρp s P O ) + ( ) + ρ(1 ρ) } (7) Pada running optimasi kedua ini juga dilakukan menggunakan software Matlab, dengan syntax fmincon. Untuk menghasilkan besarnya d yang optimal, maka diberi beberapa batasan, sebagai berikut: 1. Besarnya diskon yang diijinkan oleh PT. Indoprom Indonesia cabang Surabaya maksimum sebesar 0.45 dari harga jual offline: d 0. s 2. Jumlah permintaan online harus positif: D 0 3. Jumlah permintaan offline harus positif: D s 0 4. Besarnya diskon minimum sebesar d ll % dari harga jual offline: d d ll s III. PERCOBAAN NUMERIK Sebelum melakukan optimasi, dilakukan pencarian nilai β. Nilai β diperoleh dari hasil percobaan numerik dengan memasukan parameter yang ada, serta data eksisting. Dimana, Ps = Rp. 30.000; Po = Rp.22.500; dan d = Rp. 6.000. Beta yang dipilih adalah beta yang dapat menghasilkan demand positif pada kedua channel. Serta, menghasilkan decision variable yang optimal (exitflag=1) dan mendekati kondisi nyata. Dari hasil percobaan numerik, diperoleh beta bernilai 0.0002 Untuk melakukan optimasi Ps dan Po, maka diperlukan beberapa input parameter berikut: Tabel 1. Input Parameter Model Awal No. Parameter Model Notasi Nilai Keterangan Harga pada Central 1 Pw 16500 Data Historis PT. Warehouse Indoprom Indonesia Jumlah Permintaan Cabang Surabaya 2 Maksimum pada Offline ds max 370 Tahun 2013 Channel 3 4 Rasio Penerimaan Customer Terhadap Online Product Rasio Elastisitas Permintaan Terhadap Harga ρ 0.9943 β 0.0002 Dengan memasukan fungsi (3), fungsi pembatas model awal, dan input pada Tabel 1. Maka diperoleh hasil perhitungan Matlab dan perhitungan manual, sebagai berikut: Tabel 2. Output Matlab Model Awal Output Matlab Ps Po Go Exitflag Iterasi 35,150 24,605 (11,941,000) 1 4 Tabel 3. Output Manual Model Awal Output Manual Ds Do Gs Go GDCSC 1 366 18,650 2,966,430 2,985,080 Pada Tabel 3, jumlah permintaan pada offline channel lebih sedikit daripada online channel karena harga jual offline jauh lebih mahal. Sehingga, customer lebih senang membeli melalui online. Akibat sedikitnya jumlah permintaan offline, menyebabkan keuntungan yang diperoleh offline channel lebih sedikit. Maka, perlu ditambahkan diskon untuk menurunkan harga jual offline sehingga jumlah permintaan customer pada offline channel dapat meningkat. Selanjutnya, dilakukan optimasi diskon dengan input sebagai berikut: 2 Hasil Penelitian (Nadia, 2013) Hasil Percobaan Numerik Penetapan β

Tabel 4. Input Parameter Model Pengembangan Selanjutnya, dilakukan optimasi diskon dengan memasukan fungsi (7), fungsi pembatas model pengembangan, dan input pada Tabel 4. Sedangkan, nilai d ll dimasukan dengan trial mulai 5%-45%. Berikut hasil optimasi d: Tabel 5. Output Matlab Model Pengembangan Tabel 6. Output Manual Model Pengembangan % diskon Output Manual Ds' Do' Gs' Go' GDCSC 14.93% 185 180 2,479,130 1,458,900 3,938,030 14.93% 185 180 2,479,130 1,458,900 3,938,030 15.00% 186 179 2,488,215 1,450,795 3,939,010 20.00% 247 117 2,870,140 948,285 3,818,425 25.00% 309 55 3,047,513 445,775 3,493,288 29.72% 367 (4) 3,011,235 (32,420) 2,978,815 32.22% 398 (35) 2,915,748 (283,675) 2,632,073 34.71% 429 (66) 2,766,192 (534,930) 2,231,262 37.21% 459 (97) 2,556,171 (786,185) 1,769,986 Diskon yang optimal dapat diperoleh hanya jika diskon tersebut diberikan dalam rentang 15% hingga 25%. Pada diskon 15% atau sebesar Rp.5.273, diperoleh keuntungan paling besar, yaitu Rp. 3.939.010. Sedangkan, dengan diskon 20% atau sebesar Rp. 7.030, keuntungan yang diperoleh hanya Rp.3.818.425 Serta, pada diskon 25% atau sebesar Rp. 8.788, keuntungan yang diperoleh hanya Rp.3.493.288. Maka, diskon yang dipilih digunakan adalah diskon 15% atau sebesar Rp.5.273 IV. DISKUSI Setelah diperoleh solusi optimal, selanjutnya dilakukan perbandingan dan perubahan beberapa parameter untuk dilihat pengaruhnya terhadap perubahan harga jual, diskon, dan keuntungan. a. Perbandingan Optimasi Model Awal dan Model Pengembangan Berikut rekap hasil kedua optimasi pada Tabel 7: Tabel 7. Perbandingan Hasil Optimasi Model Awal dan Model Pengembangan Optimasi Ds Do Gs Go GDCSC Model Awal 1 366 18,650 2,966,430 2,985,080 Model Pengembangan 186 179 2,488,215 1,450,795 3,939,010 Pada Tabel 7, jumlah permintaan offline sangat kecil dan berbeda jauh dengan jumlah permintaan online karena harga jual offline yang lebih tinggi jauh dari harga online. Akibatnya, keuntungan offline menjadi sangat sedikit jika dibandingkan dengan keuntungan online. Sedangkan pada model pengembangan, dapat dilihat bahwa setelah digunakannya diskon, jumlah permintaan offline meningkat drastis. Bahkan lebih tinggi daripada jumlah permintaan online. Namun, antara jumlah permintaan offline dengan online tidak terjadi perbedaan yang timpang seperti pada model awal. Keuntungan offline juga sudah lebih baik dari sebelumnya, bahkan lebih tinggi dari keuntungan online. Meskipun pihak yang lebih untung kali ini berubah menjadi offline channel, namun perbedaan keuntungan yang tidak terlalu besar seperti sebelumnya. Hal ini menyebabkan keuntungan sistem DCSC secara keseluruhan menjadi meningkat, yaitu menjadi Rp. 3.939.010,- Maka dapat disimpulkan, untuk dapat mempertahankan kedua channel agar sistem DCSC tetap dan untuk dapat menghasilkan keuntungan yang lebih baik, maka PT. Indoprom Indonesia dapat menggunakan model DCSC pengembangan yang telah ditambahi komponen diskon dalam pencarian besarnya Ps, Po, dan d yang optimal. b. Perbandingan Kondisi Eksisting dengan Setelah Optimasi Berikut perbandingannya kedua kondisi pada Tabel 8: Tabel 8. Perbandingan Kondisi Eksisting dan Setelah Optimasi Eksisting Setelah Optimasi d 6,000 5,273 %d 20% 15% Ps 30,000 35,150 Po 22,500 24,605 Ds' 318 186 Do' 47 179 Gs' 2,385,000 2,488,122 Go' 282,000 1,450,795 2,667,000 3,938,917 Setelah dilakukan optimasi, jumlah permintaan kedua channel tidak terlalu timpang seperti pada kondisi eksisting. Hal ini sangat baik untuk mempertahankan eksistensi kedua channel. Jumlah permintaan yang dihasilkan setelah optimasi akhirnya sedikit berimbang karena perbedaan harga jual kedua channel kini tidak terlalu besar akibat adanya diskon pada offline channel. Dari Tabel 8 juga dapat disimpulkan, jika PT. Indoprom Indonesia cabang Surabaya dapat menggunakan harga jual dan diskon hasil optimasi untuk majalah Reader Digest English karena memberikan keuntungan yang lebih besar dibanding jika tetap menggunakan harga jual dan diskon eksisting 3

c. Pengaruh Perubahan Rasio Penerimaan Customer Terhadap Online Product (ρ) Pada bagian ini dilakukan penurunan nilai ρ tiap kelipatan 0.02. Nilai ρ tidak ditingkatkan dalam sensitivitas ini karena nilai ρ yang telah digunakan sebesar 0.9943, sedangkan maksimum nilai ρ adalah 1. Gambar 1. Pengaruh Perubahan Rho Terhadap Gs, Go, dan Pada Gambar 1, tampak bahwa keuntungan offline channel mengalami penurunan paling signifikan. Tiap peningkatan ρ sebesar 0.02, keuntungan offline turun ratarata Rp. 19.498.868. Hal ini dapat terjadi karena customer kini lebih senang membeli via online dibandingkan offline. Akibat jumlah permintaan yang berkurang, keuntungan offline juga mengalami penurunan. Sedangkan pada offline channel, strategi ikut menurunkan harga justru kurang tepat dilakukan karena revenue yang diperoleh lebih sedikit. Akibatnya, pada kedua titik tersebut keuntungan online menurun rata-rata sebesar Rp.7.324.621. Dari hasil penjumlahan keuntungan online dan offline, dapat dilihat pada Gambar 5.9 bahwa keuntungan sistem DCSC keseluruhan menurun seiring meningkatnya nilai ρ. Keuntungan DCSC menurun pada kisaran Rp. 26 juta. Keuntungan DCSC mutlak menurun, akibat pengaruh online channel dan offline channel yang juga mengalami penurunan keuntungan. d. Pengaruh Perubahan Jumlah Permintaan Offline Maksimum (Ds max) Pada bagian ini dilakukan perubahan nilai ds max ± 30% dari ds max yang telah digunakan saat ini. Gambar 2. Pengaruh Perubahan Ds max Terhadap Gs, Go, dan setiap kenaikan ds max sebesar 10%. Sedangkan, keuntungan online hanya meningkat rata-rata sekitar Rp. 569.054, tiap kenaikan 10% ds max. Keuntungan offline channel meningkat lebih banyak dibanding online channel karena memang jumlah permintaan di offline lebih banyak. Selain itu, dikarenakan Ps meningkat lebih banyak dibanding Po, maka revenue offline lebih banyak. Sehingga, keuntungan offline yang diperoleh juga semakin banyak. Keuntungan keseluruhan sistem dalam DCSC meningkat paling banyak, rata-rata sekitar Rp. 1.352.998,- setiap kenaikan ds max 10%. Hal ini terjadi karena keuntungan offline dan online juga sama-sama meningkat. Sehingga, terakumulasi peningkatan keuntungan DCSC paling besar. e. Pengaruh Perubahan Rasio Elastisitas Permintaan Terhadap Harga (β) Nilai β yang akan digunakan, yaitu β sama dengan 0.000003, 0.00003, dan 0.0003. Gambar 3. Pengaruh Perubahan Beta Terhadap Gs, Go, dan Pada Gambar 3, tampak bahwa keseluruhan keuntungan menurun seiring dengan meningkatnya β. Peningkatan beta dari 0.000002 ke 0.00002 menyebabkan penurunan Gs dan Go rata-rata sekitar Rp. 717 juta. Hal ini berarti, peningkatan beta pada kedua titik tersebut sangat sensitif terhadap perubahan keuntungan offline dan online. Sedangkan, peningkatan beta beta dari 0.00002 ke 0.0002 menyebabkan penurunan Gs dan Go tidak sebanyak pada dua titik sebelumnya, yaitu sekitar Rp. 44 juta. Maka, pada kedua titik ini Gs dan Go tidak terlalu sensitif terhadap peningkatan nilai beta. Keuntungan pada kedua channel ini ikut menurun akibat harga jual pada kedua channel tersebut juga menurun, sehingga revenue yang diperoleh ikut menurun. Keuntungan offline dan online jika dijumlahkan akan menyebabkan keuntungan DCSC juga menurun drastis. Sama halnya seperti keuntungan offline dan online, penurunan keuntungan DCSC terbesar terjadi ketika beta dari 0.000002 ke 0.00002, yaitu sebesar Rp. 1.434 juta. Hal ini mengikuti Gs dan Go yang juga sangat sensitif terhadap perubahan keuntungan pada kedua titik beta tersebut. Sedangkan, pada beta dari 0.00002 ke 0.0003 penurunan keuntungan DCSC yang terjadi juga tidak sebesar kedua titik sebelumnya, sekitar Rp. 89 juta. Keuntungan DCSC menjadi tidak sensitif juga pada kedua titik ini karena pada tiap channel keuntungan di kedua titik ini juga tidak sensitif. 4 Dalam Gambar 2, dapat dilihat bahwa seluruh keuntungan meningkat seiring meningkatnya ds max. Keuntungan offline meningkat rata-rata sekitar Rp.783.944

f. Pengaruh Perubahan Diskon Terhadap Harga Jual dan Keuntungan Percobaan numerik pertama diberikan dengan mengubah-ubah besarnya Ps ± 20%, dengan Po dibuat tetap. Sedangkan, saat diskon sebesar Rp. 5.273 Rp. 12.279 Go menjadi konstan. Hal ini dikarenakan, pada saat itu Ps juga cenderung tidak mengalami perubahan harga jual. Ketika jumlah permintaan offline cenderung tetap, maka orang yang mengetahui adanya online channel juga tidak bertambah. Akibatnya, jumlah permintaan online tetap dan Go juga akan tetap. Keuntungan DCSC akan meningkat saat diskon Rp. 2.326 Rp. 4.218. Meskipun Gs sempat naik turun pada rentang d tersebut, namun perubahannya tidak terlalu banyak. Sehingga, masih dapat meningkat karena pengaruh Go yang meningkat pada saat diskon Rp. 3.786 Rp. 5.273. Selanjutnya, ketika d > Rp. 5.273 keuntungan DCSC konstan. Hal ini dipengaruhi besarnya Gs dan Go yang cenderung konstan, sehingga ketika dijumlahkan menjadi konstan. Selanjutnya, dilakukan percobaan numerik dengan mengubah-ubah besarnya Po ± 20%, dimana Ps dibuat tetap. 5 Gambar 4. Pengaruh Perubahan Ps Terhadap d, Gs, Go & Pada Gambar 4, dapat dilihat bahwa setiap peningkatan harga jual offline diikuti peningkatan diskon offline pula. Jika harga offline meningkat rawan menyebabkan penurunan permintaan offline. Agar permintaan offline tidak menurun drastis, maka besarnya diskon juga perlu ditambah seiring peningkatan Ps. Pada Gambar 7 diatas, tampak bahwa ketika diskon sebesar Rp.3.786-Rp. 4.745 terjadi peningkatan keuntungan offline. Namun, setelah itu ketika diskon Rp. 4.745 Rp.8.764 keuntungan offline semakin menurun, hingga pada akhirnya keuntungan offline menjadi konstan pada saat diskon Rp. 8.764 Rp.12.279. Hal ini disebabkan, saat d < Rp. 4.745 harga jual offline setelah diskon (Ps ) lebih murah dibanding harga jual online. Sehingga, permintaan offline meningkat diikuti meningkatnya keuntungan offline. Sedangkan ketika diskon Rp.4.745 Rp. 5.273, Ps mengalami peningkatan harga terbesar, dengan selisih Rp. 2.988 dari Ps sebelumnya. Akibatnya, permintaan offline menurun yang menyebabkan keuntungan offline ikut menurun. Pada saat diskon sebesar Rp.5.273 Rp.8.764, Ps hanya meningkat sebesar Rp. 23,-. Akibatnya, Gs hanya mengalami sedikit penurunan. Selanjutnya, saat diskon Rp. 8.764 Rp.12.279, keuntungan menjadi konstan akibat Ps yang diberikan juga konstan. Sementara itu, pada keuntungan online terjadi peningkatan keuntungan saat diskon Rp. 3.786 Rp. 5.273. Namun pada diskon Rp. 5.273 Rp. 12.279, keuntungan online menjadi konstan. Peningkatan Go saat diskon Rp.3.786 Rp.5.273 disebabkan Ps semakin besar sedangkan Po tidak berubah dan besarnya masih tetap lebih kecil dari Ps. Semakin murah harga jual, akan semakin banyak permintaan. Begitu pula pada online channel. Peningkatan diskon yang diiringi dengan peningkatan Ps tidak serta merta dapat meningkatkan Gs, justru Go yang dapat meningkat karena harga jualnya lebih murah. Gambar 5. Pengaruh Perubahan Po Terhadap d, Gs, Go & Pada Gambar 5, dapat dilihat bahwa peningkatan Po dari Rp. 19.684 Rp. 24.605 menyebabkan diskon semakin menurun. Ketika harga jual online meningkat menyebabkan permintaan online menurun. Sehingga, customer beralih membeli pada offline channel. Jika harga offline tetap, sementara diskon dibuat semakin naik seiring meningkatnya Po maka keuntungan total perusahaan akan menurun. Dengan berpindahnya customer ke offline channel, diskon perlu diturunkan seiring meningkatnya Po agar keuntungan total yang diperoleh perusahaan masih tetap sesuai target. Sedangkan, pada saat Po > Rp. Rp. 24.605 besarnya diskon menjadi konstan sebesar Rp. 5.273,-. Hal ini dikarenakan, besar diskon tersebut dianggap telah optimal karena masih dapat memberi keuntungan pada kedua channel. Jika diskon diturunkan, maka keuntungan offline yang diperoleh akan lebih rendah. Sedangkan, jika diskon dinaikan akan menyebabkan jumlah permintaan online negatif. Pada Gambar 5, dapat dilihat bahwa penurunan diskon dari Rp.10.184 hingga Rp. 5.273 menyebabkan keuntungan online meningkat karena Ps lebih mahal dibanding Po,

dengan selisih rata-rata sebesar Rp. 5.281. Ketika harga pada offline terlampau mahal, customer akan lebih memilih membeli melalui online channel. Hal inilah yang menyebabkan Go meningkat. Namun, saat diskon mencapai titik optimalnya sebesar Rp. 5.273, Go justru menurun karena selisih Ps dan Po tidak terlalu jauh. Hal ini menyebabkan customer lebih memilih membeli langsung di offline channel karena dapat mengecek kondisi majalah secara langsung. Sedangkan, keuntungan offline mengalami peningkatan seiring dengan menurunnya diskon. Ketika Ps tetap, sedangkan diskon semakin kecil akan menyebabkan semakin sedikit keuntungan offline yang berkurang akibat pemberian diskon. Sehingga, offline mendapatkan keuntungan semakin banyak. Pada keuntungan DCSC, terjadi peningkatan keuntungan cukup signifikan saat diskon Rp. 10.184 Rp.5.273. Hal ini dapat terjadi karena kedua channel sama-sama mengalami peningkatan. Sedangkan selama diskon yang diberikan bernilai Rp. 5.273, peningkatan keuntungan DCSC tidak terlalu banyak seiring berubahnya Po karena Go mengalami penurunan. Sehingga, peningkatan selama diskon Rp. 5.273 lebih banyak dipengaruhi oleh keuntungan offline channel. Pada percobaan berikutnya dilakukan perubahan nilai Ps dan Po bersama-sama dengan menaik turunkan nilainya sebesar ± 20% dari nilai Ps dan Po optimal. Gambar 6. Pengaruh Perubahan Ps & Po Terhadap d, Gs, Go & Pada Gambar 6, tampak bahwa semakin besar harga jual offline dan online, menyebabkan diskon semakin meningkat. Karena jika semakin besar Ps, namun diskon yang diberikan besarnya tetap, maka offline channel akan kalah dengan online channel karena Ps terlampau besar dibanding Po. Untuk dapat mempertahankan eksistensi offline channel, diskon yang diberikan semakin besar seiring dengan meningkatnya kedua harga jual secara bersamaan. Pada Gambar 6, dapat dilihat bahwa ketika Ps dan Po meningkat, d meningkat, menyebabkan seluruh keuntungan meningkat pula. Gs dan Go meningkat karena kedua harga jual (Ps dan Po) jaraknya tidak terlalu besar jika dibanding Ps dengan Po. Akibatnya, peningkatan permintaan kedua channel relatif stabil. Ketika kedua channel meningkat keuntungannya seiring meningkatnya diskon, maka keuntungan DCSC juga akan meningkat. Hal ini disebabkan diperoleh dengan menjumlahkan Gs dan Go. V. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Penetapan harga dan diskon pada DCSC dilakukan menggunakan skema Bertrand dengan melakukan dua kali optimasi, yaitu: a. Proses optimasi pertama dilakukan menggunakan model awal untuk memperoleh harga jual online dan offline. Selanjutnya, kedua harga ini dijadikan input parameter pada proses optimasi berikutnya untuk mencari besarnya diskon. b. Proses optimasi kedua menggunakan model pengembangan yang telah ditambahi komponen besarnya diskon offline. Input parameter yang digunakan pada optimasi ini sama dengan yang digunakan pada proses optimasi sebelumnya, hanya saja ditambahkan parameter Po dan Ps. Hasil proses ini berupa besarnya diskon yang optimal. 2. Dari hasil optimasi, diperoleh hasil optimal: harga jual offline sebesar Rp.35.150, harga jual online sebesar Rp.24.605,- dan diskon sebesar Rp.5.273,- 3. Besarnya diskon mempengaruhi harga jual offline, harga jual online, keuntungan offline, keuntungan online, keuntungan DCSC, maupun parameter lainnya. a. Semakin besar diskon akan menyebabkan harga jual offline semakin meningkat agar keuntungan offline yang diperoleh masih sesuai target b. Semakin besar diskon akan menyebabkan besarnya harga jual online menurun karena customer lebih senang membeli di offline channel. c. Sebelum diskon mencapai titik optimalnya, semakin besar diskon menyebabkan keuntungan offline meningkat akibat adanya peningkatan permintaan offline. Namun, setelah mencapai titik optimalnya, semakin besar diskon justru akan menurunkan keuntungan offline karena diskon yang terlalu besar menyebabkan porsi keuntungan offline semakin kecil d. Semakin besar diskon menyebabkan peningkatan keuntungan online karena harga online tidak terpotong diskon. Selain itu, meskipun telah diberi diskon, harga jual offline setelah diskon masih tetap lebih mahal dibanding pada online. Sehingga, jumlah permintaan online lebih banyak e. Semakin besar diskon menyebabkan keuntungan DCSC berkurang karena keuntungan DCSC semakin berkurang karena pemberian diskon. f. Semakin besar diskon menyebabkan nilai rasio penerimaan customer terhadap online product menurun. Artinya, semakin sedikit customer yang menerima produk online karena lebih memilih membeli di offline channel. g. Semakin besar diskon menyebabkan jumlah permintaan offline maksimum meningkat. Karena 6

semakin besar diskon menstimulus customer untuk berbelanja pada offline channel. h. Semakin besar diskon menyebabkan rasio elastisitas permintaan terhadap harga menurun 7 VI. SARAN Berikut beberapa saran yang dapat diberikan dari penelitian ini, antara lain: 1. PT. Indoprom Indonesia cabang Surabaya dapat menggunakan harga jual dan diskon yang telah dioptimasi untuk majalah Reader Digest English karena dapat memberikan keuntungan DCSC lebih besar daripada harga jual dan diskon eksisting. 2. Model DCSC dengan diskon dapat digunakan untuk produk jenis lain, selain majalah 3. Penelitian selanjutnya dapat melakukan perbandingan jika penentuan harga dan diskon dilakukan dengan skema Bertrand dengan skema Stackelberg DAFTAR PUSTAKA [1] Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Marketing Management 14th Edition. New Jersey: Pearson Education Inc [2] Zuraya, N. (2013). Penjualan Global Via Internet Lampaui Satu Triliun Dolar AS. Retrieved 26 November, 2013, from http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/ritel/13/02/0 6/mhs1vp-penjualan-global-via-internet-lampaui-satutriliun-dolar [3] Sands, W. (2013). Reinventing Retail: What Businesses Need to Know For 2014. Chicago: Walker Sands [4] Widodo, E., Takahashi, K., Morikawa, K., Pujawan, I. N., & Santosa, B. (2011). Managing sales return in dual sales channel: its product substitution and return channel analysis. International Journal of Industrial and Systems Engineering, 9(2), 121-149 [5] Grewal, D., Krishnan, R., Baker, J., & Borin, N. (1998). The effect of store name, brand name and price discounts on consumers' evaluations and purchase intentions. Journal of retailing, 74(3), 331-352