BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 63 TAHUN 2012 TENTANG FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DI KABUPATEN BADUNG

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT GUBERNUR BALI,

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DI KABUPATEN JEMBER

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 12TAHUN 2006 TENTANG KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT ( FKDM ) PROVINSI JAMBI

PENYELENGGARAAN FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT (FKDM) KABUPATEN CIREBON

PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT NOMOR: 03 TAHUN2015 TENTANG FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 40 Tahun 2011 TENTANG KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT (FKDM) BUPATI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

BUPATI MEMPAWAH, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 104 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2018, No Menteri Dalam Negeri tentang Kewaspadaan Dini di Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH NOMOR : 13 TAHUN 2010 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH (KOMINDA) PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH KOTA TEGAL

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PERJALANAN DINAS

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM PEMBAURAN KEBANGSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 51 TAHUN 2011 T E N T A N G

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMBAURAN KEBANGSAAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 T E N T A N G

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA DI KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 50 TAHUN 2010 TENTANG TAMBAHAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA DI KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG

Republik Indonesia Nomor L2 Tahun 2006 tentang

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2011

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG BESARAN TUNJANGAN

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PENGURUS DAN PENGAWAS INTERNAL LEMBAGA PERKREDITAN DESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG POS KOMANDO TERPADU PENGAMANAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG KLASIFIKASI DAN PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK SEBAGAI DASAR PENGENAAN

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR BIAYA MASUKAN DI KABUPATEN BADUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PENANGANAN GANGGUAN KEAMANAN DALAM NEGERI PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG FORUM PENGUATAN PENDIDIKAN KEBANGSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

FKDM (FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT) SESUAI PERMENDAGRI NO. 12/ TH Oleh S U G I Y A R T A Ketua FKDM Kab Semarang

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS KELURAHAN KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA DI KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DARI BUPATI KEPADA CAMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO. NOMOR : 30,z TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG BESARAN TUNJANGAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG KOMISI PENGENDALIAN ZOONOSIS KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 63 TAHUN 2012 TENTANG FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. Bahwa dalam pelaksanaan Otonomi Daerah, Pemerintah Daerah berkewajiban melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional; b. bahwa untuk mewujudkan hal sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu dilakukan upaya kewaspadaan dini oleh masyarakat yang difasilitasi dan dibina oleh Pemerintah Daerah ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Kewaspadaan Dini Masyarakat di Kabupaten Badung; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3298); 3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3298); 4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169);

2 5. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439); 8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373); 10. Peraturan Gubernur Bali Nomor 3 Tahun tentang Forum Kewaspadaan Dini Masyarakar di Provinsi Bali. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DI KABUPATEN BADUNG BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Badung. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Badung. 4. Camat adalah Camat di Kabupaten Badung.

3 5. Kewaspadaan Dini Masyarakat adalah kondisi kepekaan, kesiagaan dan antisipasi masyarakat dalam menghadapi potensi dan indikasi timbulnya bencana, baik bencana perang, bencana alam, maupun bencana karena ulah manusia. 6. Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat Kabupaten Badung yang selanjutnya disebut FKDM adalah wadah bagi elemen masyarakat yang dibentuk dalam rangka menjaga dan memelihara kewaspadaan dini masyarakat di Kabupaten Badung. 7. Bencana adalah peristiwa atau rangakaian peristiwa yang disebabkan oleh perang, alam, ulah manusia dan penyebab lainnya, yang dapat mengakibatkan korban dan penderitaan kerusakan sarana prasarana dan fasilitas umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan penghidupan masyarakat. 8. Desa Pekraman adalah kesatuan masyarakat hukum adat di Kabupaten Badung yang mempunyai satu kesatuan tradisi dan tata krama pergaulan hidup masyarakat umat hindu secara turun temurun dalam ikatan Kahyangan Tiga atau Kahyangan Desa yang mempunyai wilayah tertentu dan harta kekayaan sendiri serta berhak mengurus rumah tangganya sendiri. BAB II TUGAS DAN KEWAJIBAN BUPATI DALAM PENYELENGGARAAN KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT Pasal 2 (1). Penyelenggaraan kewaspadaan dini masyarakat di Kabupaten menjadi tanggungjawab dan dilaksanakan oleh masyarakat yang difasilitasi dan dibina oleh Pemerintah Kabupaten. (2) Penyelenggaraan kewaspadaan dini masyarakat di Kecamatan menjadi tanggungjawab dan dilaksanakan oleh masyarakat yang difasilitasi dan dibina oleh Pemerintah Kecamatan. (3) Penyelenggaraan kewaspadaan dini masyarakat di Desa dan Kelurahan menjadi tanggungjawab dan dilaksanakan oleh masyarakat yang difasilitasi dan dibina oleh Pemerintahan Desa dan Kelurahan. Pasal 3 (1) Fasilitas dan pembinaan kewaspadaan dini masyarakat sebagai mana dimaksud dalam ayat ( 1 ) menjadi tugas dan kewajiban Bupati. (2) Pelaksanaan tugas penyelenggaraan Kewaspadaan Dini sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat( 2 ) dibantu oleh Badan Kesatuan Bangsa,Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Badung bekerjasama dengan instansi terkait. (3) Pelaksanaan tugas penyelenggaraan Kewaspadaan Dini sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat( 3 ) dibantu oleh Kecamatan bekerjasama dengan instansi terkait.

4 Pasal 4 (1) Fasilitas dan pembinaan kewaspadaan dini masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat ( 2 ) menjadi tugas dan kewajiban Camat. (2) Pelaksanaan tugas penyelenggaraan kewaspadaan dini masyarakat di wilayah kecamatan dilaksanakan oleh Camat (3) Fasilitas dan pembinaan kewaspadaan dini masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat ( 3 ) menjadi tugas dan kewajiban Perbekel / Lurah. (4) Pelaksanaan tugas penyelenggaraan kewaspadaan dini masyarakat di wilayah Desa dan Kelurahan dilaksanakan oleh Perbekel /Lurah. Pasal 5 (1) Tugas dan kewajiban Bupati Badung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat ( 1 ) meliputi : a. membina dan memelihara ketentraman, ketertiban, dan perlindungan masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terjadi bencana, baik bencana perang, bencana alam maupun bencana ulah menusia; b. mengkoordinasikan kegiatan instansi vertikal di Daerah dalam penyelenggaraan kewaspadaan dini masyarakat ; dan c. mengkoordinasikan Camat, Perbekel/Lurah dalam Penyelenggaraan kewaspadaan dini masyarakat. (2) Pelaksanaan Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf b dan c dilegasikan kepada Wakil Bupati. Pasal 6 (1) Tugas dan Kewajiban Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat ( 1 ) meliputi : a. Membina dan memelihara ketentraman, ketertiban, dan perlindungan masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terjadi bencana, baik bencana perang, bencana alam maupun bencana ulah manusia; b. Mengkoordinasikan Perbekel/Lurah dalam penyelenggaraan kewaspadaan dini masyarakat; c. Mengkoordinasikan kegiatan instansi di tingkat kecamatan dalam penyelenggaran kewaspadaan dini masyarakat; d. Mengkoordinasikan tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, anggota Satlinmas, anggota Polmas dan elemem masyarakat lainnya dalam kegiatan di bidang ketentraman ketertiban dan perlindungan masyarakat, dengan meningkatkan kewaspadaan masyarakat di wilayah kecamatan.

5 (2) Tugas dan Kewajiban Perbekel/Lurah sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat ( 3 ) meliputi: a. Membina dan memelihara ketentraman, ketertiban, dan perlindungan masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana, baik bencana perang, bencana alam maupun bencana ulah manusia; b. Mengkoordinasikan tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, anggota Satlinmas, anggota Polmas dan elemen masyarakat lainnya dalam kegiatan dibidang ketentraman ketertiban dan perlindungan masyarakat, dengan meningkatkan kewaspadaan masyarakat di desa / kelurahan. BAB III FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT Pasal 7 (1) FKDM di bentuk di Kabupaten, Kecamatan, Desa dan Kelurahan. (2) Pembentukan FKDM di tingkat Kabupaten yang dilakukan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah Daerah. (3) Pembentukan FKDM di tingkat Kecamatan yang dilakukan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah Kecamatan. (4) Pembentukan FKDM di tingkat Desa dan Kelurahan yang dilakukan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah Desa dan Pemerintah Kelurahan. (5) FKDM sebagai mana dimaksud pada ayat ( 1 ) memiliki hubungan yang bersifat konsultatif. Pasal 8 (1) Keanggotaan FKDM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat ( 2 ) terdiri atas wakil-wakil ormas, perguruan tinggi, lembaga pendidikan lain, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan elemen masyarakat lainnya; (2) Masa kerja FKDM sebagai mana dimaksud pada Pasal 7 ayat ( 1 ) selama 5 ( lima ) tahun; (3) Pembentukan FKDM ditetapkan Keputusan Bupati. Pasal 9 (1) Keanggotaan FKDM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat ( 3 ) terdiri atas wakil-wakil ormas, perguruan tinggi, lembaga pendidikan lain, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan elemen masyarakat lainnya; (2) Masa kerja FKDM sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) selama 5 ( lima ) tahun; (3) Pembentukan FKDM ditetapkan oleh Camat atas nama Bupati.

6 Pasal 10 (1) Keanggotaan FKDM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat ( 4 ) terdiri atas wakil-wakil ormas, perguruan tinggi, lembaga pendidikan lain, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan elemen masyarakat lainnya; (2) Masa kerja FKDM sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) selama 5 ( lima ) tahun; (3) Pembentukan FKDM Kelurahan ditetapkan oleh Lurah atas nama Bupati dan Pembentukan FKDM di Desa di tetapkan oleh Keputusan Kepala Desa/Perbekel. Pasal 11 (1) FKDM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat ( 2 ) mempunyai tugas: a. menjaring, menampung, mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan data dan informasi dari masyarakat mengenai potensi ancaman keamanan, gejala atau peristiwa bencana dalam rangka upaya pencegahan dan penanggulangannya secara dini ; dan b. memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan kepada Bupati mengenai kebijakan yang berkaitan dengan kewaspadaan dini masyarakat. (2) FKDM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat ( 3 ) mempunyai tugas: a. menjaring, menampung, mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan data dan informasi dari masyarakat mengenai potensi ancaman keamanan, gejala atau peristiwa bencana dalam rangka upaya pencegahan dan penanggulangannya secara dini ; dan b. memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan kepada Camat mengenai kebijakan yang berkaitan dengan kewaspadaan dini masyarakat. (3) FKDM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat ( 4 ) mempunyai tugas: a. menjaring, menampung, mengkoordinasikan data dan informasi dari masyarakat mengenai potensi ancaman keamanan, gejala atau peristiwa bencana dalam rangka upaya pencegahan dan penanggulangannya secara dini ; dan b. memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan kepada Perbekel/Lurah mengenai kebijakan yang berkaitan dengan kewaspadaan dini masyarakat.

7 BAB IV DEWAN PENASEHAT Pasal 12 (1) Dalam rangka pembinaan FKDM, dibentuk Dewan Penasehat FKDM di Tingkat Kabupaten, Kecamatan, Desa dan Kelurahan. (2) Dewan Penasehat sebagaimana pada ayat (1) mempunyai tugas: a. menbantu Pemerintah merumuskan kebijakan dalam memelihara kewaspadaan dini masyarakat; dan b. memfasilitasi hubungan kerja antara FKDM dengan Pemerintah dalam memelihara kewaspadaan dini masyarakat. (3) Pembentukan Dewan Penasehat FKDM di Tingkat Kabupaten ditetapkan dengan susunan keanggotaan : a. Ketua : Wakil Bupati Badung b. Sekretaris : Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Badung. c. Anggota : 1. Unsur Kepolisian Daerah Kabupaten Badung. 2. Unsur TNI 3. Unsur BINDA Bali di Wilayah Kabupaten Badung. 4. Unsur Perangkat Daerah terkait 5. Unsur Majelis Madya Desa Pakraman (4) Pembentukan Dewan Penasehat FKDM di Tingkat Kabupaten ditetapkan dengan susunan keanggotaan : a. Ketua : Camat b. Sekretaris : Sekretaris Camat c. Angota : Pejabat terkait di tingkat Kecamatan (5) Pembentukan Dewan Penasehat FKDM di Tingkat Kabupaten ditetapkan dengan susunan keanggotaan : a. Ketua : Perbekel/Lurah b. Sekretaris : Sekretaris Desa/Lurah d. Angota : Pejabat terkait di tingkat Desa/Kelurahan BAB IV PENGAWASAN DAN PELAPORAN Pasal 13 Dalam rangka penyelenggaraan kewaspadaan dini, Bupati melakukan pengawasan Camat, Perbekel/Lurah dan instansi terkait di Daerah.

8 Pasal 14 (1) Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan kewaspadaan dini dan pembentukan FKDM dilaporkan oleh Bupati kepada Gubernur. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara berkala setiap 6 (enam) bulan pada bulan januari dan Juli dan sewaktu-waktu bila diperlukan. (3) Dalam keadaan mendesak, mekanisme pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat disampaikan secara lisan, dengan ketentuan tetap segera menyampaikan laporan dan tembusannya secara hirarkhi. BAB V PENDANAAN Pasal 15 Pendanaan bagi penyelenggara Kewaspadaan Dini Masyarakat didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati Badung ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Badung Diundangkan di Mangupura Pada Tanggal 14 Agustus 2012 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BADUNG ttd. KOMPYANG R.SWANDIKA. Ditetapkan di Mangupura Pada tanggal 14 Agustus 2012 BUPATI BADUNG ttd. ANAK AGUNG GDE AGUNG BERITA DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2012 NOMOR 57

9