dapat dikatakan berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Menurut Susanto (2013: 4) Belajar adalah suatu aktivitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Dalam era globalisasi, pendidikan pun dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Menurut UU No. 20 Pasal 1 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Dalam menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pada pembelajaran. Sikap antisipasi dari para

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengetahuan, pertimbangan, dan kebijaksanaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEER LESSONS DAN LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) menyatakan bahwa. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA (Pembelajaran Matematika Kelas V SDN. 01 Blulukan)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: ERWIN SETYANINGSIH

BAB I PENDAHULUAN. situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan dan teknologi, diperlukan adanya sumber daya manusia

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional (dalam Samino, 2010 : 36), disebutkan bahwa : tinggi dari komponen yang terkait dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas No 20 tahun 2003 Pasal 1). Pendidikan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk mengembangkan potensi dirinya. Selain itu, pendidikan. potensi diri yang dilakukan melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dan melakukan banyak hal terhadap lingkungannya, baik secara individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

MIFTAHUDIN NIM. A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha sadar, terprogram

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersikap tenang dalam menghadapi ujian nasional. Orangtua dan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi manusia termasuk dirinya sendiri. Dalam Undang-Undang RI No.

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan melangsungkan kehidupan, sehingga menjadi seorang yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. didik sebagai manusia yang berkepribadian luhur dan berakhlak mulia. mendengarkan ketika proses pembelajaran berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sorotan oleh pemerintah. Saat ini pemerintah mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai posisi yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, siswa dituntut dapat berfikir kritis, kreatif dan dapat. memecahkan suatu masalah agar dapat bersaing.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah program. Program yang melibatkan sejumlah komponen

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 pengertian pendidikan,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan suatu negara. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menjalin keberlangsungan pembangunan suatu bangsa. Peningkatan kualitas sumber daya manusia jauh lebih mendesak untuk segera direalisasikan terutama dalam menghadapi era persaingan global. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini merupakan hal penting yang harus dipikirkan secara sungguh-sungguh. Dalam hal ini juga siswa juga dituntut untuk dapat berfikir kreatif. Menurut Susanto (2013: 109) Berfikir kreatif lebih kaya dari pada berfikir kritis. Kalau berfikir kritis dapat menjawab persoalan atau kondisi yang dihadapinya, sedangkan berfikir kreatif mampu memperkaya cara berfikir dengan alternatif yang beragam. Selain siswa yang mempunyai peran tetapi, salah satu instrumen utama pengembangan sekolah dasar, tenaga pendidik dalam hal ini guru sebagai salah satu unsur yang berperan penting di dalamnya, memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan tugas dan mengatasi segala permasalahan yang muncul. Guru, model pembelajaran, dan sarana dalam pembelajaran merupakan komponen yang sangat menentukan dalam implementasi proses pembelajaran di dalam kelas sebagai unsur mikro dari suatu keberhasilan pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampil yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas). Menurut Suryosubroto (2010: 16) Tujuan pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilaksankan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu, tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional. Keempat macam tujuan tersebut tidak 1

2 dapat dikatakan berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Menurut Susanto (2013: 4) Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir, merasa, maupun dalam bertindak. Pencapaian suatu hasil belajar yang memuaskan harus di imbangi dengan cara berfikir kreatif siswa dalam mengikuti pembelajaran dan menjawab pertanyaan guru untuk melahirkan suatu yang baru. Menurut Susanto (2013: 115) Berfikir kreatif adalah suatu cara membangun ide yang dapat diterapkan dalam kehidupan. Berfikir kreatif dalam belajar yang baik di pengaruhi dengan proses belajar mengajar yang efektif dan aktif. Proses pembelajaran IPA akan lebih efektif apabila siswa dalam mengikuti pembelajaran berperan aktif dan kreatif di saat proses pembelajaran. Di samping siswa yang aktif dalam pembelajaran, siswa harus bisa berfikir kreatif dalam menjawab sebuah pertanyaan maupun bertanya tentang materi yang telah disampaikan oleh guru. Menurut Rahma (2010: 18) Pengertian IPA merupakan suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Mengembangakan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, dan teknologi. Pembelajaran di jenjang sekolah dasar sampai saat ini masih jauh dari apa yang kita harapkan. Banyak hasil belajar siswa yang rendah berakibat kualitas pendidikan suatu bangsa akan mempengaruhi rendahnya Sumber Daya Manusia warga masyarakatnya. Dalam pembelajaran IPA di sekolah SD Muhammadiyah 24 Surakarta banyak cara berfikir siswa yang masih

3 rendah terutama dalam menjawab, bertanya maupun berpendapat dengan ideide yang dimiliki oleh siswa. Oleh karena itu dari aspek kualitas, pendidikan di Indonesia memprihatinkan dibandingkan dengan kualitas pendidikan bangsa lain. Melalui pengamatan saat penelitian yaitu dari segi guru mengajar, hasil-hasil pengajaran dan pembelajaran berbagai bidang studi khususnya bidang studi IPA di Sekolah Dasar terbukti selalu kurang memuaskan berbagai pihak. Hal tersebut disebabkan oleh tiga hal yaitu: (1) metode pembelajaran yang digunakan tidak cocok dengan kebutuhan siswa, (2) motivasi yang diberikan kepada siswa dalam memahami dan menguasai pelajaran sangat minimum, (3) kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Hal tersebut membuat hasil belajar IPA menjadi rendah. Menurut pengamatan pra siklus berfikir kreatif yang rendah sebanyak 65,21% dengan jumlah 30 siswa pada saat pembelajaran di dalam kelas terdapat permasalahan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Guru menyampaikan materi belajar menggunakan model pembelajaran yang membosankan sehingga tidak bisa merangsang anak untuk berfikir kreatif dalam proses pembelajaran. Hal ini membuat siswa pasif, malas, kurang berfikir kreatif dalam pembelajaran hanya sedikit siswa yang dapat memahami materi dan mengerjakan soal dengan baik sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa masih rendah. Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih aktif yang bisa merangsang anak untuk menjadi lebih kreatif dalam menyampaikan ide-idenya agar dapat meningkatkan pemahaman konsep IPA pada siswa. Penggunaan model pembelajaran merangsang siswa dalam aktivitas pembelajaran. Sehingga siswa dapat mengeluarkan ide-ide yang kreatif dalam proses pembelajaran untuk memecahkan persoalan dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, siswa diajak untuk turut serta dalam proses pembelajaran, tidak hanya siswa menjadi penonton hanya duduk manis mendengarkan saja, tetapi siswa mendapatkan peran dalam proses

4 pembelajaran aktif. Dengan cara ini siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar akan maksimal. Fungsi metode dalam kegiatan belajar memegang peranan penting yaitu sebagai alat bantu untuk menciptakan proses pembelajaran yang aktif. Salah satunya dengan menerapakn model pembelajaran Problem Based Learning dan model pembelajaran inquiry dengan menggunakan penekanan latihan soal yang dikerjakan secara kelompok. Dalam penerapan metode ini siswa diharapakan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada sehingga siswa termotivasi untuk belajar menacari solusi suatu permasalahan-permasalahan yang ada. Pada model pembelajaran ini, konsepkonsep materi pembelajaran IPA dihubungkan pada kehidupan sehari-hari dan dikaitkan dengan sesuatu yang menarik dan menyenangkan. Penggunakan model pembelajaran yang inovatif maka akan terjadi sebuah pembelajaran efektif. Di dalam model pembelajaran yang lebih aktif juga mampu merangsang siswa untuk mengeluarkan semua ide-ide yang kreatif dalam menjawab maupun bertanya terhadap materi pembelajaran yang disampaikan oleh gurunya guna dapat di cerna menjadi bermanfaat bagi siswa. Berfikir kreatif dalam proses pembelajaran juga mempengaruhi motivasi belajar dan minat belajar yang tinggi, sehingga diharapkan hasil belajar pun akan meningkat. Berdasakan permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV Sekolah dasar Muhammadiyah 24 Surakarta, dengan judul Peningkatan Creative Thinking Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Inquiry Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah 24 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 B. Perumusan Masalah Setelah dilakukan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, selanjutnya dalam penelitian ini tidak dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut: Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Problem

5 Based Learning dan Inquiry dapat meningkatkan creative thinking belajar IPA pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah 24 Surakarta tahun ajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan creative thinking belajar IPA melalui model pembelajaran Problem Based Learning dan Inquiry pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah 24 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat penelitian ini sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis 1) Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan rujukan bagi peneliti yang hampir sama kajiannya pada masa yang akan datang. 2) Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap kemajuan dunia pendidikan di indonesia. 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut: a. Bagi Siswa 1) Terutama subyek penelitian, diharapkan dapat memperoleh pengalaman secara langsung dan memberikan masukan kepada siswa untuk meningkatkan kreativitas belajar. 2) Melatih siswa berfikir kreatif. 3) Melatih siswa berfikir kritis. 4) Meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran mata pelajaran IPA. b. Bagi Guru 1) Memberikan informasi kepada guru untuk memilih alternatif dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan untuk

6 meningkatkan berfikir kreatif siswa dalam belajar dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif. 2) Bertambahnya pengalaman guru untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas. 3) Diperolehnya strategi pembelajaran yang tepat untuk pelajaran IPA kelas IV. c. Bagi Sekolah 1) Memberikan informasi dan masukan dalam penggunaan model yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di sekolah. 2) Tumbuhnya pembelajaran aktif di Sekolah Dasar. 3) Meningkatkan mutu prestasi sekolah. 4) Sebagai dokumen sekolah dari hasil penelitian atau karya ilmiah.