Perbandingan Kinerja Protocol Routing Open Shortest Path First (OSPF) dan Routing Information Protocol (RIP) Menggunakan Simulator Cisco Packet Tracer

dokumen-dokumen yang mirip
PROTOKOL ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer

LATAR BELAKANG DAN SEJARAH

Dynamic Routing Topologi 1

Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP

LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS. Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B

STATIC & DYNAMIC ROUTING. Rijal Fadilah, S.Si

DYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state.

ROUTING. Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng.

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host

file:///c /Documents%20and%20Settings/Administrator/My%20Documents/My%20Web%20Sites/mysite3/ebook/pc/konsep%20router.txt

Static Routing & Dynamic Routing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

Analisis Kinerja EIGRP dan OSPF pada Topologi Ring dan Mesh

ANILISIS JARINGAN DENGAN ROUTING PROTOKOL BERBASIS SPF (SHORTEST PATH FIRST) DJIKSTRA ALGORITHM

Pembimbing : Rudi Haryadi Kelas : XII TKJ A. Dynamic Routing. Tanggal : 12 Januari 2013 Nilai dan Paraf :

Tujuan Menjelaskan role (peran) protokol routing dinamis dan menempatkannya dalam konteks desain jaringan modern.

KONFIGURASI CISCO ROUTER

Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM

Statik Routing. School of Industrial and System Engineering System Information Program 2016

ROUTING PADA TCP/IP. Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM

ANALISIS PERFORMANSI PROTOKOL ROUTING DISTANCE VECTOR DAN HYBRID ROUTING DENGAN ROUTER PROPRIETARY

Prodi D3 Teknik Telekomunikasi 2014

Distance Vector Routing Protocols

ROUTING. Pengiriman Langsung & Tidak Langsung

PERCOBAAN ROUTING INFORMATION PROTOCOL (RIP)

Jaringan Komputer. Konfigurasi Dynamic Routing RIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Unjuk Kerja RIP dan OSPF pada Topologi Sederhana dan Topologi Kompleks

PENGARUH MODEL JARINGAN TERHADAP OPTIMASI ROUTING OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF)

Protokol Routing. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc.

Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Disampaikan Dalam Rangka Pengabdian Masyarakat PROGRAM STUDI

Routing LOGO. Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs.

NETWORK LAYER : Routing

MODUL SISTEM JARINGAN KOMPUTER MODUL 6 DYNAMIC ROUTING

ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T

Widianto Wahyu Perdana¹, Rendy Munadi ², Yudha Purwanto³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

IGRP OPERASI IGRP. Tujuan dari IGRP yaitu:

Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM ROUTING DINAMIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan

Networking BAB 6 ROUTING PROTOCOLS

BAB II LANDASAN TEORI. Routing merupakan proses pertukaran informasi metric dan rute waktu tujuan

LAPORAN SKRIPSI. ANALISIS PERBANDINGAN JARINGAN OSPF PADA IPv4 DAN IPv6 MENGGUNAKAN GNS3

Perancangan dan Analisis Kinerja EIGRP pada Jaringan IPv6

Nugroho Agus H., M.Si.

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Modul 6 Routing dan protokol routing

Analisis Kinerja Protokol Routing OSPF dan EIGRP Untuk Aplikasi VoIP Pada Topologi Jaringan Mesh

OSPF (Open Shortest Path First) ini merupakan protocol link-state. Teknologi. link-state dikembangkan dalam ARPAnet untuk menghasilkan protokol yang

menyangkut semua router dan konfigurasi-konfigurasi yang menggunakan IP. Routing IP adalah proses memindahkan paket dari satu network ke network lain

Perancangan dan Analisis Perbandingan Implementasi OSPF pada Jaringan IPv4 dan IPv6

Routing. Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO

Pengaruh Routing Adaptif OSPF terhadap Penggunaan Bandwidth pada Jaringan Komputer

Switching & Routing Rev 0.0. Nyoman Suryadipta Computer Science Faculty Narotama University

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol

Pada bab 6 akan dijelaskan tentang konsep Routing dan jenisnya serta jenis-jenis protokol routing untuk komunikasi antar router di jaringan.

Analisis Perbandingan Penggunaan Metric Cost dan Bandwidth Pada Routing Protocol OSPF

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Internet digunakan

KOMPARASI KINERJA ROUTING PROTOKOL RIPNG DENGAN OSPFV3 UNTUK JARINGAN IPV6

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport

Perbandingan Redistribusi Routing Protokol Dinamis pada Exterior Gateway Protokol. Dadang Wahyudi1, Dedy Syamsuar 2, Edi Surya Negara 3.

ANALISIS KINERJA ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL PADA TOPOLOGI MESH

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

IMPLEMENTASI ROUTING PROTOCOL OPEN SHORTEST PATH FIRST(OSPF) PADA MODEL TOPOLOGY RING

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO

2 ) menggunakan simulator untuk mensimulasikan Routing & konfigurasi sebenarnya. 4 ) Mampu mengkonfigurasi Routing Dynamic RIP,EIGRP, OSPF

Kholid Fathoni, S.Kom., M.T.

Dasar-dasar Routing. seth :80:ad:17:96: :20:4c:30:29:29. khensu :80:48:ea:35:10

Simulasi Pemanfaatan Dynamic Routing Protocol OSPF Pada Router Di Jaringan Komputer Unpar. Nama : Chandra Wijaya, S.T., M.T.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI


KAJIAN ALGORITMA ROUTING DALAM JARINGAN KOMPUTER

Konfigurasi dan Analisis Performansi Routing OSPF pada Jaringan LAN dengan Simulator Cisco Packet Tracer versi 6.2

Perancangan dan Simulasi Routing Static Berbasis IPV4 Menggunakan Router Cisco

DASAR-DASAR ROUTING IP PADA JARINGAN

BAB 2. LANDASAN TEORI

Objektif. Memahami perbedaan operasi routing statik dan dinamik. Mengkonfigurasi dan mem-verifikasi routing statik.

IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP)

IP Routing. Olivia Kembuan, M.Eng PTIK -UNIMA

Muhamad Irawan Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Routing: Algoritma Routing (Dinamis) :


KONFIGURASI ROUTING PROTOCOL RIP (ROUTING INFORMATION PROTOCOL) PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK (WAN) MELALUI SIMULASI DENGAN PACKET TRACER 5.

Modul 8 TCP/IP Suite Error dan Control Messages

Transkripsi:

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 248-964X Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2442-2448 http://j-ptiik.ub.ac.id Perbandingan Kinerja Protocol Routing Open Shortest Path First () dan Routing Information Protocol () Menggunakan Simulator Cisco Packet Tracer Wahyu Sasongko Jati 1, Heru Nurwasito 2, Mahendra Data Program Studi Teknik Informatika, Email: 1 sasongkowahyu@hotmail.com, 2 heru@ub.ac.id, mahendra.data@ub.ac.id Abstrak Routing merupakan hal yang sangat penting untuk proses pengambilan sebuah paket dari sebuah alat dan mengirimkan melalui network ke alat lain disebuah network yang berbeda. Algoritma routing mempengaruhi proses pengiriman sebuah paket dan juga jaringan yang ada pada routing tersebut. Dalam sebuah topologi jaringan untuk mengirimkan data digunakan berbagai protokol routing. dengan algoritma link-state dan yang menggunakan algoritma distance vector termasuk protokol routing yang sering digunakan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kinerja dari protokol routing dan pada jaringan LAN. Dengan membandingkan dan menganalisa waktu tempuh yang dibutuhkan protokol routing tersebut dalam mengirimkan sejumlah paket data yang berbeda, kita dapat mengetahui protokol routing mana yang tercepat pada topologi yang telah didesain. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa protokol routing lebih cepat dalam melakukan pengiriman paket data dengan melihat hasil dari waktu tempuh yang dibutuhkan untuk mengirimkan sejumlah paket data yang ditentukan. Kata kunci: Routing,,, Topologi, Cisco Packet Tracer Abstract Routing is very important for the process of taking a packet from a device and sending it through the network to another device on a different network. The routing algorithm affects the sending process of a packet and also the network that exists on the routing. In a network topology to transmit data is used a variety of routing protocols. with link-state algorithms and using distance vector algorithms is the most of popular used routing protocols. This study was conducted to compare the performance of the and routing protocols on LAN networks. By comparing and analyzing the required travel time of the routing protocol in sending a number of different data packets, we can know which routing protocol is the fastest on topology that has been designed. From the results of the study can be concluded that the routing protocol faster in the delivery of data packets by looking at the results of the travel time required to deliver a specified number of data packets. Keywords: Routing,,, Topologi, Cisco Packet Tracer 1. PENDAHULUAN Semakin besar suatu jaringan maka manajemen jaringan akan menjadi kompleks dan rumit, sehingga diperlukan manajemen jaringan dan proses routing yang tepat untuk menentukan jalur tercepat dan terdekat untuk mengirimkan pesan tersebut sampai ketujuan. Proses pemilihan route dari komputer asal ke komputer tujuan inilah yang disebut routing. Dalam perutean tersebut terdapat protokol routing bertujuan untuk mengatur router dalam melakukan proses routing tersebut, baik secara statis maupun dinamis routing harus didesain secara efisien (PENGARUH MODEL JARINGAN TERHADAP OPTIMASI ROUTING OPEN SHORTEST PATH FIRST (), 2011). Saat menggunakan statis routing dilakukan secara manual dengna cara entry oleh administrator, sedangkan dinamis routing penentuan route dilakukan secara otomatis sesuai informasi ip network yang diterima router. Routing Information Protocol () dan Open Shortest Path First () merupakan routing yang bersifat dinamis. Open Shortest Path First () adalah routing Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 2442

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 244 protokol berjenis Interior Gateway Protocol (IGP) yang bersifat terbuka, dengan kata lain siapapun, perangkat manapun,diamanapun dapat kompatibel dan di implementasikan. Dengan menggunakan konsep hirarki routing, yaitu membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area, penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi. Efek dari hirarki routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi dan juga lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik. adalah routing protokol yang menggunakan teknologi link State yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. Hal ini menjadi sangat cocok untuk dikembangkan menjadi network berskala besar (Gerry, 2012). Routing Information Protocol () merupakan salah satu distance vector routing, yang melakukan advertise informasi routing dengan jalan mengirim routing update keluar melaui interface pada router. Informasi update ini berisi sederetan informasi yang mewakili subnet dan sebuah metrik. Metrik mewakili seberapa bagus rute / jalur menurut perspective router tersebut, dengan semakin kecil harga metric semakin bagus jalur tersebut (Daniel, 201). Semua router yang menerima salinan routing update distance vector routing menerima informasi tersebut dan mungkin saja menambahkan beberapa jalur dalam routing tabelnya. Router penerima akan menambahkan jalur baru mengenai subnet ini berdasarkan routing update ini hanya jika dia tidak mempunyai informasi tentang route / jalur ini sebelumnya atau dia sudah mengetahui route ini akan tetapi informasi baru ini ternyata mempunyai informasi rute yang lebih bagus (metric lebih kecil). menggunakan metode Triggered Update, yang memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Router akan tetap mengirimkan informasi routing, meskipun terjadi perubahan pada jaringan dan timer belum habis. Routing menggunakan tidak begitu rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan. Dalam penelitian ini hanya akan menggunakan 2 protokol routing yaitu dan. Penelitian yang akan dilakukan adalah dengan menganalisa kinerja performa dari kedua protokol routing tesebut dengan melakukan pengiriman sejumlah paket data yang telah disesuaikan agar mendapatkan hasil yang diinginkan. 2. ROUTING Routing adalah proses menentukan rute dari host asal ke host tujuan. Routing merupakan proses memindahkan data dari satu network ke network lain dengan cara mem-forward paket data via gateway. Routing menentukan kemana datagram akan dikirim agar mencapai tujuan yang diinginkan (mrizqiariadi, 2014), Informasi yang dibutuhkan router dalam melakukan routing yaitu: 1. Alamat tujuan/ destination address. 2. Mengenal sumber informasi.. Menemukan rute. 4. Pemilihan rute. Menjaga informasi routing Sebuah router mempelajari informasi routing dari mana sumber dan tujuannya yang kemudian ditempatkan pada tabel routing. Router akan berpatokan pada tabel ini, untuk memberitahu port yang akan digunakan untuk meneruskan paket ke alamat tujuan. 2.1 Open Shortest Path First () bekerja berdasarkan algoritma Shortest Path First yang dikembangkan berdasarkan algoritma Dijkstra. Sebagai Interior Gateway protocol (IGP). Interior Gateway protocol atau Interior Routing Protokol dikembangkan untuk menghubungkan routerrouter dibawah kendali administrator jaringan (Sofana, 2008). mendistribusikan informasi routing-nya di dalam router-router yang tergabung ke dalam suatu AS. AS adalah jaringan yang dikelola oleh administrator setempat. menggunakan protokol routing link-state, didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. merupakan protokol alternatif untuk menutupi kelemahan. juga merupakan protokol routing yang menggunakan prinsip multipath (multi path protokol) dapat mempelajari berbagai rute dan memilih lebih dari satu rute ke host tujuan. digunakan bersamaan dengan IP, maksudnya paket dikirim bersamaan dengan header paket data IP. Setiap router mempunyai database yang identik yang menggambarkan topologi suatu Autonomous System yang disebut dengan Link State database (Topological database). Dari database ini, perhitungan Shortest

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2444 Path First dilakukan untuk membentuk Routing Tabel. Perhitungan ulang terhadap Shortest Path First dilakukan apabila terjadi perubahan pada topologi jaringan. memungkinkan beberapa jaringan untuk dikelompokkan bersama. Pengelompokkan seperti ini dinamakan dengan area dan topologinya tersembunyi dari seluruh AS. Informasi yang tersembunyi ini memungkinkan penurunan traffic routing. Dengan menggunakan konsep area sistempenyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi. Dengan adanya distribusi routing yang teratur, maka penggunaan bandwidth akan lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute terbaik dalam mengirim paket (Syafrizal, 2008). Gambar 1 Contoh topologi sederhana 2.2 Routing Information Protocol () Rip merupakan salah satu distance vector routing, yang melakukan advertise informasi routing dengan jalan mengirim routing update keluar melaui interface pada router. Informasi update ini berisi sederetan informasi yang mewakili subnet dan sebuah metric. Metric mewakili seberapa bagus rute / jalur menurut perspective router tersebut, dengan semakin kecil harga metric semakin bagus jalur tersebut. Semua router yang menerima salinan routing update distance vector routing menerima informasi tersebut dan mungkin saja menambahkan beberapa jalur dalam routing tabelnya. Router penerima akan menambahkan jalur baru mengenai subnet ini berdasarkan routing update ini hanya jika dia tidak mempunyai informasi tentang route / jalur ini sebelumnya atau dia sudah mengetahui route ini akan tetapi informasi baru ini ternyata mempunyai informasi rute yang lebih bagus (metric lebih kecil). Dalam routing update jika tidak menyertakan subnet mask dalam informasinya,maka disebut sebagai classfull routing. Classfull routing tidak support VLSM (variable length subnet mask). menggunakan jumlah hop sebagai ukurang metric, yang artinya jika ada dua router antara si router dengan subnet yang dituju, maka metricnya adalah 2 untuk subnet tersebut. Gambar 2 Contoh topologi sederhana -2 mendukung VLSM seperti halnya dengan protocol link-state lainnya misalnya,eigrp, yang menjadikannya menjadi protocol routing classless. Mentransmisikan subnet mask bersama dengan route. Fitur ini memungkinakn VLSM dengan memasukan mask bersama setiap route update sehingga subnet mask didefinisikan dengan tepat (routing protocol classless). Memberikan proses authentication. Bisa menggunakan baik clear text password dan juga encryption MD (yang merupakan tambahan fitur Cisco) untuk authentication source dari routing update. Mengikutsertakan IP address hop router berikutnya dalam routing update-nya. Sebuah router dapat meng-advertisekan sebuah router tapi mengarahkan setiap listener kepada suatu router yang berbeda pada subnet yang sama. bisa meneruskan informasi mengenai route yang dipelajari dari sumber external dan mendistribusikannya kedalam. Menggunakan tag route external. Router yang lain kemudian meneruskan external tag ini kepada protocol yang sama tadi kedalam bagian jaringan yang berbeda, sehingga secara efektif membantu protocol routing lainnya juga meneruskan informasi ini. Menggunakan routing update multicast. 224.0.09 merupakan IP address yang dicadangkan khusus untuk - 2. Hal ini mengurangi jumlah processing yang dibutuhkan pada host-host yang tidak memakai pada subnet yang sama (Fadly, 2012).. SKENARIO PENGUJIAN Dalam scenario pengujian ini akan dilakukan desain topologi yang disesuaikan akan digunakan dalam pengiriman paket data dan juga update routing tabel. Terdapat juga skenario dalam pengiriman paket dan, dan yang terakhir skenario dalam melakukan update routing tabel.

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 244.1 Desain Topologi waktu yang di peroleh protokol routing dan dalam melakukan proses update routing tabel yang bertujuan untuk kinerja dari protokol routing tersebut. 4. IMPLEMENTASI PENGUJIAN Setelah melakukan skenario pengujian, selanjutnya adalah melakukan implementasi sesuai dengan skenario yang telah dibuat. Gambar Desain Topologi Pada desain topologi yang digunakan terdapat buah router, yang masing masing router tersebut dihubungan dengan hub yang nantinya akan dihubungkan ke beberapa PC. Dengan mengadaptasi dari topologi cincin, masing masing router terhubung ke dua titik lainnya, sehingga membentuk jalur melingkar memebentuk cincin. Tetapi disini ada yang berbeda, yaitu router yang berada ditengah nanti akan dapat berhubungan dengan router lainnya dengan route tersendiri. Untuk menghubungkan antar router menggunakan kabel serial, router dengan hub lalu hub dengan PC menggunakan kabel Copper Straight-Through. Pada topologi ini menggunakan teknik subnetting IPv4..2 Pengiriman Paket Data Pada saat pengiriman paket data dilakukan menggunakan metode simulation agar dapat terlihat jalur pengiriman paket data yang dilakukan. Paket data yang dikirimkan haruslah dapat menguji kinerja jaringan secara maksimal maka digunakanlah besaran paket data, yaitu 4000bit (minimum), 8000bit (sedang), dan 1000bit (maksimum). Untuk menghindari besaran waktu pengiriman paket yang tidak valid, akan mengnonaktifkan constant delay.. Update Routing Tabel Pengiriman sebuah paket menggunakan tools Simple PDU yang berada dibagian sebelah kanan pada simulator Cisco Packet Tracer. Saat melakukan pengiriman sebuah paket data tersebut akan mengnonaktifkan salah satu router yang berada dalam rute pengiriman paket data tersebut. Akan terlihat berapa lama waktu yang dibutuhkan protokol routing untung melakukan update routing tabel yang baru. Membandingkan 4.1 Pengujian Pengiriman Paket Data Dengan menggunakan Traffic Generator yang ada pada setiap PC, akan mengirimkan paket Internet Control Message Protocol (ICMP) dengan sejumlah paket data yang berbeda. Paket data yang akan dikirimkan yaitu 4000bit, 8000bit, 1000bit. 4.1.1 Pengiriman Paket Data 4000bit Pengujian pengiriman paket data yang pertama dilakukan dengan mengirimkan paket data sebesar 4000bit. Berikut adalah tabel dari pengujian pertama: Tabel 1 Waktu pengiriman paket data 4000bit Source IP Destination IP 192.168.1.2 192.168.12.2 9 192.168.1. 192.168.100. 192.168.1.4 192.168.12.4 9 192.168.12. 10.10.2. 2 192.168.8.2 10.10.2.2 0.07 192.168.8.4 192.168.100.4 0.074 8 4 8 2 0.07 0.07 1 10.10.2.4 192.168.12.4 2 0.12 192.168.100. 2 Average 192.168.1.2 0.121 0.1062 Difference 0.00062 4 0.10 Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa rata rata pengiriman dengan menggunakan protokol routing lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan protokol. Dengan data pada tabel 1 juga terlihat bahwa selisih waktu saat pengiriman menggunakan protokol routing hanya berbeda sangat sedikit dengan waktu saat pengiriman menggunakan protokol routing

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2446. Perbedaan waktu rata rata kedua protokol routing tersebut adalah 0.000062 second. 4.1.2 Pengiriman Paket Data 8000bit Pengujian pengiriman paket data yang kedua dilakukan dengan mengirimkan paket data sebesar 8000bit. Berikut adalah tabel dari pengujian kedua: Tabel 2 Waktu pengiriman paket data 8000bit Source IP Destination IP 192.168.1.2 192.168.12.2 0.21 0.212 192.168.1. 192.168.100. 0.221 0.219 192.168.1.4 192.168.12.4 0.219 0.221 192.168.12. 10.10.2. 0.216 0.21 192.168.8.2 10.10.2.2 0.1 0.129 192.168.8.4 192.168.100.4 0.1 0.127 10.10.2.4 192.168.12.4 0.217 0.216 192.168.100.2 192.168.1.2 0.218 0.217 Average 0.19612 Difference 0.00187 0.1942 Waktu dari hasil pengujian kedua ini masih membuktikan bahwa protokol routing lebih cepat dari pada protokol routing yang terlihat pada tabel 2. Pada pengiriman paket data 8000bit terlihat bahwa selisih waktu kedua protokol routing tesebut seidikit lebih besar dari pengiriman paket data 4000bit. Dengan perbedaan waktu rata ratanya adalah 0.00187 second. 4.1. Pengiriman Paket Data 1000bit Pengujian pengiriman paket data yang ketiga dilakukan dengan mengirimkan paket data sebesar 1000bit. Berikut adalah tabel dari pengujian ketiga: Tabel Waktu pengiriman paket data 1000bit Source IP Destination IP 192.168.1.2 192.168.12.2 0.4 0.8 192.168.1. 192.168.100. 0.4 0.9 192.168.1.4 192.168.12.4 0.41 0.6 192.168.12. 10.10.2. 0.9 0.4 192.168.8.2 10.10.2.2 0.204 0.197 192.168.8.4 192.168.100.4 0.20 0.201 10.10.2.4 192.168.12.4 0.44 0.41 192.168.100.2 Average 192.168.1.2 0.4 0.4 0.077 Difference 0.007 0.047 Pada pengujian terakhir menggunakan paket data sebesar 1000bit juga menunjukan bahwa protokol routing sedikit lebih cepat dalam mengirimkan paket data. Pada tabel menunjukan peningkatan selisih waktu pengiriman dari pengiriman paket data sebelumnya. Dengan rata rata perbedaan waktunya adalah 0.007. 4.2 Perbandingan Pengiriman Paket Data Setelah melakukan semua pengujian yang telah ditentukan, akan memperoleh hasil rata rata waktu pengiriman dan juga selisih waktu kedua protokol. Tabel 4 Rata rata waktu pengiriman protokol 0, 0,0 0,2 0,20 0,1 0,10 0,0 0,00 Packet Send (bit) Average (Second) 4000 0.1062 0.10 8000 0.19612 0.1942 1000 0.077 0.047 4000bit 8000bit 1000bit Gambar 4 Grafik rata rata waktu pengiriman protokol Dari tabel 4 dan gambar 4 terlihat bahwa protokol routing selalu sedikit lebih besar waktu pengirimannya dibandingkan dengan waktu pengiriman menggunakan protokol routing. Saat pengiriman paket data sebesar 4000bit protokol routing mempunyai waktu tempuh rata rata 0.10 detik, sedangkan protokol routing mempunyai waktu tempuh rata rata 0.1062 detik. Lalu pada pengiriman paket data sebesar 8000bit, protokol routing mempunyai waktu tempuh rata rata 0.1942 detik,

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2447 sedangkan protokol routing mempunyai waktu tempuh rata rata 0.19612 detik. Pada pengujian terakhir yang menggunakan paket data sebesar 1000bit, protokol routing mempunyai waktu tempuh 0.047 detik, dan protokol routing dengan waktu tempuh rata rata 0.077 detik. Tabel Selisih waktu pengiriman kedua protokol 0,004 0,00 0,002 0,001 Packet Send (bit) 0 0,00062 Difference (sec) 4000 0.00062 8000 0.00187 1000 0.007 Difference 0,00187 4000 8000 1000 Gambar Grafik selisih waktu pengiriman kedua protokol Pada tabel dan gambar terlihat selisih waktu terbesar ada pada saat pengiriman paket data sebesar 1000bit yaitu 0.007 detik. Selisih waktu terkecil ada pada saat pengiriman paket data sebesar 4000bit yaitu 0.00062 detik. Pada gambar terlihat bahwa grafik terus meningkat ke atas, semakin besar data yang dikirimkan semakin besar pula selisih waktu tempuh kedua protokol tersebut. 4. Update Routing Tabel 0,007 Difference Sebelumnya dilakukan pengujian pengiriman paket data dengan menggunakan tools PDU yang berada di sebelah kanan pada simulator Cisco Packet Tracer tanpa gangguan atau tanpa dilakukan pengnonktifan dari salah satu router yang bertujuan untuk melihat dari kinerja protokol routing dan dalam melakukan update routing tabel. Setelah mengetahui waktu normal dalam melakukan pengiriman paket data, selanjutnya adalah mengulangi proses pengiriman paket data tersebut dengan menonaktifkan salah satu router yang berada pada rute pengiriman tersebut. Tabel 6 Waktu update routing tabel kedua protokol Protok ol Routing Source IP Destination IP Norma l Troubl e Updat e Routin g Tabel 0.019 0.02 0.004 192.168.1. 192.168.100. 0.019 0.0 0.016 Pada tabel 6 terlihat pada saat pengiriman paket data secara normal, protokol routing dan mempunyai waktu tempuh yang sama yaitu 0.019 second. Lalu dilakukan pengiriman paket data kembali denga source IP dan destination IP yang sama tetapi dengan menjalankan skenario pengnonaktifan salah satu router yang berada dalam rute pengiriman. Terlihat terjadi peningkatan waktu tempuh yang dibutuhkan protokol routing untuk melakukan pengiriman paket data. Protokol dengan waktu tempuh (trouble) yaitu 0.02 second dan protokol dengan waktu tempuh (trouble) 0.0 second. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk update routing tabel protokol routing adalah 0.004 second dan pada protokol routing adalah 0.016. Disini dapat dilihat dengan hasil waktu tempuh kedua protokol tersebut bahwa protokol routing dalam melakukan update routing tabel lebih cepat dibandingkan protokol routing.. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengujian dan analisa perbandingan kinerja protokol routing dengan protokol routing pada jaringan LAN adalam bagaiaman perbandingan kinerja protokol routing tersebut yang diterapkan pada topologi yang telah didesain. 1. Protokol routing dan cukup mudah diterapkan pada topologi yang cukup sederhana. Pada perlu disertakan wilcard pada network sedangkan pada tidak perlu adanya wilcard. 2. Dengan melihat selisih waktu pengiriman paket data yang dilakukan kedua protokol routing tersebut, terlihat bahwa semakin besar paket data yang dikirimkan semakin besar pula selisih waktu pengiriman paket dari kedua protkol routing tesebut. Ini membuktikan bahwa protokol routing

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2448 akan lebih stabil dalam mengirimkan paket data dengan jumlah yang besar. Sedangkan protokol routing akan mengalami peningkatan yang lebih dibandingkan dengan protokol routing dalam mengirimkan sejumlah paket data yang besar. Dalam melakukan update routing tabel yang terjadi dikarenakan adanya perubahan rute akibat dari penonaktifan salah satu router, protokol mampu melakukannya lebih cepat dibandingkan dengan protokol routing. Ini menunjukan bahwa kinerja protokol routing lebih baik dibandingkan dengan protokol routing. DAFTAR PUSTAKA Agenta, Leonhard Ryand. 2016. Analisis untuk Kerja dan pada Topologi Sederhana dan Topologi Kompleks. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma, 2016. Daniel. 201. Pengertian Routing Information Protocol (). http://tekkomp.blogspot.co.id. [Online] 9 201. [Cited: 8 1, 2017.] http://tekkomp.blogspot.co.id/201/09/pengertianrouting-information-protocol.html. dosenit. 201. 8 Kelemahan dan Kelebihan Static Routing. http://dosenit.com. [Online] 10 1, 201. [Cited: 8 1, 2017.] http://dosenit.com/jaringankomputer/teknologi-jaringan/kelemahandan-kelebihan-static-routing. Fatzi. 2016. Pengertian Dynamic Routing dan kelebihan-kekurangan, serta Pengertian Routing Protocol dan Macam-Macamnya. http://fatzi16.blogspot.co.id. [Online] 8 2016. [Cited: 8 1, 2017.] http://fatzi16.blogspot.co.id/2016/08/penge rtian-dynamic-routing-dan.html. Gerry. 2012. http://berandakugerry.blogspot.co.id/2011/12/pengertianrip-igrp-ospf-eigrp-dan-bgp.html. http://berandaku-gerry.blogspot.co.id. [Online] 12 2012. [Cited: 8 1, 2017.] http://berandakugerry.blogspot.co.id/2011/12/pengertianrip-igrp-ospf-eigrp-dan-bgp.html. Gunawan. 201. Pengertian cisco packet tracer. https://gunawanblognet.blogspot.co.id. [Online] 9 21, 201. [Cited: 7 2, 2017.] https://gunawanblognet.blogspot.co.id/201 /09/pengertian-cisco-packet-tracerkegunaan.html. Herliandiserli. 2012. Kelebihan dan kekurangan rip,igrp,ospf. http://herliandiserli.blogspot.co.id. [Online] 4 4, 2012. [Cited: 7 26, 2017.] http://herliandiserli.blogspot.co.id/2012/04 /kelebihan-dan-kekurangan-rip-igrpospf.html. mrizqiariadi. 2014. Pengertian Routing, Tabel Routing & Protokol Routing. https://mrizqiariadi.wordpress.com. [Online] 6 22, 2014. [Cited: 8 1, 2017.] https://mrizqiariadi.wordpress.com/2014/0 6/22/pengertian-routing-tabel-routingprotokol-routing/. PENGARUH MODEL JARINGAN TERHADAP OPTIMASI ROUTING OPEN SHORTEST PATH FIRST (). Lady Silik M. 2011. 1, Bandung : Institut Teknologi Bandung, 2011, Vol. 1. Performance Analysis of,, IGRP and EIGRP Routing Protocols in a Network. Rakheja, Pankaj; Prabhjot kaur; Anjali gupta; Aditi Sharma;. 2012. Haryana : ITM University, School of Engineering & Tech, Dept. of EECE, Gurgaon, 2012, Vol. 48. -Routing. Jaringan Komputer. [Online] [Cited: Juli 12, 2017.] http://www.jaringankomputer.cv-sysneta.com/rip-routing. Rudy. 201. Analisa unjuk kerja routing. http://rudy-roadtoccie.blogspot.co.id. [Online] 12 12, 201. [Cited: 7 2, 2017.] http://rudy- roadtoccie.blogspot.co.id/201/12/lab-- analisa-unjuk-kerja-routing.html. Yuliani. 2017. PENGERTIAN CISCO PAKET TRACER, KEGUNAAN DAN FUNGSINYA. http://yuliani2410.blogspot.co.id. [Online] 7 2017. [Cited: 8 1, 2017.] http://yuliani2410.blogspot.co.id/2016/07/ pengertian-cisco-paket-tracerkegunaan.html