2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebebasan pers Indonesia ditandai dengan datangnya era reformasi dimulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan presiden 2014 cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat Islam yang ada di dunia. Dengan ajaran Agama Islam kuat

STRATEGI PRODUKSI PROGRAM KOMEDI K-POP DI GLOBAL TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penelitian ini adalah analasis framing tentang kasus KPK versus Polri di

BAB I PENDAHULUAN. Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besarnya manfaat komunikasi yang di dapatkan manusia. 1 Manfaat tersebut berupa

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Hampir semua orang memiliki televisi di rumahnya. Daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. dunia pertelevisian di Indonesia semakin hari semakin maju pesat. Pertelevisian indonesia semulanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu media komunikasi yang efektif untuk menyebarkan. bagi mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya.

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi sosial, peran ideal komunikasi sebagai media penyiaran publik

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

MEDIA RELATIONS. Pokok Bahasan TV RELEASE. Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ruh dari politik itu sendiri, yakni sebuah perjuangan untuk mencapai kepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN. sekaligus menyatakan tanggung jawab media kepada masyarakat. Beberapa ahli

BAB I PENDAHULUAN. Group, 2006) hal Ilham Prisgunanto, Praktik Ilmu Komunikasi; dalam Kehidupan Sehari-hari, (Jakarta:

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam berbagai konteks kehidupan manusia mulai dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah

I. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat.

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi

BAB I PENDAHULUAN. (Hizbut Tahrir) menjadi sebuah fenomena di tengah-tengah masyarakat. Taqiyyudin An Nabhani, seorang ulama asal palestina.

BAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan. berkomunikasi, manusia dapat berhubungan dengan sesamanya.

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan karakteristik serta viewing-habbit masyarakat

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Teori yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang pas dalam tayangan yang disiarkan. Stasiun TV swasta dalam satu hari dapat

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penulisan

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. masyarakat sangat membutuhkan untuk mendapatkan informasi-informasi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

BAB I PENDAHULUAN. Yaitu, media massa dijadikan sebagai institusi ekonomi. massa ialah penggabungan media-media dalam kepemilikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaru setiap hari dan tanpa disadari oleh kita telah memasuki era baru yakni era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, terutama dalam penyampaian informasi. mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion) atau prilaku (behavior).

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tiara Ayudia Virgiawati, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan di bidang teknologi, terutama teknologi elektronika yaitu televisi sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui

semakin majunya teknologi teknologi yang terus ditemukan. Selain itu hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. juga mampu membentuk opini publik melalui tayangan yang disajikannya, seperti

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu karakteristik komunikasi massa adalah feedback yang tertunda atau delayed, sehingga komunikator membutuhkan waktu untuk mengetahui tanggapan atau umpan balik khalayak. Selain itu, 1 komunikasi massa adalah komunikator yang terlembaga, komunikannya anonim dan heterogen, sehingga komunikator tidak mengenal siapa saja komunikannya. Kedua hal tersebut menjadi bakal ide penelitian yang penulis laksanakan. Komunikator pasti membutuhkan media untuk melakukan komunikasi massa. Salah satu media yang paling efektif pada saat ini adalah televisi. Dewasa ini televisi semakin marak di Indonesia, hal ini dimulai ketika informasi di Indonesia dibuka dengan bebas. Media televisi yang dahulu terkekang oleh pemerintahan Orde Baru kini bebas bermunculan. Kebebasan bermedia ini terkesan tanpa batas yang jelas, baik dalam hal kepemilikan media maupun isi konten berita yang disiarkan setiap harinya. Hal tersebut membawa hal positif dan negatif. Positifnya, dengan kemunculan media tersebut, informasi dengan cepat menyebar sehingga masyarakat dapat dengan mudah menerima informasi. Informasi terus mengalir setiap waktu dengan sudut pandang yang berbeda. Negatifnya, teralu banyak media televisi yang mengudara, maka semakin banyak bias informasi yang tersebar karena perbedaan ideologi dan pola pikir pemilik media. Akibatnya, khalayak media harus menyaring informasi yang diterimanya. Ishadi SK dalam (Nurudin, 2009, hlm. 4) menyebutkan secara riil kondisi penyiaran televisi Indonesia. Setelah melalui periode monopoli selama lebih dari seperempat abad, sistem televisi Indonesia memasuki tahap deregulasi. Banyak pertanyaan yang timbul tentang alasan pemerintah melakukan deregulasi ini. Hal tersebut didasari oleh adanya keperluan saluran televisi untuk memenuhi keinginan penonton di Indonesia yang jumlahnya meningkat. Peningkatan itu pun didukung dengan kehidupan ekonomi yang semakin lama semakin membaik. Penyebab lainnya timbul dari ancaman transnational television melalui parabola.

2 Tidak mudah untuk mengetahui jumlah parabola di Indonesia, tetapi sejak Indonesia menganut open sky policy pada tahun 1987, jumlah televisi parabola bertambah sangat pesat. Adanya desakan yang kuat kepada pemerintah dari sektor bisnis akan perlunya media promosi produk barang dan jasa melalui saluran televisi swasta. (aku nggak ngerti paragraf ini nyambung ke mana, jadi nggak aku edit bisi salah tafsir haha) Dengan berkembangnya industri dan meningkatnya konsumerisme, sektor swasta memerlukan media promosi yang lebih banyak untuk menjadi mediator antara sektor produksi dan konsumsi. Media massa khususnya televisi selayaknya bersikap netral dan memberikan informasi yang benar tanpa menyisipkan unsur kepentingan pribadi dan pembingkaian. Hal tersebut dapat berpengaruh pada isi informasi yang di sebar ke publik, sehingga khalayak tidak kebingungan dalam menentukan pilihan. Banyaknya televisi yang mendapat izin siar di Indonesia menuntut khalayak untuk memilah konten berita yang gencar diberitakan setiap stasiun televisi dan memilih televisi yang bersifat netral. Namun, sangat sulit mendapatkan berita yang benar-benar murni tanpa sangkut paut kepentingan suatu pihak, terutama berita dalam hal politik. Kasus keberagaman berita terjadi di beberapa televisi selama tahun 2014, terutama pada masa-masa kampanye dan perhitungan suara. Sangat banyak bias berita yang terjadi, sehingga khalayak kebingungan memilih berita mana yang sesuai dengan fakta. Ketimpangan isi berita sangat jauh, bahkan bisa dibilang bertolak belakang, terutama saat pengumuman hasil hitung cepat pemilihan presiden pada tanggal 9 Juli 2014. Satu televisi swasta menampilkan persentase pasangan Jokowi-JK memperoleh suara lebih banyak dari Prabowo-Hatta. Namun, di televisi lainnya malah menampilkan persentase kemenangan bagi pasangan Prabowo-Hatta. Hal tersebut menyebabkan keraguan tentang apa yang diberitakan oleh televisi saat ini. Oleh karena itu, khalayak mesti dapat memilah mana televisi yang menyiarkan fakta yang sesuai data.

3 Salah satu televisi penuis lihat sebagai televisi yang objektif dan netral adalah Kompas TV. Dengan moto Inspirasi Indonesia, Kompas TV berkeyakinan selalu menyampaikan berita yang netral, tidak memihak. Nilai ketidakberpihakan media dalam penyebaran informasi dapat dirujuk kepada teori objektivitas berita menurut Westerhall (dalam Dennis McQuails, 1992) setidaknya memiliki 2 faktor. Pertama, faktualitas atau berita yang berdasarkan fakta nyata yang memang ada tanpa adanya penyatuan dengan opini atau komentar pihak media Kedua, impersialitas atau ketidakberpihakan di setiap berita yang ditayangkan. Objektivitas sebuah media televisi tak cukup hanya dinilai dari perusahaannya sendiri, melainkan butuh pengakuan dan penilaian dari khalayak. Apakah khalayak menilai Kompas TV memang benar netral dan objektif ataukah masih ada keberpihakan dalam menyampaikan berita. Televisi termasuk ke dalam kelompok media komunikasi massa karena sesuai dengan salah satu karakteristiknya yaitu, umpan balik yang tertunda. Komponen umpan balik atau yang lebih populer dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam membentuk komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi sering kali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Umpan balik dalam komunikasi massa tidak dapat secara langsung (direct feedback) karena komunikator tidak dapat melihat langsung reaksi atau tanggapan dari komunikan. Dalam hal ini, feedback yang dimaksud adalah persepsi itu sendiri. Apakah pesan yang disampaikan oleh media diterima dengan mudah secara utuh? Bisa juga ada sebuah penolakan atau proses dimana komunikan menyaring informasi yang disebarkan oleh media sebelum mengonsumsinya. Oleh karena itu, agar dapat menentukan bagaimana khalayak menilai objektivitas berita di Kompas TV, maka penulis menggunakan persepsi sebagai tolak ukurnya. Menurut Brian Fellows (dalam Mulyana, 2011, hlm: 180) Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organism menerima dan menganalisis

4 informasi. Oleh karena itu, persepsi setiap orang mungkin akan berbeda-beda, tergantung kemampuan dalam menerima dan menganalisis sesuatu yang disampaikan komunikator dalam hal ini adalah media televisi. Persepsi adalah proses aktif menyeleksi, mengatur, dan menafsirkan orang, objek, peristiwa, situasi, dan aktivitas. Hal yang perlu diperhatikan dari definisi ini adalah bahwa persepsi adalah proses aktif. Persepsi dibentuk dengan adanya banyak faktor, sehingga tak dapat dimungkiri adanya perbedaan persepsi pada satu objek penelitian yang sama dari beberapa sampel, salah satunya adalah intensitas menonton Kompas TV. Dalam hal berita di Kompas TV, penulis berasumsi bahwa adanya kompetitor dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap Kompas TV. Maka dari itu, penulis tertarik untuk melihat seberapa besar pengaruh adanya kompetitor. Bagi suatu media, mengetahui bagaimana respon masyarakat sebagai komunikan atau khalayak adalah hal yang penting. Namun, hal itu terhambat oleh karakteristik komunikasi massa yang bersifat satu arah dan proses umpan balik atau yang sering disebut dengan feedback bersifat tertunda. Televisi tidak seperti komunikasi dua arah pada umumnya yang bersifat dua arah dan komunikator dapat mengetahui respon dari komunikannya. Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis bermaksud untuk mencari tahu bagaimana persepsi penonton berita di Kompas TV. Pada penelitian ini, penulis memilih pemirsa dari kalangan mahasiswa sebagai objek penelitian karena mahasiswa dianggap turut berperan dalam pergerakan politik di negeri ini. Mengingat 17 tahun yang lalu di mana ribuan mahasiswa turun ke jalan hingga akhirnya dapat menurunkan rezim orde baru yang berkuasa saat itu untuk mencapai perubahan. Hingga saat ini, suara mahasiswa masih berpengaruh terhadap suara masyarakat, contohnya ketika terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo, kemudian ketika bencana kabut asap sedang melanda negeri ini, dan yang terbaru adalah kasus saham freeport yang cukup menyita perhatian negeri ini.

5 Di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) banyak himpunan mahasiswa yang aktif dalam mengkritisi pergerakan politik saat ini. Terutama mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi yang terlihat aktif dalam mengkaji isu-isu politik terbaru. Di Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMIKASI UPI) terdapat kegiatan rutin bertajuk Gradasi, yakni kegiatan diskusi mengenai isu-isu hangat, hingga pembahasan artikel ilmiah yang akhirnya dibukukan. Dengan demikian, penulis berasumsi bahwa mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi UPI memiliki kepekaan yang tinggi terhadap berita, sehingga dapat mewakili persepsi pemirsa tentang objektivitas berita di kompas tv. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah : a. Seberapa besar tingkat faktualitas pemberitaan di Kompas TV? b. Seberapa besar tingkat Imperialitas pemberitaan di Kompas TV? 1.3 Tujuan Penelitian Berkaitan dengan apa yang dipaparkan dalam rumusan masalah, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk menganalisis persepsi mahasiswa Ilmu Komunikasi UPI tentang seberapa besar tingkat faktualitas pemberitaan di Kompas TV. b. Untuk menganalisis persepsi mahasiswa Ilmu Komunikasi UPI tentang seberapa besar tingkat imersialitas pemberitaan di Kompas TV. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi peneliti selanjutnya, pada penelitian ini penulis hanya membahas mengenai persepsi mahasiswa dalam

6 segi objektivitas suatu berita di Kompas TV, sehingga sangat memungkinkan penelitian selanjutnya meneliti sisi lain dari suatu berita. 1.4.2 Manfaat Kebijakan Berita yang disebarluaskan oleh media semestinya bebas nilai, netral dan tidak memihak, penelitian ini meneliti tentang pandangan mahasiswa dalam mengonsumsi suatu berita, apakah menurut mereka berita tentang politik yang disiarkan di Kompas TV sudah bisa dibilang objektif atau tidak, hal ini penting untuk dikaji karena tidak dapat dipungkiri, berita media dapat menggiring pribadi setiap orang yang mengonsumsinya. 1.4.3 Manfaat Praktik Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan rujukan maupun masukan bagi para pelaku dan pengambil kebijakan, baik berasal dari insttitusi pemerintah maupun berasal dari pihak pemilik media itu sendiri. Sehingga kebijakan media tersebut lebih mempertimbangkan kepentingan khalayak terutama dalam berita mengenai politik. 1.4.4 Manfaat Sosial Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi khalayak agar lebih teliti dan cermat dalam menerima berita yang disiarkan media televisi, serta bagi stasiun televisi agar menjaga objektivitas berita sehingga khalayak mendapatkan informasi yang sebagaimana mestinya. 1.5 Struktur Organisasi Skripsi Hasil penelitian ini akan ditulis dalam lima bab, masing-masing bab dibahas dan dikembangkan dalam beberapa sub bab. Secara sistematis sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah

7 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat / Signifikasi Penelitian 1.5 Struktur Organisasi Skripsi Pada bab ini adalah uraian tentang pendahuluan, yang terdiri atas lima sub bab antara lain latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. BAB 2 KAJIAN PUSTAKA / LANDASAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.2 Kerangka Penelitian 2.3 Penelitian Terdahulu Pada bab ini diuraikan kajian pustaka, yang terdiri atas tiga sub bab antara lain landasan konseptual yang memuat tentang teori-teori yang digunakan untuk menganalisis penelitian, penelitian terdahulu yang relevan, dan kerangka pemikiran. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.2 Partisipan 3.3 Populasi dan Sampel 3.4 Instrumen Penelitian 3.5 Prosedur Penelitian 3.6 Analisis Data 3.7 Teknik Pengujian Instrumen Penelitian Pada bab ini diuraikan metode penelitian, yang terdiri atas tujuh sub bab antara lain desain penelitian, partisipan penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, analisis data dan teknik pengujian instrumen penelitian. BAB 4 TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Temuan Penelitian

8 4.2 Pembahasan Penelitian Pada bab empat ini adalah temuan dan pembahasan yang memuat dua hal utama, yakni (a) temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian dan (b) pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan 5.2 Implikasi 5.3 Rekomendasi Pada bab ini berisikan bagian penutup yang merupakan bab akhir dalam penelitian. Bab ini berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut. Ada dua alternatif cara penulisan simpulan, yakni dengan cara butir demi butir atau dengan cara uraian padat.