BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki berbagai jenis daya Tarik wisata baik daya Tarik

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAK KARYA CIPTA LAGU BERDASARKAN UU NO. 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA (STUDI KASUS DI LOKANANTA SURAKARTA)

Sumber: Indonesiarevive.com 4 Januari 2011

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

ANALISIS LAGU BENGAWAN SOLO DAN YEN ING TAWANG (Studi Kasus Rekaman Musik Keroncong Produksi Lokananta di Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gina Noprianti, 2014

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 DATA & ANALISA

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB 1 PENDAHULUAN. seni dan budaya yang dimiliki merupakan ciri kepribadian bangsa. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jogi Morrison, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian museum adalah sebagai berikut : benda seni dan pengetahuan. bahwa : (Dirjen Kebudayaan Depdikbud, 1984)

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

26 Sekar Larasati, 2014 Gaya Vokal Waldjinah pada Langgam Keroncong Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanah yang subur, yang merupakan sumber daya alam yang sangat berharga bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan pariwisata di Sumatera Barat. Untuk itu peningkatan kunjungan wisatawan

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 75 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2008

2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 lembaga konservasi lingkungan hidup Ocean of Life

BAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan atau promosi dituntut semakin inovatif, kreatif dan efektif. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. merawat, meneliti, dan memamerkan benda-benda yang bermakna penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. rutinitasnya masing-masing. Baik yang sudah bekerja atau yang masih

KEBIJAKAN DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT JENDERAL SEJARAH DAN PURBAKALA KEMENTRIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Sulawesi Selatan sebagai Tujuan Wisata Utama di Indonesia pada tahun 2018

BAB I PENDAHULUAN. Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat 70 dari 140 negara di dunia (sumber : Tribunenews.com 13

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh Menteri Pariwisata kepada Kompas.com, bahwa berdasarkan

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai artistik dan nilai jual yang tinggi, seperti cerita wayang,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah yang diresmikan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Seperti halnya di Indonesia, sektor pariwisata diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata sehingga meningkatkan produktifitas. Dalam hal ini yang. Museum Benteng Vredeburg untuk mengembangkan fasilitas museum.

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang dapat mengakses informasi tentang destinasi wisata yang ingin dikunjungi,

Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun

Tabel 1.1. Data kunjungan wisatawan ke kota Bandung Tahun

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

LAMPIRAN XVII PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

UU 4/1990, SERAH-SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM. Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor:4 TAHUN 1990 (4/1990) Tanggal:9 AGUSTUS 1990 (JAKARTA)

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PUSAT INFORMASI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RINGKASAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH PEMERINTAH ACEH TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Budaya, salah satu bentuk pemanfaatan cagar budaya yang diperbolehkan adalah untuk

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di bidang kebudayaan.

BADAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Badan. Pasal 93

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ±

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara yang sangat unik di dunia. Suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Hunziger dan Krapf dari Swiss dalam bukunya Grundriss Der

BAB I PENDAHULUAN. Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

BAB I PENDAHULUAN. wisata kuliner, dan berbagai jenis wisata lainnya. Salah satu daya tarik

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dewasa ini, manajemen kearsipan yang baik menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB VII PENUTUP GUBERNUR JAMBI, H. HASAN BASRI AGUS

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki berbagai jenis daya Tarik wisata baik daya Tarik wisata alami ataupun buatan. Daya tarik wisata alami adalah obyek-obyek wisata yang terbentuk karena peristiwa alam disuatu daerah baik berupa air terjun, gunung, pantai, hutan, dan lain sebagainya. Daya Tarik buatan adalah obyekobyek wisata yang dibentuk oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan berwisata disuatu daerah baik berupa water boom, taman kota, museum, dan lain sebagainya (https://id.wikipedia.org/wiki/). Wisata buatan inilah yang masih dapat berkembang dengan mengikuti perkembangan zaman. Sehingga masih sangat terbuka bagi stake holder di bidang pariwisata dan pemerintah untuk mengembangkan destinasi wisata disuatu daerah. Wisata buatan yang dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata yang berpotensi adalah museum. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia museum memiliki arti gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu tempat menyimpan barang kuno (http: // analisis pengembangan pariwisata.blogspot.com/ diakses pada tanggal 4 Oktober 2014). Di Indonesia terdapat banyak Museum baik yang dikelola oleh swasta ataupun pemerintah. Museum-museum tersebut memiliki koleksi yang sangat beragam dari masa purba hingga masa-masa kemerekaan Negara Indonesia. Museum merupakan bukti sejarah disuatu tempat dan museum dapat menceritakan bagaimana terjadinya sebuah hal yang tidak diketahui pada zaman dahulu. 1

2 Jawa Tengah sebagai central kebudayaan di Jawa memiliki banyak museum yang menggambarkan terbentuknya kebudayaan di Jawa. Baik kebudayaan zaman dahulu yang masih dibawa hingga sekarang ataupun cikal bakal sebuah gaya hidup yang berkembang dengan seiring perkembangan zaman. Kota Surakarta memiliki sebuah bukti sejarah berkembangnya musik di Indonesia yaitu Lokananta. Lokananta yang menjadi salah satu bagian penginggalan sejarah yang dikelola oleh Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) memiliki nilai budaya yang tinggi dan telah menghasilkan suara-suara emas yang tersimpan dalam kepingan piringan hitam. Lokananta merupakan perusahaan rekaman musik (label) pertama di Indonesia yang didirikan pada tahun 1956 dan berlokasi di Solo, Jawa Tengah. Sejak berdirinya, Lokananta mempunyai dua tugas besar, yaitu produksi dan duplikasi piringan hitam dan kemudian cassette audio. Mulai tahun 1958, piringan hitam mulai dicoba untuk dipasarkan kepada umum melalui RRI dan diberi label Lokananta yang kurang lebih berarti "Gamelan di Kahyangan yang berbunyi tanpa penabuh". Semenjak tahun 1983 Lokananta juga pernah mempunyai unit produksi penggadaan film dalam format pita magnetik Betamax (https: //id.wikipedia.org /wiki/ Lokananta diakses pada tanggal 4 Oktober 2015). Melihat potensi penjualan piringan hitam maka melalui PP Nomor 215 Tahun 1961 status Lokananta menjadi Perusahaan Negara. Lokananta sekarang menjadi salah satu cabang dari Perum Percetakan Negara RI. Sebagai Perum Percetakan Negara Republik Indonesia cabang Surakarta kegiatannya antara lain : 1. Recording

3 2. Music Studio 3. Broadcasting 4. Percetakan dan Penerbitan Lokananta sampai sekarang masih mempunyai koleksi ribuan lagu-lagu daerah dari seluruh Indonesia (Ethnic/World Music/foklor) dan lagu-lagu pop lama termasuk di antaranya lagu-lagu keroncong. Selain itu Lokananta mempunyai koleksi lebih dari 5.000 lagu rekaman daerah bahkan rekaman pidatopidato kenegaraan Presiden Soekarno (https://id.wikipedia.org /wiki/ Lokananta diakses pada tanggal 5 Mei 2015). Koleksinya antara antara lain terdiri musik gamelan Jawa, Bali, Sunda, Sumatera Utara (Batak) dan musik daerah lainnya serta lagu lagu folklore ataupun lagu rakyat yang tidak diketahui penciptanya. Rekaman gending karawitan gubahan dalang kesohor Ki Narto Sabdo, dan karawitan Jawa Surakarta dan Yogya merupakan sebagian dari koleksi yang ada di Lokananta. Tersimpan juga master lagu berisi lagu-lagu dari penyanyi legendaris seperti Gesang, Waldjinah, Titiek Puspa, Bing Slamet, dan Sam Saimun. Lokananta telah melahirkan beberapa penyanyi ternama di Indonesia (https://id.wikipedia.org /wiki/ Lokananta diakses pada tanggal 5 Mei 2015). Salah satu karya musik produksi Lokananta adalah merekam lagu Rasa Sayange bersama dengan lagu daerah lainnya dalam satu piringan hitam. Piringan hitam ini kemudian dibagikan kepada kontingen Asian Games pada tanggal 15 Agustus 1962. Lagu Rasa Sayange yang merupakan lagu foklore dari Maluku

4 yang telah menjadi musik rakyat Indonesia (https://id.wikipedia.org /wiki/ Lokananta diakses pada tanggal 5 Mei 2015). Melihat potensi dari Lokananta serta untuk mengetahui lebih jauh lagi upaya - upaya yang dilakukan dalam mengembangkan dan memasarkan obyek ini, maka Lokananta sangat menarik untuk dijadikan sebagai karya tugas akhir dengan judul STRATEGI PENGEMBANGAN LOKANANTA SEBAGAI MUSEUM PIRINGAN HITAM DI KOTA SURAKARTA dengan harapan karya tugas akhir ini dapat bermanfaat untuk pengembangan Lokananta sebagai museum khususnya dan bagi pengembangan kepariwisataan di Kota Solo pada umumnya. B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana profil dan potensi yang dimiliki Lokananta? 2. Bagaimana mengembangkan Lokananta sebagai museum yang aktif dan memiliki standarisasi sebagai museum? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui profil dan potensi yang dimiliki Lokananta. 2. Untuk memberikan pertimbangan Lokananta sebagai museum yang aktif dan memiliki standarisasi sebagai museum. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Menambah ilmu pengetahuan dalam ilmu pariwisata khususnya dalam pengembangan museum.

5 b. Sebagai pertimbangan untuk menentukan langkah langkah yang diambil khususnya mengenai strategi pengembangan Lokananta. 2. Manfaat Praktis a. Untuk mengetahui data-data dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir dalam rangka memenuhi persyaratan kelulusan Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa. b. Memberikan gambaran bagi pembaca mengenai Lokananta. 3. Manfaat Akademik a. Dapat memberikan ilmu pengetahuan baik secara teoritis, praktis maupun akademik dalam pengembangan diri. E. Kajian Pustaka 1. Pariwisata Pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara seseorang untuk menuju ke tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan antara lain: ekonomi, sosial, politik, agama. kesehatan maupun kepentingan lain seperti, karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar (Gamal Suwantoro, 1997 : 3). Menurut Undang Undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan bahwa keadaan alam, flora dan fauna, sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, serta peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan modal pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan

6 rakyat sebagaimana terkandung dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tuhan 1945 (Sumber www.wisatakandi.com /2011/11/undang-undang-ri-no-10-tahun-2009.html diakses pada tanggal 15 Oktober 2015) 2. Museum Menurut Internasional Council of Museum (ICOM), Museum adalah lembaga non-profit yang bersifat permanen yang melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang bertugas untuk mengumpulkan, melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan, dan memamerkan warisan sejarah kemanusiaan yang berwujud benda dan tak benda beserta lingkungannya, untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan hiburan (Council of Museum). Thomas Haryonagoro, Ketua Badan Musayawarah Museum Daerah Istimewa Yogyakarta (Barahmusda DIY), menyampaikan bila museum dapat menjalankan fungsinya dengan baik, maka museum akan berarti dan bermanfaat bagi masyarakat luas, sebab fungsi keberadaan museum adalah untuk memberi manfaat bagi orang banyak atau masyarakat. Agar museum berhasil dari semua aspek operasional, maka museum perlu mencerminkan komitmen dan kewajiban dalam pelayanan untuk masyarakat. Museum sebagai bagian pranata sosial dan sebagai suatu lembaga yang bertanggungjawab mencerdaskan bangsa, menggalang persatuan dan kesatuan dan wawasan nusantara serta memberikan layanan kepada masyarakat. Museum dituntut untuk melestarikan asset bangsa sebagai sumber penguatan pemahaman, apresiasi dan keperdulian identitas bangsa. Di dalam peningkatan peran museum kepada masyarakat, bagaimanapun museum dalam waktu yang bersamaan perlu memelihara sistem prosedur

7 operasional (Haryonagoro, pada acara Musyawarah Museum Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010). 3. Pengembangan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), perkembangan adalah perihal berkembang. Selanjutnya, kata berkembang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ini berarti mekar terbuka atau membentang menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya. Dengan demikian, kata berkembang tidak saja meliputi aspek yang berarti abstrak seperti pikiran dan pengetahuan, tetapi juga meliputi aspek yang bersifat (http://kbbi.web.id). Definisi pengembangan penelitian ini dibatasi dalam pengembangan pariwisata. Menurut Joyosuharto (1995:46) bahwa pengembangan pariwisata memiliki tiga fungsi, yaitu menggalakkan ekonomi, memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup, memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa. Untuk menjalankan ketiga fungsi tersebut maka diperlukan pengembangan obyek wisata dan daya tarik wisata, meningkatkan dan mengembangan promosi dan pemasaran, serta meningkatkan pendidikan dan pelatihan kepariwisataan (Joyo Suharto, 1995:46) Pengembangan pariwisata adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan berencana untuk memperbaiki objek dan daya tarik wisata yang akan dan sedang dipasarkan. Pengembangan Pariwisata tersebut meliputi perbaikan objek dan fasilitas-fasilitas yang ada kepada wisatawan semenjak berangkat dari tempat tinggalnya menuju tempat tujuan hingga kembali ke tempat semula (Oka A. Yoeti, 1983 : 56).

8 F. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan faktor penting di dalam suatu penelitian. Disamping untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian juga mempermudah pengembangan data guna kelancaran penyusunan Laporan Tugas Akhir. Adapun metode yang dilakukan dalam pengumpulan data dan diperinci sebagai berikut: 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Lokananta terletak di Jl. Ahmad Yani No. 379 Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah PO.BOX. 241 No. Telp. : (0271) 718412 No. Fax. : (0271) 718424 2. Teknik Pengumpulan Data Dalam menyusun tugas akhir, untuk data yang diperlukan kebenaran maka disini peneliti mengumpulkan data dengan beberapa metode penelitian, diantaranya : a. Studi Dokumen Pengumpulan dengan studi dokumen merupakan metode pengumpulan data yang ditujukan untuk memperoleh data secara langsung dari tempat penelitian yang meliputi buku buku yang relevan, peraturan peraturan, laporan kegiatan, foto foto, film dokumenter dan data yang relevan untuk penelitian (Kusmayadi dan Endar Sugiarto, 2000 : 86). Dengan menghimpun dokumen dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surakarta berupa dokumen Data Kunjungan Objek Daya Tarik Wisata Solo 2014 dan Data Panduan Wisata Solo 2014. b. Observasi

9 Pengumpulan data dengan menggunakan jalan mengamati, meneliti, dan mengukur kejadian yang sedang berlangsung. Dengan cara ini data yang diperoleh adalah data factual dan actual, dalam artian data yang dikumpulkan diperoleh pada saat peristiwa berlangsung (Kusmayadi dan Endar Sugiarto, 2000). Observasi yang dilakukan adalah dengan pengamatan secara langsung di Lokananta. c. Wawancara Unit yang akan diamati dan akan dijelaskan serta merupakan obyek penelitian yang dapat berupa individu, kelompok organisasi, masyarakat, hasil kerja manusia, instansi, dan sebagainya (Kusmayadi dan Endar Sugiarto, 2000). Wawancara untuk memperoleh informasi didapat dari pengelola Lokananta yaitu Titik Sugiyanti (Koordinator Administrasi, Keuangan, dan Umum Lokananta), Bemby Ananto (KoordinatorProduksi dan Duplikasi), dan Danang Rosdianto (Marketing Lokananta). d. Studi Pustaka Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan membaca, mengkaji serta mempelajari buku-buku, data-data dan bahan-bahan yang berkaitan dengan bidang kepariwisataan. Studi pustaka dilakukan melalui referensi Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta, Laboratorium Tour D III UPW, Perpustakaan Lokananta. 3. Teknik Analisis Data Setelah mengumpulkan data dan melihat data-data yang terkumpul, selanjutnya menganalisis data dengan metode deskriptif kualitatif, yaitu

10 menguraikan apa yang ada dari permasalahan dalam penelitian.pada tahap itu dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk menjawab persoalan yang diajukan dalam rumusan masalah. Analisa data yang digunakan deskriptif kualitatif. Penyajian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang keadaan Lokananta yang sebenarnya, dengan melihat dari data-data yang telah diperoleh. Oleh karena itu data yang diperoleh dari pengamatan langsung maupun dari arsip serta dari wawancara akan digabung untuk di jadikan sebagai bahan penulisan laporan tugas akhir ini. G. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan, dalam bab ini membahas tentang latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian teori, metode penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II. Gambaran Umum Pariwisata Kota Surakarta, dalam bab ini membahas tentang sejarah pariwisata Kota Surakarta, perkembangan pariwisata Kota Surakarta, potensi wisata Kota Surkarta. Bab III. Profil dan potensi Lokananta, upaya pengembangan Lokananta, ide pengembangan Lokananta sebagai museum, dalam bab ini membahas tentang Situasi dan kondisi Lokananta, Atraksi dan daya tarik wisata Lokananta, serta ide pengembangan Lokananta sebagai museum. Bab IV. Penutup, dalam bab ini membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan saran.