BAB III METODE PENELITIAN A.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah di Kelas V SDN Randegan Wetan II yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN. Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Lokasi penelitian tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. SD Negeri 2 Guwa Lor siswanya mengalami kesulitan dalam pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metodologi penelitian menurut Sukardi (2004: 19) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom. bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpukan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. (Kunandar,

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN a. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalaam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsismi ( 2005 ) menyatakan bahwa :Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek Penelitian adalah siswa siswa kelas XI Agribisnis Produksi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi tempat peneliti melaksanakan penelitian adalah SDN Orimalang

BAB III METODEI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara

BAB III METODE PENELITIAN. dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai. pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tabel 3.1 Jadwal Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas V pada semester I tahun pelajaran 2013/2014 Alasan peneliti memilih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini berfokus pada peserta didik SD Negeri 1 Bhakti Negara Kabupaten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I I PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian 3.2. Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas menurut Kemmis (1983, dalam Rochiati Wiraatmadja, 2009 :

BAB III METODE PENELITIAN. Wardhani, dkk. (2007 :14), Penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Model PTK yang Dikembangkan Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Aqib (2007, hlm. 27) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di ruang kelas tempat ia melakukan proses mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan/peningkatan proses dan hasil pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru yang bersifat reflektif dan sistematis dan ditunjukkan untuk memaknai tindakan yang telah dilakukan selama proses pembelajaran serta untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi disertai dengan keterlibatan dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Hopkins (1993, hlm. 4) dalam Rochiati, 2008. Dari kedua pendapat para ahli di atas dapat ditarik simpulan bahwa PTK adalah suatu penelitian terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara bersamaan antara pencermatan dan tindakan. Desain penelitian yang digunakan ini mengacu kepada model Kemmis dan Mc Taggart sebagai berikut : 1. Identifikasi masalah yaitu rendahnya aktivitas belajar, motivasi, dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi masalah sosial karena disebabkan proses pembelajaran yang kurang mengoptimalkan potensi siswa dalam belajar. 2. Perencanaan atau Persiapan Tindakan a. Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti menyusun rencana tindakan pembelajaran yang akan dilakukan. Tindakan pembelajaran 47

48 yang akan dilakukan dibagi ke dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus dilaksanakan selama dua jam pelajaran @ 35 menit (2 x @ 35menit). b. Menentukan kelas yang dijadikan tempat dilakukannya penelitian tindakan. c. Membuat rancangan pembelajaran IPS materi masalah sosial. d. Membuat pedoman observasi untuk siswa. e. Membuat jadual kegiatan. 3. Pelaksanaan Tindakan a. Melaksanakan tindakan pembelajaran di kelas untuk masing-masing siklus sebanyak satu pertemuan. b. Pada saat pembelajaran, dilaksanakan observasi oleh observer sesuai dengan format yang telah ditetapkan. c. Melaksanakan tes formatif pada siswa setiap akhir pembelajaran siklus I dan II. 4. Analisis dan Refleksi Pada setiap siklus, setelah pembelajaran pada tindakan I dilakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari apa yang telah dilakukan. Refleksi meliputi tiga komponen yakni : guru, siswa dan bahan ajar. Refleksi terhadap kinerja guru maksudnya guru mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Jika dalam melaksanakan proses pembelajaran hasil pengamatan teman sejawat kurang maksimal, maka guru harus memperbaiki kinerja dalam mengajarnya pada siklus II, tetapi jika hasil dari pengamatan teman sejawat dalam melaksanakan proses pembelajaran nilai kinerjanya baik maka guru yang bersangkutan harus tetap mempertahankan kinerjanya tersebut, bahkan guru harus mampu meningkatkan kinerjanya ke arah yang lebih baik lagi. Refleksi terhadap siswa maksudnya guru mengevaluasi aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa. Jika aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa pada saat proses pembelajaran ternyata nilai aktivitas belajar

49 dan hasil belajar rendah berdasarkan hasil observasi maka pada siklus II guru harus mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa, tetapi jika aktivitas belajar siswa baik berdasarkan hasil observasi maka pada siklus II guru harus terus mempertahankan aktivitas belajar siswa. Begitu pula dengan nilai siswa jika hasil belajar siswa kurang baik berdasarkan tes yang dilakukan maka pada siklus II guru harus mampu meningkatkan kemampuan belajar siswa, sebaliknya jika kemampuan siswa sudah baik maka guru harus mempertahankan kemampuan siswa. Refleksi terhadap bahan ajar maksudnya guru mengevaluasi perangkat pembelajaran. Jika perangkat pembelajaran yang disusun kurang berhasil meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa maka guru harus menyusun perbaikan pada perangkat pembelajaran sejalan dengan hasil refleksi untuk digunakan pada siklus tindakan II. 5. Pelaksanaan Tindakan Tercapai Jika dua siklus sudah selesai dan hasilnya mencapai KKM maka penelitian akan dihentikan. Tetapi jika belum tercapai kembali pada siklus rencana pembelajaran berikutnya dengan prosedur yang sama seperti pada siklus sebelumnya. Jika digambarkan model PTK ini yang mengacu kepada model Kemmis dan Mc Taggart maka gambar siklus pelaksanaan PTK yang digunakan peneliti dapat digambarkan sebagai berikut :

50 PERENCANAAN REFLEKSI TINDAKAN / OBSERVASI PERENCANAAN REFLEKSI TINDAKAN / OBSERVASI KESIMPULAN Gambar 3.1 Model PTK yang Digunakan Menurut Kemmis dan Mc.Taggart

51 B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Setting atau lokasi penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar, kelas IV dengan jumlah siswa 19 orang. Adapun alasan pengambilan SD Negeri 1 Mulyasari sebagai lokasi penelitian dengan alasan dari 19 siswa yang ada hanya 10 orang siswa yang mendapat nilai di atas KKM 70. Sedangkan sisanya sebanyak sembilan orang siswa mendapat nilai di bawah KKM. Siswa mengalami kesulitan seperti kurangnya kerja sama di antara teman sekelas dalam membahas suatu materi, apabila guru bertanya atau menyuruh siswa untuk maju ke depan, siswa selalu merasa malu dan tidak ada yang maju ke depan kelas, bertanya, atau menjawab pertanyaan. Sahingga proses pembelajaran yang dicapai kurang maksimal, suasana kelas yang terlihat membosankan. Karena membosankan siswa pun ada yang tertidur pada saat pembelajaran berlangsung. Padahal suasan kelas gaduh karena siswa bercanda gurau. Kurangnya tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan guru dan siswa selalu bercanda, tidak serius dalam belajar menunjukkan pola pembelajaran yang selama ini diterapkan tidak sesuai dengan karakteristik peserta didik pada usia Sekolah Dasar. Guru kurang kreatif dalam melaksanakan pembelajaran dan mengelola kelas. Pembelajaran berpusat pada guru. Siswa hanya duduk mendengarkan dan mencatat apa yang ia dengar. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru kurang maksimal. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari yang berjumlah 19 orang dengan perincian sebanyak 14 orang siswa laki-laki dan lima orang siswa perempuan.

52 3. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut, nilai dari orang, sifat, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulannya. Dalam penelitian ini terdapat variabel-variabel yang dijadikan penyelesaian untuk menjawab permasalahan penelitian. Variabel tersebut diantaranya : a. Variabel input berupa pengetahuan awal siswa pada pembelajaran IPS materi masalah sosial. b. Variabel proses berupa pelaksanaan proses pembelajaran IPS melalui teknik kartu berpasangan. c. Variabel output berupa hasil belajar siswa menyelesaikan persoalan IPS tentang materi masalah sosial pada pembelajaran IPS dengan teknik kartu berpasangan. C. Prosedur Penelitian 1. Kegiatan Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan setelah melakukan orientasi /peninjauan terhadap proses pembelajaran IPS tentang masalah sosial di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar dimana tidak semua siswa memahami pembelajaran, tetapi hanya beberapa orang siswa saja yang memahami pembelajaran dan mendapat nilai di atas KKM. Sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang kurang optimal. Dari hasil orientasi tersebut kemudian dibuat identifikasi masalah berupa rendahnya aktivitas belajar, motivasi, dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi masalah sosial karena disebabkan proses pembelajaran yang kurang mengoptimalkan potensi siswa dalam belajar. Motivasi, minat, dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS juga rendah dimana sekitar 47% siswa kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari nilai ulangannya di bawah nilai KKM 70. Rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran IPS diakibatkan oleh proses pembelajaran yang kurang optimal tersebut.

53 2. Kegiatan Perencanaan Tindakan Penelitian Kegiatan perencanaan tindakan penelitian dibuat setelah identifikasi masalah diketahui. Dalam kaitannya dengan kegiatan perencanaan tindakan penelitian maka disusunlah perencanaan program pembelajaran mengenai materi masalah sosial melalui penerapan teknik kartu berpasangan, menyusun instrumen penelitian yang diperlukan berupa lembar observasi dan kartu soal serta menyediakan fasilitas pembelajaran berupa buku-buku IPS dan LKS. 3. Kegiatan Pelaksanaan Tindakan Penelitian a. Tindakan Penelitian Siklus I Pelaksanaan pembelajaran IPS materi masalah sosial melalui penerapan teknik kartu berpasangan di Kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari, pada siklus I dilaksanakan tanggal 13 maret 2014. Pertemuan siklus I digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran IPS materi masalah sosial yang dilakukan sesuai dengan jam mengajar guru peneliti yang bersangkutan yaitu dua jam pelajaran dalam seminggu. Dengan alokasi waktu satu jam pelajaran 35 menit. Model pembelajaran siklus I disusun berdasarkan hasil identifikasi masalah yang dilakukan pada studi pendahuluan. Masalah yang berhasil diidentifikasi dijadikan sebagai acuan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I berisi kegiatan pembelajaran yang berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan kesatu. b. Tindakan Penelitian Siklus II Pelaksanaan pembelajaran IPS materi masalah sosial melalui penerapan teknik kartu berpasangan di Kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari pada siklus II dilaksanakan tanggal 27 Maret 2014. Pertemuan siklus II digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran IPS pada materi masalah

54 sosial yang dilakukan sesuai dengan jam mengajar guru peneliti yang bersangkutan yaitu dua jam pelajaran dalam seminggu. Dengan alokasi waktu satu jam pelajaran 35 menit. Model pembelajaran siklus II disusun berdasarkan hasil observasi dan refleksi yang dilakukan pada siklus I. Masalah yang berhasil diidentifikasi dijadikan sebagai acuan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II. Kegiatan pembelajaran pada siklus II berisi kegiatan pembelajaran yang berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan kedua. D. Teknik dan Instrumen Penelitian Secara garis besar teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data No Sumber Data Jenis Data Teknik Pengumpulan Data Instrumen yang Digunakan 1 Siswa Aktivitas belajar Observasi Lembar Observasi 2 Guru Siswa dan guru Observasi Lembar Observasi 3 Siswa Kemampuan Siswa Tes Perangkat tes Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah : 1. Pedoman Observasi Pedoman observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk mengukur atau melihat aktivitas belajar siswa dan guru selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan teknik kartu berpasangan. Pengamatan ini

55 dilakukan oleh peneliti sebagai orang yang terlibat secara aktif dalam pelaksanaan tindakan di kelas dan dibantu oleh dua orang observer yaitu satu orang guru dari SD Negeri 1 Mulyasari dan Kepala Sekolah. Alat bantu yang digunakan adalah : a. lembar observasi siswa, yang akan digunakan untuk melihat dan mempelajari aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan, b. lembar observasi kegiatan guru, yang akan digunakan untuk mengobservasi aktivitas guru selama proses pembelajaran. 2. Tes Tes yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah tes mengenai pemahaman materi masalah sosial. Tes formatif dilaksanakan setiap akhir siklus I dan siklus II. Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa atau daya serap siswa terhadap materi yang telah dipelajari dan ketuntasan belajarnya setiap siklus dan sebagai balikan bagi guru untuk perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Pada tes formatif siklus I dan II ini, jenis tes yang digunakan berbentuk kartu soal dengan jumlah kartu soal sepuluh buah dan kartu jawaban sepuluh buah. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dilaksanakan pada setiap siklus pembelajaran menggunakan tahapan sebagai berikut : 1. Analisis Data Untuk menganalisis data yang diperoleh disusun menjadi empat kategori data yaitu perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, aktifitas belajar dan hasil belajar dengan menggunakan lembar observasi dan lembar kerja siswa. 2. Validasi Data Teknik validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Triangulasi Data, yakni untuk memeriksa kebenaran data dengan membandingkan kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan data yang diperoleh dari sumber lain yakni guru dan siswa. Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal. Kegiatan

56 triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui kegiatan reflektif kolaboratif antara guru dan peneliti. b. Audit Trail, yaitu mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur pengumpulannya dengan guru lain yang mengajar mata pelajaran sejenis, pembimbing, peneliti senior dan teman-teman peneliti. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validasi yang tinggi. c. Member Check yaitu untuk meninjau kembali kebenaran dan kesahihan data penelitian dengan mengkonfirmasikan pada sumber data. Peneliti menginformasikan data temuan yang diperoleh baik kepada guru maupun siswa melalui kegiatan reflektif kolaboratif pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Pada kesempatan ini peneliti mengemukakan hasil temuan sementara untuk memperoleh tanggapan, sanggahan atau informasi tambahan baik dari guru maupun siswa, sehingga terjaring data yang benar dan memiliki derajat validitas yang tinggi. 3. Interpretasi Data Temuan-temuan penelitian diinterpretasikan berdasarkan kerangka teoretik yang dipilih maupun norma-norma praktis yang disetujui atau intuisi guru sendiri, yang menggambarkan pembelajaran yang baik. Interpretasi yang dihasilkan dari data ini diharapkan mempunyai makna yang berarti sebagai bahan untuk kegiatan tindakan-tindakan atau untuk kepentingan peningkatan kinerja guru dalam proses pembelajaran selanjutnya. F. Kriteria Keberhasilan Penelitian ini dianggap berhasil jika telah memenuhi kriteria keberhasilan berikut : 1. Kemampuan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran pada materi masalah sosial dengan kriteria keberhasilan nilai rata-rata 3 atau 75%.

57 2. Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada materi masalah sosial dengan kriteria keberhasilan nilai rata-rata 3 atau 75%. 3. Aktivitas belajar siswa pada saat kegiatan mempelajari IPS dengan materi masalah sosial melalui teknik kartu berpasangan mencapai kriteria keberhasilan nilai rata-rata 3 atau 75%. 4. Hasil belajar siswa setelah pembelajaran IPS dengan materi masalah sosial melalui teknik kartu berpasangan mencapai KKM 70.