BAB 2 LANDASAN TEORI. Objek penelitian dalam meramalkan partisipasi angkatan kerja dan tingkat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

diperkirakan apa yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam dunia usaha

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Tenaga Kerja, Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja

No. Katalog :

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Peramalan

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan

ANALISIS KESEMPATAN KERJA DAN PEMANFAATAN TENAGA KERJA DI PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 DAN 2004

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

Setengah Penganggur Kabupaten/Kota Karangasem AGUSTUS 2015

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Angkatan Kerja Banyak hal mengenai kehidupan sosial di suatu negara/masyarakat dapat di

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB)

ANGKATAN KERJA PARTISIPASI ANGKATAN KERJA, PENGANGGURAN DAN KESEMPATAN KERJA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

DATABASE KETENAGAKERJAAN KABUPATEN KENDAL TAHUN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

Katalog BPS No

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegitan yang memperkirakan apa yang akan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH FEBRUARI 2008

BAB 2 LANDASAN TEORI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 2015

BAB 2 LANDASAN TEORI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

BAB 2 LANDASAN TEORI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2015

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada

Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran merupakan masalah ekonomi makro yang berpengaruh langsung bagi

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris karena memiliki tanah yang subur. Karena

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

DATA TERPILAH DALAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR *) FEBRUARI 2014

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

BAB III METODE PENELITIAN. data utama yang digunakan adalah data ketenagakerjaan dan pendapatan regional

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Sebelah Utara dengan Kabupaten Asahan dan Selat Malaka. Sebelah Timur dengan Provinsi Riau. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan.

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. struktur ekonomi manusia yang di dalamnya bidang pertanian, industri-perdagangankomunikasi-transportasi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BPS PROVINSI JAWA BARAT

penumpang dalam jumlah besar (masal), memiliki kenyamanan keselamatan perjalanan yang lebih baik dan lebih sedikit halangannya dibandingkan dengan

Produk Domestik Regional Bruto

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2013

DATA DAN INFORMASI PEKERJA USIA MUDA AGUSTUS 2013

KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2010

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau jumlah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2011

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan

BAB 2 LANDASAN TEORI. untuk pergerakannya, dan digunakan untuk transportasi darat. Umumnya

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA, FEBRUARI 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,09 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Selatan Agustus 2017

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Objek Penelitian Objek penelitian dalam meramalkan partisipasi angkatan kerja dan tingkat pengangguran terbuka di Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2012 adalah para penduduk yang berdomisili di Propinsi Sumatera Utara. Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah ukuran yang dipakai untuk melihat persentase jumlah penduduk usia kerja yang melakukan kegiatan produktif dalam dunia usaha. TPAK akan menujukkan persentase keberhasilan membentuk masyarakat yang mandiri. Tingkat pengangguran terbuka adalah ukuran untuk melihat persentase jumlah penduduk angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan. TPT akan menunjukkan persentase jumlah penduduk yang tergolong angkatan kerja namun masih menggantungkan biaya hidupnya pada orang lain.

2.1.1. Tenaga kerja Penduduk yang belum berumur 15 tahun tidak termasuk dalam usia kerja. Undang-undang perlindungan anak di Republik Indonesia mengatur batas usia seseorang diizinkan untuk bekerja. Pada dasarnya penduduk usia kerja dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu penduduk yang termasuk kelompok angkatan kerja dan penduduk yang bukan angkatan kerja. Penduduk berumur 15 tahun keatas yang termasuk dalam kelompok angkatan kerja adalah mereka yang sejak seminggu sebelum pencacahan mempunyai atau sedang mencari pekerjaan. Penduduk berumur 15 tahun keatas yang termasuk dalam kelompok bukan angkatan kerja adalah mereka yang sejak seminggu sebelum pencacahan hanya bersekolah, mengurus rumahtangga dan sebagainya yang tidak merupakan suatu kegiatan dalam kategori bekerja, sementara tidak bekerja, atau mencari kerja. Penduduk yang telah memasuki usia kerja dan tergolong dalam angkatan kerja masih dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu: 1) Kelompok bekerja Mereka yang seminggu sebelum pencacahan bekerja dengan maksud memperoleh penghasilan paling sedikit selama satu jam dalam seminggu dan tidak putus. Mereka yang seminggu sebelum pencacahan tidak bekerja atau bekerja kurang dari satu jam, tetapi mereka adalah:

Pegawai-pegawai pemerintah atau swasta yang sedang tidak masuk kerja karena cuti, sakit, mogok atau libur. Petani-petani tidak bekerja karena menunggu panenan atau musim hujan untuk mulai menggarap sawah. Orang-orang yang bekerja di bidang keahlian tertentu seperti dokter, tukang cukur, tukang pijat, kuli bangunan, dalang dan sejenisnya. 2) Yang digolongkan mencari pekerjaan (pengangguran) adalah: Mereka yang bekerja tetapi karena suatu hal masih mencari pekerjaan. Mereka yang dibebastugaskan dan akan dipanggil kembali tetapi sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan. Mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan 2.1.2. Penduduk Penduduk adalah tiap tiap individu yang berdomisili di wilayah tertentu selama 6 bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi berencana untuk menetap lebih dari 6 bulan. Seseorang yang menetap kurang dari 6 bulan di wilayah tertentu untuk tujuan bisnis, pendidikan atau liburan tidak termasuk dalam kategori penduduk.

2.1.3. Umur Umur seseorang dapat diketahui apabila tanggal, bulan, dan tahun kelahirannya diketahui. Di dalam pencacahan Survey atau Sensus, pencacah menanyakan tanggal kelahiran setiap orang dan harus dinyatakan dalam Kalender Masehi. Berdasarkan tanggal kelahiran ini, maka umur seseorang dapat diketahui. Di dalam perhitungan umur selalu dibulatkan ke bawah atau umur menurut ulang tahun terakhir. Apabila tanggal, bulan, maupun tahun kelahiran seseorang tidak diketahui, maka pencacah harus berusaha mendapatkan keterangan mengenai umur. Ada beberapa cara yang dapat dipakai misalnya dengan menghubungkan kejadian-kejadian penting baik yang bersifat nasional maupun daerah, misalkan pemilu atau bencana alam yang menurut orang tua responden terjadi pada tahun kelahirannya. 2.1.4. Lapangan Usaha Yang dimaksud dengan lapangan usaha/ pekerjaan adalah bidang kegiatan dari usaha/ perusahan/ instansi dimana seseorang bekerja atau pernah bekerja, yaitu: pertanian, kehutanan, perburuan dan peternakan pertambangan dan energi industri pengolahan listrik, gas dan air bangunan perdagangan,rumah makan dan hotel angkutan, penggudangan dan komunikasi

keuangan, asuransi dan usaha persewaan bangunan jasa jasa kemasyarakat,sosial dan perorangan kegiatan yang tidak/belum jelas 2.1.5. Jenis Pekerjaan Yang dimaksud dengan jenis/ jabatan pekerjaan adalah macam pekerjaan yang sedang dilakukan oleh orang-orang yang termasuk golongan bekerja atau orang-orang yang sedang mencari pekerjaan dan pernah bekerja. Jenis/ jabatan pekerjaan dibagi dalam 8 golongan besar, yaitu: 1. Tenaga profesional, teknisi dan yang sejenisnya. 2. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan. 3. Tenaga tata usaha dan sejenisnya 4. Tenaga usaha penjualan. 5. Tenaga usaha jasa. 6. Tenaga usaha pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan. 7. Tenaga usaha operator dan alat angkut dan pekerja kasar. 8. lainnya

2.2. Analisis Data Analisis data pada dasarnya dapat diartikan sebagai penjabaran atas pengukuran data kuantitatif menjadi suatu penyajian yang lebih mudah untuk ditafsirkan dan menguraikan suatu masalah secara parsial ataupun keseluruhan. Untuk pemecahan masalah perlu dilakukan suatu analisis dalam pengolahan data. Data yang akan diolah adalah data persentase partisipasi angkatan kerja mulai dari tahun 1997-2007 di Propinsi Sumatera Utara. Analisis yang dipakai dalam pengolahan data ini adalah analisis pemulusan eksponensial ganda satu parameter dari Brown. 2.2.1. Peramalan Peramalan adalah suatu usaha untuk memperkirakan keadaan di masa yang akan datang. Kegiatan ini meliputi pengolahan data dengan menggunakan metode tertentu sehingga menghasilkan angka-angka yang memiliki kemungkinan menunjukan situasi yang akan terjadi. Hasil analisis ini diharapkan dapat membantu untuk menyusun rencana menghadapi masa depan. 2.2.2. Jenis-Jenis Peramalan Pada umumnya peramalan dapat dibedakan dari beberapa segi tergantung dari cara melihatnya. Apabila dilihat dari sifat penyusunannya, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :

1. Peramalan yang subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan dari orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya hasil ramalan tersebut. Biasanya ramalan ini diutarakan oleh para pengamat politik dan ekonomi. 2. Peramalan yang objektif, peramalan yang didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu, dengan menggunakan teknik-teknik dan metode dalam penganalisaan data tersebut. Disamping itu, jika dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun peramalan dapat dibedakan atas dua macam juga. Adapun jenis jenis peramalan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan jangka waktunya lebih dari satu setengah tahun atau tiga semester. Peramalan seperti ini misalnya diperlukan dalam penysunan rencana pembangunan suatu negara atau suatu daerah, corporate planning, rencana investasi atau rencana ekspansi dari suatu perusahaan. 2. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan dalam jangka waktu yang kurang dari satu seengah tahun, atau tiga semester. Peramalan seperti ini diperlukan dalam penyusunan rencana tahunan, rencana kerja operasional, dan anggaran contoh penyusunan rencana produksi, rencana produksi, rencana penjualan, rencana pesediaan, anggaran produksi, dan anggaran perusahaan.

Berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu : 1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi atau pendapat yang berdasar pada ilmu dan pengalaman penyusunnya. Biasanya peramalan secara kualitatif ini didasarkan atas hasil penyelidikan. 2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat berrgantung pada metode yang digunakan dalam peramalan tersebut. Dengan peramalan yang berbeda akan diperoleh hasil yang peramalan yang berbeda. Adapun yang perlu diperhatikan dari penggunaan metode-metode tersebut, adalah baik tidaknya metode yang dipergunakan, sangat ditentukan oleh perbedaan atau penyimpanan antara hasil peramalan dengan kenyataan yang terjadi. Metode yang baik adalah metode yang memberikan nilai-nilai perbedaan atau penyimpangan yang mungkin terjadi. Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi sebagai berikut : a. Adanya informasi tentang keadaan yang lain. b. Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data. c. Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan datang.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa jenis-jenis peramalan sangat tergantung dari segi mana kita memandangnya. 2.2.3. Ketepatan Ramalan Ketepatan ramalan adalah suatu hal yang mendasar dalam peramalan, yaitu bagaimana mengukur kesesuaian suatu metode peramalan tertentu untuk suatu kesimpulan yang diambil dari analisa data yang diberikan. Ketepatan dipandang sebagai kriteria penolakan untuk memilih suatu metode peramalan. Dalam pemodelan deret berkala dari data masa lalu dapat diramalkan situasi yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Untuk menguji kebenaran ramalan ini digunakan pencarian angka penolakan. Maka semakin kecil angka penolakan terhadap suatu pemodelan semakin baik nilai hasil peramalannya. Pengujian ketepatan ramalan yang akan kita gunakan dalam usaha mendapatkan hasil peramalan terbaik adalah: Jumlah kuadrat kesalahan SSE (Sum Square Error) SSE = n 2 e t t= 1

Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat MSE (Mean Square Error) MSE n 2 et t= = 1 n dimana: e t = X t F t