BAB I PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi persaingan di pasar global, perusahaan harus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan tingkat pengembalian (return) (Arista). Tujuan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB I PENDAHULUAN. ke publik, dalam era sekarang ini berkembangnya perusahaan-perusahaan juga

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. industri, kondisi ekonomi, dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. jangka pendeknya saja, tetapi juga harus memiliki ketersediaan modal yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi pada suatu negara dapat dilihat dari kondisi pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan pengujian terhadap leverage diperoleh nilai t-hitung (-1,326)

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melakukan sebuah investasi, sebaiknya investor melakukan analisis

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh variabel

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sahamadalah memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham. kerja, dengan sendirinya akan mengurangi jumlah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang secara sederhana adalah tingkat keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasinya selain di bank atau investasi berwujud seperti emas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. 1. Profitabilitas (net profit margin) tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah melalui pasar modal. Pasar modal adalah sarana yang. masyarakat dalam hal ini investor untuk mengembangkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan akan berusaha sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan fungsi keuangan. Sebagai fungsi ekonomi, pasar modal

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan

ANALISIS PENGARUH ROA, ROE, NPM DAN EPS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan yang dibuat sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. kompleks setiap waktunya, menyebabkan pasar modal dan industri sekuritas

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditanamkan oleh para investor asing maupun domestik di pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

SKRIPSI. Disusun oleh : B FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan real estate dan properti yang go

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan surat berharga merupakan cara untuk menarik dana. masyarakat, dalam hal ini investor untuk mengembangkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia investasi bukan lagi merupakan kegiatan baru di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan industri manufaktur merupakan jenis industri

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam menghadapi persaingan di pasar global, perusahaan harus selalu terpacu untuk meningkatkan kinerjanya secara terus-menerus. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan telah tercapai, diperlukan suatu alat manajemen yang penting berupa pengukuran kinerja perusahaan. Dalam pengukuran kinerja perusahaan, selama ini telah fokus pada pengukuran kinerja keuangan saja (Financial Measure). Pengukuran kinerja keuangan merupakan pengukuran tradisional, dimana orientasi perusahaan hanya pada keuntungan jangka pendek, cenderung mengabaikan hidup perusahaan dalam jangka panjang dan kurang mampu mengukur kinerja asetaset tak berwujud (intangible asset) maupun aset-aset intelektual (sumberdaya manusia) peusahaan (Aulia, 2014). Padahal, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan tidak dapat diukur dalam jangka pendek dengan pengukuran kinerja tradisional. Keberhasilan perusahaan pada masa yang akan datang akan ditentukan oleh bagaimana investasi dan pengelolaan aset intelektual dan aset tak berwujud seperti kompetensi pekerja, loyalitas pelanggan dan pengendalian mutu, daripada fokus pada bagaimana pengelolaan investasi pada aset fisik (Nugroho, 2013). Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa penggunaan ukuran keuangan (Financial Measure) dalam mengukur kinerja perusahaan telah 1

2 menunjukkan kegagalan. Budiwati, (2011) telah melakukan penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2009. Hasilnya menunjukan bahwa, variabel variabel kinerja keuangan yang di proxi oleh Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Return on Investmet (ROI), Price Earning Ratio (PER), dan Earning Per Share (EPS) secara bersama-sama (simultan) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham perusahaan. melalui pengujian secara parsial, hanya variabel Return on Investment (ROI) saja yang mempunyai pengaruh signifikan. Pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham juga telah diteliti oleh Nurhikmah (2012) pada industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan menggunakan dua variabel bebas yaitu Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Dan menunjukan hasil yang sama dengan Budiwati (2011) bahwa kedua variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham. Peneliti lainnya adalah Wijayanti (2010) dan Tampubolon (2009). Wijayanti (2010) meneliti pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Wijayanti menemukan bahwa variabel Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham. Namun variabel lainnya yaitu Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS), dan Return on Investment (ROI) membuktikan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham. Sedangkan Tampubolon

3 (2009) meneliti pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan membuktikan bahwa variabel EPS, PER, dan ROI mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham, hanya variabel DER dan ROE yang membuktikan tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham. Bukti lainnya yang menunjukan bahwa ukuran kinerja keuangan telah menunjukkan kegagalan dalam mengukur kinerja perusahaan adalah penelitian yang dilakukan oleh Astiti, Sinarwati dan Darmawan (2014), penelitian mereka dilakukan pada perusahaan otomotif dan komponen di Bursa efek Indonesia tahun 2010-2012. Variabel Rasio Likuiditas yang di proxi oleh Current Ratio (CR), variabel Rasio Solvabilitas yang di proxi oleh Debt to Equity Ratio (DER), dan varriabel Rasio Profitabilitas yang di proxi oleh Net Profit Margin (NPM) sebagai perwakilan dari ukuran kinerja keuangan, telah terbukti secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham. Sunardi (2010) juga meneliti mengenai penilaian kinerja dengan ROI dan EVA terhadap Return Saham pada perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia dan hasilnya juga membuktikan bahwa ROI dan EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap Return saham. Dari berbagai penelitian tersebut telah membuktikan setiap variabel yang mewakili pengukuran kinerja keuangan ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham yang artinya bahwa pengukuran kinerja

4 keuangan (Financial Measure) telah meunjukkan kegagalan dalam mengukur kinerja perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan didasarkan pada informasi historis sehingga tidak valid untuk dijadikan dasar dalam memprediksi kinerja masa depan perusahaan. Untuk itu diperlukan pengukuran lain yang dapat mengukur kinerja perusahaan dimasa mendatang. Menurut Otley (2001), Pengukuran yang selama ini sering diabaikan, padahal berperan sangat penting dalam jangka panjang sebagai mekanisme kontrol bagi perusahaan yaitu pengukuran kinerja non keuangan (Non Financial Measure). Non Financial Measure (NFM) dapat menyelaraskan upaya suatu organisasi dengan tujuan strategis. Pemikiran ini didasarkan pada gagasan bahwa Non Financial Measure dapat memberikan informasi strategis tentang pelanggan, proses internal, pesaing, aset tidak berwujud dan sebagainya yang sulit diperoleh dengan hanya menggunakan informasi keuangan saja (Otley, 1999). Informasi non keuangan dapat digunakan untuk mengukur kinerja manajerial. Hal ini didasarkan pada gagasan yang paling umum bahwa kinerja non keuangan merupakan tindakan manajerial yang memfokuskan perhatian pada jangka panjang dan langkah untuk mencapainya berisi informasi tentang kinerja yang tidak terdapat pada indikator keuangan (Fisher, 1995 dalam Basri, 2015). Non Financial Measure dipercaya dapat meningkatkan kinerja keuangan yang akan datang. Basri (2015) telah menunjukkan berdasarkan literatur terdahulu bahwa penggunaan Non Financial Measure berhubungan positif dengan kinerja keuangan perusahaan. Hal ini berarti Non Financial

5 Measure dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Adanya keterbatasan dan kelemahan dalam Financial Measure, tidak berarti bahwa Financial Measure harus disingkirkan. Financial Measure dapat dilengkapi dengan tindakan-tindakan non keuangan, terutama dalam hal pengambilan keputusan dan penilaian eksternal. Sistem pengukuran kinerja yang baik adalah terjadinya keseimbangan antara Financial Measure dan Non Financial Measure dalam rangka mencapai tujuan, misi dan strategi yang telah ditetapkan perusahaan (Basri, 2015). Penelitian mengenai Non Financial Measure sebelumnya telah dilakukan oleh HassabElnaby, Mohammad dan Said (2008) dengan menggunakan sampel sebanyak 953 perusahaan untuk periode 1992-2005. Mereka meneliti tentang bagaimana penggunaan Non Financial Measure mempengaruhi perilaku manajemen laba. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa perusahaan yang mengkombinasikan antara Financial Measure dengan Non Financial Measure memiliki tingkat signifikansi lebih rendah dari manajemen laba. Terdapat hubungan negatif antara penggunaan Non Financial Measure dengan manajemen laba. Mereka menemukan bukti bahwa perusahaan yang menggunakan Non Financial Measure merupakan karakteristik perusahaan yang mengurangi perilaku manajemen laba dalam pengelolaannya. Secara keseluruhan, hubungan antara langkah-langkah penggunaan non keuangan dan manajemen laba bergantung pada operasional perusahaan dan kompetiitif karakteristik.

6 Di Indonesia, Aulia (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh Pengungkapan Non Financial Measure terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin s Q pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2012. Hasilnya membuktikan bahwa Non Financial Measure Disclosure (NFMD) berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hal ini berarti semakin besar tingkat NFMD dalam laporan tahunan dapat meningkatkan kinerja pasar. Wondabio (2007) juga sebelumnya melakukan penelitian mengenai pengungkapan pengukuran non keuangan (Non Financial Measure Disclosure). Wondabio (2007) meneliti faktor-faktor karakteristik perusahaan yang mempengaruhi pengungkapan Non Financial Measure serta pengaruhnya terhadap penilaian value relevance bagi investor yang diukur dengan Earning Response Coefficient (ERC). Faktor-faktor karakteristik perusahaan yang digunakan sebagai variabel bebas dalam penelitiannya adalah variabel Strategi, Jenis Industri, Umur Perusahaan dan Kepemilikan Asing. Hasilnya membuktikan keempat variabel bebas tersebut terbukti berpengaruh signifikan terhadap Pengungkapan Non Financial Measure. Dan Pengungkapan Non Financial Measure berpengaruh positif terhadap ERC, Hal ini mengindikasikan bahwa investor cukup yakin dengan pengungkapan NFM, sehingga investor menggunakan informasi yang terkandung dalam NFM sebagai signal positif dalam menilai persistensi earning suatu perusahaan. Selanjutnya, mengenai pengungkapan dalam laporan tahunan, telah banyak peneliti terdahulu membahas dan meneliti mengenai faktor-faktor

7 yang mempengaruhinya. Diantaranya oleh Peneliti Anggraini (2006) dalam penelitiannya tentang pengungkapan informasi sosial. Penelitian mengenai pengungkapan Sukarela Modal Intelektual oleh Istanti (2009). Dan penelitian tentang pengungkapan Sukarela yang dilakukan oleh Asih (2010) dan Wardani (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhinya terdiri dari Good Corporete Governance, Tingkat Likuiditas, Tingkat Profitabilitas, Tingkat Leverage, Tingkat Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Kepemilikan Manajemen, Biaya Polities, Konsentrasi Kepemilikan, Komisaris Independen, kepemilikan saham oleh publik dan faktor karakteristik perusahaan lainnya. Namun, Wondabio (2007) mengatakan bahwa penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi Pengungkapan Non Financial Measure di Indonesia masih jarang terjadi, untuk itu wondabio (2007) melakukan penelitian dengan menggunakan variabel Strategi Perusahaan, Jenis Industri, Umur Perusahaan dan Kepemilikan Asing sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan Non Financial Measure serta pengaruhnya terhadap penilaian Value Relevance bagi investor yang diukur dengan ERC. Berbicara mengenai Earning Response Coefficient (ERC), menurut Scoot (2003), earning response coefficient mengukur perubahan return tidak normal sebuah sekuritas sebagai respon terhadap perubahan laba yang tidak terduga dari perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut. Respon pasar terhadap laba berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh persistensi laba, beta,

8 struktur permodalan perusahaan, kualitas laba, growth opportunities, dan informativeness of price. Bedasarkan penelitian Wondabio (2007) yang telah diuraikan, saya tertarik untuk meneliti kembali Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan Non Financial Measure serta penilaian value relevance bagi investor yang diukur dengan ERC, tetapi menggunakan variabel yang berbeda dengan Wondabio (2007) untuk faktor-faktor karakteristik perusahaan yang mempengaruhi pengungkapan Non Financial Measure yaitu menggunakan variabel Ukuran perusahaan, Leverage dan Umur Perusahaan. Selain itu yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti menggunakan metode Analisis Jalur (Path analysis) untuk mengamati pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap ERC dengan variabel Pengungkapan Non Financial Measure (NFMD) sebagai variabel intervening dari ukuran perusahaan, leverage dan Umur perusahaan. Sehingga dalam penelitian ini penulis memberikan judul Analisis Faktor-Faktor Karakteristik Perusahaan Terhadap Value Relevance Melalui Pengungkapan Non Financial Measure (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI Periode 2014).

9 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut: 1. Dalam mengukur kinerja suatu perusahaan, selama ini telah fokus pada pengukuran keuangan saja. 2. Pengukuran kinerja keuangan (Financial Measure) telah menunjukkan kegagalan dalam mengukur kinerja perusahaan terutama dalam memprediksi kinerja perusahaan di masa mendatang. 3. Pengukuran kinerja non keuangan (Non Financial Measure) selama ini sering diabaikan padahal dalam jangka panjang berperan sangat penting sebagai mekanisme kontrol bagi perusahaan. 4. Indikator-indikator non keuangan (Non Financial) tercermin dalam informasi yang diungkapkan dalam Laporan Tahunan. Menarik untuk dikaji lebih jauh mengenai faktor Karakteristik Perusahaan apa saja yang mempengaruhi perusahaan mengungkapkan pengukuran non keuangan (NFM) dalam Laporan Tahunan? 5. Apakah Ukuran perusahaan mempengaruhi luas Pengungkapan NFM? 6. Apakah Leverage mempengaruhi luas Pengungkapan NFM? 7. Apakah Umur Perusahaan mempengaruhi luas Pengungkapan NFM? 8. Apakah Informasi Non Financial Measure yang diungkapkan dalam Laporan Tahunan tersebut mempunyai nilai relevan atau tidak bagi investor yang diukur dengan Earning response Coefficient (ERC)?

10 9. Dengan metode Analisis Jalur (Path Analysis), Apakah Ukuran Perusahaan melalui pengungkapan Non Financial Measure berpengaruh terhadap ERC? 10. Dengan metode Analisis Jalur (Path Analysis), Apakah Leverage melalui pengungkapan Non Financial Measure berpengaruh terhadap ERC? 11. Dengan metode Analisis Jalur (Path Analysis), Apakah Umur Perusahaan melalui pengungkapan Non Financial Measure berpengaruh terhadap ERC? 1.3 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini penulis ingin melihat karakteristik perusahaan seperti apa, yang mempengaruhi luasnya pengungkapan Non Financial Measure pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014, dilihat dari Ukuran Perusahaan, Leverage dan Umur Perusahaan serta luasnya pengungkapan Non Financial Measure tersebut mempunyai nilai relevan atau tidak bagi investor yang diukur dengan Earning Response Coefficient (ERC). Dan penelitian ini fokus pada pengungkapan Non Financial Measure (NFMD) sebagai variabel intervening untuk melihat pengaruh tidak langsung variabel Ukuran Perusahaan, Leverage dan Umur Perusahaan terhadap ERC.

11 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini akan difokuskan pada pembahasan rumusan masalah yaitu: 1. Apakah Ukuran perusahaan mempengaruhi luas tidaknya pengungkapan Non Financial Measure pada laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2014? 2. Apakah Leverage mempengaruhi luas tidaknya pengungkapan Non Financial Measure pada laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2014? 3. Apakah Umur Perusahaan mempengaruhi luas tidaknya pengungkapan Non Financial Measure pada laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2014? 4. Apakah luas pengungkapan Non Financial Measure pada laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2014 mempunyai value relevance bagi investor yang diukur dengan ERC? 5. Apakah Ukuran Perusahaan melalui luas Pengungkapan Non Financial Measure berpengaruh terhadap ERC? 6. Apakah Leverage melalui luas Pengungkapan Non Financial Measure berpengaruh terhadap ERC? 7. Apakah Umur Perusahaan melalui luas Pengungkapan Non Financial Measure berpengaruh terhadap ERC?

12 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap luas pengungkapan Non Financial Measure pada laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2014. 2. Untuk mengetahui pengaruh Leverage terhadap luas pengungkapan Non Financial Measure pada laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2014. 3. Untuk mengetahui pengaruh Umur Perusahaan terhadap luas pengungkapan Non Financial Measure pada laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2014. 4. Untuk mengetahui apakah luas pengungkapan Non Financial Measure memiliki Value Relevance atau tidak bagi investor yang diukur dengan ERC. 5. Untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap ERC melalui luas pengungkapan pengukuran non finansial pada laporan tahunan perusahaan manufaktur terdaftar di BEI periode 2014. 6. Untuk mengetahui pengaruh Leverage terhadap ERC melalui luas pengungkapan pengukuran non finansial pada laporan tahunan perusahaan manufaktur terdaftar di BEI periode 2014. 7. Untuk mengetahui pengaruh Umur Perusahaan terhadap ERC melalui luas pengungkapan pengukuran non finansial pada laporan tahunan perusahaan manufaktur terdaftar di BEI periode 2014.

13 1.6 Manfaat Penelitian Penulis mengharapkan penelitian ini memberikan manfaat diantaranya: 1. Bagi Mahasiwa/i Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Mahasiswa/i Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pengungkapan Non Financial Measure. 2. Bagi Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai Pengungkapan Non Financial Measure. 3. Bagi Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah referensi mengenai Pengungkapan Non Financial Measure. 4. Bagi perusahaan Manufaktur khususnya di Indonesia dapat mengetahui sejauh mana pentingnya pengungkapan Non Financial Measure dan pengaruhnya terhadap investor dalam penilaian kinerja. 5. Memberikan bahan masukan kepada para investor apakah tingkat luas Pengungkapan Non Financial Measure dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.