NOTULENSI Rapat Pembahasan Konfirmasi Kesediaan PT. PPLi sebagai Mitra KLHK dalam Pengolahan PCBs Ruang Rapat Stockholm, KLHK Senin, 15 Mei 2017 1. Daftar peserta rapat : a. Bapak Himsar Sirait b. Sesditjen PSLB3 c. Perwakilan Biro Perencanaan d. Perwakilan Biro Umum e. Perwakilan Biro Hukum f. Perwakilan Direktorat Pengelolaan B3 g. Perwakilan Direktorat Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan) h. Perwakilan Pusat Standarisasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan i. Perwakilan PT. PPLi 2. Agenda pertemuan adalah pembahasan konfirmasi kesediaan PT. PPLi sebagai mitra KLHK dalam pengolahan PCBs. 3. Pertemuan dibuka dan dipimpin oleh Kasubdit Penanganan B3. Kasubdit Penanganan B3 menyampaikan dari hasil pertemuan tanggal 10 Mei 2017, PT. PPLI sebagai nominator mitra pertama yang akan diproses dalam pemilihan dalam kerjasama pengolahan/pengelolaan PCBs. Kemudian dilaksanakan pertemuan pada tanggal 12 Mei 2017, dalam pertemuan tersebut disampaikan mengenai teknis pemilihan PT. PPLI kepada perwakilan PT. PPLI yang hadir dan kesempatan kerjasama antara KLHK - PT. PPLI. Pada pertemuan hari ini PT. PPLI akan memaparkan konsep pengolahan PCBs dan diharapkan akan ada keputusan dari PT. PPLI untuk bersedia menjadi mitra KLHK atau tidak dalam pengelolaan PCBs. 4. Bapak Syarif Hidayat dari PT.PPLi menyampaikan pemaparan mengenai Technical Proposal PCBs Waste Management PT. PPLi: a. Pada dasarnya PT.PPLi ingin turut bekerjasama dengan KLHK dalam pengolahan PCBs. b. Gambaran umum: c. PT.PPLi berdiri sejak tahun 1994 kemudian pada tahun 2000 terjadi pergantiaan saham MAEH, dan pada tahun 2009 oleh Dowa Eco System. dengan kepemilikan saham 95% oleh DOWA Eco-system dan 5% dipegang perusahaan BUMN.
d. Daerah operasi PPLI berada di seluruh Indonesia yaitu meliputi Sumatra, Kalimantan dan Jawa. e. Dalam kegiatan operasionalnya PT. PPLi melakukan Integrated waste management. Pengalaman PT. PPLi dalam melakukan pengolahan B3 tersebar di Indonesia dengan klien bermacam-macam industry. Total ada 6200 customer dari Indonesia. f. Integrated waste management mencakup on site handing, transportation, collection, utilization, treatment, disposal. g. Sejak tahun 1997 PT. PPli sudah menangani PCBs dengan teknologi fuse blending yang sudah diaplikasi oleh banyak Negara karena teknologi tersebut aman dan murah. h. Berdasarkan pengalaman pada tahun 1997 Penanganan PCBs terdiri dari beberapa jenis diantaranya penanganan PCBs di tempat (draining, pumping, packing). i. Untuk kendaraan/transportasi pengangkut limbah PCBs dilakukan oleh pihak lain dan kendaraan tersebut memiliki GPS fleet tracking system. j. Setelah diangkut limbah PCBs akan disimpan di TPS (disini terdapat lokasi persiapan saat PCBs datang). k. Setelah masuk ke TPS maka dilakukan treatment berupa draining, rinsing dan fuels blending. l. PT. PPLi menggunakan USEPA prosedur dalam manajemen pengelolaan PCBs. m. KLHK tidak menyarankan pengolahan PCBs dengan cara thermal, oleh karena itu konsekuensinya melakukan ekspor ke eropa, dengan biaya pengangkutan yang mahal. n. Limbah PCBs dikirim ke 3 negara termasuk Marconi di Itali. o. Selain itu terdapat proses pengolahan PCBs dengan cara dehalogenasi. Proses ini sangat baik karena dan sudah banyak digunakan oleh banyak p. Negara.Umumnya limbah trafo berada di minyak dan gas. q. PT. PPLi menyatakan bahwa penggunaan teknologi untuk pengelolaan PCBs tergantung kebijakan dari Negara terkait. r. Untuk project PCBs KLHK-UNIDO 1) PT. PPLi sudah melakukan pengolaan PCBs yang sama dengan kegiatan yang akan dilakukan antara KLHK dengan UNIDO. 2) Alur proses Management PCBs: PCBs (oil + equipment) temporary storage proses deklorinasi quality control 3 produk (recyclable scraps, minyak trafo non PCBs, dan residual waste), residual waste dilakukan treatment kemudian disposal. 3) PT.PPLI sudah menyiapkan lokasi dan masih dalam bentuk site plan. Belum dipastikan untuk lokasi PCBs akan berdekatan dengan lokasi daur ulang limbah B3 yang lain atau tidak. 4) Required information:
a) Agar ada ToR formal antara KLHK dengan pihak swasta yang akan bekerjasama dengan isi spesifikasi peralatan hibah dari UNIDO b) Harus ada technical aspect: garansi, spesifikasi alat, breackdown tipe limbah PCBs, jumlahnya ada berapa, sebaran limbahnya seperti apa dan perkiraan biaya operasional.. c) Wajib pengolahan 3000 ton, sedangkan di tor dituliskan 23000 ton? d) Apakah hanya menyediakan tempat atau ada proses pembangunan yang lainya. e) Untuk penyediaan lokasi seluas 1200m 2 apakah termasuk area untuk dismantling? f) Apabila proses 3000 ton sudah selesai bagaimana pengembalian biaya kepada PT. PPLI? g) Bagaimana untuk biaya transportasi PCBs? Karena berdasarkan pengalaman PT. PPLi biaya angkut lebih mahal dari biaya olah limbahnya. h) Apabila 3000 ton sudah selesai, pihak siapakah yang akan mendorong pemilik PCBs untuk mengolah PCBs? i) Legas aspect: - Sudah dipelajari PMK 246/2014 tapi tidak sesuai dengan tujuan karena nantinya akan dikomersilkan (digunakan untuk kepentingan umum, operator harus menanggung biaya operasional, apabila mendapatkan keuntungan, harus disetor (share) kepada KAS negara). - Butuh kalkulasi karena ada revisi PMK 87/2016: dikembalikan/keseluruhan disetor kepada negara. - Setelah project selesai, BMN akan dikembalikan kepada Negara. Bagaimana posisi PPLi karena harus balik modal? j) Financial aspect: - Bagaimana garansi terkait kesediaan PLN untuk mau membeli produk limbah PCBs tersebut? - Bagaimana untuk skema bisnis? Bagaimana pembagian keuntungan setelah 3000 ton? - Biaya operasional termasuk perawatan alat dan transport limbah dari generator. - Adakah biaya investasi lain untuk pembangunan selain penyediaan 1200 m2. - Biaya transport juga perlu didetailkan. Apakah diterima di gate atau charge per ton per km 5. Kasubdit Penanganan menyampaikan pendapat sebagai berikut: a. Terkait aspek non teknis akan dibahas pada pertemuan hari ini, sedangkan aspek teknis akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. b. Tim Teknis menyatakan secara kelengkapan teknis PT. PPLi sudah memberikan dokumen paling lengkap dari mitra yang lain. Statusnya saat
ini belum ditetapkan, masih dalam proses penetuan berdasarkan tim teknis. c. Mekanisme mana yang tepat dan sesuai untuk kegiatan pengelolaan PCBs ini? Dibutuhkan ketegasan dari DJKN - Kemenkeu. 6. Sesditjen PSLB3 menyampaikan pendapat sebagai berikut: a. Konsep awal adalah KLHK tidak bekerjasama dengan pihak swasta. Konsep alat ini adalah alat yang sustainability nya akan berlangsung lama. b. Berdasarkan informasi dari PT.PPLi, perusahaan ini hanya memiliki izin impor limbah B3, bukan izin peralatan. c. Pada nantinya hibah peralatan ini akan menjadi BMN, apakah nantinya PT.PPLi bersedia apabila kedepannya diperiksa oleh BPK? Bapak Syarif dari PT. PPLi merespon apabila PT. PPLi menjadi mitra KLHK maka akan siap apabila diperiksa oleh BPK. 7. Ibu Heni DJKN Kemenkeu menyampaikan pendapat sebagai berikut: a. Terkait pengolahan B3 bisa dilakukan melalui 2 mekanisme: PSP yang dioperasionalkan dan dimanfaatkan. PSP bisa diterapkan dengan tujuan pelayanan umum untuk menunjang tusi KLHK. b. Adakah surat formal yang menyatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang akan menunjang tusi KLHK? c. Sebelum 3 bulan berakhirnya project bisa dilakukan perpanjangan sementara peralatan selama 5 tahun (KLHK akan mengusulkan kepada KEMENKEU). 8. Pak Candra dari DJKN Kemenkeu menyampaikan pendapat sebagai berikut: a. Mekanisme KSP tidak bisa dilakukan karena ada kendala yaitu belum ada lokasi. b. Mekanisme PSP dioperasionalkan pihak lain memiliki kelebihan yaitu tidak dilakukan tender jadi bisa langsung ditentukan mitra mana yang akan dipilih berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh KLHK. Sedangkan untuk mitra, keuntungan akan dikurangi dengan biaya operasional, sisa keuntungan akan disetorkan kepada negara. Mitra harus menyetorkan proposal/permohonan untuk persetujuan yang berisi biaya operasional dan lain-lain. c. Opsi kedua adalah sewa pakai sesuai PMK 78/2012. Dengan perhitungan biaya operasional dll ditentukan dari pihak pemerintah dan mitra. 9. Bu Widyastuti dari Biro Hukum menyampaikan pendapat sebagai berikut: a. PT. PPLi saat ini hanya memiliki izin pengelolaan limbah B3. Harus hatihati dalam melihat izin pengelolaan PCBs. a) Perlu dicek kembali apakah PMK 246/2014 bisa diterapkan kepada perusahaan swasta.
b) Dalam pelaksanaan project ini perlu dilihat untuk PMK 246/2014 dan PMK 87/2012 dan peraturan-peraturan yang mengatur pengelolaan limbah B3 agar tidak timbul masalah dikemudian hari. c) Untuk skema pemanfaatan akan masuk dalam ranah izin, bukan kerjasama. Akankah mitra harus memperbaharui izin? 10. Diskusi: a. Kasubdit Penanganan B3 menyampaikan bahwa akan ada inventarisasi phase 2, maka diperkirakan akan ada penambahan jumlah angka PCBs yang akan dikelola. b. Untuk biaya pengelolaan limbah PCBs sebanyak 3000 ton tidak akan gratis, untuk biaya operasionl ditanggung oleh PT. PPLi. c. Untuk kesediaan PLN membeli limbah PCBs bukan kewenangan Direktorat PB3 dalam menjawab pernyataan tersebut. d. Adapun masalah izin, akan ada revisi mengenai AMDAL, transportasi dan izin operasi. e. Apabila dipilih mekanisme sewa pakai maka akan lebih baik jika perhitungan biaya dilakukan secara open book oleh PT. PPLi kepada KLHK. f. Akan ada pembbahasan lanjutan dengan UNIDO untuk memastikan jaminan peralatan ini akan substant. g. Ibu Widyastuti menyampaikan bahwa untuk operasional pengolahan limbah seperti ijin PPLH dan ijin lingkungan dirasa perlu dilakukan. h. Kasubdit Penanganan B3 menanyakan apakah barang hibah bisa dioperasionalkan kepada swasta. Dari DJKN menyatakan hal tersebut bisa dilakukan dengan opsi sewa atau psp. Perlu dibuat surat kesanggupan dari pihak mitra untuk mengoperasionalkan. i. Bu Widyastuti menyatakan dengan mekanisme PSP makan semua profit akan masuk kas negara. j. Pak Himsar menyampaikan harus diketahui ketentuan hibah. Adakah kombinasi mekanisme/ketentuan kebijakan lain untuk pengelolaan hibah ini? Karena kondisi project ini harus segera dilakukan dalam waktu dekat. Bu Heni menyatakan apabila ada permintaan mekanisme lain bisa dikomunikasikan dengan Direktorat BMN. Namun hibah ini sudah jelas, oleh karena itu acuannya cukup PMK 246 dan PMK 87. k. Kasubdit Penanganan B3 menyatakan apabila harus dengan proses mengeluarkan peraturan baru untuk mengcover kegiatan ini maka akan membutuhakn waktu yang lama. Jadi cukup dengan konsep PSP atau sewa pakai. l. Bu Artin menyampaikan barang ini akan diproses BMN dulu sebelum dioperasionalkan oleh PT.PPLi. Apakah PT.PPLi bersedia apabila barang yang belum BMN ini akan diletakkan di PT.PPLi. respon dari PT. PPLi bersedia terkait hal tersebut.
m. Bu Widyastuti menjelaskan sesuai pengalaman yang ada, opsi sewa ini akan dimasukan dalam PKS. Dalam PKS ini nantinya akan didetailkan sewa pakai. Tidak akan ada proteksi atau eksklusifitas kepada PT. PPLi dari KLHK pengolahan PCBs. n. Ijin yang harus dilengkapi oleh PT. PPLi seperti adendum dan penambahan ijin baru. o. Pak Pramono menyampaikan kalau mekanisme sewa akan digunakan maka proses sudah selanjutnya akan lebih sederhana daripda PSP karena semua perhitungannya sudah ditentukan di awal antara KLHK dengan Kemenkeu. p. Untuk verifikasi perhitungan pembagian keuntungan sewa pakai akan ada tim penilai yang turun dari DJKN Kemenkeu. q. Kasubdit Penanganan B3 mengharapkan PT.PPLi bisa mereview detail mekanisme sewa pakai untuk menentekukan opsi apa yang akan dipilih antara PSP atau sewa pakai. r. Kasubdit Penanganan B3 menyatakan proses penentuan nominator pengolah PCBs ini harus memgikuti screening yang sudah disepakati karena sudah berdasarkan rangking yang sudah diproses. REKOMENDASI/ TINDAK LANJUT KLHK akan melakukan pertemuan dengan unit-unit internal KLHK dan PT. PPLi pada hari Jumat tanggal 19 Mei 2017 untuk mendengar keputusan PT. PPLi terkait mekanisme pengolahan PCBs yang akan digunakan yaitu dengan PSP atau sewa pakai.