TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

dokumen-dokumen yang mirip
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

HAK CIPTA SOFTWARE. Pengertian Hak Cipta

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran teknologi komunikasi dan informasi yang begitu pesat telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Obyek Studi Profil PT. MelOn Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi

Peluang dan Tantangan Industri Media dan Konten Prospek Bisnis Penyiaran di Indonesia yang Dipengaruhi Kemajuan Teknologi

MATERI MUATAN REGULASI INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Teknologi Informasi dan Komunikasi

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI

BAB I PENDAHULUAN. semua kalangan masyarakat. Internat dapat menjadi sarana informasi,

Internet Sehat dan Aman (INSAN)

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan. I.1.1 Tujuan. I.1.2 Ruang Lingkup

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun

Dewi Wijayanti, S.Kom

10/10/2010 PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI. Materi 14 : Pengantar Etika Profesi ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI. 1. Privasi

SEJARAH KOMUNIKASI MASSA

NEW MEDIA & SOCIETY. Perkembangan Media. Rahmadya Putra Nugraha, M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Broadcasting

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan alat komunikasi yang disebut Handphone (HP) atau telepon

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dan menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan, baik dalam jangka pendek

Mengapa saya sebut "pencaplokan yang bisa menjadi skandal politik dan ekonomi"?

dan Hukum di Indonesia Cet 1, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005, hlm Ibid., hlm Ibid., hlm. 14.

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

Proses Penyiaran TV Digital Dengan Teknologi DVB-T (Digital Video Broadcasting-Terestrial) di LPP TVRI Jakarta.

Kebijakan Privasi Kami

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi yang baik bukanlah sekedar

BAB I PENDAHULUAN. Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh

Gambaran Umum Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

Dosen: Budiyono, S. Kom

1. Para Penyedia Layanan Aplikasi Dan/Atau Konten Melalui Internet (Over

Pengantar Teknologi Mobile

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

F-Secure Mobile Security for S60

JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA.

Gambaran Umum Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

BAB I PENDAHULUAN. yang memanfaatkan kecanggihan telekomunikasi tersebut.

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

Teknologi Komunikasi. Konvergensi Media. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Advertising & Marketing Communication. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indosat Tbk merupakan penyedia layanan telekomunikasi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Masyarakat informasi saat ini, telah menjadikan berita sebagai kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MAKALAH TENTANG LITERASI MEDIA DAN LITERASI DIGITAL

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

Apa Citizen journalism?

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TINDAK PIDANA CYBER CRIME (MAYANTARA)

BAB I PENDAHULUAN. Yaitu, media massa dijadikan sebagai institusi ekonomi. massa ialah penggabungan media-media dalam kepemilikan.

BAB V KSIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya Information Communication

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVRSITAS AIRLANGGA BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. menjadi Badan Usaha Milik Negara yang seluruh sahamnya dimiliki oleh

oleh perdagangan secara konvensional. 1

Infrastruktur Teknologi Informasi

BAB I PENDAHULUAN. orang yang satu dengan orang yang lain untuk saling mengisi. Manusia juga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek

Kebijakan Privasi. Cakupan. Jenis Data dan Metode Pengumpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. Comment [g1]: Integrate dengan jurnal mantap musisi indie jobin. 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan mahasiswa program studi pendidikan ekonomi UNS dalam membeli produk IM3

TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI DAN PERUSAHAAN DIGITAL PERTEMUAN 5 NURUL GAYATRI 5C

produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja

cybercrime Kriminalitas dunia maya ( cybercrime

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

CONTOH KASUS CYBER CRIME (KEJAHATAN DI DUNIA MAYA)

I. PENDAHULUAN. yang semakin kecil. Demikian pula para vendor pembuat telepon selular bersaing

Website Canggih dan Praktis dengan Blogspot

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi. Untuk mendapatkan dan menghasilkan informasi,

Digital Watermarking: A Picture Can Hide a Thousand Words

F-Secure Mobile Security. Android

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globlisasi saat ini telekomunikasi dan informasi sudah menjadi

Selamat Datang di modul pelatihan Identitas Online Sebuah Pengantar.

Modul Pengantar Aplikasi Komputer (PAK 240) Prodi S1 P.Akuntansi UNY Pengampu : Annisa Ratna Sari, S.Pd PENGENALAN KOMPUTER

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PERSYARATAN PRODUK

PRINSIP PRIVASI UNILEVER

Sejarah Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan di beberapa media teknologi yang didapat dari internet, kios

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia hiburan yang semakin meningkat seiring dengan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN

SINERGI KAWAL INFORMASI UNTUK MENANGKAL BERITA HOAX

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. organisasi tersebut. Sejalan dengan konsep public relations yang berkembang kini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan di dunia ini dapat diakui banyak menarik minat para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang sebelumnya menguasai pasar. Bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran dan peradaban manusia senantiasa mengalami perkembangan seiring

BAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Sistem Informasi Bisnis

Modul ke: Aplikasi Komputer. Pengantar Internet. Fakultas Teknik. Dian Anubhakti, M.Kom. Program Studi Teknik Arsitektur.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. jasa telekomunikasi dan jaringan telekomunikasi di Indonesia. : Jl. Medan Merdeka Barat 21 Jakarta, Indonesia.

BISNIS MEDIA: KORPORASI MEDIA DAN KEPENTINGAN PUBLIK

Sistem Informasi (Information System)

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman telah mempengaruhi kebutuhan masyarakat yang semakin

Transkripsi:

Pertemuan 14 MODUL 14 Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI POKOK BAHASAN Konvergensi Media DESKRIPSI Pokok bahasan ini akan membahas mengenai Konvergensi Media. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti pokok bahasan ini setidaknya mahasiswa dapat menjelaskan mengenai Konvergensi media meliputi konvergensi teknologi, industri komunikasi, perubahan gaya hidup dan perilaku sosial.

1. Deskripsi Konvergensi Kata konvergensi diadaptasi dari kata dalam bahasa Inggris yaitu convergence, menurut Kamus karya John M. Echols dan Hassan Shadily berarti tindakan bertemu/bersatu di suatu tempat. Pengertian kata tersebut dalam tatanan ideal memberikan pemahaman, konvergensi hanya akan terjadi apabila optimalitas telah tercapai, artinya tidak akan ada tindakan untuk melakukan konvergensi apabila pelaku bisnis sendiri belum sampai pada tahap optimal mengelola setiap elemen usahanya. Keneth Lee Cheow Jin dari Media Corp Technologies menyampaikan, konvergensi dapat mulai dilakukan dari berbagai sektor semisal program dasar, pelayanan dan konten, organisasi dan pemasaran, atau teknologi. Keneth juga mengungkapkan faktor-faktor yang mendorong terjadinya konvergensi adalah ekonomi, politik, teknologi, dan sosial budaya. Bentuk-bentuk konvergensi yang telah terjadi saat ini dapat berwujud akuisisi, kolaborasi, distribusi dan kerja sama berlangganan. Dengan pemahaman tersebut, rasanya tidak ada alasan untuk khawatir menghadapi proses konvergensi. Pasalnya selama kita memiliki orientasi untuk berkembang, konvergensi adalah peristiwa alamiah biasa yang akan dan selalu terjadi dalam kehidupan kita. Akhirnya, barangkali paradigma konvergensi adalah bukan lagi sebuah tuntutan masa depan, melainkan telah datang dalam beranda aktivitas keseharian mereka yang optimis menjalani kehidupan. Kunci dari konvergensi pada tingkat teknologi adalah digitalisasi, di mana semua bentuk informasi (angka, kata, gambar, suara, data, dan gerak) dikodekan ke dalam bentuk bit (binary digit) yang memungkinkan manipulasi dan transformasi data (bitstreaming). Apapun isi yang ditampilkan, bit dapat dimanipulasi, termasuk penggandaan informasi asli, pengurangan, maupun penambahan. Digitalisasi telah mentransformasikan teknologi media dan komunikasi. Seperti sentral telepon yang sebelumnya dioperasikan secara manual kini dilakukan oleh komputer dengan perangkat lunak yang membuat jaringan cerdas (intelligent network) karena menghasilkan fitur-fitur yang tidak bisa dilakukan teknologi analog. Dalam industri film, meski hasil akhirnya berupa seluloid, sebagian besar editing

dikerjakan secara digital, sementara suara dan efek khusus seluruhnya dilakukan secara digital. Karena digitalisasi, konvergensi mengarah pada hadirnya produk information appliance yang dapat melakukan berbagai fungsi pandang, dengar dan komputasi. Penyatuan produk tersebut, misalnya, televisi dan komputer menjadi satu produk sehingga akses ke internet dapat dilakukan dari pesawat televisi. Atau bisa juga sebaliknya, dimana siaran televisi dapat dinikmati lewat internet secara real time. Produk kombinasi lainnya bisa dilihat dengan hadirnya perangkat telepon genggam dengan beberapa fasilitas. Selain bisa untuk melakukan pembicaraan telepon, juga bisa mengirim SMS atau MMS dengan kemampuannya untuk menerima atau mengirim gambar, suara, data, maupun berinternet. Begitu juga dengan teknologi mencetak yang menggabungkan pencetak, pemindai, fotokopi, mesin faksimili, dan telepon menjadi satu. Konvergensi memungkinkan terjadinya penggabungan (merger) perusahaan yang terkait dengan industri komputer, telekomunikasi, dan media. Seperti Microsoft yang juga berinvestasi dalam bidang penyiaran, televisi kabel, satelit, penerbitan, dan industri internet, AT&T yang membeli televisi kabel Tele-Communication Inc (TCI), Singapore Technologies Telemedia membeli saham mayoritas PT Indosat Tbk di mana Indosat selain mempunyai usaha SLI, telepon lokal, juga memiliki IM2 yang berbisnis di bidang internet, dan IM3 dengan bisnis telekomunikasi seluler. Jika pada industri lama perusahaan komputer didefinisikan sebagai produsen perangkat lunak dan keras, penerbit bergerak dalam teknologi cetak serta perusahaan telekomunikasi didefinisikan sebagai penjual jasa telekomunikasi, mengoperasikan jaringan atau membuat perangkat, dalam terminologi konvergensi industri, batas-batas tersebut menjadi kabur. Dalam industri media dan komunikasi yang ada adalah peralatan informasi. Sehingga, produksi dan konsumsi media baru dibedakan pada tingkatan-tingkatan dari kreasi isi hingga konsumsi akhir. Perusahaan penerbit, studio film maupun stasiun televisi, sekarang ini dapat dimasukkan dalam industri isi. Hal itu karena teknologi digital memungkinkan konversi/hubungan yang murah dan efisien dari satu media ke tipe media lainnya. Ini bisa dilihat dengan dijadikannya film menjadi permainan (game), misalnya. Seperti film terakhir James Bond Die Another Day atau Harry Potter: The Chamber of Secret yang tersedia versi game-nya untuk bisa dimainkan di komputer atau playstation.

Atau sebaliknya, permainan Tomb Raider produksi Eidos Interactive yang bisa dimainkan lewat perangkat seperti Playstation, komputer, kemudian dibuat filmnya. Dan penerbit buku kini dapat juga memasarkan bukunya dalam bentuk CD-ROM. Dari deskripsi di atas maka konvergensi dapat diartikan sebagai penyilangan media massa dalam jumlah yang tak terbatas dengan tujuan untuk menyebarkan informasi, berita dan lain sebagainya dalam satu wadah media, sehingga lebih efesien dan efektif dalam penyampaian. 2. Pengaruh Dan Dampak Konvergensi menyebabkan hadirnya industri dan ekonomi digital serta jaringan yang memungkinkan interaktivitas dan bersifat global. Beberapa isu penting yang terkait dengan hal tersebut adalah persoalan kejahatan dan keamanan, permasalahan sosial, serta bagaimana kebijakan diambil untuk mendorong perkembangan ekonomi jaringan tersebut dalam mengatasi kejahatan dan permasalahan sosial lainnya. Persoalan kejahatan yang mungkin timbul akibat konvergensi dan digitaliasi dapat dibagi menjadi empat bagian besar: pencurian perangkat keras/ data dan informasi, penipuan (fraud), pelanggaran hak cipta, serta serangan terhadap individu atau organisasi. Di Indonesia, kejahatan yang terkait dengan penipuan, terutama kartu kredit, cukup marak. Bahkan, karena begitu banyaknya penjahat yang menggunakan modus ini, mengakibatkan banyak alamat IP address Indonesia yang sempat diblokir, sehingga orang Indonesia yang ingin berbelanja lewat internet tidak dipercaya lagi oleh pemilik-pemilik situs belanja online di luar negeri. Dalam hal pelanggaran hak cipta, hal ini merupakan ancaman bagi industri yang bergerak dalam bidang musik, film, maupun komputer. Dalam pembajakan CD musik, misalnya, menurut Asiri, pembajakan itu mencapai hingga 500 persen. Pembajakan diperparah dengan hadirnya teknologi MP3, yang dapat membuat satu CD dapat menampung lebih banyak lagi lagu. Bayangkan, hanya dengan harga di bawah Rp 10 ribu, ratusan lagu telah dapat dinikmati dari CD bajakan ini. Yang terkait dengan masalah sosial seperti isi dari situs-situs web, film, atau SMS yang diorientasikan untuk orang dewasa (pornografi); hadirnya situs judi online; kemudian juga terorisme yang melakukan perusakan komputer yang terkait dengan

sarana umum. Persoalan ini menarik, karena hal itu akan terkait dengan persoalan kebebasan memperoleh informasi, kebebasan menyampaikan pendapat, atau dengan isu terorisme. 3. Regulasi Atau Kebijakan Dengan terjadinya konvergensi terdapat kecenderungan bahwa industri telematika akan tersegmentasi kedalam suatu rantai nilai industri (dari sudut ekonomi) menjadi terdiri dari: 1) penyedia informasi/ content. 2) penyedia jasa layanan (termasuk content packaging). 3) Penyedia jaringan. Regulasi yang terdapat dalam Undang-Undang yang sudah diberlakukan untuk penyiaran dan telekomunikasi belum mencakup industri jasa pelayanan telematika yang berkembang sejalan dengan terjadinya konvergensi yang cenderung akan tersegmentasi ke dalam rantai nilai industri seperti diuraikan diatas. Timbul permasalahan apakah proses konvergensi di bidang telematika akan dibiarkan berjalan tanpa dilandasi oleh suatu kebijakan dan regulasi yang dapat memberi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi rantai nilai industri telematika. Atau apakah undang-undang yang ada yaitu Undang-Undang No.36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, Undang-Undang No. 8 Tahun 1994 tentang Perfilman (dengan peraturan pelaksanaannya yaitu Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1994 Tentang Lembaga Sensor Film), Undang-undang No.5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dan Undang-Undang No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (masih belum diberlakukan dan sekarang ini masih dalam proses penyusunan Peraturan Pemerintah untuk pelaksanaannya) cukup memadai melalui revisi untuk dijadikan sebagai regulasi industri telematika yang mengalami konvergensi. Kalaupun ya, tentunya tidak akan sepenuhnya dapat berfungsi secara baik dan efektif karena belum dilandasi suatu kebijakan nasional yang mengantisipasi terjadinya konvergensi dibidang telematika.