BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang bersangkutan. Hemoglobin merupakan protein berpigmen merah yang terdapat dalam sel darah yang berfungsi mengangkat oksigen dari paru-paru ke dalam peredaran darah untuk dibawah ke jaringan. Di samping oksigen, hemoglobin membawa karbondioksida membentuk ikatan karbonmonoksida, serta menjaga keseimbangan ph darah (WHO, 2002). Menurut World Health Organization (WHO,2005), melaporkan bahwa terdapat 52% ibu hamil mengalami anemia di negara berkembang. Berdasarkan laporan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 228/100.000 kelahiran hidup. Menurut Kementerian Kesehatan RI tahun (2010) tiga faktor utama penyebab kematian ibu diantaranya perdarahan 28%, eklamsia 24%, dan infeksi 11%. Anemia dan kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil merupakan penyebab utama kematian ibu.
Di Indonesia, prevalensi anemia pada kehamilan masih tinggi yaitu sekitar 63,5%. Hasil penelitian Muzayyaroh (2007), di Puskesmas Kebak Kramat Surabaya menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil masih rendah sebesar 46,7% dan pencegahan anemia selama kehamilan cukup baik sebesar 43,3%. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa angka kematian ibu sebanyak 265/100.000 penduduk berhubungan erat dengan anemia yang dideritanya ketika hamil (Depkes RI, 2007). Masalah yang dihadapi pemerintah Indonesia adalah masih tingginya prevalensi anemia ibu hamil yaitu 50,9% dan sebagian besar penyebabnya adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin, sehingga yang ditimbulkan disebut anemia kekurangan besi (DepKes RI, 2003). Defisiensi zat besi adalah kekurangan total besi dalam tubuh (Conrad,2006). Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan lebih dari 60 juta manusia terjangkit dengan frekuensi yang masih cukup tinggi berkisar antara 10 sampai 20% (Prawirohardjo,2002). WHO melaporkan prevalensi ibu-ibu hamil di seluruh dunia yang mengalami anemia sebesar 41,8%. Prevalensi ibu hamil anemia di Amerika 24,1%, Eropa 25,1%, Pasifik Barat 30,7%, Asia Tenggara 48,2%, dan Afrika 57,1% (WHO, 2008). Di Indonesia menurut SKRT (Survey Kesehatan Rumah Tangga) tahun 2004 prevalensi anemia gizi
besi (Fe) pada ibu hamil mencapai 40,1% (Depkes RI, 2004). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2007) melaporkan bahwa ibu hamil yang mengalami anemia sebesar 24,5% dan Riskesdas 2010 sebesar 11,9%. Meskipun program suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil sudah dilakukan pemerintah sejak tahun 1975. Suplementasinya yaitu dengan memberikan TTD kepada ibu hamil dan ibu nifas namun masih terdapat banyak kasus-kasus yang disebabkan karena anemia pada masa kehamilan. Untuk itu ibu hamil disediakan TTD gratis dari pemerintah yang dapat diperoleh melalui pelayanan kesehatan masyarakat terdekat (Depkes RI, 2003). Menurut Ikatan Bidan Indonesia (2000) untuk mendeteksi anemia pada kehamilan dilakukan pemeriksaan kadar Hb ibu hamil. Pemeriksaan dilakukan pertama sebelum minggu ke 12 dalam kehamilan dan minggu ke 28.Pemeriksaan kedua hemoglobin yang dianjurkan pada trimester pertama dan trimester ketiga kehamilan, sering hanya dilaksanakan pada trimester ketiga karena kebanyakan wanita hamil baru memeriksakan kehamilanya pada trimester kedua kehamilan sehingga pemeriksaan hemoglobin pada kehamilan tidak berjalan dengan seharusnya (Ikatan Bidan Indonesia, 2000).
Berdasarkan studi pendahuluan melalui wawancara dengan Ketua Bidang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga, dituturkan bahwa keputusan terakhir dari Salatiga Kabupaten Semarang tahun 2014/2015 yaitu ibu hamil yang dinyatakan anemia dengan kadar Hemoglobin (Hb) dibawah dari 11 g/dl. Sedangkan di Puskesmas Sidorejo Kidul mempunyai program untuk Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) terpadu yaitu setiap ibu hamil yang datang untuk periksa kehamilan pertamanya maka akan mendapatkan pemeriksaan Hb, HIV dan golongan darah, lalu setiap ibu hamil akan diberikan tablet ferosfat untuk dikonsumsi 10 hari mendatang. Faktor penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil yaitu faktor gizi, pengetahuan, penyakit yang diderita sebelumnya, ekonomi, pekerjaan dan Kurang Energi Kronis (KEK). Tingkat paling tinggi terjadinya anemia pada kehamilan adalah pada remaja yang hamil dan kurangnya pengetahuan mengenai kehamilan, juga kurangnya dukungan dari orang tua dan pengetahuan orang tua sendiri terhadap kehamilan. Adapun perencanaan kedepan dari Kabupaten yaitu setiap 1 bulan, setiap remaja akan diberikan 10 tablet ferosfat dengan dosis 1x1 disaat menstruasi dan 1 minggu 1x diluar menstruasi sebagai antisipasi terjadinya anemia.
Berdasarkan data yang didapat diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dan frekuensi antenatal care (ANC) dengan kejadian anemia di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga tahun 2015. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan Frekuensi Antenatal Care (ANC) dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga. 1.3. TUJUAN PENELITIAN 1.3.1 TUJUAN UMUM Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara tingkat pengetahuan dan frekuensi antenatal care (ANC) dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga. 1.3.2 TUJUAN KHUSUS Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi karakteristik responden.
2. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga. 3. Mengidentifikasi Frekuensi Antenatal Care (ANC) ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga. 4. Menganalisa hubungan antara tingkat pengetahuan dan frekuensi antenatal care (ANC) dengan kejadian anemia pad ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga. 1.4MANFAAT PENELITIAN 1.4.1 Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan (Puskesmas) Hasil penelitian diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan untuk merumuskan strategi penanggulangan anemia ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga. 1.4.2 Bagi Responden Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan responden tentang pentingnya pemeriksaan antenatal care (ANC) untuk ibu hamil.
1.4.3 Bagi Peneliti Hasil penelitian diharapkan mampu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian khususnya mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya anemia pada ibu hamil. 1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini bisa dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya dan peneliti-peneliti lain untuk mengembangkan serta melakukan penelitian lebih lanjut. 1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN 1.5.1 Lingkup Materi Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dan frekuensi Antenatal Care (ANC) dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga tahun 2015.
1.5.2 Lingkup Waktu Agustus2015. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai 1.5.3 Lingkup Tempat Kidul Salatiga. Lokasi penelitian adalah di Puskesmas Sidorejo